Anda di halaman 1dari 22

MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN

(Komponen Lingkungan, Bioma Darat dan Bioma Air)

Dosen pengampu: Suyadi, M.Pd.

Disusun oleh:

Desiana Maulidatur Rohmah 223141099


Mikyal Novi Trianita 223141100
Salsabila Assyukur 223141101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat
serta hidayah-Nya atas segala kemudahan yang telah diberikan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Makhluk Hidup dan Tumbuhan” dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas dan menambah wawasan tentang pengertian, sejarah,
kedudukan, peran dan fungsi kurikulum. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada junjungan
Nabi Muhammads Saw., keluarga, para sahabat, serta pengikutnya, dan semoga syafaatnya
selalu menyertai kehidupan ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Suyadi, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Konsep Dasar Biologi. Dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini,
penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam
penyajian materi. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukoharjo, 3 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Pengertian Ekosistem .............................................................................................. 2
B. Komponen dan Fungsi Komponen dalam Ekosistem ............................................. 2
C. Jenis-Jenis Ekosistem.............................................................................................. 7
D. Keseimbangan dalam Ekosistem ............................................................................ 11
E. Interaksi Komponen dalam Ekosistem ................................................................... 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 8.1 Ekosistem Sungai ......................................................................................... 8

Gambar 8.2 Ekosistem Sawah ......................................................................................... 9

Gambar 8.3 Rantai Makanan .......................................................................................... 12

Gambar 8.4 Jaring-jaring Makanan ............................................................................... 13

Gambar 8.5 Piramida Makanan...................................................................................... 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan bagian dari alam yang harus menjaga keseimbangan
ekosistem untuk kelangsungan hidupnya. Selama ini manusia beranggapan bukan
bagian dari alam sehingga bebas memanfaatkan segala sesuatu yang ada di alam.
Eksploitasi yang besar tanpa memikirkan efek jangka panjang mengakibatkan rusaknya
lingkungan. Saat ini banyak terjadi bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan. Ekosistem juga dapat disebut sebagai suatu siklus simbiosis mutualisme
atau suatu sistem yang saling menguntukkan antara satu dengan yang lain. Dari sekian
banyak sumberdaya hayati ini sudah ada sebagian yang dimanfaatkan oleh manusia
namun masih banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Lebih disederhanakan lagi bahwa ekosistem merupakan satu proses yang
terbentuk dengan adanya timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
sekitarnya. Jadi ada komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tidak hidup) yang
terlibat dalam suatu ekosistem ini. Kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi.
Contohnya hubungan manusia dengan hutan. Interaksi antar makhluk hidup ini akan
membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki
fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terganggu maka
keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ekosistem?
2. Apa saja komponen dan fungsi komponen dalam ekosistem?
3. Apa saja jenis-jenis ekosistem?
4. Bagaimana apa saja keseimbangan dalam ekosistem?
5. Bagaimana interaksi komponen dalam ekosistem?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ekosistem.
2. Menjelaskan komponen dan fungsi komponen dalam ekosistem.
3. Mengetahui jenis-jenis ekosistem.
4. Menjelaskan apa saja keseimbangan dalam ekosistem.
5. Memahami interaksi komponen dalam ekosistem.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup
dengan lingkungan disekitarnya yang membentuk sebuah interaksi. Ekosistem dapat
dianggap sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara semua
elemen lingkungan yang mempengaruhi satu sama lain. Suatu ekosistem dapat terdiri
dari berbagai macam elemen penyusunnya, diantaranya makhluk hidup, air, siklus
energy, tanah, bebatuan, dan mineral. Terdapat hubungan antar elemen- elemen ini,
tidak hanya terjadi pada makhluk hidup dengan lingkungan fisiknya, melainkan juga
antar spesies yang menghuni ekosistem tersebut. Setiap ekosistem di dunia memiliki
keunikan tersendiri sehingga dapat dengan mudah dibedakan yang satu
dengan yang lain.
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat
berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup).
Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran energi,
rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian.
B. Komponen dan Fungsi Komponen dalam Ekosistem
Semua makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam ekosistem, satuan-satuan makhluk hidup dan makhluk tak
hidup saling berinteraksi. Satuan makhluk hidup maupun tak hidup membentuk
komponen. Komponen ekosistem tersebut membentuk suatu keseimbangan. Jika salah
satu komponen dihilangkan, keseimbanagan ekosistem akan terganggu.
Satuan-satuan makhluk hidup dan makhluk tak hidup dikelompokkan menjadi
dua komponen. Komponen-komponen tersebut yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Komponen biotik diklasifikasikan menjadi tiga macam diantaranya sebagai berikut.
a. Produsen
Produsen terdiri atas semua makhluk hidup yang berhijau daun, dan
dikenal dengan autotrof karena mampu menyediakan kebutuhan hidupnya

