Abstract
The protection of children's citizenship rights are arranged so that children may not be a stateless
person. Howevefi there are sti/1 shortcomings in the arrangement and the implementation of the
protection of the right of citizenship of a child born from intennarriage. Therefore we should be more
aware of the synchronization and hannonization in the regulation of protection of children's right of
citizenship.
Abstrak
Perfindungan terhadap hak kewarganegaraan anak dalam Undang Undang Kewarganegaaran sudah
disusun sedemikian rupa sehingga anak tidak menjadi tanpa kewarganegaraan. Namun demikian
masih terdapat kelemahan dalam pengaturan dan implementasi terhadap perfindungan hak
kewarganegaraan anak yang lahir dari perkawinan campuran, sehingga sinkronisasi dan hannonisasi
dalam pengaturan dan per/indungan hak kewarganegaraan anak perfu lebih diperhatikan.
1 Pendapat akhlr F.PKB dalam pembicaraan tingkal II Pengambilan Keputusan Terhadap RUU RI tentang Kewarganegaraan RI, dalam Lian Nury Sanusi,
2006,Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Kawan Pustaka,Jakarta, him. 46-47.
329
MMH. J 'id 42, No. 3, Juli 2013
330
Amalia Diamantina, Membangun Sistem Hukum Kewa,ganegaraan
53 ayat (2) Undang Undang No 39 Tahun 1999 Indonesia No M.01-Hl.03.01 Tahun 2006 tentang
tentang HakAsasi Manusia. Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Republik
Sedangkan dalam Undang Undang No. 23 Indonesia Berdasarkan Pasal 41 dan Memperoleh
Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, dalam Kembali Kewarganegaraan Repblik Indonesia
pasal 29 ditentukan bahwa jika terjadi perkawinan Berdasarkan Pasal 42 Undang Undang NO 12
campuran antara warga negara Republik Indonesia Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
dan warga negara asing, anak yang dilahirkan dari Indonesia, Peraturan Menteri Hukum dan HakAsasi
perkawinan tersebut berhak memperoleh Manusia No M.80-Hl.04.01 Tahun 2007 Tentang
kewarganegaraan dari ayah dan ibunya sesuai Tata Cara Pendaftaran, Pencatatan, dan Pemberian
dengan ketentuan perundang undangan yang Fasilitas Keimigrasian sebagai Warga negara Yang
berlaku. Selanjutnya pasal 24 ayat (3) International Berkewarganegaraan Ganda. Pelaksanaan
Convenant on Civil and Political Right (Konvenan Peraturan perundang undangan di bldang
lntemasional tentang Hak hak Sipll dan Politik) juga Kewarganegaraan ini berkaitan dengan berbagai
menentukan bahwa setiap anak berhak peraturan perundangan-undangan lainnya seperti
memperoleh suatu kewarganegaraan. Begitu pula Undang Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang
dengan Convention on The Rights of The Child Administrasi Kependudukan, Undang undang No. 6
(Konvensi Tentang Hak hak Anak) menentukan Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, Peraturan
bahwa Anak harus didaftarkan segera sesudah Pemerintah No. 19 Tahun2007 Tentang Pendapatan
kelahiran dan harus mempunyai hak sejak lahir atas Negara Bukan Pajak Pada Departemen Hukum dan
suatu nama, hak untuk memperoleh HAM
kewarganegaraan, dan sejauh mungkin, hak untuk
mengetahui dan dirawat oleh orang tuanya. Disisi 2. Sistem Hukum Kewarganegaraan yang
yang lain konvensi ini mewajibkan negara negara Berperspektif Perlindungan Anak.
