Anda di halaman 1dari 44

Makalah

EKOSISTEM DAN SUKSESI

Disusun oleh :
Nama : Nurfadila potutu
Kelas : B Biologi NonDik
NIM : 432419004

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada saya, sehingga makalah “EKOSISTEM DAN
SUKSESI” ini bisa diselesaikan. Sholawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan
nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat serta pengikutnya hingga akhir
zaman. Makalah tentang “EKOSISTEM DAN SUKSESI” adalah tugas makalah yang
telah saya susun untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa lainnya. Kami
menyadari dalam penulisan dan penyususan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangannya. Oleh karena itu,saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembimbing. Demi kesempurnaan makalah ini, tidak terkecuali dari pihak mahasiswa
sendiri, karena tidak ada seorang pun didunia ini yang mempunyai pengetahuan yang
sempurna. Semoga allah SWT senantiasa memberikan naungan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua, aamiin.

Gorontalo, April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
2.1 EKOSISTEM...............................................................................................
2.1.1 Konsep ekosistem..............................................................................
2.1.2 Komponen ekosistem.........................................................................
2.1.3 Tipe-tipe ekosistem............................................................................
2.1.4 Sistem interaksi antara biotik-biotik..................................................
2.1.5 Sistem interaksi antara biotik-abiotik................................................
2.2 SUKSESI....................................................................................................
2.2.1 Pengertian dan konsep suksesi...........................................................
2.2.2 Mekanisme suksesi............................................................................
2.2.3 Tipe-tipe suksesi................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Penutup........................................................................................................
3.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan
lingkungannya maupun sesama makhluk hidupnya. Oleh karena itu, didalam
ekosistem pasti terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen satu
dengan yang lain. Saling ketergantungan itu mencakup berbagai kebutuhan untuk
bereproduksi, makanan, energi, air mineral dan udaaa. Adanya saling
ketergantungan menyebabkan di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, jaring-
jaring makanan, aliran energi dan siklus biogeokimia.
 Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan disebut suksesi.
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi terjadi apabila terdapat gangguan dalam suatu ekosistem.
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah
tercapai keadaan seimbang (homeostatis).

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan
seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Dapat
kita lihat misalnya pada sebidang kebun jagung yang setelah panen ditinggal dan tidak
ditanami lagi. Disitu akan bermunculan berbagai jenis tumbuhan gulma yang membentuk
komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang terbentuk dari
waktu ke waktu akan terjadi pergantian komposisi jenis. Bila kita amati dalam kurun
waktu tertentu akan terlihat bahwa komunitas yang terbentuk pada akhir kurun waktu
tersebut akan berbeda, baik komposisi jenis maupun strukturnya, dengan komunitas yang
terbentuk pada awal pengamatan. Pada masa awal dapat saja komunitas yang terbentuk
tersusun oleh tumbuhan terna (seperti badotan, rumput pahit, rumput teki, dan
sebagainya). Tetapi beberapa tahun kemudian di tempat yang sama, yang terlihat adalah
komunitas yang sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon (seperti kirinyu,
senduduk, laban, dan sebagainya), atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang. Bila
tidak terjadi gangguan apapun selama proses tersebut berjalan akan terlihat bahwa
perubahan itu berlangsung ke satu arah.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa saja komponen ekosistem?
3. Apa saja tipe-tipe ekosistem?
4. Bagaimana sistem interaksi antara biotik-biotik?
5. Bagaimana sistem interaksi antara biotik-abiotik?
6. Apa yang dimaksud dengan suksesi?
7. Bagaimana mekanisme suksesi?
8. Apa saja tipe-tipe suksesi?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. EKOSISTEM
2.1.1. Konsep ekosistem
Ekosistem adalah Suatu sistem yang terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungan hidup dan diantara keduanya tidak
bisa terpisahkan.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang


melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotiktertentu dan terjadi suatu siklus
materiantara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antaramakhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu:
"organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik
menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan".
2.1.2. Komponen ekosistem
Ekosistem tersusun atas dua komponen utama yaitu :
a. Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak
hidup atau benda mati, meliputi :
a) Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,
kematangan, dan kemampuan menahan air.

