Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INTEGRASI NASIONAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : NUR ANAMI
PUTRI WAHYUNI
REFI FAUZAH
RISKA
LELI
PRODI : PGMI
SEMESTER :1
DOSEN PENGAMPUH :GALIH ORLANDO, S.Pdi, SH, Mkn

STITA AL-BUKHARY LABUHAN BATU


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Integrasi Nasional dengan baik dan
lancar .

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan serta


membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap Integrasi
Nasional. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan , pembahasan
masalah , serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini .

Makalah Integritas Nasional ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini . Dengan
makalah ini , diharapkan pembaca dapat memahami mengenai hak dan kewajiban
sebagai anggota warga negara .

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca . Saran dan kritik sangat
penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini .

Rantauprapat, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................2
2.1  Pengertian Integrasi Nasional.............................................................2
2.2  Macam-Macam Integritas Nasional...................................................2
2.3 Faktor-Faktor Integrasi Nasional ......................................................3
2.4 Hambatan,Tantangn,Ancaman Dan Gangguan Integrasi Nasional ...4
2.5 Cara Meningkatkan Integrasi Nasional..............................................11
BAB III PENUTUP ..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................12
3.2 Saran ..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.        Latar belakang


Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang,
anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang
tradisional. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita
mengenai proses kebudayaan tentang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan
hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan
kita baik terhadap sesama maupun Negara. Masing-masing Individu lebih
mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa peduli terhadap sesamanya.
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi nasional.
Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa persatuan yang tinggi,
baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.
Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang makna Integrasi Nasional, serta
penyebab terjadinya integrasi nasional dan upaya yang harus dilakukan dalam integrasi
nasional.

1.2.        Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahatan yang terkait dengan
Integrasi Nasional diantaranya :
1.      Definisi Integrasi Nasional menurut bahasa?
2.      Jelaskan gambaran realitas Indonesia yang plural dan multikultural?
3.      Faktor apa saja yang dapat mengancam Integrasi?
4.      Upaya apa yang harus dilakukan dalam membangun integrasi?
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan
bangsa Indonesia.
Makna integrasi nasional integrasi nasional berasal dari kata integrasi yang
artinya menyatu dan nasional yang berarti kebangsaan integrasi nasional berarti
penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat- masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

2.2 Macam-Macam Integrasi

a.       Integrasi kebudayaan


b.      Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling berbeda
dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi
masyarakat
c.       Integrasi nasional Proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling berbeda
dalam kehidupan di masyarakat secara nasional sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut
2

2.3 Faktor-Faktor Integrasi Nasional


1.  Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:

a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan


dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan


perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan
oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan
e. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya,
bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

2.    Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:


a.  Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama
yang dianut, ras dan sebagainya.
b. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
c.  Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
e.  Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
3
2.4 Hambatan , Tantangan , Ancaman , dan Gangguan Integrasi Nasional

A.    Hambatan Integrasi Nasional


Hambatan merupakan usaha yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat atau
bertujuan untuk melemahkan ataau menghalangi secara konsepsional keinginan atau
kemajuan yang ingin dicapai.
Ada beberapa Faktor yang menjadi Penghambat Integrasi Nasional di Indonesia adalah
sebagai berikut:

1.      Masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam (heterogen) dalm faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,bahasa daerah,agama
yang dianut ras,dan sebagainya.
2.      Wilayah yang begitu luas,terdiri dari ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas.
3.      Besarnya ancaman,tantangan,halangan dan gangguan yang menrongrong
keutuhan,kesatuan dan persatuan bangsa,baik yang berasal dari luar maupun dalam
negeri.
4.      Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan menimbulkan
berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di kalangan masyarakat.dampaknya akan
timbul dalam berbagai gejalah seperti SARA,gerakan separatisme dan kedaerahan,atau
demontrasi dan unjuk rasa.
5.      Adanya paham "etnosentrisme" di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan sebaliknya menganggap rendah budaya suku
bangsa yang lainnya.
6.      Lemahnya nila-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa,baik melewati kontak langsung maupun tak
langsung.Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,sedangkan kontak
tak langsung antara lain melalui media cetak (majalah dan tabloid) atau media
elektronika (televisi,tape recorder,film,radio).hal itu akan berdampak adanya
westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan,pergaulan bebas,penyalahgunaan narkotika
dan lain sebagainya.
4
B.     Ancaman dan Tantangan Integrasi Nasional
Pengertian Ancaman

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri
yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.

