Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU ALQURAN DAN PERKEMBANGAN NYA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : REFI FAUZAH


SEMESTER :I
PRODI : PGMI

STITA AL-BUKHARI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat
dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan, dengan ini penulis mengangkat judul “Ulumul Quran dan
Perkembangannya”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Rantauprapat, September 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  .......................................................................................i       
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I       PENDAHULUAN.............................................................................1
A.    Latar Belakang.................................................................................1
B.    Rumusan Masalah.............................................................................1
BAB II       PEMBAHASAN...............................................................................2
A.    Pengertian ulumul quran....................................................................2
B.     Sejarah perkembangan ulumul quran...............................................3
BAB III    PENUTUP..........................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Betapa pun awamnya seorang muslim/muslimat, niscaya is tahu dan memang
memang harus tahu bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama yang dianutnya
(Islam) ialah al-Qur’an al-Karim. Baru kemudian didikuti dengan al-Hadsits/al-Sunnah
sebagai sumber penting kedua agama Islam. Beberapa hari menjelang wafatnya, Nabi
Muhammad SAW berwasiat kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua
sumber ajaran Islam tersebut (al-Qur’an dan al-Sunnah).
            Mempelajari buku-buku keagamaan yang lain semisal kalam, fiqih, dan
khususnya hadits juga penting, tetapi betapa pun banyaknya buku-buku keagamaan dan
keislaman yang tumbuh dan berkembang dewasa ini, semangat untuk mempelajari ilmu-
ilmu al-Qur’an janganlah diabaikan. Inilah beberapa pokok pikiran yang menjadi dasar
utama bagi penulis.

B.   Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian Ulumul quran


2. Menjelaskan ruang lingkup dan objek ulumul quran
3. Mmenjelaskan sejarah perkembangan ulumul quran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ulumul Quran


         Kata ulum Qur’an tersusun dari dua kata secara idhofi, yaitu terdiri
dari mudhof dan mudhof ilaih, kata ulum diidhofahkan pada al-Qur’an. Dari dua unsur
kata tersebut maka didapat makna ulum dan al-Qur’an dan menjadi kalimat ulumul-
Qur’an.
1.       Arti kata ulum
           Kata ulum secara etimologi adalah merupakan jamak dari ilmu, kata ilmu itu
sendiri adalah mashdar  yang mempunyai arti pengetahuan atau pemahaman.
2.      Arti kata al-Qur’an
            Secara etimologi kata al-Qur’an merupakan mashdar dari kata qaraa yang
maknanya sama dengan kata qiraah yang berarti bacaan, kemudian diberi makna
sebagai isim maful yaitu maqru yang artinya ‘yang dibaca’. Pemaknaan ini
sebagaimana diisyaratkan dari QS. al-‘Alaq yang merupakan perintah kepada umat
manusia untuk membaca (iqra), penamaannya termasuk katagori ‘tasmiyah al-maful bil
mashdar’ (penamaan isim maful dengan mashdar). Penamaan ini merujuk pada QS al-
Qiyamah (75) ayat 17-18 :
Artinya  : 17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. 18. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
              Dari segi terminologinya al-Qur’an di definisikan para pakar ushul fiqih, fiqih
dan bahasa Arab adalah sebagai : ‘Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang lapazh-lafazhnya mengandung mukjijat, membacanya
mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada
mushaf, mulai dari surat al-Fatihah (1) sampai akhir surat an-Nas (114)
            Definisi al-Quran yang dikemukakan para ulama yang maknanya mampu
membedakan dengan definisi yang lain adalah :
‫القرآن هو كالم هللا المنزل على محمد عليه السالم المتعبد بتالوته‬
Artinya : Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhamad
saw. Yang pembacanya merupakan suatu ibadah`.

2
B.    Sejarah Perkembangan Ulumul Quran
             Sejarah perkembangan ulumul-Quran dimulai menjadi beberapa fase, dimana
tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga
ulumul-Qquran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus
pula. Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan ulumul-Quran.

