Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DINAMIKA DAN TANTANGAN

INTEGRASI NASIONAL

KELAS 1B D4
KELOMPOK 3:
1. Muh Sabir Almarya(41223026)
2. Muhammad Fajrin Maulana(41223030)
3. Naswa Nadlifah(41223036)
4. Andhini Anna’(41223044)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


D4 – JASA KONSTRUKSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini. Makalah yang berjudul “Dinamika dan

Tantangan Integrasi Nasional” ini kami susun dalam rangka memenuhi

salah satu tugas Pendidikan Kewarganegaraan kami yang diajarkan oleh

Bapak Dr. Dahsan Hasan S.H, M.H.

Kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini

sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tak lupa kami

memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat

pada makalah yang kami susun. Maka dari itu, kami mengharap kritik

ataupun saran dari para pembaca agar ke depannya makalah yang kami

susun dapat lebih baik lagi.

Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

memberikan kontribusi kecil bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Makassar, 6 September 2023

Penyusun

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................3
BAB I .............................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................6
BAB II ............................................................................................................................7
PEMBAHASAN ............................................................................................................7
2.1 Landasan Teori .....................................................................................................7
1. Pengertian Integrasi Nasional .............................................................................7
2. Syarat Terjadinya Integrasi Nasional ..............................................................9
3. Faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat Terjadinya Integrasi
Nasional.....................................................................................................................9
2.2 Analisis Masalah ............................................................................................. 11
1. Dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui masyarakat Indonesia... 11
2. Dinamika Integrasi Nasional dalam lingkup “Mahasiswa” ........................... 15
3. Tantangan Integrasi Nasional masyarakat Indonesia dan Mahasiswa
sekarang dan dimasa yang akan datang ............................................................. 16
BAB III ......................................................................................................................... 21
PENUTUP ................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 21
3.2 SARAN .............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Integrasi nasional merupakan sebuah konsep yang sangat

penting bagi keberlangsungan negara Indonesia. Integrasi nasional

bertujuan pada terciptanya keutuhan bangsa melalui penciptaan

konteks di antara berbagai kelompok yang memiliki perbedaan

suku, agama, budaya, dan bahasa. Namun, integrasi nasional di

Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan dinamika

yang perlu diatasi. Beberapa tantangan tersebut antara lain adalah

keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa, perbedaan

ekonomi dan pembangunan, dan konflik horizontal. Tantangan-

tantangan tersebut dapat mempengaruhi integrasi nasional dan

mengancam keutuhan bangsa.

Salah satu tantangan utama dalam integrasi nasional di

Indonesia adalah keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa.

Indonesia memiliki lebih dari 300 suku, agama, budaya, dan

bahasa yang berbeda-beda. Keberagaman ini menjadi salah satu

kekuatan Indonesia, namun juga menjadi tantangan dalam

membangun integrasi nasional. Perbedaan antara kelompok-

kelompok tersebut dapat memicu konflik horizontal dan

memperlemah integrasi nasional.

4
Selain itu, perbedaan perekonomian dan pembangunan

antara daerah satu dengan daerah lain juga menjadi faktor yang

mempengaruhi integrasi nasional. Ketimpangan pembangunan

dapat menimbulkan ketidakadilan dan ketidakpuasan yang dapat

memicu konflik. Konflik horizontal dan perbedaan ekonomi dan

pembangunan dapat memperlemah integrasi nasional dan

mengancam keutuhan bangsa.

Selain tantangan-tantangan tersebut, dinamika integrasi

nasional di Indonesia juga perlu diperhatikan. Dinamika tersebut

meliputi perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang dapat

mempengaruhi integrasi nasional. Perubahan-perubahan tersebut

dapat memperkuat atau memperlemah integrasi nasional.

Oleh karena itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas

dinamika dan tantangan integrasi nasional di Indonesia serta

upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat integrasi

nasional di Indonesia.

5
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui

masyarakat Indonesia?

b) Bagaimanakah dinamika Integrasi Nasional dalam lingkup

Mahasiswa?

c) Bagaimanakah tantangan Integrasi Nasional masyarakat Indonesia

dan Mahasiswa sekarang dan dimasa yang akan datang?