Ancaman dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nonmiliter

1.      Ancaman militer =>ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta


terorganisir dan sangat berbahaya.
a.       Bentuk ancaman militer :
1. perang saudara

2. agresi wilayah

3.sabotase untuk merusak instalasi militer

4. pemberontakan militer

5. pelanggaran wilayah oleh negara lain

2.      Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu akan
membahayakan bangsa.
a. Bentuk ancaman nonmiliter :
1. penyalahgunaan narkoba
2. korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
3. perusakan lingkungan
4. kemiskinan
5. kebodohan
6. lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa
3.      Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri
dan dari luar negeri
a.       Ancaman dari dalam negeri berupa :
1. kerusuhan
2. pemaksaan kehendak
3. pemberontakan bersenjata
4. keinginan untuk mengubah ideologi
5

b. Ancaman dari luar negeri berupa :

1.      penguasaan wilayah indonesia


2.      pencurian kelayaan alam
3.      penyelundupan barang
4.      masuknya pesawat asing ke wilayah indonesia

Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain


dan dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrative seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik (ideology nasionalisme yang
dapat menjembatani perbedaan etnik yang tajam, Sedangkan partai etnik tidak berhasil)
harus tetap dilaksanakan dengan mengngat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi
dari masyarakat kita yang majemuk.
Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui state building dilandasi oleh pemikiran
seorang ilmuwan Benedict Anderson, yang menganggap nasionalisme sebagai ideologi
yang membentuk suatu masyarakat imajiner (imagined communities). Dalam
masyarakat imajiner menjadi masyarakat riil juga membuktikan kebenaran teori Geertz
tentang perlunya lembaga-lembaga pemersatu, sehingga ketika pencetus ideology
nasionalisme para founding father sudah meninggal, negara bangsa masih tetap bertahan
dan tidak terjadi disintegrasi. Uraian secara singkat tentang lembaga pemersatu yang
dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :

1.   Birokrasi sipil dan militer


Lembaga integrative yang paling dominant dan paling penting yang mutlak
diperlukan adalah kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai
penguasaan dan monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat
utama sistem persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun
negara bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum
militer di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir (mean of the last resort)
mempertahankan kebutuhan negara bangsa.
6
Hal ini dapat dilihat sikap keras dari militer terhadap gerakan-gerakan separatis
maupun kedaerahan (primodialisme), sebagai contoh kudeta militer di Pakistan di
bawah Jenderal Musharaf, kepulauan Fiji, Rusia di bwah Presiden Vladimir Putin
menghadapi separatis Chechnya, dan Srilanka menghadapi gerilyawan etnik Tamil serta
TNI dan Polri menghadapi gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan di Indonesia
mulai dari RMS tahun 1950, sampai masalah GAM di Aceh dan Papua Merdeka di
Papua.
Dalam suasana demokratisasi, pengunaan kekuatan militer terhadap gerakan
separatis dapat menimbulkan ambivalensi karena pada proses demokrasi, kegiatan
separatisme yang dilakukan tanpa kekerasan adalah sesuatu yang legal. Contoh nyata
adalah kasus Quebec di Kanada yang sudah dua kali melakukan referendum untuk
memisahkan diri tetapi tidak berhasil. Referendum yang berhasil terjadi di Indonesia,
yakni jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999 yang dimenangkan oleh kelompok pro
kemerdekaan. Jajak pendapat di Timor Tiimur sebetulnya bukan yang pertama kali
untuk Indonesia, karena kita pernah menyelenggarakan Act of free choice (penentuan
pendapat rakyat – perpera) di Irian jaya tahun 1969 bersama PBB, yang berhasil
mendapat dukungan untuk bersatu dengan Indonesia. Contoh Jajak pendapat serupa
terjadi di Sabah dan Serawak tahun 1963 yang setuju bergabung dengan semenanjung
Malaya untuk membentuk negara Malaysia.
Selain birokrasi militer, proses state building juga mencakup birokrasi sipil yang
mempunyai tugas utama menarik pajak dan menyediakan bahan Pokok khususnya
bahan Makanan (aparatur pajak sebagai bentuk yang paling tradisional dari demokrasi).
Penyediaan bahan Makanan harus tersedia dengan cukup untuk mencegah terjadinya
“huruhara kelaparan pangan” atau food riots, yang dalam sejarah dapat di contohkan
dengan revolusi Prancis tahun 1789 dan revolusi Rusia tahun 1917. Indonesia juga
pernah mengalami food riots yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan orde baru
tahun 1998 akibat krisis moneter Sejak tahun 1997. Krisis pangan dan moneter juga
meruntuhkan pemerintahan di Muangthai dan Korea Selatan, Sedangkan yang selamat
hanya Malaysia di bawah PM Mahathir Mohammad.
Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan jabatan
eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen..
7
2.   Partai Politik.
Lembaga partai politik di Indonesia merupakan perwujudan dari ideology
nasionalisme yang paling berhasil. Ideologi nasionalisme yang dibawakan oleh Partai
Politik di Indonesia cukup berhasil, partai politik yang berideologi nasionalisme dapat
menjembatani perbedaan etnik yang tajam, ini dapat dibuktikan oleh sejarah bahwa
partai politik yang berazaskan etnik boleh dikatakan kurang berhasil bahkan gagal total.
sebagai contoh pada Pemilu 1999 Partai Tionghoa Indonesia gagal dibandingkan partai
Bhineka Tunggal Ika yang keduanya berorientasi etnik Tionghoa, dimana partai
Bhineka Tunggal Ika yang majemuk berhasil memperoleh satu kursi di DPR.
Sedangkan pada Pemilu tahun 1955 yang agak berhasil hanya Partai Persatuan Dayak di
Kalimantan Barat Sedangkan Partai etnik lainnya di Jawa Barat gagal memperoleh kursi
di DPRD maupun DPR.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan
sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan sistem
proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai politik
mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang minoritas.
Kita juga dapat memetik pelajaran dan pengalaman kisah sukses PAP di Singapura
menunjukkan keberhasilan kebijakan rekrutmen dari Lee Kuan Yew dalam
mengakomodir ketiga etnik yang ada di luar etnik mayoritas Tionghoa yakni etnik
Melayu, India dan Indo (Eurasian). Bagaimana dengan Pemilu 2009 nanti ?