peserta untuk menjamin pelaksanaan hak hak ini Pada dasamya suatu sistem hukum adalah
sesuai dengan hukum nasional masing masing suatu strukturformal dari kaidah kaidah hukum yang
serta wajib tunduk pada instrumen instrumen berlaku dan asas asas yang mendasarinya,
intemasional yang relevan dalam bidang ini,5 sehingga meliputi balk struktur formal maupun
terutama apabila anak sebaliknya akan tidak isinya. Dalam perkembangan pengertian sistem
berkewarganegaraan. Para negara peserta juga hukum, disamping dipandang secara formal dapat
harus menghormati hak hak anak untuk pula dapat pula dipandang secara normatif
mempertahankan identitasnya termasuk sosiologis yang mencakup didalamnya lembaga
kewarganegaraannya, nama dan hubungan lembaga dan proses proses untuk mewujudkannya
keluarga. dalam kenyataan hidup masyarakat. Demikian pula
Sehubungan dengan hukum nasional dapat dipandang sebagai gejala sosial dalam
Indonesia yang mengatur masalah konteks telaah sosiologi budaya (socio cultural
Kewarganegaraan maka berdasarkan pasal 26 context) atau penelaahan hukum secara kultural,
UUDNRI Tahun 1945 telah diundangkan Undang dengan mengkaji mengenai budaya hukum (legal
Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang cuture).5
Kewarganegaraan Republik Indonesia dan Sistem hukum sebagai hasil dari sistematisasi
peraturan pelaksanaannya diatur dengan Peraturan hukum memiliki beberapa kegunaan atau fungsi
Pemerintah No 2 tahun 2007 tentang Tata Cara yaitu untuk :
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, a. Penyeragaman (uniformitas, unifikasi} yang
Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik dijalankan dengan menggunakan
Indonesia. Kemudian diatur lebih lanjut dengan pembandingan hukum pada tataran perundang
beberapa Peraturan Menteri antara lain; Peraturan undangan pada tataran penerapan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik menggunakan interpretasi untuk menata
5 Uhat Deklarasl lntamaslonal tentang Hak hakAsasi Maoosla yang dladopsl Majelis Umum PBB tanggal 10 Desember 1948 pasal 15 menyebutkan bahwa
setiap orang bemak atas kewarganegaraan. Tldak seorangpun dengan semenamena dapat dikeluatbn dari kawarganegraannya atau dilolak hanya untuk
mengganti kewatganegaraan.
6 Mochtar Kusuma Almadja dan B. Anef Sldharta, 2000, Pengantar llmu Hulwm, Suatu Pengenalan Pertama Ruang Ungkup Berlakllnya llmu Hukum, Buku I ,
Bandung,Alumnl, lim. 121.
331
MMH, Ji/id 42, No. 3, Juli 2013
7 B.Arief Sidharta, 1998,'Paradigma llmu Hukum Indonesia Oalam Pe1Spektif Positivis", Makalah Oalam Slmposlum Nasional Paradigma llmu Hulrum Indonesia,
Program Ooktor llmu Hukum, UNDIP, Semarang, him. 13.
8 Shanty Dellyana, 1988, Wani1a DanAnak Dirnata Hulrum, Yogyakarta, Llberty, him. 21.
9 Ariel Goslta, Masalah PerllndunganAnak, Jakarta. Akademika Pressindo. him. 45.
1O Menu rut Satjipto Rahardjo, Hukum Progresif menganut ideologi; hukum yang pro keadilan dan hukum yang pro rakyat
332
Amalia Diamantina, MembangunSistemHukum Kewatganegaraan
Before The Law atau asas Persamaan di dalam bentuk diskriminasi baru, karena kalau ayahnya
hukum dan pemerintahan seperti salah satu asas WNI maka anak secara otomatis adalah WNI. Jika
yang dijadikan dasar penyusunan Undang undang ibunya WNI maka anak yang akan menjadi WNI
ini. Selain itu juga merupakan penerapan asas non harus membayar pengurusan pendaftaran
diskriminatif yang tidak membedakan perlakuan kewarganegaraan anak. Padahal ketika
dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan pembahasan Rancangan Undang Undang No 12
warga negara atas dasar suku, ras, agama, Tahun 2006 tersebut harga yang harus dibayar
golongan, jenis kelamin dan gender. hanyalah biaya administrasi yang sebenamya tidak
Sedangkan terhadap pasal 9 ayat (1) CEDAW boleh melebihi biaya pembuatan surat surat
yang menyatakan bahwa pemikahan dengan warga kependudukan, seperti Kartu Tanda Penduduk
negara asing tidak secara otomatis mengubah (KTP).12
kewarganegaraan isteri, Undang Undang No 12 Bagaimana membangun sistem hukum
Tahun 2006 masih mengimplementasikan secara Kewarganegaraan Republik Indonesia yang
ragu ragu ke dalam pasal 26 ayat (1). Perancang berperspektif perlindungan anak? Sistem Hukum,
Undang undang ini nampak masih kurang memiliki seperti halnya hukum Indonesia, dilihat dari segi
kepercayaan diri bahwa Hukum lntemasional sudah struktur atau secara hirarkhi atau bertingkat terdiri
menjamin kewarganegaraan perempuan yang dari peraturan yang tingkatannya paling tinggi
sudah menikah.11 Padahal menurut Undang Undang sampai peraturan yang berada pada tingkatan yang
No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia pada paling rendah. Dari penglihatan perspektif ini sistem
pasal 47 menentukan bahwa; Seorang yang hukum Indonesia menurut konsep filosofis terdiri
menikah dengan pria yang berkewarganegaraan dari nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.