1.      Ulumul-Qur’an pada masa Rasulullah SAW.


           Embrio awal ulumul quran pada masa ini berupa penafsiran ayat Al-Quran
langsung dari Rasulullah SAW kepada para sahabat, begitu pula dengan antusiasime
para sahabat dalam bertanya tentang makna suatu ayat, menghafalkan dan mempelajari
hukum-hukumnya.
a.       Rasulullah SAW menafsirkan kepada sahabat beberapa ayat.
           Dari Uqbah bin Amir ia berkata : " aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkata diatas mimbar, "dan siapkan untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu
sanggupi (Anfal :60 ), ingatlah bahwa kekuatan disini adalah memanah" (HR Muslim)
b.      Antusiasme sahabat dalam menghafal dan mempelajari Al-Quran.
            Diriwayatkan dari Abu Abdurrrahman as-sulami, ia mengatakan : " mereka yang
membacakan qur'an kepada kami, seperti Ustman bin Affan dan Abdullah bin Mas'ud
serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila belajar dari Nabi sepuluh ayat
mereka tidak melanjutkannya, sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada
didalamnya, mereka berkata 'kami mempelajari qur'an berikut ilmu dan amalnya
sekaligus.'"
c.       Larangan Rasulullah SAW untuk menulis selain qur'an, sebagai upaya menjaga
kemurnian AlQuran.
               Dari Abu Saad al- Khudri, bahwa Rasulullah SAW berkata: Janganlah kamu
tulis dari aku; barang siapa menuliskan aku selain qur'an, hendaklah dihapus. Dan
ceritakan apa yang dariku, dan itu tiada halangan baginya, dan barang siapa sengaja
berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka."(HR Muslim)
2.      Ulumul-Qur’an pada masa khalifah
              Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul-Quran mulai
berkembang pesat, di antaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana
berikut:

3
a.       Khalifah Abu Bakar  :dengan Kebijakan Pengumpulan/Penulisan Al-Quran yg
pertama  yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin Tsabit
b.      Kekhalifahan Usman Ra : dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu
mushaf, dan hal itupun terlaksana.
c.       Kekalifahan Ali Ra :dengan kebijakan perintahnya kepada  Abu 'aswad Ad-Du'ali
meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan
memberikan ketentuan harakat pada qur'an. Ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu
I'rabil Qur'an.
3.      Ulumul-Qur’an pada masa sahabat dan tabi’in
a.      Peranan Sahabat dalam Penafsiran Al-Quran dan Tokoh-tokohnya. 
       Diantara para Mufasir yang termashur dari para sahabat adalah: Empat orang
Khalifah ( Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali )
1.      Ibnu Masud,
2.      Ibnu Abbas,
3.      Ubai bin Kaab,
4.      Zaid bin sabit,
5.      Abu Musa al-Asy'ari dan
6.      Abdullah bin Zubair.
b.      Peranan Tabi'in dalam penafsiran Al-Quran dan Tokoh-tokohnya
1.      Murid Ibnu Abbas di Mekah yang terkenal ialah, Sa'id bin Jubair, Mujahid, 'iKrimah
bekas sahaya ( maula ) Ibnu Abbas, Tawus bin kisan al Yamani dan 'Ata' bin abu
Rabah.
2.      Murid Ubai bin Kaab, di Madinah : Zaid bin Aslam, abul Aliyah, dan Muhammad bin
Ka'b al Qurazi.
3.      Abdullah bin Masud di Iraq yang terkenal :  'Alqamah bin Qais, Masruq al Aswad bin
Yazid, 'Amir as Sya'bi, Hasan Al Basyri dan Qatadah bin Di'amah as Sadusi.
             Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu tafsir, ilmu Gharibil
Qur'an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki wal madani dan imu Nasikh dan Mansukh,
tetapi semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara didiktekan (imla).
4.      Masa Pembukuan (tadwin)
           Perkembangan selanjutnya dalam ulumul-Quran adalah masa pembukuan
ulumul- Quran, pembukuan ini melewati beberapa perkembangan sebagai berikut :