1.3 Tujuan Penulisan


a) Untuk mengetahui dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui

masyarakat Indonesia.

b) Untuk mengetahui dinamika Integrasi Nasional dalam lingkup

Mahasiswa.

c) Untuk mengetahui tantangan Integrasi Nasional masyarakat

Indonesia dan Mahasiswa sekarang dan dimasa yang akan datang.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


1. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan

“nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris,integrate, artinya

menyatupadukan,menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu

kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris,

nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis .

a. Secara Politis

Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai

kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang

membentuk suatu identitas nasional.

b. Secara Antropologis

Integrasi nasional secara antropologis berarti proses

penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga

mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Berikut adalah pendapat para ahli tentang Integrasi

7
1. Myron Weiner

Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok

sosial dan budaya ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka

pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan

adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok

masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.

2. Soedjati Djiwandono

Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan

nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib

sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak

,persatuan nasional akan dibahayakan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional

bangsa Indonesia berarti hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai

suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan

direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui

Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

3. Howard Wriggins

Integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari

suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau

memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak

menjadi satu kesatuan bangsa.

4. Nazaruddin Sjamsuddin

8
Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang

mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik,

ekonomi, dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan

horizontal.

2. Syarat Terjadinya Integrasi Nasional


1. Syarat integrasi nasional adalah anggota masyarakat merasa

kalau mereka bisa dan berhasil mengisi kebutuhan masing-masing

orang.

2. Syarat integrasi nasional adalah terciptanya kesepakatan

bersama mengenai norma-norma dan nilai sosial yang dilestarikan

dan dijadikan pedoman.

3. Syarat integrasi nasional adalah norma-norma dan nilai-nilai

sosial itu dijadikan aturan pasti dalam melakukan integrasi sosial.

3. Faktor Pendorong, Pendukung, dan Penghambat


Terjadinya Integrasi Nasional
a. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional

1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh

faktor sejarah

2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara

yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika .

3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa

Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda

4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya

semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.

9
b. Faktor pendukung integrasi nasional

1. Penggunaan bahasa Indonesia

2. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa,

dan tanah air Indonesia

3. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama,

yaitu Pancasila

4. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi

keagamaan yang kuat

5. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan

penjajahan.

c. Faktor penghambat integrasi nasional

1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat

heterogen

2. Kurangnya toleransi antar golongan

3. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap

4. ancaman dan gangguan dari luar

5. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan

hasil-hasil pembangunan

1
0
2.2 Analisis Masalah
1. Dinamika Integrasi Nasional yang pernah dilalui masyarakat
Indonesia
Sejarah integrasi nasional di Indonesia mencakup 78 tahun sejak

kemerdekaannya, yang menandai periode pertumbuhan dan

pembangunan yang signifikan. Menurut Suroyo (2002), proses integrasi di

Indonesia dapat ditelusuri dari sejarah perkembangannya bahkan

sebelum menjadi bangsa yang merdeka. Suroyo mengidentifikasi tiga

model integrasi yang berbeda sepanjang sejarah Indonesia: ingtegrasi

kerajaan Majapahit, integrasi kolonial, dan integrasi nasional Indonesia.

Model integrasi kerajaan Majapahit mengacu pada integrasi berbagai

masyarakat di bawah kekuasaan kerajaan. Kesultanan berhasil

menyatukan berbagai daerah di bawah satu payung kerajaan untuk

mencapai tujuannya menguasai nusantara. Model ini menyoroti efektivitas

kekuasaan terpusat dalam mencapai integrasi. Sedangkan model

integrasi kolonial mengacu pada integrasi wilayah Indonesia yang

dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Model ini mulai terbentuk

pada awal abad ke-20, ketika Belanda memperluas kekuasaannya dari

Sabang hingga Merauke. Pemerintah kolonial menggunakan berbagai

strategi, termasuk kontrol maritim dan jaringan birokrasi, untuk mendorong

integrasi regional. Model ini menekankan peran pemerintah pusat dalam

membangun integrasi vertikal antara pemerintah pusat dan daerah.