asing tidak secara otomatis mengikuti status Sedangkan menurut pengertian konsep yuridis,
kewarganegaraan suaminya tetapi mempunyai hak sistem hukum terdiri dari aturan aturan pokok dan
untuk mempertahankan. mengganti, atau semangat penyelenggara/pemimpin pemerintahan.
memperoleh kemball status kewarganegaraanya. Adapun perwujudannya dalam hukum positif terdiri
Hal ini menunjukkan adanya ketidak sinkronan dari hukum dasar tertulis yaitu UUDNRI Tahun1945,
peraturan secara horisontal (harmonisasi peraturan dokumen-dokumen kenegaraan yang menindak
perundang-undangan kurang diperhatikan). lanjuti Undang Undang Oasar Negara Republik
Kurang diperhatikannya harmonisasi peratuan Indonesia Tahun1945, dan dokumen -dokumen
perundang-undangan jug a terlihat dari pelaksanaan kenegaraan yang menindak lanjutinya lebih lanjut.13
Undang Undang No 23 Tahun 2006 tentang Dilihat dari konsep yuridis, maka sistem hukum
Administrasi Kependudukan yang yang masih Kewarganegaraan Republik Indonesia, berupa
mengacu pada Undang Undang Kewarganegaraan aturan aturan pokok yang perwujudannya dalam
yang lama dalam hal pencatatan kelahiran anak, hukum positif adalah Hukum Dasar Tertulis yaitu
dimana pada pelaksanaanya tetap harus mengikuti UUDNRI Tahun 1945, yang tertuang dalam pasal 26
kewarganegaraan ayah seperti pada Undang UUONRI Tahun 1945. Aturan aturan pokok ini
undang yang lama. kemudian diatur lebih lanjut dengan aturan aturan
Selain kurang diperhatikannya harmonisasi yang menyelenggarakan aturan aturan pokok yang
peraturan perundang-undangan juga terlihat berupa Undang Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang
adanya ketidakslnkronan peraturan secara vertikal. Kewarganegaraan Ri, Peraturan Pemerintah No. 2
Hal ini terlihat dari adanya Peraturan Pemerlntah Tahun 2007 Tentang Tata Cara Memperoleh,
tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak pada Kehilangan, Pembatalan dan Memperoleh kembali
Departemen Hukum dan HAM yaitu PP No 19 Tahun Kewarganegaraan Republik Indonesia dan
2007 yang mengharuskan ibu WNI yang ingin berbagai peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia bagi Manusia. Pelaksanaan Undang Undang No. 12
anaknya harus membayar Rp 500.000,00 (lima Tahun 2006 berhubungan dengan Undang Undang
ratus ribu rupiah) setiap anak. Hal ini merupakan Lain dan peraturan pelaksanaan lain yaitu Undang
11 JimlyAsshlddlqie, 2007, PokokpokokHukum Tata Negara lndonesla Pasca Reformasl, Jakarta, BhuanallmuPopuler, hlm.364.
12 Pedoman Pemenuhan HakAsasl Manusla Bagi Perempuan, 2008, Departemen Hukum dan HAM RI DirektoratJendral HAM, Jakarta, him. 112.
13 LihatJ.J. Burggink, 1996, Pengertlanpengertian Dasardalam Teori Hukum(Allh BahasaAriefSidharta), Bandung, P.T. CltraAdityaBhaktl, him. 139.
