Anda di halaman 1dari 7

MEMBANGUN SISTEM HUKUM

KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA


YANG BERPERSPEK
TIF PERLINDUNGAN ANAK
Amalia Diamantina
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
JI. Prof Soedarto, SH Tembalang Semarang
email : iyuk_yuki@yahoo.com

Abstract

The protection of children's citizenship rights are arranged so that children may not be a stateless
person. Howevefi there are sti/1 shortcomings in the arrangement and the implementation of the
protection of the right of citizenship of a child born from intennarriage. Therefore we should be more
aware of the synchronization and hannonization in the regulation of protection of children's right of
citizenship.

Keywords : legal citizenship, children's protection, intermarriage

Abstrak

Perfindungan terhadap hak kewarganegaraan anak dalam Undang Undang Kewarganegaaran sudah
disusun sedemikian rupa sehingga anak tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Namun demikian
masih terdapat kelemahan dalam pengaturan dan implementasi terhadap perfindungan hak
kewarganegaraan anak yang lahir dari perkawinan campuran, sehingga sinkronisasi dan hannonisasi
dalam pengaturan dan per/indungan hak kewarganegaraan anak perfu lebih diperhatikan.

Kata Kunci : hukum kewarganegaraan, perfindungan anak, perkawinan campuran

A. Pendahuluan karena perceraian atau kematian.1


Undang - Undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kondisi seperti ini bertentangan dengan pasal-
Kewarganegaraan RI menganut asas lus Sanguinis pasal 28 D ayat 4, 28 E ayat 1, 28 G ayat 1, 281 ayat
yaitu asas yang menentukan bahwa 12 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
kewarganegaraan seseorang dapat diperoleh Undang Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi
berdasarkan keturunan, dalam hal ini Undang terhadap Penghapusan Segala Bentuk
Undang hanya menganut asas lus Sanguinis dari Diskriminasi terhadap Perempuan khususnya
garisAyah. Dengan demlkian maka hanya laki-laki pasal 9, dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
yang dapat menurunkan status kewarganegaraan tentang HAM khususnya pasal 26.
nya kepada anaknya. Hal ini berarti bahwa menurut Berdasarkan komparasi terhadap Undang-
UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Undang Kewarganegaraan dari 198 negara dan
RI seorang anak yang lahir dari seorang Ayah secara khusus melakukan studi cukup rinci terhadap
berwarganegaraan asing secara otomatis mengikuti Undang-Undang Kewarganegaraan dari 22 negara,
kewarganegaraan ayahnya meskipun ia lahir dari Indonesia adalah satu-satunya negara yang tidak
ibu Indonesia (WNI) dan hidup di Indonesia. Status memberikan hak kepada perempuan WN1 yang
kewarganegaraan ini diikuti oleh berbagai peraturan melahirkan anak di Indonesia dari suami yang WNA
imigrasi dan pendidikan yang juga sangat tidak untuk menurunkan kewarganegaraan Indonesia itu
responsif terhadap kepentingan anak - anak dan kepada anaknya. Temyata dari 22 negara tersebut,
perempuan khususnya bagi perempuan yang tidak hanya lima negara termasuk Indonesia yang masih
mampu apalagi jika perkawinan mereka putus menganut asas lus Sanguinis hanya dari garisAyah

1 Pendapat akhlr F.PKB dalam pembicaraan tingkal II Pengambilan Keputusan Terhadap RUU RI tentang Kewarganegaraan RI, dalam Lian Nury Sanusi,
2006,Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Kawan Pustaka,Jakarta, him. 46-47.