2
sendiri atau mampu membuat makanannya sendiri, auto berarti sendiri dan trof
berarti makanan atau sumber energi. Tumbuhan menghasilkan makanan melalui
proses yang terjadi dalam tubuhnya.
Pada umumnya, pembentukan makanan dilakukan dalam serangkaian
proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembentukan zat-zat organik
dari zat-zat anorganik sederhana. Proses ini memerlukan bantuan energi cahaya.
Dalam ekosistem, energi tersebut diperoleh oleh matahari. Cahaya matahari
dapat digunakan sebagai energi jika tumbuhan memiliki zat pengikat energi
cahaya. Zat tersebut dapat mengikat energi cahaya dan menggunakannya untuk
memproduksi makanan, zat tersebut dikenal dengan klorofil.
Sebagai produsen, tumbuhan menghasilkan makanan. Makanan tersebut
berupa karbohidrat. Karbohidrat dibentuk dari zat anoganik sederhana yaitu
karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Karbokdioksida dan air diubah menjadi
karbohidrat dan oksigen. Perubahan ini menggunakan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis. Karbohidrat disimpan dalam bagian tubuh
tumbuhan, misalnya akar, batang, dan daun. Karbohidrat disimpan sebagai
bahan makanan cadangan. Bahan makanan tersebut digunakan untuk
pertumbuahan dan kebutuhan hidup tumbuhan. Selain digunakan untuk
kebutuhan hidup, karbohidrat yang diproduksi juga dimanfaatkan hewan.
Hewan-hewan herbivora memakan bagian tumbuhan, misalnya daun. Hewan-
hewan tersebut memakan daun-daun tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Jadi, produsen memiliki peran sebagai sumber energi bagi organisme
non fotosintesis dan penghasil oksigen sebagai hasil samping fotosintesis.
b. Konsumen
Semua makhluk hidup biotik yang tergolong konsumen tidak dapat
menghasilkan makannya sendiri. Oleh karena itu, konsumen sering disebut
heterotrof. Konsumen memperoleh energi yang dibentuk oleh produsen. Selain
itu, konsumen juga dapat memperoleh energi dari konsumen yang
dimangsanya. Berdasarkan jenis makananya, konsumen dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Konsumen Pemakan Tumbuhan (Herbivora)
Konsumen pemakan tumbuhan disebut herbivora. Hidupnya sangat
bergantung pada tumbuhan secara langsung, karena hewan-hewan tersebut
mendapatkan energi dengan memakan bagian tumbuhan. Contoh hewan-
3
hewan pemakan tumbuhan antara lain kerbau, kelinci, sapi, ulat, belalang,
burung pemakan biji-bijian, tikus dan lain sebagainya. Hewan-hewan
herbivora dalam ekosistem disebut konsumen tingkat I atau konsumen
primer.
2) Konsumen Pemakan Hewan Lain (Karnivora)
Konsumen pemakan hewan lain disebut karnivora. Konsumen
kelompok ini memakan atau memperoleh zat dan energi dari herbivora atau
konsumen tingkat I. Contoh hewan yang termasuk karnivora adalah burung
pemakan ulat, kucing, katak, ular, singa, harimau, buaya dan lain
sebagainya. Hewan karnivora dalam ekosistem disebut konsumen tingkat II.
Konsumen kelompok ini juga dibedakan menjadi konsumen III, dan
seterusnya. Hubungan makan-memakan pada konsumen tingkat II ini
berlangsung hingga konsumen puncak.
3) Konsumen Pemakan Tumbuhan dan Hewan (Pemakan Segala
Makanan/Omnivora)
Konsumen pemakan segala baik tumbuhan dan hewan disebut
omnivora. Konsumen kelompok ini memakan atau memperoleh zat dan
energi dari konsumen tingkat I dan II. Omnivora dalam ekosistem disebut
konsumen tingkat III. Konsumen kelompok ini juga dibedakan menjadi
konsumen III dan seterusnya. Contoh konsumen yang termasuk omnivora
adalah ular, elang, harimau dan manusia.
c. Pengurai
Pengurai adalah jasad renik atau mikroorganisme yang menguraikan sisa-
sisa makhluk hidup yang sudah mati dan membusukyang hidup di tanah, air dan
udara. Kelompok pengurai terdiri atas organisme yang bersifat saprofit.
Organisme saprofit yaitu organisme pengurai makhluk hidup menjadi zat-zat
anorganik. Oleh karena itu, komponen biotik kelompok ini disebut juga
dekomposer atau pengurai. Pengurai sangat penting keberadaanya dalam
ekosistem. Pengurai menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati.
Tumbuhan maupun hewan yang mati diuraikan menjadi unsur-unsur hara tanah.
Unsur-unsur hara ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. selain menghasilkan
unsur hara, aktifitas pengurai juga menghasilkan gas karbodioksida. Gas
karbondioksida juga penting bagi berlangsungnya proses ekosistem. Contoh
dari pengurai adalah bakteri dan jamur-jamur saprofit.
4
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan semua bentuk benda mati yang terdapat di
permukaan bumi dan memberikan banyak manfaat serta pengaruh untuk kehidupan
manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Walaupun komponen abiotik berupa
benda yang tidak hidup, maka komponen tersebut tetap memiliki peranan yang
penting dan dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam
sebuah ekosistem. Oleh karena itu, komponen abiotik atau biotik di dalam sebuah
ekosistem sama-sama memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya, dengan kata
lain adalah komponen fisik atau bagian tak hidup dari lingkungan. Kemampuan
organisme untuk hidup dan berkembang biak tergantung pada beberapa faktor fisika
dan kimia dilingkungannya. Komponen abiotik diklasifikasikan menjadi lima
macam sebagai berikut.
1. Tanah
Tanah terbentuk dari pelapukan natua oleh suhu, angin, dan air. Suhu,
angin, dan air memecahkan bebatuan permukaan bumi untuk menghasilkan
partikel-partikel. Partikel-partikel tersebut mengandung mineral yang
merupakan bahan dasar tanah. Tanah berperan menopang kehidupan hampir
semua makhluk di bumi. Selain terbentuk dari pelapukan bebatuan, tanah juga
terbentuk dari bahan organik. Bahan organik pembentuk tanah berupa makhluk
hidup yang telah mati. Makhluk hidup yang telah mati diurai oleh pengurai
menghasilkan humus. Campuran partikel mineral dan humus merupakan bahan
pembentuk tanah. Selain itu, tanah juga mengandung air dan udara. Air dan
udara tersebut terjebak diantara partikel-partikel. Diantara partikel-partikel
tanah juga hidup organisme mikroskopik. Organisme-organisme yang hidup
ditanah antara lain bakteri dan serangga tanah.
Tanah menyediakan kebutuhan dasar makhluk hidup terutama tumbuhan
ada beragam jenis tanah. Setiap jenis tanah memiliki perbandingan humus dan
mineral yang beda. Jenis tanah berbeda merupakan tempat hidup tumbuhan
yang berbeda jenisnya. Tanah memiliki sifat fisik maupun kimiawi tertentu.
Sifat-sifat tersebut berperangruh pada sifat ekosistem. Sifat fisik tanah yang
berperan dalam ekosistem antara lain tekstur. Sementara itu, sifat kimia tanah
yang berperan dalam ekosistem yaitu keasaman tanah. Sifat-sifat ini
mempengaruhi makhluk hidup yang terdapat dalam ekosistem.
5
2. Air
Air sangat penting bagi kehidupan. Hampir seluruh makhluk hidup
mengandung 75% air. Air juga merupakan tempat hidup berbagai organisme
air, misalnya ikan. Air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat air tersebut
sangat mempengaruhi ekosistem. Sifat-sifat air yang mempegaruhi ekosistem
sebagai berikut:
1) Suhu air
Air memiliki suhu tertentu. Suhu air tergantung kondisi lingkungannya
tinggi rendahnya suhu mempengaruhi komponen biotik yang hidup
didalamnya. Akibatnya ekosistem disekitarnya juga sangat berpengaruh
oleh perubahan suhu air.
2) Salinitas
Merupakan kadar garam pada air. Salinitas sangat mempengaruhi pola
kehidupan dan ekosistem yang hidup didalamnya. Komponen biotik dalam
suatu ekosistem sangat rentan dengan perubahan kadar garam.
3) Arus air
Dalam ekosistem perairan, besarnya arus air sangat penting. Besar
kecilnya arus mempengaruhi komponen biotik yang terdapat dalam
ekosistem. Hanya organisme tertentu yang mampu menyesuaikan diri
dengan arus yang deras.
4) Curah Hujan
Curah hujan merupakan banyaknya hujan yang tercurah disuatu daerah
dalam waktu tertentu. Keadaan curah hujan berpengaruh terhadap jenis
oragnisme yang hidup disuatu tempat.
5) Penguapan
Tingkat penguapan juga berpengaruh terhadap adaptasi suatu makhluk
hidup. Misalnya, adaptasi tumbuhan ketika kekurangan air. Jumlah ari yang
sedikit menyebabkan asupan air ke daun menjadi berkurang, Akibatnya
daun layu dan berguguran. Pengguguran daun ini bertujuan untuk
mengurangi penguapan. Jadi, tingkat penguapan sangat mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup tertutama bagi tumbuhan.