Terakhir, model integrasi nasional Indonesia muncul seiring dengan

tumbuhnya kesadaran nasional. Model ini menitikberatkan pada

terbentuknya kesatuan baru, bangsa Indonesia yang merdeka, dengan

1
1
tidak menghiraukan perbedaan suku dan budaya. Tokoh-tokoh seperti

Sukarno, Mohammad Hatta, AA Maramis, dan Tengku Mohammad Hasan,

yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bersatu dalam satu tujuan

yaitu memperjuangkan kemerdekaan, menjadi teladan semangat

kebangsaan baru dan kesadaran nasionalisme Indonesia. Secara

keseluruhan, sejarah integrasi nasional di Indonesia menunjukkan

perjalanan bangsa menuju persatuan dan kemerdekaan, serta beragam

model yang membentuk perkembangannya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, kekuatan integrasi nasional

menjadi semakin nyata, terutama ketika Belanda berusaha untuk

mendapatkan kembali kendali atas negara tersebut. Menghadapi

ancaman tersebut, seluruh rakyat Indonesia mengesampingkan

perbedaan yang ada dan bersatu dalam satu tujuan untuk

mempertahankan kemerdekaan. Mereka dipersatukan oleh semangat

kemerdekaan Indonesia, menunjukkan komitmen mereka terhadap

persatuan bangsa. Setelah mencapai kemerdekaan pada tahun 1945,

proses integrasi nasional terus dikembangkan dan diperkuat. Pemerintah

Indonesia memainkan peran penting dalam proses ini, terbukti dengan

Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada tanggal

15 Agustus 2005 di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Melalui MoU ini,

pemerintah berhasil mengajak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk

kembali secara damai dan berkontribusi dalam menegakkan kedaulatan

kolektif Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pencapaian ini

terbukti berperan dalam menyelesaikan kasus-kasus disintegrasi yang

1
2
terjadi di dalam negeri. Secara keseluruhan, perjalanan integrasi nasional

di Indonesia merupakan upaya yang berkesinambungan. Mulai dari

Sumpah Pemuda pada tahun 1928 hingga penyelesaian konflik secara

damai di Aceh, negara ini secara konsisten berupaya untuk memupuk

persatuan dan keharmonisan di antara masyarakat yang beragam. Salah

satu contoh disintegrasi yang menonjol adalah pemisahan Timor-Timor

dan Papua Nugini dari Indonesia. Kepergian ini membawa dampak yang

sangat besar bagi bangsa, karena disintegrasi mengacu pada keadaan

terpecah belah dan kehilangan kesatuan atau keutuhan. Ciri-ciri

disintegrasi suatu masyarakat antara lain adanya ketidaksamaan tujuan

antar anggota kelompok sehingga menimbulkan tidak adanya koherensi.

Ketika suatu kelompok tidak lagi memiliki tujuan yang sama, perpecahan

tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa

perjalanan menuju integrasi nasional di Indonesia tidak selalu berjalan

mulus. Meskipun integrasi wilayah telah dicapai melalui Deklarasi

Djuanda, namun disintegrasi telah memberikan tantangan terhadap

persatuan bangsa. Pemisahan Timor-Timor-Timor dan Papua Nugini

menjadi pengingat akan kompleksitas yang ada dalam mempertahankan

Indonesia yang kohesif dan bersatu. Deklarasi ini memainkan peran

penting dalam mencapai integrasi wilayah di Indonesia. Ini

mengkonsolidasikan wilayah negara menjadi satu kesatuan yang kohesif.

Namun, meskipun ada upaya menuju integrasi nasional, Indonesia

menghadapi kendala dalam perjalanannya. Disintegrasi menjadi ancaman

bagi persatuan bangsa, dan ada kalanya sebagian wilayah Indonesia

1
3
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik. Dalam kurun waktu

tahun 1975 hingga 2005, Aceh mengalami berbagai tantangan dalam hal

integrasi regional. Pemerintah Indonesia telah mendeklarasikan

kedaulatan teritorialnya melalui Deklarasi Djuanda pada 13 Desember

1957. Berdasarkan deklarasi tersebut, laut teritorial Indonesia ditetapkan

selebar 12 mil, diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung

terluar pulau-pulau negara.