4
a.      Pembukuan tafsir Al-Quran menurut riwayat dari hadits, Sahabat dan tabi'in
            Pada abad kedua hijriah tiba masa pembukuan ( tadwin ) yang dumulai dengan
pembukuan hadist denga segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga
menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir.
b.      Pembukuan tafsir berdasarkan susunan ayat
            Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka menyusun tafsir
Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal diantara
mereka ada Ibn Jarir at Tabari ( wafat 310 H ).
c.       Munculnya pembahasan cabang-cabang ulumul-Quran selain tafsir
          Disamping ilmu tafsir, lahir pula karangan yang berdiri sendiri mengenai pokok-
pokok pembahasan tertentu yang berhubungan dengan al-Quran, dan hal ini sangat
diperlukan oleh seorang mufasir, di antaranya :
1)      Ulama abad ke-3 Hijri
a)      Ali bin al Madini (wafat 234 H) guru Bukhari, menyusun karangannya mengenai
asbabun nuzul
b)      Abu 'Ubaid al Qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang Nasikh Mansukhdan
qira'at.
c)      Ibn Qutaibah (wafat 276 H) menyusun tentang problematika al-Quran (musykilatul
quran).
2)      Ulama Abad Ke-4 Hijri
a)      Muhammad bin Khalaf bin Marzaban (wafat 309 H) menyusun al- Hawi fa 'Ulumil
Qur'an.
b)      Abu muhammad bin Qasim al Anbari (wafat 751 H) juga menulis tentang ilmu-ilmu
al-Qur'an.
c)      Abu Bakar As Sijistani (wafat 330 H) menyusun Garibul Qur'an.
d)     Muhammad bin Ali bin al-Adfawi (wafat 388 H) menyusun al Istigna' fi 'Ulumil
Qur'an.
3)      Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya
a)      Abu Bakar al Baqalani (wafat 403 H) menyusun i'jazul-Qur'an,
b)      Ali bin Ibrahim bin Sa'id al Hufi (wafat 430 H) menulis mengenai i'rabul-Qur'an.
c)      Al Mawardi (wafat 450 H) menegenai tamsil-tamsil dalam al-Qur'an (amsalul-
Qur'an).

5
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
          Kata u`lum jamak dari kata i`lmu. i`lmu berarti al-fahmu wal idraak (faham dan
menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka
ragam yang disusun secara ilmiah.
           Ulumul Qur’an secara etimologi adalah ilmu-ilmu tentang al-Qur’an, ilmu
dengan pengertian pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-Quran
        Pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an sangat luas  al-Imam al-Sayuthi dalam bukunya
‘al-Itqan fi ’Ulum  Al-Qur’an, menguraikan sebanyak 80 cabang, dan setiap cabang
masih dapat diperinci lagi menjadi beragam cabang lagi. Menurut Dr. M. Quraish
Shihab, materi-materi cakupan ‘Ulum fsirt al-Qur’an dapat dibagi dalam 4 (empat)
komponen :

1.      Pengenalan Terhadap Al-Qur’an


2.      Kaidah-kaidah tafsir
3.      Metode-metode tafsir
4.      Kitab-Kitab tafsir dan para mufassir.
          Sejarah perkembangan ulumul-Quran dimulai menjadi beberapa fase, dimana
tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga
ulumul-Qquran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus
pula. Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan ulumul-Quran.

1.      Ulumul-Qur’an pada masa Rasulullah SAW.


2.      Ulumul-Qur’an pada masa khalifah
3.      Ulumul-Qur’an pada masa sahabat dan tabi’in
4.      Masa Pembukuan (tadwin)
5.      Ulumul-Qur’an pada masa modern (kontemporer)
6
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abu Anwar, M.Ag, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, Penerbit Amzah, Oktober
2005.
Anwar R, 2007. Ulum Al-qur’an. Pustaka Setia. Bandung
Departemen Agama RI, Al-Qur’an  dan terjemahnya. Cet. V; Bandung: CV.
Diponegoro, 2005.
Dr. Rosihon Anwar, M.ag, Ulumul Quran. Pustaka Setia, Bandung, 2008
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali. Ulumul Quran I,Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Ahmad Syadali. ‘Ulumul Qur’an I. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Kamaluddin Marzuki, Ulumul Quran, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1994
Muhammad ali Ash-Shabuuny, Studi Ilmu Al-Quran, Bandung : CV Pustaka Setia, h.
15
7

Anda mungkin juga menyukai