6
3. Udara
Udara merupakan campuran maupun kumpulan beberapa gas. Campuran
terbanyak yaitu nitrogen dan oksigen. Udara juga penting untuk melindungi
bumi dari radiasi berbahaya. Radiasi tersebut berasal dari ruang angkasa. Udara
merupakan salah satu komponen abiotik. Dalam ekosistem, udara ini berupa
gas. Gas yang terdapat dalam udara bermacam-macam. Bumi meruapakn planet
yang diselimuti berbagai gas.
4. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan energi utama makhluk hidup. Apabila tidak
ada cahaya matahari, seluruh permukaan bumi akan membeku. Dengan
demikian, tidak ada satu makhluk hidup yang tidak membutuhkan matahari.
Akan tetapi, penyebaran cahaya tidak merata. Oleh karena itu, setiap organisme
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. Cahaya matahari sangat
diperlukan tumbuhan hijau. Secara tidak langsung hewan juga memerlukan
cahaya matahari untuk tetap tidur. Tumbuhan hijau membuat makanan dengan
memanfaatkan cahaya matahari dalam proses fotosintesis. Proses fotosintesis
ini akan menghasilkan karboidrat yang merupakan sumber materi dan energi
bagi tumbuhan itu sendiri dan herbivore.
5. Suhu atau Temperatur
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optium untuk kelangsungan
proses biologis. Suhu optimum memungkinkan enzim-enzim tubuh dapat
bekerja dengan baik. Dengan demikian proses-proses biologis tubuh dapat
berjalan baik. Bumi memiliki suhu permukaan yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, makhluk yang ada di bumi melakukan penyesuaian diri. Penyesuain diri ini
dilakukan oleh tumbuhan maupun hewan. Contoh tumbuhan kaktus, yang hidup
digurun akan menyesuaikan diri, kaktus memiliki lapisan lilin pada permukaan
daunnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan.
C. Jenis-Jenis Ekosistem
Ekosistem yang terdapat pada permukaan bumi ada bermacam-macam.
Ekosistem-ekosistem tersebut dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.
Ekosistem dapat dibedakan berdasarkan asalnya dan berdasarkan letak geografisnya.