6
b) Air
Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan
dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk
hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan
kedalaman air.
c) Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk
atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan
nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.
d) Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini.
Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
e) Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya.
b. Komponen biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya
komponen biotik dalam ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Contoh : semua tumbuhan hijau
b) Konsumen
Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan
menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Contoh : hewan dan manusia
Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan
produsen

7
Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan
2. Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan
konsumen I.
Contoh : karnivora/hewan pemakan daging
3. Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II
Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.
4. Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki
urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.
c) Pengurai
Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan
makhluk lain menjadi zat hara.
Contoh : bakteri dan jamur.
2.1.3 Tipe-tipe ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat,
dan ekosistem buatan.
1. Ekosistem Akuatik (air)
a) Ekosistem Air Tawar
Air tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air rumah tangga
dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan daur higrologis dan
ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan yang mudah
dan murah).
Beberapa faktor pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:
a) Kejernihan
b) Temperatur
c) Arus
d) Oksigen
e) Garam biogenik dalam air.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklimdan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya

8
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air
mengalir adalah sungai.
a) Air tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa dan mangrove.
b) Air mengalir. Contonhya: mata air, aliran sungai, dan selokan.
b) Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai olehsalinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerahtermoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plakton serta ikan. Gerakan air
dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya
dan wilayah permukaan secara horizontal.
c) Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpurintertidal yang luas atau rawa garam.
Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuariantara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang,kepiting, dan ikan.
d) Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan
pasiradalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan

9
gelombang danangin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan
berdaun tebal.

e) Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikitsedimen dan makanan. Aliran air
dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni
oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-
lumba.
f) Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antarakarang dan ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai
memiliki pasir putih.
g) Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan
laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
h) Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh tumbuhan ini hidup di
habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal¬nya rumput di darat, mereka
mempunyaitunas berdaun yang tegak dan tangkai tangkai yang merayap yang
efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh tumbuhan laut lainnya (alga
dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng¬hasilkan biji. Mereka
juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat zat

10
hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.

2. Ekosistem Terestrial (darat)


a. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantungletak
geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan
berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi
perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu
dankelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan
tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak,babi hutan, harimau, dan
burung hantu.
b. Hutan Magrove
Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai
dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan
mangrove yang ada di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5
juta Ha, 18 – 23% luas magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil).
c. Hutan Rawa
Hutan rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa
Sfagnum merupakan rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang.
Jenis-jenis rawa yang lain terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi karena
keadaan air dalam tanah yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang terbesar di
pantai-pantai di kepulauan Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatra
Selatan, dan delta sungai Citaduy serta rawa penting di Jawa Tengah. Vegetasi
yang dominan adalah enceng gondok, teratai, pohon, bungur, dan dadap.

11
Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus dan tidak berdaun lebat.
Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan babi hutan, macam-
macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.

d. Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat diwilayah dengan curah hujan 40 – 60
inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga
terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lainserangga
dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
e. Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
kesubtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan
drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,
serangga, tikus dan ular.
f. Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular,
kadal, katak,kalajengking, dan beberapa hewannokturnal lain.
g. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt
musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon
sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam

12
gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun
(sebangsa luwak).

h. Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelahutara dan di pegunungan daerah
tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dinginrendah. Biasanya taiga
merupakan hutanyang tersusun atas satu spesies sepertikonifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya
antara lain moose, beruanghitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.
i. Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum,
liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada
umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
j. Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.
Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama
yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang
tidak dijumpai di ekosistem lain.
c. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki
keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah :
a) Bendungan