Timor-Timor dan Papua Nugini menarik diri dari Indonesia karena

semakin terasa terputusnya hubungan dengan tujuan dan aspirasi bangsa

Indonesia. Masyarakat Timor-Timor menyadari bahwa kepentingan dan

visi masa depan mereka tidak lagi selaras dengan kepentingan dan visi

Indonesia. Kesadaran ini telah membawa perubahan besar dalam cara

pandang mereka, mendorong mereka untuk mencari kemerdekaan dan

mengambil jalan sendiri untuk memisahkan diri dari Indonesia. Keputusan

untuk memutuskan hubungan dengan Indonesia bukanlah keputusan

yang mudah, karena hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan dalam ideologi politik, ekonomi, dan sosial antara Timor-Timor

dan negara bekas pemerintahannya. Rakyat Timor-Timor kini

mendambakan penentuan nasib sendiri, berupaya membangun

masyarakat yang mencerminkan warisan budaya, nilai-nilai, dan aspirasi

mereka yang unik. Masyarakat Timor Timur mempunyai keyakinan yang

kuat bahwa tetap berada di bawah kendali Indonesia hanya akan

melanggengkan status mereka sebagai warga negara kelas dua. Mereka

sampai pada kesimpulan bahwa memisahkan diri dan mendirikan negara

1
4
sendiri adalah pilihan yang lebih baik. Meskipun upaya Indonesia untuk

mencegah disintegrasi ini dan mempertahankan Timor sebagai bagian

dari wilayahnya, termasuk operasi militer pada masa Presiden Soeharto,

mereka tidak berhasil mempertahankan Timor Timur. Kepergiannya dari

Indonesia juga merupakan akibat dari pengaruh luar yang bertujuan

melemahkan integrasi nasional di Indonesia. Isu disintegrasi di Indonesia

tidak hanya terjadi di Timor Timur dan Papua Nugini, tetapi juga

mencakup Gerakan Aceh Merdeka (GAM). GAM merupakan gerakan

masyarakat Aceh yang menentang prinsip Pancasila karena

menginginkan Aceh memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan

negara Islam sendiri. Aktivis GAM memiliki pola pikir yang berbeda

dengan aspirasi masyarakat Indonesia yang berupaya menyatukan

berbagai budaya, agama, dan ras di Indonesia. Sebaliknya, GAM

menginginkan satu kelompok dominan dan menggunakan alasan agama

untuk mengancam integrasi nasional.

2. Dinamika Integrasi Nasional dalam lingkup “Mahasiswa”


Integrasi nasional berarti orang-orang dari berbagai belahan negara

berkumpul dan bekerja sebagai satu kesatuan. Hal ini juga bisa terjadi di

kalangan mahasiswa. Misalnya, ketika Presiden Soeharto dilengserkan

dari jabatannya, para mahasiswa dari berbagai daerah bersatu untuk

mengemukakan gagasan dan memperjuangkan apa yang mereka yakini.

Mereka ingin suaranya didengar oleh pemerintah. Mereka mengorganisir

demonstrasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan mereka

menggulingkan presiden. Mereka tidak peduli dari mana mereka berasal

1
5
atau dengan siapa mereka bekerja, yang penting adalah menyampaikan

keinginan masyarakat dan membuat perubahan positif di negara ini. Salah

satu demonstrasi besar yang mereka lakukan adalah ketika mereka

menduduki gedung penting pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa

mahasiswa dari latar belakang dan kelompok yang berbeda bersatu dalam

tujuannya. Biasanya mereka akan bersaing satu sama lain untuk

mendapatkan nilai bagus, namun pada hari itu mereka semua berkumpul,

ingin membuat Indonesia menjadi tempat yang lebih baik. Ini adalah

contoh bagaimana generasi muda, khususnya pelajar, dapat membuat

perbedaan dan membantu menyelesaikan permasalahan di negaranya.

3. Tantangan Integrasi Nasional masyarakat Indonesia dan


Mahasiswa sekarang dan dimasa yang akan datang
Tantangan Integrasi Nasional Masyarakat Indonesia:

1. Perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa

Indonesia memiliki lebih dari 300 suku, agama, budaya, dan bahasa

yang berbeda-beda. Keberagaman ini menjadi salah satu kekuatan

Indonesia, namun juga menjadi tantangan dalam membangun integrasi

nasional. Perbedaan antara kelompok-kelompok tersebut dapat memicu

konflik horizontal dan memperlemah integrasi nasional.

2. Perbedaan ekonomi dan pembangunan

Perbedaan ekonomi dan pembangunan antara daerah satu dengan

daerah lain juga menjadi faktor yang mempengaruhi integrasi nasional.