7
1. Ekosistem Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya ekosistem dapat dibedakan menjadi ekosistem alami dan
ekosistem buatan.
a. Ekosistem Alami
Ekosistem alami ekosistem yang terbentuk secara alamiah sebagai akibat
adanya pengaruh dari alam di sekitamya tanpa campur tangan manusia.
Ekosistem alami dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ekositem darat dan
ekosistem air. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh
manusia, misalnya akuarium, kolam waduk dan sawah. Ekosistem alami
memiliki komponen-komponen yang lebih lengkap. Ekosistem alami tidak
memerlukan pemeliharaan atau pasokan energi. Hal ini karena ekosistem alami
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Ekosistem alami dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu ekositem darat dan ekosistem air. Ekosistem alami berada dalam
kondisi yang seimbang. Oleh karena itu, ekosistem alami cenderung lebih
mantap dan tidak mudah terganggu. Ekosistem alami akan terganggu jika terjadi
bencana alam. Contoh ekosistem alami adalah gurun, sungai, danau, hutan, dan
padang rumput. Ekosistem alami dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ekositem
darat dan ekosistem air, atau yang biasa disebut dengan bioma darat dan bioma
air. Contoh dalam ekosistem alami yang berupa sungai, dalam ekosistem sungai
ada tumbuhan dan ikan kecil (fitoplankton), ikan besar, buaya dan pengurai.
Interaksi yang dilakukan tergantung pada urutan makan dan dimakan dalam
ekosistem. Berdasarkan posisi urutan makan dan dimakan dalam ekosistem
sungai digolongkan sebagai berikut.