333
MMH, Ji/id 42, No. 3, Juli 2013
Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kewarganegaraan RI sudah cukup banyak
Kependudukan, Peraturan Pemerintah No. 19 mengatur supaya anak sedapat mungkin
Tahun 2007 Tentang Pendapatan Negara Bukan memperoleh kewarganegaraan atau dengan kata
Pajak. Peraturan Peraturan ini seperti telah lain sudah diatur sedemikian rupa supaya seorang
diuraikan sebelumnya temyata tidak harmonis dan anak tidak menjadi seorang yang tanpa
kurang sinkron. Oleh karena itu Pembangunan kewarganegaraan, seperti diatur dalam pasal 4,
sistem hukum Kewarganegaraan Republik pasal 5, pasal 6. Dalam hal ini memang Undang
Indonesia kedepan harus lebih memperhatikan Undang No. 12 Tahun 2006 tentang
masalah harmonisasi dan sinkronisasi peraturan Kewarganegraan RI sudah cukup memberikan
Perundang- undangan. perlindungan terhadap anak. Namun demikian
Berdasarkan konsep filosofis, maka sistem khusus mengenai implementasi asas
hukum kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan ganda secara terbatas bagi anak
berupa nilai nilai dasar yang perwujudannya dalam hasil perkawinan campuran masih terdapat
hukum positif tertuang di dalam UUDNRI Tahun kelemahan, khususnya yang berkaitan dengan
1945, yang kemudian mengalir dalam nilai Undang Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang
instrumental berupa dokumen kenegaraan yang Administrasi Kependudukan dan Peraturan
menindaklanjuti UUDNRITahun 1945. Pemerintah No. 19 Tahun 2007 tentang Pendapatan
Tatanan hukum seperti diuraikan diatas Negara Bukan Pajak Pada Deparatemen Hukum
merupakan pengejawantahan cita hukum yang Dan HAM
dianut masyarakat Indonesia, kedalam berbagai
perangkat a tu ran hukum positif, lembaga hukum C. Simpulan
dan proses (perilaku birokrasi pemerintahan dan Sementara ini pengaturan kewarganegaraan
warga masyarakat). Cita hukum adalah gagasan, berdasarkan Undang Undang No. 12 Tahun 2006
karsa, cipta dan pikiran berkenaan dengan hukum tentang Kewarganegaraan RI sudah mengacu pada
atau persepsi tentang makna hukum yang dalam cita hukum kenegaraan Indonesia dan UUDNRI
intinya terdiri dari tiga unsur yaitu; keadilan, Tahun 1945 serta cukup memberikan perlindungan
kehasilgunaan, dan kepastian hukum.
14
kepada anak, namun demikian berbagai peraturan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat terkait dan peraturan turunannya masih terdapat
dikemukakan bahwa sistem hukum ketidak harmonisan dan ketidak sinkronan sehingga
kewarganegaraan yang ada saat ini, secara yuridis tujuan pemberian perlindungan kepada anak yang
memang sudah disusun berdasarkan cita hukum merupakan hasil perkawinan campuran antara
bangsa Indonesia yaitu Pancasila, landasan perempuan warga negara indonesia dengan laki
konstitusionil yang dijadikan dasar pengaturan laki warga negara asing masih belum terlaksana
adalah UUDNRI Tahun1945. Sedangkan mengenai sepenuhnya
kecenderungan era global yang mengemukakan Pembangunan Sistem Hukum Kewarganegaraan
pentingnya penghayatan dan pengamalan hak hak Indonesia yang berperspektif perlindungan anak
asasi Manusia maka Undang Undang No. 12 Tahun selain harus mengacu pada Gita Hukum
2006 sudah disusun dengan menyesuiakan dengan kenegaraan Indonesia, UUDNRl1945 sebagai
sejumlah Konvensi lnternasional terutama landasan konstitusionil Grand Design Politik dan
mengenai perempuan dan anak, sehingga Undang Hukum Nasional Indonesia, Hak Asasi Manusia,
Undang ini juga dimaksudkan untuk menghapus juga harus memperhatikan sinkronisasi dan
diskriminasi etnis dan gender dalam undang undang harmonisasi peraturan perundang undangan yang
yang berlaku sebelumnya, serta mengakhiri terkait dengan kewarganegaraan khususnya yang
berbagai persoalan yang timbul seputar perkawinan merupakan implementasi asas kewarganegaraan
campuran, diskriminasi terutama atas etnis ganda secara terbatas bagi anak yang dimaksudkan
Tionghoa, persamaan gender, serta untuk memberikan perlindungan bagi anak yang
kewarganegaraan Anak. merupakan hasil perkawinan campuran antara
Khusus mengenai kewarganegaraan anak, perempuan warga negara Indonesia dengan laki-
Undang Undang No. 12 Tahun 2006 tentang laki warga negaraAsing.
14 B.Arief Sidharta, 2010, llrru Hukum Indonesia, Bandung, Fakuitas Hukum Universitas Katollk Parahyangan, him. 84.
334
Amalia Diamanlina, Membangun Sistem Hukum Kewarganegaraan
DAFTAR PUSTAKA
MAKA LAH
Rahardjo, Satjipto, 1983, Evaluasi Terhadap
KUHPBaru Dilihat Dari Segi Manajemen
Modem.
Sidharta, B. Arief, 1998, Paradigma llmu Hukum
Dalam Perspektif Positivis, Makalah Dalam
Simposium Nasional Paradigma llmu
Hukum Indonesia, PDIH Undip Semarang.
335