Ketimpangan pembangunan dapat menimbulkan ketidakadilan dan

ketidakpuasan yang dapat memicu konflik. Konflik horizontal dan

1
6
perbedaan ekonomi dan pembangunan dapat memperlemah integrasi

nasional dan mengancam keutuhan bangsa.

d) Konflik horisontal

Konflik horizontal antara kelompok-kelompok yang berbeda

dapat memperlemah integrasi nasional. Konflik horizontal dapat muncul

karena perbedaan suku, agama, budaya, dan bahasa, perbedaan

ekonomi dan pembangunan, serta perbedaan pandangan politik.

e) Perubahan sosial, politik, dan ekonomi

Perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi di Indonesia

dapat mempengaruhi integrasi nasional. Perubahan-perubahan

tersebut dapat memperkuat atau memperlemah integrasi nasional.

f) Ancaman terhadap integrasi nasional

Ancaman terhadap integrasi nasional di Indonesia antara lain

adalah radikalisme, terorisme, separatisme, dan politik identitas.

Ancaman-ancaman tersebut dapat mengancam keutuhan bangsa dan

merusak integrasi nasional.

g) Pengaruh teknologi dan komunikasi digital

Pengaruh teknologi nasional dan komunikasi digital dapat

mempengaruhi integrasi nasional dengan mempercepat penyebaran

informasi yang dapat memicu konflik dan memperlemah integrasi.

1
7
Tantangan Integrasi Nasional Mahasiswa :

1. Kurangnya kesadaran diri dalam masyarakat untuk menjaga

persatuan dan kesatuan

Kurangnya kesadaran diri dalam masyarakat untuk

menjaga persatuan dan kesatuan dapat memperlemah

integrasi nasional.

2. Kurangnya sikap saling bertoleransi dalam masyarakat

Kurangnya sikap saling bertoleransi dalam masyarakat

dapat memperlemah integrasi nasional

3. Keterasingan

Keterasingan dapat memperlemah integrasi nasional

dengan memperkuat perbedaan antara kelompok-

kelompok yang berbeda.

4. Aspirasi masyarakat yang tidak terselur

Aspirasi masyarakat yang tidak terselubung dapat memicu

konflik dan memperlemah integrasi nasional.

5. KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)

1
8
KKN dapat memperlemah integrasi nasional dengan

merusak tata kelola pemerintahan yang baik dan mengurangi

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

6. Diskriminasi

Diskriminasi dapat memperlemah integrasi nasional

dengan memperkuat perbedaan antara kelompok-kelompok

yang berbeda.

7. Kemiskinan

Kemiskinan dapat memperlemah integrasi nasional

dengan memperkuat ketimpangan ekonomi dan

pembangunan.

8. Pengaruh teknologi dan komunikasi digital

Pengaruh teknologi nasional dan komunikasi digital

dapat mempengaruhi integrasi nasional dengan

mempercepat penyebaran informasi yang dapat memicu

konflik dan memperlemah integrasi.

Untuk mengatasi integrasi nasional, diperlukan upaya-upaya

untuk memperkuat integrasi nasional di Indonesia. Meningkatkan

kesadaran akan pentingnya integrasi nasional, meningkatkan

kerjasama antar kelompok yang berbeda, meningkatkan

pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia,

meningkatkan pendidikan kewarganegaraan, menjaga keselarasan

1
9
antarbudaya, meningkatkan keamanan nasional, mempromosikan

ideologi nasional Garuda Pancasila. Mahasiswa mempunyai peran

penting dalam memperjuangkan integrasi nasional dengan menjadi

pelopor dalam membangun kebersamaan dan menghargai

perbedaan. Mahasiswa juga harus memahami tanggung jawab

moral mereka sebagai generasi muda dalam menciptakan

lingkungan sosial yang inklusif dan harmonis serta menjadi agen

perubahan dalam masyarakat.

2
0
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sejarah integrasi nasional di Indonesia terentang 78 tahun sejak

kemerdekaannya. Proses integrasi dapat ditelusuri kembali ke

perkembangan negara bahkan sebelum negara tersebut merdeka. Ada

tiga model integrasi yang berbeda sepanjang sejarah Indonesia:

integrasi kerajaan Majapahit, integrasi kolonial, dan integrasi nasional

Indonesia. Integrasi nasional menjadi semakin penting setelah

kemerdekaan, terutama ketika Belanda berusaha merebut kembali

kendali. Bangsa Indonesia bersatu dalam cita-citanya

mempertahankan kemerdekaan dan diikat bersama oleh semangat

kemerdekaan Indonesia. Pemerintah memainkan peran penting dalam

proses ini, sebagaimana terlihat dalam Nota Kesepahaman yang

ditandatangani pada tahun 2005. Namun, disintegrasi menimbulkan

tantangan bagi persatuan nasional, seperti yang ditunjukkan dengan

terpisahnya Timor-Timor-Timor dan Papua Nugini dari Indonesia.