Gambar 8.1. Ekosistem Sungai


Sumber: https://blogspot.com
8
b. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan terbentuk karena adanya campur tangan manusia.
Ekosistem ini biasanya memiliki komponen yang kurang lengkap. Ekosistem
buatan memerlukan pasokan energi dan pemeliharaan. Oleh karena itu,
ekosistem buatan menjadi mudah terganggu. Ekosistem buatan lebih rentan
terhadap perubahan atau bersifat tidak mantap. Ekosistem buatan banyak
ditemukan di sekitar kita. Contoh ekosistem buatan adalah akuarium, kolam
waduk dan sawah. Contoh dalam ekosistem buatan yang berupa sawah, dalam
ekosistem sawah ada tanaman padi, tikus, ular, elang dan pengurai. Interaksi
yang dilakukan tergantung pada urutan makan dan dimakan dalam ekosistem.
Berdasarkan posisi urutan makan dan dimakan dalam ekosistem buatan
digolongkan sebagai berikut.

Gambar 8.2. Ekosistem Sawah

Sumber: https://www.brilio.net

2. Ekosistem Berdasarkan Letaknya


Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem dibedakan menjadi ekositem darat
dan ekosistem air (bioma darat dan bioma air)
a. Ekosistem Darat (Bioma Darat)
Ekosistem darat yaitu ekosistem yang dilingkungan fisiknya berupa
daratan. Bumi dapat dibagi menjadi ekosistem-ekosistem darat yang besar.
Ekositem darat yang besar ini dipengaruhi oleh iklim. Ekositem ini disebut
bioma dibagi menjadi beberapa macam daerah habitat, yaitu:
1) Bioma Padang Rumput
Ciri-ciri bioma padang rumput adalah hujan turun tidak teratur, curah
hujan sekitar 25 - 50 cm per tahun. Keadaan hujan yang tidak teratur ini
menyebabkan penyerapan air dan aliran air tidak baik, sehingga tumbuhan