329
MMH. J 'id 42, No. 3, Juli 2013

/Bapak.2 kewarganegaraan isteri, menjadikannya tidak


Saat ini Undang Undang No. 62 Tahun 1958 berkewarganegaraan atau memaksakan
tentang Kewarganegaraan RI sudah dicabut dan kewarganegaraan suaminya kepadanya.
diganti dengan Undang Undang No. 12 Tahun 2006 Rekomendasi Umum Komite CEDAW pada sidang
Tentang Kewarganegaraan RI. Berkaitan dengan ke 13 tahun 1994, tentang Kesetaraan dalam
hal tersebut maka permasalahan yang akan Perkawinan dan Hubungan Keluarga. Hasil analisis
d1kemukakan didalam tuhsan ini adalah ; Apakah terhadap pasal 9 Konvensi CEDAW, pada butir 6
pengaturan mengenai kewarganegaraan sudah dinyatakan bahwa, kewarganegaraan merupakan
cukup memberikan perlindungan hukum bagi hal yang sangat penting untuk dapat berpartisipasi
anak?, Bagaimana membangun Sistem Hukum penuh dalam masyarakat. Pasal 9 juga
Kewarganegaraan yang berperspektif Perf indungan menyatakan, bahwa Negara wajib memberi kepada
Anak? wanita hak yang sama dengan pria berkenaan
dengan kewarganegaraan anak anak mereka, hal
B. Pembahasan ini berarti bahwa anak anak hasil dari perkawinan
1. Pengertian Kewarganegaraan dan campuran selain berhak memperoleh
Pengaturannya kewarganegaraan dari ayahnya juga berhak
Menurut Ko Swan Sik (1957) dalam memperoleh kewarganegraan dari ibunya.
Koemiatmanto Soetoprawiro,3 sifat hukum dari Disamping ,tu, Undang Undang No. 39 Tahun
pengertian Kewarganegaraan ditE11tukan sebagai 1999 tentang HAM menentukan bahwa setiap
ikatan hukum anlara negara dan seseorang. lkalan orang berhak memiliki, memperoleh, mengganti
hukum ini mernmbulkan akibat hukum, yaitu atau mempertahankan status kewarganegaraan-
seseorang menjadi warga negara dan jatuh ke nya, bahkan setiap orang bebas memilih
bawah lingkungan kekuasaan negara yang kewarganegaraannya dan tanpa diskriminasi
bersangkutan. Dengan demikian, status berhak menikmati hak hak yang bersumber dan
kewarganegaraan berfungsi memberikan titik taut melekat pada kewarganegaraanya serta wajib
atau jembatan bagi adanya perbagai hak dan melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara
kewajiban, baik yang dimiliki oleh negara maupun sesuai dengan peraturan perundang undangan,
warganya. Oleh karena itu Hukum (pasal 26 ). Selain itu pasal 2 Undang Undang ini
Kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan menyatakan bahwa, setiap orang berhak memiliki,
seperangkat kaidah yang mengatur tentang muncul memperoleh, mengganti atau mempertahankan
dan berakhimya hubungan antara negara dan status kewarganegaraannya. Setiap orang bebas
warga negara. Dengan kata lain hukum memilih kewarganegaraannya dan tanpa
kewarganegaraan mempunyai pokok kajian atau diskriminasi berhak menikmati hak hak yang
ruang lingkup cara cara memperoleh dan cara cara bersumber dan melekat pada kewarganegaraannya
kehilangan kewarganegaraan.' serta wajib melaksanakan kewajibannya sebagai
Menurut CEDAW (Convention on the warga negara sesuai ketentuan peraturan
Elimination of All Forms of Discrimination Against perundang undangan. Selanjutnya pasal 47
Women) yang sudah diratifikasi dengan Undang menyatakan bahwa seorang wanita yang menikah
Undang No. 7 Tahun 1984 di dalam pasal 9 dengan pria yang berkewarganegaraan asing tidak
disebutkan bahwa negara negara peserta wajib secara otomatis mengikuti status kewarganegaraan
memberi kepada wanita hak yang sama dengan pria suaminya tetapi mempunyai hak untuk
untuk memperoleh, mengubah, atau mempertahankan, mengganti, atau memperoleh
mempertahankan kewarganegaraannya. Negara kembali status kewarganegaraannya.
negara peserta terutama wajib menjamin bahwa Berkaitan dengan kewarganegaraan anak
perkawinan dengan orang asing maupun maka sesungguhnya setiap anak sejak
perubahan kewarganegaraan suami selama kelahirannya berhak atas suatu nama dan status
perkawinan tidak secara otomatis mengubah kewarganegaraan. Hal ini dinyatakan di dalam pasal

