Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EKOSISTEM DAN SALING KETERGANTUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ilmu Pengetahuan Alam

Dosen Pengempu : Muhsinah Annisa, S.Si., M.Pd

Disusun oleh : Syafrial Muti

NIM : 2210125310089

Prodi/ Jurusan : S1 PGSD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BANJARMASIN

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,

taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas ilmu pengetahuan alam ini

dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Ekosistem dan saling

ketergantunguan” itu sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu

dibahas pada makalah ini Dan harapan Saya semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia

khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun

menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, yakin dalam pembuatan

makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu saya sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan

guna kesempurnaan Makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru mata

kuliah pelajaran Ilmu pengetahuan Alam, Ibu Muhsinah Annisa, S.Si., M.Pd, Kepada pihak

kelompok yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian Makalah ini. Atas perhatian

serta waktunya, saya sampaikan banyak terima kasih.

Banjarmasin, 23 Desember 2022

Syafrial Muti

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1. Latar Belakang.........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
3. Tujuan.......................................................................................................................5
4. Manfaat.....................................................................................................................5

BAB II ISI PEMBAHASAN................................................................................................6


1. Pengertian Ekosistem...............................................................................................6
2. Jenis-jenis Ekosistem...............................................................................................7
3. Komponen-komponen Ekosistem............................................................................8
4. Pengertian Keseimbangan Ekosistem......................................................................8
5. Energi dalam Ekosistem...........................................................................................9
6. Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan............................................................9
7. Tingkat Trofik..........................................................................................................11
8. Struktur Trofik dan Pyramida Ekologi.....................................................................11
9. Unsur Pada Ekosistem..............................................................................................12
10. Pelestarian Ekosistem...............................................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................................16


1. Kesimpulan...............................................................................................................16
2. Saran.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal


balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi.
Hubungan ini dikatakan suatu sistem karena memiliki komponenkomponen dengan
fungsi berbeda yang terkoordinasi dengan baik sehingga masing-masing komponen
terjadi hubungan timbal balik. Komponen-komponen dalam ekosistem, yaitu
komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuhan dan
mikroba, sedangkan komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara,
tanah, dan energi (Indriyanto, 2006).
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan
udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah berbeda dengan
lahan, karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik lingkungannya, seperti
lereng, hidrologi, iklim dan sebagainya (Hardjowigeno, 2015). Tanah merupakan
sumberdaya alam yang bersama-sama dengan hutan dan air membentuk suatu
ekosistem yang sangat mempengaruhi aktivitas manusia. Pendayagunaan sumberdaya
alam melalui eksploitasi, pemanfaatan pada suatu komponen dalam ekosistem
khususnya lahan, pada hakekatnya akan menimbulkan perubahan dalam ekosistem
tersebut yang akan berimplikasi pada seluruh jaringan sistem kehidupan (Pattimahu,
2004).
Sumberdaya lahan yang sifatnya siklis atau cukup permanen (stabil) adalah
vegetasi, dapat bersifat alamiah atau artifisial sebagai hasil dari budidaya manusia.
Dalam banyak kondisi vegetasi mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap
pemanfaatan lahan oleh manusia. Sifat dan struktur formasi geologis mempunyai
pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pemanfaatan lahan. Formasi geologis
menyediakan material dan struktur dasar bagi perkembangan bahan induk tanah
(Juhadi, 2007).
Semua makhluk hidup beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya bahwa
selalu terjadi interaksi di antara kedua komponen tersebut sehingga menghasilkan
perubahan. Di mana saja tumbuhan berada akan berusaha menyesuaikan diri dengan

4
kondisi lingkungannya, sedangkan lingkungan juga mengalami perubahan melalui
proses fisik (Indriyanto, 2006).

2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Ekosistem ?
2. Apa saja Jenis-Jenis Ekosistem ?
3. Apa saja Kompenen-Kompenen Ekosistem ?
4. Apa Pengertian Dari Energi Dalam Ekosistem ?
5. Apa pengertian Keseimbangan Ekosistem ?
6. Apa Pengertian Dari Rantai makanan dan jaring-jaring makanan ?
7. Apa saja Tingkat trofik pada Ekosistem ?
8. Apa saja Struktur Trofik dan Piramida Ekologi ?
9. Apa saja Siklus Unsur Pada Ekosistem ?
10. Apa Pengertian Dari Pelestarian Ekosistem ?

