NIM : 2210125310089
BANJARMASIN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas ilmu pengetahuan alam ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu “Ekosistem dan saling
ketergantunguan” itu sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu
dibahas pada makalah ini Dan harapan Saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia
makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat Saya harapkan
guna kesempurnaan Makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru mata
kuliah pelajaran Ilmu pengetahuan Alam, Ibu Muhsinah Annisa, S.Si., M.Pd, Kepada pihak
kelompok yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian Makalah ini. Atas perhatian
Syafrial Muti
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
1. Latar Belakang.........................................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
3. Tujuan.......................................................................................................................5
4. Manfaat.....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
4
kondisi lingkungannya, sedangkan lingkungan juga mengalami perubahan melalui
proses fisik (Indriyanto, 2006).
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Ekosistem ?
2. Apa saja Jenis-Jenis Ekosistem ?
3. Apa saja Kompenen-Kompenen Ekosistem ?
4. Apa Pengertian Dari Energi Dalam Ekosistem ?
5. Apa pengertian Keseimbangan Ekosistem ?
6. Apa Pengertian Dari Rantai makanan dan jaring-jaring makanan ?
7. Apa saja Tingkat trofik pada Ekosistem ?
8. Apa saja Struktur Trofik dan Piramida Ekologi ?
9. Apa saja Siklus Unsur Pada Ekosistem ?
10. Apa Pengertian Dari Pelestarian Ekosistem ?
3. Tujuan
1. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Ekosistem ?
2. Untuk Menegetahui Apa saja Jenis-Jenis Ekosistem ?
3. Untuk Menegetahui Apa saja Kompenen-Kompenen Ekosistem ?
4. Apa pengertian keseimbangan Ekosistem ?
5. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Energi Dalam Ekosistem ?
6. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Rantai makanan dan jaring-jaring
makanan ?
7. Untuk Menegetahui Apa saja Tingkat trofik pada Ekosistem ?
8. Untuk Menegetahui Apa saja Struktur Trofik dan Piramida Ekologi ?
9. Untuk Menegetahui Apa saja Siklus Unsur Pada Ekosistem ?
10. Untuk Menegetahui Apa Pengertian Dari Pelestarian Ekosistem ?
4. Manfaat
1. Untuk Mengetahui Hubungan Makhluk hidup dengan lingkungannya
2. Mengetahui dan dapat menyebutkan kompenen dalam ekologi
3. Dapat menyebutkan dan mengetahui tipe-tipe ekosistem
4. Mengetahui arti dari pelestarian ekosistem,rantai makanan,dan jaring makanan,
5. Dapat menyebutkan siklus dan struktur ekosistem
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu hubungan antara makhluk hidup dengan
komponen abiotik dalam satu kesatuan makhluk hidup. Ekosistem terdiri dari unit-
unit makhluk hidup. Ekosistem dibagi menjadi dua bagian yaitu, komponen biotik dan
komponen abiotik. Ekosistem juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Ekosistem
dibangun di atas unit-unit makhluk hidup, yaitu individu, populasi dan komunitas
Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan
abiotiknya disebut ekologi. Berdasarkan proses pembentukannya, ekosistem
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Ekosistem alami. b. Ekosistem buatan. Istilah
ekosistem adalah ekosistem yang terjadi secara alami sebagai akibat aktivitas
manusia. Ekosistem alam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Contoh ekosistem darat adalah ekosistem hutan.
Contoh ekosistem perairan adalah ekosistem danau, rawa, dan laut. Pengertian
ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Misalnya:
kolam renang, kolam, akuarium, kebun dan sawah. (Bessy, E, 378: 2016) Ekosistem
alam dan ekosistem buatan terdiri dari dua komponen yaitu. komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik suatu ekosistem terdiri dari semua makhluk
hidup dalam suatu ekosistem, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. Setiap komponen memiliki peran tertentu yang membuat kehidupan
dalam ekosistem seimbang. (Bessy, E, 378: 2016) Ekosistem darat yang meliputi
wilayah yang luas disebut bioma. Semua ekosistem bumi dan atmosfer (udara) di
sekitarnya saling berinteraksi untuk membentuk biosfer, atau ekosistem dunia.
Komponen ekosistem berinteraksi satu sama lain, dan interaksi antara makhluk hidup
dan benda mati ini menciptakan kesatuan dan keteraturan. Setiap bagian memiliki
fungsi, dan selama tidak ada aktivitas yang terganggu, keseimbangan ekosistem ini
tetap terjaga. Ekosistem ini sebenarnya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya, sehingga mereka
bertindak hanya untuk kepentingan pribadinya saja, tanpa memikirkan dampaknya
bagi kehidupan anak cucu kita. Kok banyak orang yang melakukan illegal logging,
membakar hutan, membuang limbah berbahaya ke laut, yang berdampak negatif bagi
kehidupan. (Bessy, E, 378: 2016).
6
Dwi, A. A. N., Fithria, A., & Kissinger, K. (2021).