2 Ibid lim. 47.


3 Koema!manlDSoe:opraw'ro, 1994, HlllcllmKewarganega'UndanK""""'ras.an,Jaurata GtamediaPusta<a u:ama ,.._ g
4 lbd. lim. 9. -··· • • ...... ,

330
Amalia Diamantina, Membangun Sistem Hukum Kewa,ganegaraan

53 ayat (2) Undang Undang No 39 Tahun 1999 Indonesia No M.01-Hl.03.01 Tahun 2006 tentang
tentang HakAsasi Manusia. Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik
Sedangkan dalam Undang Undang No. 23 Indonesia Berdasarkan Pasal 41 dan Memperoleh
Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, dalam Kembali Kewarganegaraan Repblik Indonesia
pasal 29 ditentukan bahwa jika terjadi perkawinan Berdasarkan Pasal 42 Undang Undang NO 12
campuran antara warga negara Republik Indonesia Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
dan warga negara asing, anak yang dilahirkan dari Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan HakAsasi
perkawinan tersebut berhak memperoleh Manusia No M.80-Hl.04.01 Tahun 2007 Tentang
kewarganegaraan dari ayah dan ibunya sesuai Tata Cara Pendaftaran, Pencatatan, dan Pemberian
dengan ketentuan perundang undangan yang Fasilitas Keimigrasian sebagai Warga negara Yang
berlaku. Selanjutnya pasal 24 ayat (3) International Berkewarganegaraan Ganda. Pelaksanaan
Convenant on Civil and Political Right (Konvenan Peraturan perundang undangan di bldang
lntemasional tentang Hak hak Sipll dan Politik) juga Kewarganegaraan ini berkaitan dengan berbagai
menentukan bahwa setiap anak berhak peraturan perundangan-undangan lainnya seperti
memperoleh suatu kewarganegaraan. Begitu pula Undang Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang
dengan Convention on The Rights of The Child Administrasi Kependudukan, Undang undang No. 6
(Konvensi Tentang Hak hak Anak) menentukan Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, Peraturan
bahwa Anak harus didaftarkan segera sesudah Pemerintah No. 19 Tahun2007 Tentang Pendapatan
kelahiran dan harus mempunyai hak sejak lahir atas Negara Bukan Pajak Pada Departemen Hukum dan
suatu nama, hak untuk memperoleh HAM
kewarganegaraan, dan sejauh mungkin, hak untuk
mengetahui dan dirawat oleh orang tuanya. Disisi 2. Sistem Hukum Kewarganegaraan yang
yang lain konvensi ini mewajibkan negara negara Berperspektif Perlindungan Anak.
peserta untuk menjamin pelaksanaan hak hak ini Pada dasamya suatu sistem hukum adalah
sesuai dengan hukum nasional masing masing suatu strukturformal dari kaidah kaidah hukum yang
serta wajib tunduk pada instrumen instrumen berlaku dan asas asas yang mendasarinya,
intemasional yang relevan dalam bidang ini,5 sehingga meliputi balk struktur formal maupun
terutama apabila anak sebaliknya akan tidak isinya. Dalam perkembangan pengertian sistem
berkewarganegaraan. Para negara peserta juga hukum, disamping dipandang secara formal dapat
harus menghormati hak hak anak untuk pula dapat pula dipandang secara normatif
mempertahankan identitasnya termasuk sosiologis yang mencakup didalamnya lembaga
kewarganegaraannya, nama dan hubungan lembaga dan proses proses untuk mewujudkannya
keluarga. dalam kenyataan hidup masyarakat. Demikian pula
Sehubungan dengan hukum nasional dapat dipandang sebagai gejala sosial dalam
Indonesia yang mengatur masalah konteks telaah sosiologi budaya (socio cultural
Kewarganegaraan maka berdasarkan pasal 26 context) atau penelaahan hukum secara kultural,
UUDNRI Tahun 1945 telah diundangkan Undang dengan mengkaji mengenai budaya hukum (legal
Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang cuture).5
Kewarganegaraan Republik Indonesia dan Sistem hukum sebagai hasil dari sistematisasi
peraturan pelaksanaannya diatur dengan Peraturan hukum memiliki beberapa kegunaan atau fungsi
Pemerintah No 2 tahun 2007 tentang Tata Cara yaitu untuk :
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, a. Penyeragaman (uniformitas, unifikasi} yang
Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik dijalankan dengan menggunakan
Indonesia. Kemudian diatur lebih lanjut dengan pembandingan hukum pada tataran perundang
beberapa Peraturan Menteri antara lain; Peraturan undangan pada tataran penerapan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik menggunakan interpretasi untuk menata