3. Tujuan
1. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Ekosistem ?
2. Untuk Menegetahui Apa saja Jenis-Jenis Ekosistem ?
3. Untuk Menegetahui Apa saja Kompenen-Kompenen Ekosistem ?
4. Apa pengertian keseimbangan Ekosistem ?
5. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Energi Dalam Ekosistem ?
6. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Rantai makanan dan jaring-jaring
makanan ?
7. Untuk Menegetahui Apa saja Tingkat trofik pada Ekosistem ?
8. Untuk Menegetahui Apa saja Struktur Trofik dan Piramida Ekologi ?
9. Untuk Menegetahui Apa saja Siklus Unsur Pada Ekosistem ?
10. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Pelestarian Ekosistem ?
4. Manfaat
1. Untuk Mengetahui Hubungan Makhluk hidup dengan lingkungannya
2. Mengetahui dan dapat menyebutkan kompenen dalam ekologi
3. Dapat menyebutkan dan mengetahui tipe-tipe ekosistem
4. Mengetahui arti dari pelestarian ekosistem,rantai makanan,dan jaring makanan,
5. Dapat menyebutkan siklus dan struktur ekosistem

5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu hubungan antara makhluk hidup dengan
komponen abiotik dalam satu kesatuan makhluk hidup. Ekosistem terdiri dari unit-
unit makhluk hidup. Ekosistem dibagi menjadi dua bagian yaitu, komponen biotik dan
komponen abiotik. Ekosistem juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Ekosistem
dibangun di atas unit-unit makhluk hidup, yaitu individu, populasi dan komunitas
Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan
abiotiknya disebut ekologi. Berdasarkan proses pembentukannya, ekosistem
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Ekosistem alami. b. Ekosistem buatan. Istilah
ekosistem adalah ekosistem yang terjadi secara alami sebagai akibat aktivitas
manusia. Ekosistem alam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Contoh ekosistem darat adalah ekosistem hutan.
Contoh ekosistem perairan adalah ekosistem danau, rawa, dan laut. Pengertian
ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya:
kolam renang, kolam, akuarium, kebun dan sawah. (Bessy, E, 378: 2016) Ekosistem
alam dan ekosistem buatan terdiri dari dua komponen yaitu. komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik suatu ekosistem terdiri dari semua makhluk
hidup dalam suatu ekosistem, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. Setiap komponen memiliki peran tertentu yang membuat kehidupan
dalam ekosistem seimbang. (Bessy, E, 378: 2016) Ekosistem darat yang meliputi
wilayah yang luas disebut bioma. Semua ekosistem bumi dan atmosfer (udara) di
sekitarnya saling berinteraksi untuk membentuk biosfer, atau ekosistem dunia.
Komponen ekosistem berinteraksi satu sama lain, dan interaksi antara makhluk hidup
dan benda mati ini menciptakan kesatuan dan keteraturan. Setiap bagian memiliki
fungsi, dan selama tidak ada aktivitas yang terganggu, keseimbangan ekosistem ini
tetap terjaga. Ekosistem ini sebenarnya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya, sehingga mereka
bertindak hanya untuk kepentingan pribadinya saja, tanpa memikirkan dampaknya
bagi kehidupan anak cucu kita. Kok banyak orang yang melakukan illegal logging,
membakar hutan, membuang limbah berbahaya ke laut, yang berdampak negatif bagi
kehidupan. (Bessy, E, 378: 2016).

6
Dwi, A. A. N., Fithria, A., & Kissinger, K. (2021).

2. Jenis-jenis Ekosistem

A. Ekosistem Darat

Ekosistem darat, yaitu ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Di mana
hal ini tercermin dari contoh ekosistem darat, seperti hutan hujan tropis, padang rumput,
hutan basah,Gurun,Hutan hujan tropis,Chaparra,Savana,Padang rumput
temperat,Taiga,dan Tundra.
B. Ekosistem air

Ekosistem air terbagi menjadi dua, yakni ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Perairan yang termasuk dalam kategori ekosistem air tawar adalah kolam, sungai, danau,
rawa air tawar, dan rawa gambut. Sedangkan contoh ekosistem air laut adalah hutan
bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, dan pantai berbatu.
C. Ekosistem Buatan

7
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Rantai
makanan dalam ekosistem buatan tidak sekompleks ekosistem alami, contohnya danau
buatan (waduk), Hutan Tanam, dan Agroekosistem.