2. Jenis-jenis Ekosistem
A. Ekosistem Darat
Ekosistem darat, yaitu ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Di mana
hal ini tercermin dari contoh ekosistem darat, seperti hutan hujan tropis, padang rumput,
hutan basah,Gurun,Hutan hujan tropis,Chaparra,Savana,Padang rumput
temperat,Taiga,dan Tundra.
B. Ekosistem air
Ekosistem air terbagi menjadi dua, yakni ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Perairan yang termasuk dalam kategori ekosistem air tawar adalah kolam, sungai, danau,
rawa air tawar, dan rawa gambut. Sedangkan contoh ekosistem air laut adalah hutan
bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, dan pantai berbatu.
C. Ekosistem Buatan
7
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Rantai
makanan dalam ekosistem buatan tidak sekompleks ekosistem alami, contohnya danau
buatan (waduk), Hutan Tanam, dan Agroekosistem.
3. Kompenen-Kompenen Ekosistem
Berdasarkan segi trofik atau nutrisi maka kompenen biotik dalam ekosistem terdiri
dari dua jenis yaitu kompenen Biotik dan kompenen abiotik
A. Kompenen Biotik
Komponen biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
meliputi tumbuhan, hewan dan berbagai jenis mikroorganisme. Komponen biotik
dapat dibedakan berdasarkan cara memperoleh makanannnya yaitu autotrof dan
heterotrof.
a. Organisme autotrof merupakan organisme yang mampu menghasilkan
makanan sendiri. Contohnya tumbuhan. Tumbuhan memperoleh energi
dengan melakukan fotosintesis karena tumbuhan memiliki kloroplas.
b. Organisme heterotrof merupakan organisme yang tidak mampu menghasilkan
makanan sendiri, sehingga organisme heterotrof biasanya memanfaatkan
organisme lain untuk menghasilkan energi. Contohnya hewan dan manusia.
B. Kompenen abiotik
Komponen Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut
sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). terdiri dari benda-benda tak hidup
seperti air, tanah, udara, cahaya matahari, suhu dan kelembaban.
Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai
makanan atau dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan
siklus energi dan nutrisi yang diperoleh dari sumber eksternal.Energi yang dimiliki
oleh setiap organisme hidup adalah energi kimia yang diperoleh dari makanannya
dalam bentuk protein, lemak dan energi tersebut diciptakan pertama kali pada
tingkatan produsen yaitu tumbuhan hijau dengan mengubah energi matahari ke dalam
bentuk energi potensial. Dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen
primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saproba.
9
Rantai makanan sebagai sebuah peristiwa dimakan atau memakan antara sesama
makhluk hidup dengan suatu urutan tertentu. Dalam rantai makanan juga terdapat
makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer atau
pengurai. Pada setiap tingkat rantai makanan di ekosistem disebut juga sebagai
tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu zat makanan sendiri produsen atau
dari sumbernya melalui serangkaian organisme yang dimakan dan yang memakan
(Odum, 1993).
B. Jaring-jaring makanan
10
7. Tingkat trofik
1. Tingkat trofik pertama yaitu semua organisme yang berstatus sebaqai produsen
semua jenis tumbuhan hijau membentuk tingkat trofik pertama.
2. Tingkat trofik kedua itu semua organisme yang berstatus sebagai herbivora semua
herbivora atau konsumen primer membentuk tingkat trofik kedua.
3. Tingkat trofik ketiga yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora
kecil atau konsumen sekunder.
4. Tingkat trofik semua organisme yang berstatus sebagai karnivora bear atau
karnivora tingkat tinggi.
5. Tingkat trofik kelima yaitu semua organisme yang berstatus sebagai perombak
atau dekomposer dan Transformer tau semua mikroorganisme.
11
3. Piramida Energi
Gambaran bentuk kehilangan energi dari suatu rantai makanan. Jumlah energi
sebagai persediaan terbesar ada pada produsen dan akan berkurang pada
tingkat-tingkat trofik berikutnya.
12
Siklus fosfor adalah salah satu bagian dari siklus biogeokimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik. Keberadaan daur ini
sangat diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup dalam ekosistem di Bumi.
3. Siklus Nitrogen
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini
dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada
siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
B. Unsur atau kompenen Ekosistem
1. Non-hayati
merupakan media berkembang dan berlangsungnya kehidupan makhluk hidup.
2. Produsen
Produsen merupakan organisme autotrofik yang mampu membuat makanan
dan senyawa anorganik dengan bantuan sinar matahari.Organisme autotrofik
adalah tumbuhan hijau (berklorofil) yang dapat mensintesis senyawa kimia
sederhana dan di dalam tanah atau udara menjadi senyawa kimia yang telah
kompleks dan kaya energi melalui proses fotosintesis.
3. Konsumen
13
Konsumen adalah organisme heterotrofik yang memanfaatkan organisme lain
sebagai bahan makanannya.