5 Uhat Deklarasl lntamaslonal tentang Hak hakAsasi Maoosla yang dladopsl Majelis Umum PBB tanggal 10 Desember 1948 pasal 15 menyebutkan bahwa
setiap orang bemak atas kewarganegaraan. Tldak seorangpun dengan semenamena dapat dikeluatbn dari kawarganegraannya atau dilolak hanya untuk
mengganti kewatganegaraan.
6 Mochtar Kusuma Almadja dan B. Anef Sldharta, 2000, Pengantar llmu Hulwm, Suatu Pengenalan Pertama Ruang Ungkup Berlakllnya llmu Hukum, Buku I ,
Bandung,Alumnl, lim. 121.

331
MMH, Ji/id 42, No. 3, Juli 2013

keputusan hukum. Kewarganegaraan RI secara umum memperoleh


b. Rasionalisasi dan penyederhanaan sistem tanggapan yang positif dari berbagai pihak, bahkan
hukum dengan mengkonstruksi aturan aturan Undang undang ini disebut sebut sebagai undang
umum dan pengertian pengertian umum agar undang yang proqresif" yang telah mengubah
bahan hukum menjadi tertata lebih baik, lebih paradigma tentang kewarganegaraan yang selama
masuk akal, (tatanan logikanya menjadi lebih ini nuansa diskriminatifnya sangat tinggi. Undang
jelas dan lebih dapatditangani dan digunakan). undang No 12 Tahun 2006 disusun berdasarkan
c. Penemuan penyelesaian untuk masalah hukum asas asas umum tentang kewarganegaraan salah
yang belum diatur secara eksplisit.
1
satunya yaitu asas kewarganegaran ganda secara
Masalah perlindungan anak merupakan suatu terbatas yang berlaku bagi anak.
hal yang sangat perlu untuk dikaji dan Hal terpenting yang perlu dicatat adalah
diirnplementasikan dalam kehidupan. Perlindungan mengenai penerapan asas ius sanguinis yang
anak merupakan suatu usaha untuk menciptakan sangat berbeda dengan asas ius sanguinis yang
kondisi yang melindungi anak agar dapat diterapkan dalam undang undang
melaksanakan hak dan kewajibannya. Berdasarkan kewarganegaraan sebelumnya yaitu UU No 62
konsep Parens Patriae, yaitu negara memberikan Tahun 1958. Dalam UU No 62 Tahun 1958 asas ius
perhatian dan perlindungan kepada anak anak sanguinis hanya berlaku untuk garis ayah atau laki
sebagaimana layaknya orang tua kepada anak laki sehingga kewarganegaraan anak mengikuti
anaknya, maka penanganan anak anak yang kewarganegaraan ayah, sehingga perempuan
berhadapan dengan hukum dilakukan demi warga negara Indonesia yang menikah secara sah
kepentingan terbaik bagi anak serta berpijak pada dengan laki laki warga negara asing maka anak
nilai nilai Pancasila. Rousseau menegaskan, bahwa anaknya mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Hal