3. Kompenen-Kompenen Ekosistem
Berdasarkan segi trofik atau nutrisi maka kompenen biotik dalam ekosistem terdiri
dari dua jenis yaitu kompenen Biotik dan kompenen abiotik
A. Kompenen Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
meliputi tumbuhan, hewan dan berbagai jenis mikroorganisme. Komponen biotik
dapat dibedakan berdasarkan cara memperoleh makanannnya yaitu autotrof dan
heterotrof.
a. Organisme autotrof merupakan organisme yang mampu menghasilkan
makanan sendiri. Contohnya tumbuhan. Tumbuhan memperoleh energi
dengan melakukan fotosintesis karena tumbuhan memiliki kloroplas.
b. Organisme heterotrof merupakan organisme yang tidak mampu menghasilkan
makanan sendiri, sehingga organisme heterotrof biasanya memanfaatkan
organisme lain untuk menghasilkan energi. Contohnya hewan dan manusia.
B. Kompenen abiotik
Komponen Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut
sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). terdiri dari benda-benda tak hidup
seperti air, tanah, udara, cahaya matahari, suhu dan kelembaban.

4. Pengertian Keseimbangan Ekosistem


Keseimbangan ekosistem adalah kemampuan ekosistem untuk menahan
berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Ekosistem yang dikatakan
seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada
8
porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Kondisi
ekosistem dalam keseimbangan statis mempunyai arti bahwa ekosistem itu telah
mantap atau telah mencapai klimaks sehingga ekosistem mempunyai daya tahan yang
besar untuk menghadapi berbagai gangguan yang menimpanya. Misalnya, jumlah
rumput dan kijang yang seimbang di satu ekosistem. Kalau jumlah rumputnya cukup,
kijang akan selalu bisa mendapatkan makanan. Kalau kijang bisa selalu dapat
makanan, maka ia akan bisa terus hidup dan melangsungkan perannya di rantai
makanan dengan baik.

5. Energi dalam Ekosistem

Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai
makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan
siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal.Energi yang dimiliki
oleh setiap organisme hidup adalah energi kimia yang diperoleh dari makanannya
dalam bentuk protein, lemak dan energi tersebut diciptakan pertama kali pada
tingkatan produsen yaitu tumbuhan hijau dengan mengubah energi matahari ke dalam
bentuk energi potensial. Dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen
primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saproba.

6. Rantai makanan dan jaring-jaring makanan


A. Rantai makanan

9
Rantai makanan sebagai sebuah peristiwa dimakan atau memakan antara sesama
makhluk hidup dengan suatu urutan tertentu. Dalam rantai makanan juga terdapat
makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer atau
pengurai. Pada setiap tingkat rantai makanan di ekosistem disebut juga sebagai
tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu zat makanan sendiri produsen atau

tumbuh-tumbuhan hijau. Rantai makanan yaitu transfer atau pemindahan energi

dari sumbernya melalui serangkaian organisme yang dimakan dan yang memakan
(Odum, 1993).
B. Jaring-jaring makanan

Jaring-jaring makanan adalah hubungan alami dari rantai-rantai makanan dan


representasi grafis dari proses makan-dan-dimakan dalam komunitas ekologis.
Nama lain untuk jaring-jaring makanan adalah sistem sumber daya-
konsumen.Jaring-jaring makanan dibentuk untuk mengetahui interaksi antar
spesies. Mulai dari spesies basal (autotrof/tanaman), spesies perantara (herbivora,
omnivora), dan spesies puncak (karnivora/pemangsa). jaring-jaring makanan yaitu
gabungan dari berbagai rantai makanan (Odum, 1993).

10
7. Tingkat trofik
1. Tingkat trofik pertama yaitu semua organisme yang berstatus sebaqai produsen
semua jenis tumbuhan hijau membentuk tingkat trofik pertama.
2. Tingkat trofik kedua itu semua organisme yang berstatus sebagai herbivora semua
herbivora atau konsumen primer membentuk tingkat trofik kedua.
3. Tingkat trofik ketiga yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora
kecil atau konsumen sekunder.
4. Tingkat trofik semua organisme yang berstatus sebagai karnivora bear atau
karnivora tingkat tinggi.
5. Tingkat trofik kelima yaitu semua organisme yang berstatus sebagai perombak
atau dekomposer dan Transformer tau semua mikroorganisme.

8. Struktur Trofik dan Piramida Ekologi


Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu
lingkungan, ekologi dijadikan sebagai ilmu dasar untuk memahami interaksi di dalam
lingkungan.
A. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan
kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada
tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan
dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau
piramid. Piramida Ekologi Merupakan gambaran hubungan rantai makanan yang
disusun dalam posisi vertikal. Piramida ekologi ada 3 macam yaitu:
1. Piramida jumlah
Gambaran jumlah individu pada setiap trofik. Penentuan tingkat trofik pada
piramida jumlah didasarkan pada perhitungan jumlah individu tiap satuan luas
(per m2). Organisme di tingkat trofik pertama memiliki jumlah paling banyak,
dan akan semakin berkurang pada tingkat trofik kedua, ketiga, dan seterusnya.
2. Piramida Biomasa
Gambaran massa kering organisme pada tingkat trofik tertentu. Penentuan tiap
tingkat trofik pada piramida biomassa didasarkan pada pengukuran massa
individu dalam gram berat kering per m2.