9
susah menyerap air. Jenis-jenis tumbuhan (flora) yang ada di padang rumput
adalah tumbuhan herba dan rumput. Sedangkan, jenis- jenis hewan yang ada
adalah bison, singa, gajah, jerapah, kanguru, dan serangga.
2) Bioma Gurun
Bioma gurun terdapat di daerah tropis. Ciri-ciri bioma gurun adalah
gersang, memiliki curah hujan rendah, serta terdapat tumbuhan xerofita
seperti kaktus yang tahan terhadap keadaan kurang air. Kaktus ini memiliki
akar yang panjang di dalam tanah untuk mencari sumber air. Hewan khas
gurun adalah unta yang tahan terhadap kondisi yang kekurangan air. Unta
memiliki punuk sebagai tempat persediaan air.
3) Bioma Hutan Basah
Bioma hutan basah memiliki suhu yang cukup tinggi karena intensitas
cahaya yang cukup tinggi. Ciri-ciri bioma hutan basah adalah memiliki
bermacam-macam tumbuhan seperti pohon mahoni, pohon jati, pohon
damar, rotan, dan anggrek sebagai efifit yang menempel pada pohon utama.
Hewan yang terdapat pada bioma ini adalah burung. badak, babi hutan,
harimau, dan lain-lain.
4) Bioma Tundra
Tundra artinya dataran tanpa pohon, yang ada hanyalah jenis rumput
dan lumut kerak. Ciri-ciri bioma tundra adalah terdapat lumut kerak,
tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Hewan khas yang menetap di
bioma ini biasanya memiliki rambut yang tebal, seperti rusa kutub dan
beruang kutub.
5) Bioma Taiga
Daerah bioma taiga terdapat di belahan bumi utara dan di pegunungan
daerah topis. Ciri-ciri bioma taiga adalah perbedaan antara musim panas dan
musim dingin sangat mencolok. Pada saat musim panas suhu udara sangat
panas. Sebaliknya, jika musim dingin suhu udara sangat rendah. Biasanya
bloma taiga tersusun atas satu spesies khas seperti pinus atau konifer.
Hewan khas yang berada pada bioma ini adalah beruang hitam.
b. Ekosistem Air (Bioma air)
Ekosistem air dibagi menjadi dua macam, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.