bahwa dalam segala persoalan yang berhubungan ini sangat memberatkan bagi perempuan WNI yang
dengan anak anak, seyogyanya lebih banyak kemudian bercerai dan ditinggal suaminya di
membicarakan tentang hak hak daripada Indonesia.
kewajiban.8 Undang Undang No 12 Tahun 2006
Menurut Arief Gosita perlindungan anak menerapkan asas ius sanguinis baik untuk garis laki
adalah suatu kegiatan bersama yang bertujuan laki maupun perempuan sehingga apabila
mengusahakan, pengamanan, pengadaan dan perempuan WNI menikah secara sah dengan laki
pemenuhan kesejahteraan rohaniah dan jasmaniah laki WNA maka anaknya dapat memperoleh dwi
anak yang sesuai dengan kepentingan hak kewarganegaraan sesuai kewarganegaraan ayah
asasinya.9 dan ibunya. Baru setelah anak berusia 18 tahun, ia
Upaya memberikan perlindungan terhadap diwajibkan memilih salah satu kewarganegaraan
anak mendapat perhatian semua negara terrmasuk tersebut. Hal ini merupakan satu keberhasilan bagi
Indonesia dan diimplementasikan kedalam perlindungan terhadap perempuan dan anak
berbagai bentuk kebijakan perundang undangan sekaligus merupakan upaya penghapusan
dan kebijakan sosial lainnya. Namun harus diingat diskriminasi gender dalam pengaturan
bahwa upaya perlindungan hukum bagi anak kewarganegaraan karena undang undang ini telah
tentunya tidak cukup dengan hanya menyiapkan, memberikan hak yang sama bagi laki laki dan
subtansi hukum ( legal substance), tetapi juga perlu perempuan untuk menentukan status
didukung oleh pemantapan struktur hukum (legal kewarganegaraan anak. Hal ini juga sesuai dengan
structure), dan budaya hukum (legal culture). pasal 9 ayat (2) CEDAW yang menyatakan bahwa
Seberapa jauh upaya pemantapan ketiga negara negara peserta wajib memberi kepada
komponen sistem perlindungan hukum terhadap wanita hak yang sama dengan pria berkenaan
anak diperlukan kajian yang mendalam. dengan kewarganegaraan anak anak mereka.
Undang Undang No 12 Tahun 2006 Tentang Sekaligus juga merupakan penerapan asas Equality

7 B.Arief Sidharta, 1998,'Paradigma llmu Hukum Indonesia Oalam Pe1Spektif Positivis", Makalah Oalam Slmposlum Nasional Paradigma llmu Hulrum Indonesia,
Program Ooktor llmu Hukum, UNDIP, Semarang, him. 13.
8 Shanty Dellyana, 1988, Wani1a DanAnak Dirnata Hulrum, Yogyakarta, Llberty, him. 21.
9 Ariel Goslta, Masalah PerllndunganAnak, Jakarta. Akademika Pressindo. him. 45.
1O Menu rut Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif menganut ideologi; hukum yang pro keadilan dan hukum yang pro rakyat