11
3. Piramida Energi
Gambaran bentuk kehilangan energi dari suatu rantai makanan. Jumlah energi
sebagai persediaan terbesar ada pada produsen dan akan berkurang pada
tingkat-tingkat trofik berikutnya.

9. Unsur pada ekosistem


suatu ekosistem terdiri dari unsur-unsur hayati (tumbuhan, satwa atau hewan,
mikoorganisme, dan manusia), serta non-hayati (unsur fisik dan kimia), seperti tanah,
batuan, air, udara, sinar matahari, curah hujan, suhu, dan faktor iklim.Selain itu,
ekosistem juga memiliki unsur bahan organik (karbohidrat, protein, lemak, dan lain-
lain) dan bahan anorganik (nitrogen, fosfat, karbon, dan sebagainya). Hubungan
timbal balik unsur-unsur tersebut terjadi secara dinamis dan seimbang sehingga
tercipta keadilan lingkungan yang mendukung kehidupan makhluk hidup di wilayah
bersangkutan.
A. Siklus pada Ekosistem
1. Siklus Karbon

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara


biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-
reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial, lautan, dan sedimen.
2. Siklus Fosfor

12
Siklus fosfor adalah salah satu bagian dari siklus biogeokimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik. Keberadaan daur ini
sangat diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dalam ekosistem di Bumi.
3. Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini
dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada
siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
B. Unsur atau kompenen Ekosistem
1. Non-hayati
merupakan media berkembang dan berlangsungnya kehidupan makhluk hidup.
2. Produsen
Produsen merupakan organisme autotrofik yang mampu membuat makanan
dan senyawa anorganik dengan bantuan sinar matahari.Organisme autotrofik
adalah tumbuhan hijau (berklorofil) yang dapat mensintesis senyawa kimia
sederhana dan di dalam tanah atau udara menjadi senyawa kimia yang telah
kompleks dan kaya energi melalui proses fotosintesis.
3. Konsumen

13
Konsumen adalah organisme heterotrofik yang memanfaatkan organisme lain
sebagai bahan makanannya.
4. Pengurai (Dekomposer)
Pengurai atau dekomposer adalah organisme heterotrofik yang merombak atau
menguraikan makhluk hidup yang mati (bahan organik) sehingga dapat
dimanfaatkan produsen (tumbuhan). Dalam proses perombakan tersebut,
organisme heterotrofik, seperti jamur dan bakteri, juga menyerap sebagian
hasil penguraian untuk keperluan hidupnya. Kelompok hewan pemakan
rumput (seperti kambing dan sapi) disebut sebagai konsumen primer,
sedangkan hewan pemakan hewan lain (seperti harimau) disebut konsumen
sekunder.

Hewan pemakan rumput dikelompokkan menjadi hewan herbivora, hewan


pemakan hewan lain disebut karnivora, dan hewan atau manusia yang
memakan tumbuhan dan hewan disebut omnivora.

10. Pelestarian Ekosistem


Menjaga ekosistem disebut juga sebagai kegiatan konservasi. Dalam pengupayaan
konservasi ekosistem, dapat dilakukan 4 kegiatan, sebagai berikut.
1. Merawat daerah-daerah pinggiran atau perbatasan 2 ekosistem
Manusia sering kali melakukan pembatasan-pembatasan wilayah. Pada dasarnya,
setiap ekosistem memiliki karakteristik masing-masing. Sayangnya, pembatasan yang
dilakukan manusia sering kali menghilangkan karakteristik dari pembatas. Padahal,
garis batas antara dua hal memiliki kelebihan karena dapat membentuk spesies baru.
2. .Membentuk kawasan perlindungan
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/Menlhk-
Setjen/2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Blok
Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata
Alam Pasal 1 Nomor 13, Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,
dan rekreasi. Manfaat dari taman nasional untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Area yang dilindungi sebagai tempat konservasi digunakan untuk membangun sistem