10
1) Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air
tawar yang tenang dan air tawar yang mengalir. Contoh ekosistem air tawar
yang tenang adalah danau. waduk, dan kolam. Sedangkan, ekosistem air
mengalir adalah sungai. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri, antara lain:
variasi suhu tidak mencolok, cahaya matahari kurang. dipengaruhi oleh
suhu dan iklim, produsen utamanya adalah fitoplankton dan alga. Hewan
yang hidup di sini adalah berbagai jenis ikan seperti ikan seribu, ikan mas,
ikan mujair, dan lain-lain.
2) Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut sangat berbeda dengan ekosistem air tawar. Ciri-
ciri ekosistem air laut adalah kadar garam tinggi, tidak dipengaruhi oleh
iklim dan cuaca, serta memiliki arus air. Komunitas yang terdapat di
ekosistem air laut adalah produsen (fitoplankton dan alga), konsumen
meliputi jenis hewan dari berbagai filum, seperti ikan hiu, paus, lumba-
lumba, bintang laut, dan lain-lain. Di laut juga terdapat zooplankton dan
pengurai.
Berdasarkan posisinya, ekosistem air laut dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
a) Daerah litoral, merupakan daerah pantai atau daerah yang berbatasan
dengan daratan.
b) Daerah neuritik, merupakan daerah laut dangkal yang kedalamannya
mencapai 200 meter.
c) Daerah abisal, daerah laut yang memiliki kedalaman 2000 meter.
d) Daerah afotik, daerah laut yang memiliki kedalaman
lebih dari 2000 meter.
D. Keseimbangan Ekosistem
Secara alami suatu ekosistem dalam keadaan seimbang. Keseimbangan ini akan
terganggu jika terdapat gangguan dari luar, seperti bencana alam atau campur tangan
dari manusia. Komponen penyusun ekosistem tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling
tergantung. Suatu komponen biotik yang ada di dalam ekosistem ditunjang oleh
komponen biotik lainnya. Dalam suatu ekosistem selalu terjadi perubahan jumlah
populasi tumbuhan, herbivora, dan kamivora (komponen biotik). Alam akan mengatur
ekosistem sedemikian rupa sehingga perbandingan antara jumlah produsen dan
11
konsumen selalu seimbang. Keseimbangan alam (ekosistem) akan terpelihara bila
komposisi komponen-komponennya (komponen biotik maupun komponen abiotik)
dalam keadaan seimbang. Untuk menjaga keseimbangan pada ekosistem, maka terjadi
peristiwa makan dan dimakan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan populasi suatu
organisme. Peristiwa makan dan dimakan antarmakhluk hidup dalam suatu ekosistem
membentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
1. Rantai Makanan
Proses makan dan dimakan terjadi dalam suatu ekosistem. Dalam suatu
ekosistem terjadi peristiwa makan dan dimakan dalam suatu garis lurus yang
disebut rantai makanan. Rantai makanan ini terjadi jika satu jenis produsen dimakan
oleh satu jenis konsumen pertama, konsumen pertama dimakan oleh satu jenis
konsumen kedua, dan seterusnya. Konsumen yang menjadi pemakan terakhir
disebut konsumen puncak. Rantai makanan terjadi di berbagai ekosistem. Di antara
rantai makanan tersebut terdapat pengurai, karena pada akhimya semua makhluk
hidup akan mati dan diuraikan oleh pengurai. Secara singkat rantai makanan dapat
dilihat pada skema berikut ini:

Gambar 8.3. Rantai Makanan


Sumber: https://jateng.tribunnews.com
Pada gambar di atas, rumput sebagai produsen, kelinci sebagai konsumen
tingkat I, serigala sebagai konsumen tingkat II, harimau sebagai konsumen tingkat
III dan jamur berperan sebagai pengurai.
2. Jaring-Jaring Makanan
Di alam ini satu produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen
pertama. Tetapi, bisa dimakan oleh lebih dari satu jenis konsumen pertama, satu

12
jenis konsumen pertama dapat dimakan lebih dari satu jenis konsumen kedua dan
seterusnya. Berikut adalah gambar jaring-jaring makanan.

Gambar 8.4. Jaring-jaring Makanan


Sumber: https://mamikos.com

Pada gambar di atas, pohon dan rumput sebagai produsen; belalang, tikus
dan rusa sebagai konsumen tingkat I; katak dan ular sebagai konsumen tingkat II; dan
elang sebagai konsumen tingkat III.

3. Piramida Makanan
Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada
jumlah konsumen tingkat 1, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada
konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya
energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari
produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida
makanan.

13
Gambar 8.5. Piramida Makanan
Sumber: https://www.detik.com

Pada gambar di atas, adalah gambar piramida makanan dari produsen


sampai konsumen tingkat tinggi.

E. Interaksi Komponen dalam Ekosistem


Setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri, mereka hidup saling memenuhi
dan tergantung dengan lainnya. Hubungan antar makhluk hidup dapat saling membantu
dan menguntungkan, namun ada pula yang merugikan, bahkan yang ada sama-sama
tidak diuntungkan atau dirugikan. Hubungan antar makhluk hidup yang khas yang
hidup bersama dalam sebuah ekosistem dinamakan simbiosis. Simbiosis bertujuan
sebagai usaha makhluk hidup untuk bertahan hidup di lingkungannya.
1. Interaksi Antarorganisme
Setiap individu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu berinteraksi dengan
individu sejenis atau lain jenis, baik dalam satu komunitas atau dengan komunitas
lain. interaksi antarorganisme dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis,
yang satu untung dan yang lain dirugikan. Contohnya benalu dengan inangnya.
Benalu mampu berfotosintesis karena memiliki zat hijau daun, tetapi benalu
menyerap air dari inangnya. Hal ini menyebabkan pertumbuhan inang yang
ditumpangi menjadi terganggu karena kebutuhan air untuk fotosintesis