332
Amalia Diamantina, MembangunSistemHukum Kewatganegaraan

Before The Law atau asas Persamaan di dalam bentuk diskriminasi baru, karena kalau ayahnya
hukum dan pemerintahan seperti salah satu asas WNI maka anak secara otomatis adalah WNI. Jika
yang dijadikan dasar penyusunan Undang undang ibunya WNI maka anak yang akan menjadi WNI
ini. Selain itu juga merupakan penerapan asas non harus membayar pengurusan pendaftaran
diskriminatif yang tidak membedakan perlakuan kewarganegaraan anak. Padahal ketika
dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan pembahasan Rancangan Undang Undang No 12
warga negara atas dasar suku, ras, agama, Tahun 2006 tersebut harga yang harus dibayar
golongan, jenis kelamin dan gender. hanyalah biaya administrasi yang sebenamya tidak
Sedangkan terhadap pasal 9 ayat (1) CEDAW boleh melebihi biaya pembuatan surat surat
yang menyatakan bahwa pemikahan dengan warga kependudukan, seperti Kartu Tanda Penduduk
negara asing tidak secara otomatis mengubah (KTP).12
kewarganegaraan isteri, Undang Undang No 12 Bagaimana membangun sistem hukum
Tahun 2006 masih mengimplementasikan secara Kewarganegaraan Republik Indonesia yang
ragu ragu ke dalam pasal 26 ayat (1). Perancang berperspektif perlindungan anak? Sistem Hukum,
Undang undang ini nampak masih kurang memiliki seperti halnya hukum Indonesia, dilihat dari segi
kepercayaan diri bahwa Hukum lntemasional sudah struktur atau secara hirarkhi atau bertingkat terdiri
menjamin kewarganegaraan perempuan yang dari peraturan yang tingkatannya paling tinggi
sudah menikah.11 Padahal menurut Undang Undang sampai peraturan yang berada pada tingkatan yang
No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia pada paling rendah. Dari penglihatan perspektif ini sistem
pasal 47 menentukan bahwa; Seorang yang hukum Indonesia menurut konsep filosofis terdiri
menikah dengan pria yang berkewarganegaraan dari nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.
asing tidak secara otomatis mengikuti status Sedangkan menurut pengertian konsep yuridis,
kewarganegaraan suaminya tetapi mempunyai hak sistem hukum terdiri dari aturan aturan pokok dan
untuk mempertahankan. mengganti, atau semangat penyelenggara/pemimpin pemerintahan.
memperoleh kemball status kewarganegaraanya. Adapun perwujudannya dalam hukum positif terdiri
Hal ini menunjukkan adanya ketidak sinkronan dari hukum dasar tertulis yaitu UUDNRI Tahun1945,
peraturan secara horisontal (harmonisasi peraturan dokumen-dokumen kenegaraan yang menindak
perundang-undangan kurang diperhatikan). lanjuti Undang Undang Oasar Negara Republik
Kurang diperhatikannya harmonisasi peratuan Indonesia Tahun1945, dan dokumen -dokumen
perundang-undangan jug a terlihat dari pelaksanaan kenegaraan yang menindak lanjutinya lebih lanjut.13
Undang Undang No 23 Tahun 2006 tentang Dilihat dari konsep yuridis, maka sistem hukum
Administrasi Kependudukan yang yang masih Kewarganegaraan Republik Indonesia, berupa
mengacu pada Undang Undang Kewarganegaraan aturan aturan pokok yang perwujudannya dalam
yang lama dalam hal pencatatan kelahiran anak, hukum positif adalah Hukum Dasar Tertulis yaitu
dimana pada pelaksanaanya tetap harus mengikuti UUDNRI Tahun 1945, yang tertuang dalam pasal 26
kewarganegaraan ayah seperti pada Undang UUONRI Tahun 1945. Aturan aturan pokok ini
undang yang lama. kemudian diatur lebih lanjut dengan aturan aturan
Selain kurang diperhatikannya harmonisasi yang menyelenggarakan aturan aturan pokok yang
peraturan perundang-undangan juga terlihat berupa Undang Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang
adanya ketidakslnkronan peraturan secara vertikal. Kewarganegaraan Ri, Peraturan Pemerintah No. 2
Hal ini terlihat dari adanya Peraturan Pemerlntah Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh,
tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak pada Kehilangan, Pembatalan dan Memperoleh kembali
Departemen Hukum dan HAM yaitu PP No 19 Tahun Kewarganegaraan Republik Indonesia dan
2007 yang mengharuskan ibu WNI yang ingin berbagai peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia bagi Manusia. Pelaksanaan Undang Undang No. 12
anaknya harus membayar Rp 500.000,00 (lima Tahun 2006 berhubungan dengan Undang Undang
ratus ribu rupiah) setiap anak. Hal ini merupakan Lain dan peraturan pelaksanaan lain yaitu Undang