3.   Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional terutama karena sifatnya
yang menciptakan elite nasional yang kohesif. Pendidikan nasional mulai dari SD
sampai Perguruan Tinggi, menjadi alat pemersatu baik melalui kurikulum nasiional,
bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen siswa, mahasiswa maupun tenaga pengajar
yang bersifat nasional. Dalam suasana otonomi daerah sekarang ini diusahakan adanya
ujian lokal tetapi yang berstandar nasional, demikian juga walaupun ada ide untuk
menambah muatan kurikulum lokal/kedaerahan, namun tetap kurikulum inti
mengajarkan ilmu sosial dan humaniora yang bersifat integratif dan nasional.
8
Sifat integratif lainnya adalah pemakaian bahasa pengantar yakni bahasa Indonesia
sebaga bahasa nasional disamping penggunaan bahasa lokal/daerah yang diberlakukan
untuk pendidikan tingkat SD/SLTP. Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam
sistem nasional dan sosialisasi yang sama untuk seluruh warga negara.
Sedangkan alat integrasi yang lain adalah rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga
pengajar yang bersifat nasional dan multi etnik, sehingga terjadi proses komunikasi,
sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan
tenaga pengajar. Adanya perguruan tinggi pada tahun 1920 di Jakarta dan di berbagai
kota besar maupun di setiap ibukota propinsi dan dianggap sebagai embrio terbentuknya
komunitas nasional yang bersifat multi etnik, berbicara dengan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar dan berkeinginan terbentuknya negara Indonesia.

4.   Kemajuan Komunikasi dan Transportasi.


Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa lainnya
yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh kabupaten-
kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke daerah lainnya.
Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami perkembangan pesat sejak
pemerintahan orde baru sampai sekarang, seiring dengan modernisasi telekomunikasi
yang dipelopori oleh Telkom dan Indosat. Sifat integratif dari telepon ini dibuktikan
dengan banyaknya percakapan interlokal antar kota yang mencakup rata-rata 30 % dari
biaya langganan telepon perbulan.
Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya
mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.
9
C.    Gangguan Integrasi Nasional

1.      Geografi.
o   Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang
paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau
daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah
wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
2.      Demografi.
o   Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang
tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih
rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
3.      Kekayaan Alam.
o   Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang
tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena
hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi
kerusakan  akibat dari pengelolaan.
4.      Ideologi.
o   Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di
negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang
dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab
itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman
masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.
5.      Politik.
Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan
pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya
timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan
pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik
antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang
tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
10
6.      Ekonomi.
o   Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk
hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin
lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk
mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7.      Sosial Budaya.
o   Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila
tidak ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni
konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif
terbelakang.
8.      Pertahanan Keamanan.
o   Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi
dari seluruh permasalahan aspek asta gatra  itu sendiri.   Dilain pihak turunnya wibawa
TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh
penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat
pertahanan dan keamanan negara.

2.5 Cara Meningkatkan Integrasi Nasional

a)      Membangun dan menghidupkan komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu
b)      Membangun kelembagaan di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan norma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan
c)      penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam
suatu identitas nasional
d)     mengembangkan perilaku integrasi di indonesia dengan upaya bekerja sama dalam
organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan
organisasi e) meningkatkan integrasi nilai indonesia ada dalam pancasila dan UUD
1945 sebagai sistem
11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Integrasi nasional berasal dari kata integrasi yang artinya menyatu dan nasional
yang berarti kebangsaan integrasi nasional berarti penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau
memadukan masyarakat- masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa.

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan


yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan
bangsa Indonesia.

3.2 Saran

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan


yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. 
12

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/integritas

http://id.wikipedia.org/wiki/nasional
13

Anda mungkin juga menyukai