14
daerah, mengembangkan area untuk kelestarian diversitas, perlindungan ekosistem
alam dan bioakustik, memperbaiki serta memperbanyak kondisi ekosistem sehingga
tercapai kondisi yang bertahan selama mungkin. Dalam jangka waktu tertentu, setiap
daerah terlindungi harus diawasi sehingga tetap terjaga kelestariannya.
3. Memulihkan daerah-daerah yang rusak
Pemulihan daerah-daerah yang rusak disebut juga ekologi restorasi. Ada dua strategi
pokok yang dapat dilakukan, yaitu bioremediasi dan augmentasi ekosistem.
Bioremediasi adalah penggunaan organisme hidup, seperti kelompok prokariot, fungi,
dan tumbuhan. Sedangkan, augmentasi ekosistem memerlukan penentuan faktor,
misalnya nutrien kimiawi yang telah hilang dari suatu daerah dan membatasi laju
pemulihan daerah.
4. Melakukan penelitian ekologis dan merubah nilai-nilai kemanusiaan
Dalam melakukan konservasi dibutuhkan pembangunan berkelanjutan memerlukan
berbagai ilmu biologi, seperti ekologi, evolusi, fisiologi, biologi molekuler, genetika,
dan perilaku. Selain itu, ada beberapa nilai kemanusiaan yang harus diubah, seperti
pengurangan penggunaan barang sekali pakai atau plastik.

15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim,
air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu
sama lainnya.
Ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan. Ekosistem alam terdiri atas ekosistem air dan ekosistem darat.
Ekosistem air sendiri terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem air asin. Dan
Ekosistem darat terdiri atas ekosistem hutan, padang rumput, padang pasir, tundra,
dan taiga. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Lingkungan biotik terdiri atas makhluk hidup, yaitu hewan, tumbuhan,
manusia, serta mikroorganisme. Lingkungan Abiotik terdiri dari udara, air, tanah,
topografi, cahaya. Interaksi Antarkomponen Dalam Sistem Ekologi macamnya
ada interaksi individu, interaksi antarindividu dalam komunitas (predasi,
kompetisi, simbiosis), interaksi antarpopulasi dalam komunitas, populasi antar
komunitas. Siklus biogeokimia ada beberapa yaitu, siklus nitrogen, siklus air,
siklus karbon, dan siklus fosfor. Suksesi merupakan perkembangan ekosistem
menuju tahap kedewasaan dibedakan menjadi dua yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder. Tipe ekosistem berdasar habitatnya dibedakan menjadi 3 yaitu,
ekositem darat, ekosistem air tawar, ekosistem air laut.
2. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya saling ketergantungan dan
tidak dapat hidup sendiri

16
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Sidik Katili. 2012. Penurunan Jasa (servis) Ekosistem Sebagai Pemicu
Meningkatnya Perubahan Iklim Global. Hlm. 17

Ahmad Zulfikar Zein a Mengenal Alam IPA III : untuk SD / MI Kelas III (Budi .
— Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 2.
Aisyah, S., Amini, M., Chandrawati, T., & Novita, D. (2014). Perkembangan dan
konsep dasar pengembangan anak usia dini.

Bahak Udin By Arifin, M., Rais, P., & Nurdyansyah, N. (2017). An Evaluation of
Graduate Competency in Elementary School. Atlantis Press. Advances in
Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume
125
Chiras, D. D. ―Lessons From Nature:Learning to Live Sustainably on the Earth‖.
(Washington D.C : Island Press, 1992).

Diana Puspa Karitas, Ekosistem buku tematik terpadu kurikulum 2013 edisi revisi
2017 (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud,
2013),10. Djamin, D. (2007). Pengawasan dan Pelaksanaan Undang-Undang
Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia.

Emda, A. (2011). Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Biologi Di Sekolah.


Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 12(1),
149-162.

Fajar Hermono dan Fitro Nur Hakim, ―Perancangan Media Pembelajaran


Berbasis Multimedia‖, Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 1 (2012),
44

Haristy, D. R., Enawaty, E., & Lestari, I. (2013). Pembelajaran Berbasis Literasi
Sains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit di SMA Negeri 1
Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(12).

17
Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
kelas VI (Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008), 35.

Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
kelas VI (Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008), 35 – 36.
Hibatul, T., Riniatsih, I., & Azizah, R. (2013). Struktur Komunitas Zooplankton di
Ekosistem Lamun Alami dan Berbagai Lamun Buatan Perairan Teluk Awur,
Jepara. Journal of Marine Research, 2(4), 16-22.

khwan S.D ―Ilmu Pengetahuan Alam 4:untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta:Pusat


Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009). Hlm. 58-72. Irwan,
Z.D. 1992.

Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas dan Lingkungan.


(Jakarta: PT Bumi Aksara).

18

Anda mungkin juga menyukai