11 JimlyAsshlddlqie, 2007, PokokpokokHukum Tata Negara lndonesla Pasca Reformasl, Jakarta, BhuanallmuPopuler, hlm.364.
12 Pedoman Pemenuhan HakAsasl Manusla Bagi Perempuan, 2008, Departemen Hukum dan HAM RI DirektoratJendral HAM, Jakarta, him. 112.
13 LihatJ.J. Burggink, 1996, Pengertlanpengertian Dasardalam Teori Hukum(Allh BahasaAriefSidharta), Bandung, P.T. CltraAdityaBhaktl, him. 139.

333
MMH, Ji/id 42, No. 3, Juli 2013

Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kewarganegaraan RI sudah cukup banyak
Kependudukan, Peraturan Pemerintah No. 19 mengatur supaya anak sedapat mungkin
Tahun 2007 Tentang Pendapatan Negara Bukan memperoleh kewarganegaraan atau dengan kata
Pajak. Peraturan Peraturan ini seperti telah lain sudah diatur sedemikian rupa supaya seorang
diuraikan sebelumnya temyata tidak harmonis dan anak tidak menjadi seorang yang tanpa
kurang sinkron. Oleh karena itu Pembangunan kewarganegaraan, seperti diatur dalam pasal 4,
sistem hukum Kewarganegaraan Republik pasal 5, pasal 6. Dalam hal ini memang Undang
Indonesia kedepan harus lebih memperhatikan Undang No. 12 Tahun 2006 tentang
masalah harmonisasi dan sinkronisasi peraturan Kewarganegraan RI sudah cukup memberikan
Perundang- undangan. perlindungan terhadap anak. Namun demikian
Berdasarkan konsep filosofis, maka sistem khusus mengenai implementasi asas
hukum kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan ganda secara terbatas bagi anak
berupa nilai nilai dasar yang perwujudannya dalam hasil perkawinan campuran masih terdapat
hukum positif tertuang di dalam UUDNRI Tahun kelemahan, khususnya yang berkaitan dengan
1945, yang kemudian mengalir dalam nilai Undang Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang
instrumental berupa dokumen kenegaraan yang Administrasi Kependudukan dan Peraturan
menindaklanjuti UUDNRITahun 1945. Pemerintah No. 19 Tahun 2007 tentang Pendapatan
Tatanan hukum seperti diuraikan diatas Negara Bukan Pajak Pada Deparatemen Hukum
merupakan pengejawantahan cita hukum yang Dan HAM
dianut masyarakat Indonesia, kedalam berbagai
perangkat a tu ran hukum positif, lembaga hukum C. Simpulan
dan proses (perilaku birokrasi pemerintahan dan Sementara ini pengaturan kewarganegaraan
warga masyarakat). Cita hukum adalah gagasan, berdasarkan Undang Undang No. 12 Tahun 2006
karsa, cipta dan pikiran berkenaan dengan hukum tentang Kewarganegaraan RI sudah mengacu pada
atau persepsi tentang makna hukum yang dalam cita hukum kenegaraan Indonesia dan UUDNRI
intinya terdiri dari tiga unsur yaitu; keadilan, Tahun 1945 serta cukup memberikan perlindungan
kehasilgunaan, dan kepastian hukum.
14
kepada anak, namun demikian berbagai peraturan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat terkait dan peraturan turunannya masih terdapat
dikemukakan bahwa sistem hukum ketidak harmonisan dan ketidak sinkronan sehingga
kewarganegaraan yang ada saat ini, secara yuridis tujuan pemberian perlindungan kepada anak yang
memang sudah disusun berdasarkan cita hukum merupakan hasil perkawinan campuran antara
bangsa Indonesia yaitu Pancasila, landasan perempuan warga negara indonesia dengan laki
konstitusionil yang dijadikan dasar pengaturan laki warga negara asing masih belum terlaksana
adalah UUDNRI Tahun1945. Sedangkan mengenai sepenuhnya
kecenderungan era global yang mengemukakan Pembangunan Sistem Hukum Kewarganegaraan
pentingnya penghayatan dan pengamalan hak hak Indonesia yang berperspektif perlindungan anak
asasi Manusia maka Undang Undang No. 12 Tahun selain harus mengacu pada Gita Hukum
2006 sudah disusun dengan menyesuiakan dengan kenegaraan Indonesia, UUDNRl1945 sebagai
sejumlah Konvensi lnternasional terutama landasan konstitusionil Grand Design Politik dan
mengenai perempuan dan anak, sehingga Undang Hukum Nasional Indonesia, Hak Asasi Manusia,
Undang ini juga dimaksudkan untuk menghapus juga harus memperhatikan sinkronisasi dan
diskriminasi etnis dan gender dalam undang undang harmonisasi peraturan perundang undangan yang
yang berlaku sebelumnya, serta mengakhiri terkait dengan kewarganegaraan khususnya yang
berbagai persoalan yang timbul seputar perkawinan merupakan implementasi asas kewarganegaraan
campuran, diskriminasi terutama atas etnis ganda secara terbatas bagi anak yang dimaksudkan
Tionghoa, persamaan gender, serta untuk memberikan perlindungan bagi anak yang
kewarganegaraan Anak. merupakan hasil perkawinan campuran antara
Khusus mengenai kewarganegaraan anak, perempuan warga negara Indonesia dengan laki-
Undang Undang No. 12 Tahun 2006 tentang laki warga negaraAsing.
14 B.Arief Sidharta, 2010, llrru Hukum Indonesia, Bandung, Fakuitas Hukum Universitas Katollk Parahyangan, him. 84.