14
berkurang sehingga makanan yang dihasilkan sedikit. Jika benalu makin
tumbuh dan berkembang, maka inang dapat mengalami kematian.
b. Komensalisme
Komensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis,
yang satu untung dan yang lain tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan
pohon yang ditumpanginya, Anggrek hanya menempel pada pohon yang
ditumpanginya untuk mendapatkan sinar matahari. Pohon yang ditumpangi
anggrek tidak mengalami kerugian apapun.
c. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis
yang saling menguntungkan. Contohnya bunga dan lebah. Bunga menghasilkan
madu yang disukai lebah dan lebah membantu penyerbukan bunga. Oleh karena
itu, keduanya memperoleh keuntungan.
d. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Bila
mangsa tidak ada, maka pemangsa tidak dapat hidup. Sebaliknya, bila
pemangsa tidak ada, maka populasi mangsa akan meningkat. Oleh karena itu,
predator menjadi pengontrol populasi hewan yang dimangsa. Hubungan predasi
ini sangat erat karena saling mempengaruhi. Predasi menyebabkan terjadinya
peristiwa makan dan dimakan yang membentuk rantai makanan. Hal ini
menyebabkan keseimbangan populasi makhluk hidup di alam.
e. Antibiosis
Antibiosis adalah interaksi antar makhluk hidup, salah satu makhluk hidup
mengeluarkan zat anti biotik yang dapat menghambat perkembangan makhluk
hidup yang lain. Contohnya adalah interaksi antara jamur penicillium yang
menghasilkan racun dan dapat menghambat mikroorganisme.
2. Interaksi Antarpopulasi
Interaksi antarpopulasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
Contoh interaksi antarpopulasi adalah kompetisi. Kompetisi merupakan interaksi
yang memiliki kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan antarpopulasi.
Misalnya, persaingan antara populasi singa dengan harimau yang memperebutkan
makanan.

15
3. Interaksi antara Komponen Biotik dan Abiotik
Dalam suatu ekosistem, komponen abiotik berpengaruh atau menentukan
jenis makhluk hidup yang sesuai dengan lingkungannya. Sebaliknya, komponen
biotik pun berpengaruh pada komponen abiotik.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik yang harus dijaga.
Saat manusia menjaga alam maka alam menyediakan tempat dan sumber daya alam
yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, namun saat manusia mulai mengeksploitasi
alam dengan berlebihan maka alam akan menjadi rusak dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan manusia dan seluruh makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Lingkungan
hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain,
lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Kehidupan manusia sangat memerlukan lingkungan yaitu sebagai tempat
tinggal, sebagai tempat mencari makan, sebagai tempat beraktivitas dan sebagai tempat
hiburan. Tetapi semuanya itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, faktor
yang membuat lingkungan itu menjadi rusak adalah faktor dari alam bahkan faktor dari
manusia sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar lingkungan kita
bersih dan layak untuk di tempati.

B. Saran
Saran yang penulis dapat berikan adalah ketika pembaca membaca makalah ini
pembaca dapat ikut serta melestarikan lingkungan sekitar, agar kita dapat memiliki
lingkungan yang bersih dan layak untuk di tempati.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. M. (2023). INTEGRASI MATERI IPA “EKOSISTEM BAGI KEHIDUPAN


MANUSIA”. Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Keagamaan Vol 07 No.01, 94-111.

Ervina Mukharomah, S. M. (2021). KONSEP DASAR EKOLOGI TUMBUHAN. Palembang:


Bening Media Publishing.

Muryani, S. M. (2019). ILMU PENGETAHUAN ALAM. Yogyakarta: CV. ABSOLUTE


MEDIA.

18

Anda mungkin juga menyukai