4. Pengurai (Dekomposer)
Pengurai atau dekomposer adalah organisme heterotrofik yang merombak atau
menguraikan makhluk hidup yang mati (bahan organik) sehingga dapat
dimanfaatkan produsen (tumbuhan). Dalam proses perombakan tersebut,
organisme heterotrofik, seperti jamur dan bakteri, juga menyerap sebagian
hasil penguraian untuk keperluan hidupnya. Kelompok hewan pemakan
rumput (seperti kambing dan sapi) disebut sebagai konsumen primer,
sedangkan hewan pemakan hewan lain (seperti harimau) disebut konsumen
sekunder.
14
daerah, mengembangkan area untuk kelestarian diversitas, perlindungan ekosistem
alam dan bioakustik, memperbaiki serta memperbanyak kondisi ekosistem sehingga
tercapai kondisi yang bertahan selama mungkin. Dalam jangka waktu tertentu, setiap
daerah terlindungi harus diawasi sehingga tetap terjaga kelestariannya.
3. Memulihkan daerah-daerah yang rusak
Pemulihan daerah-daerah yang rusak disebut juga ekologi restorasi. Ada dua strategi
pokok yang dapat dilakukan, yaitu bioremediasi dan augmentasi ekosistem.
Bioremediasi adalah penggunaan organisme hidup, seperti kelompok prokariot, fungi,
dan tumbuhan. Sedangkan, augmentasi ekosistem memerlukan penentuan faktor,
misalnya nutrien kimiawi yang telah hilang dari suatu daerah dan membatasi laju
pemulihan daerah.
4. Melakukan penelitian ekologis dan merubah nilai-nilai kemanusiaan
Dalam melakukan konservasi dibutuhkan pembangunan berkelanjutan memerlukan
berbagai ilmu biologi, seperti ekologi, evolusi, fisiologi, biologi molekuler, genetika,
dan perilaku. Selain itu, ada beberapa nilai kemanusiaan yang harus diubah, seperti
pengurangan penggunaan barang sekali pakai atau plastik.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang
melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim,
air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu
sama lainnya.
Ekosistem yang ada di dunia dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan. Ekosistem alam terdiri atas ekosistem air dan ekosistem darat.
Ekosistem air sendiri terdiri atas ekosistem air tawar dan ekosistem air asin. Dan
Ekosistem darat terdiri atas ekosistem hutan, padang rumput, padang pasir, tundra,
dan taiga. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Lingkungan biotik terdiri atas makhluk hidup, yaitu hewan, tumbuhan,
manusia, serta mikroorganisme. Lingkungan Abiotik terdiri dari udara, air, tanah,
topografi, cahaya. Interaksi Antarkomponen Dalam Sistem Ekologi macamnya
ada interaksi individu, interaksi antarindividu dalam komunitas (predasi,
kompetisi, simbiosis), interaksi antarpopulasi dalam komunitas, populasi antar
komunitas. Siklus biogeokimia ada beberapa yaitu, siklus nitrogen, siklus air,
siklus karbon, dan siklus fosfor. Suksesi merupakan perkembangan ekosistem
menuju tahap kedewasaan dibedakan menjadi dua yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder. Tipe ekosistem berdasar habitatnya dibedakan menjadi 3 yaitu,
ekositem darat, ekosistem air tawar, ekosistem air laut.
2. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya saling ketergantungan dan
tidak dapat hidup sendiri
16
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Sidik Katili. 2012. Penurunan Jasa (servis) Ekosistem Sebagai Pemicu
Meningkatnya Perubahan Iklim Global. Hlm. 17
Ahmad Zulfikar Zein a Mengenal Alam IPA III : untuk SD / MI Kelas III (Budi .
— Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), 2.
Aisyah, S., Amini, M., Chandrawati, T., & Novita, D. (2014). Perkembangan dan
konsep dasar pengembangan anak usia dini.
Bahak Udin By Arifin, M., Rais, P., & Nurdyansyah, N. (2017). An Evaluation of
Graduate Competency in Elementary School. Atlantis Press. Advances in
Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume
125
Chiras, D. D. ―Lessons From Nature:Learning to Live Sustainably on the Earth‖.
(Washington D.C : Island Press, 1992).
Diana Puspa Karitas, Ekosistem buku tematik terpadu kurikulum 2013 edisi revisi
2017 (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud,
2013),10. Djamin, D. (2007). Pengawasan dan Pelaksanaan Undang-Undang
Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia.
Haristy, D. R., Enawaty, E., & Lestari, I. (2013). Pembelajaran Berbasis Literasi
Sains pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit di SMA Negeri 1
Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(12).
17
Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
kelas VI (Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008), 35.
Heri Sulistyanto dan Edy Wiyono, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
kelas VI (Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008), 35 – 36.
Hibatul, T., Riniatsih, I., & Azizah, R. (2013). Struktur Komunitas Zooplankton di
Ekosistem Lamun Alami dan Berbagai Lamun Buatan Perairan Teluk Awur,
Jepara. Journal of Marine Research, 2(4), 16-22.
18