334
Amalia Diamanlina, Membangun Sistem Hukum Kewarganegaraan

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly, 2006, Pengantar llmu Hukum


Tata Negara, Jakarta: Konstitusi Press.
Burggink, 1976, Pengertian Pengertian Dasar
Dalam Teori Hukum, Alih Bahasa Arief
Sidharta, Bandung: CitraAditya Bhakti.
Dellyana, Shanty, 1988, Wanita Dan Anak di Muka
Hukum, Yogyakarta: Liberty.
Gautama, Sudargo, 1987, Warga Negara dan Orang
Asing, Bandung :Alumni.
Gosita, Arief, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta:
Akademika Presindo.
Kusuma Atmadja, Mochtar dan Sidharta B. Arief,
2000, Pengatar llmu Hukum Suatu
Pengenalan Pertama Ruang Lingkup
Berlakunya llmu Hukum, Buku I, Bandung:
Alumni.
Nawawi Arief, Barda, 2008, Kumpulan Hasil
Seminar Hukum Nasional I s/d VII Dan
Konvensi Hukum Nasional, Semarang:
Pustaka Magister.
Nury Sanusi, Lian, 2006, UU RI No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan RI, Jakarta:
Kawan Pustaka.
Sidharta, B. Arief, 2010, llmu Hukum Indonesia,
Bandung: FH Unika Parahyangan ..
Soetoprawiro, Koerniatmanto, 1994, Hukum
Kewarganegaraan dan Keimigrasian
Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka
Uta ma.

MAKA LAH
Rahardjo, Satjipto, 1983, Evaluasi Terhadap
KUHPBaru Dilihat Dari Segi Manajemen
Modem.
Sidharta, B. Arief, 1998, Paradigma llmu Hukum
Dalam Perspektif Positivis, Makalah Dalam
Simposium Nasional Paradigma llmu
Hukum Indonesia, PDIH Undip Semarang.

335

Anda mungkin juga menyukai