Penting untuk disadari bahwa perjalanan menuju integrasi nasional di

Indonesia tidak selalu mulus, dan disintegrasi dapat mengancam

persatuan nasional.

2. Integrasi nasional mengacu pada berkumpulnya individu-individu dari

latar belakang dan kelompok yang berbeda untuk bekerja menuju

tujuan bersama. Pasca lengsernya Presiden Soeharto, para

mahasiswa dari berbagai latar belakang dan daerah berkumpul untuk

2
1
menyuarakan gagasannya dan memperjuangkan perubahan yang

mereka yakini.Contoh ini menggambarkan bagaimana generasi muda,

khususnya pelajar, dapat berkontribusi pada integrasi nasional dan

mengatasi permasalahan dalam suatu negara. Meski memiliki latar

belakang yang berbeda-beda, mereka mampu bersatu dan bekerja

menuju tujuan bersama untuk memajukan bangsa.

3. Dalam menghadapi tantangan integrasi nasional di Indonesia, peran

mahasiswa saat ini dan di masa yang akan datang sangatlah penting.

Integrasi nasional adalah landasan utama dalam membangun negara

yang bersatu, kuat, dan harmonis. Tantangan seperti keragaman yang

luar biasa, kebencian sosial dan ekonomi, penggunaan media sosial

yang tidak bertanggung jawab, isu lingkungan, serta peran pemerintah

yang kritis, semuanya memerlukan peran aktif pelajar.Mahasiswa saat

ini harus menjadi agen perubahan yang memahami dan merangkul

kesetaraan, memperjuangkan keadilan, dan menggunakan teknologi

dengan bijak. Mereka juga harus berpartisipasi dalam politik dan

memastikan pemimpin yang terpilih mendukung integrasi nasional

yang kuat. Di masa yang akan datang, mahasiswa memiliki tanggung

jawab besar dalam membentuk masa depan integrasi nasional.

Dengan fokus pada pendidikan berkualitas, penanggulangan

radikalisme dan ekstremisme, serta perubahan politik yang stabil,

mereka dapat membantu membangun Indonesia yang lebih harmonis,

adil, dan bersatu.

2
2
3.2 SARAN

1. Sebagai warga negara Indonesia yang mencintai tanah air tercinta,

kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

sedemikian rupa sehingga mencerminkan kebanggaan kita menjadi

bagian dari bangsa Indonesia .

2. Menurut kelompok diskusi kami, kita sebagai mahasiswa yang

merupakan cikal bakal penerus bangsa dan paham betul tentang

hakekat kewarganegaraan, kita harus mampu berpikir kritis tentang

negeri ini dan menjaga serta mempertahankan integrasi nasional.

Generasi tua (passing generation) juga diharapkan menggandeng

generasi muda, mendukung peran pelajar, dan bersama-sama

membangun visi masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.

Integrasi nasional bukanlah tugas yang mudah, namun dengan

tekad dan kerja keras, kita dapat mencapainya untuk kebaikan

bersama.

2
3
DAFTAR PUSTAKA

Suroyo, AD (2002). Integrasi Nasional dalam Perspektif Sejarah Indonesia.

Pers Universitas Diponegoro.

Kompas.com. (2020). Integrasi Nasional: Pemahaman, Faktor Pembentuk

dan,Penghambat.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/153317369/integra

si-nasional-pengertian-faktor-pembentuk-dan-

penghambat?page=all

Lukito, A. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Gadjah Mada.

Djuliati, AM (2006). Integrasi Nasional dalam Perspektif Sejarah Indonesia.

Undip.

Kemdikbud. (2013). Integrasi dan Disintegrasi Dalam Perspektif Budaya.

https://repositori.kemdikbud.go.id/12421/1/Integrasi%20dan%20Disi

ntegrasi%20Dalam%20Perspektif%20Budaya.pdf

2
4

Anda mungkin juga menyukai