13
b) Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
c) agroekosistem berupa sawah tadah hujan
d) sawah irigasi
e) Perkebunan sawit
f) Ekosistem pemukiman seperti kotadan desa
g) Ekosistem ruang angkasa
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang
banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki
pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa
bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan
kehidupan selalu bergantung pada bumi.
2.1.4 Sistem interaksi antara biotik-biotik
Interaksi antar komponen biotik memiliki banyak contoh. Namun secara
umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu interaksi intraspesifik dan interaksi
interspesifik.
a. interaksi intraspesifik – ini terjadi apabila interaksi dilakukan antar individu
dalam satu spesies.
b. interaksi interspesifik – interaksi yang terjadi antara individu yang bukan dari
spesies yang sama dalam satu ekosistem.
Sistem interkasi antara biotik dan biotik juga terdiri dari :
1. Rantai makanan dan Jaring-jaring makanan
1) Rantai makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya
tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan.
Rantai makanan dapat terjadi karena adanya hubungan saling
ketergantungan antar makhluk hidup yang berupa makan dan dimakan.
Rantai makanan juga dapat diartikan sebagai suatu peristiwa makan dan
dimakan antara makhluk hidup dengan urutan-urutan tertentu dan dari setiap
tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut dengan tingkat
trofik.

14
Didalam suatu rantai makanan terjadi perpindahan energi yang dimulai
dari sinar matahari yang digunakan oleh tumbuhan. Di setiap tingkatan
pemindahan energi, 80%-90% energi potensial kimia berubah menjadi panas.
Karena itulah, di dalam rantai makanan hanya ada 4-5 langkah/tingkatan saja.
Jadi, semakin pendek rantai makanan maka semakin besar pula energi yang
tersedia pada setiap level.
Pengertian Rantai Makanan Menurut Para Ahli yaitu :
a. Kurniawan dkk (2008: 226)
Menurut Kurniawan dkk, rantai makanan adalah alur dari organisme yang
saling memakan.
b. Prawirohartono (2004: 124)
Menurut Prawirohartono, rantai makanan adalah suatu peristiwa memakan
dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu.
c. Advances in Ecological Research (2011)
Berdasarkan pada Advances in Ecological Research, rantai makanan
adalah suatu urutan yang setidaknya terdiri dua spesies berurutan yang
membentang dari spesies basal (yaitu produsen utama atau detritus) ke
predator teratas.
Komponen Rantai Makanan
Rantai makanan adalah sebuah proses makan dan dimakan diantara sesama
makhluk hidup secara satu arah (linear) dari satu tingkatan trofik ke tingkatan
trofik lainnya dimana didalamnya terjadi perpindahan energi atau materi.
Panjang suatu rantai makanan ditentukan oleh banyak titik yang
menghubungkan antar tingkatan trofik. Trofik adalah setiap tingkat dari suatu
rantai makakan didalam sebuah ekosistem.
Pada tingkat trofik yang pertama adalah organisme yang dapat
menghasilkan/membuat zat makanan sendiri seperti tumbuhan hijau disebut
dengan Produsen.
Tingkatan trofik yang kedua adalah konsumen primer (konsumen tingkat
I) yang biasanya di tempati oleh hewan herbivora.

15
Tingkatan trofik ketiga adalah konsumen sekunder (konsumen tingkat II)
yang biasanya ditempati oleh hewan karnivora dan seterusnya.
Tingkatan trofik terakhir dan tertinggi disebut dengan konsumen puncak
yang biasanya ditempati oleh omnivora.
Dalam proses rantai makanan terdapat makhluk hidup yang berperan
sebagai produsen, konsumen dan dekomposer (pengurai).
Macam Macam Rantai Makanan
Berdasarkan jenis organisme yang berada pada tingkatan trofik pertama,
rantai makanan dibagi menjadi dua yaitu rantai makanan perumput dan rantai
makanan detritus.
a. Rantai Makanan Perumput (Grazing Food Chain)
Rantai makanan ini dimulai dari tumbuhan sebagai produsen pada
tingkat trofik pertamanya. Urutannya menjadi tumbuhan > herbivora >
karnivora > omnivora > detrivor.
Contoh siklus rantai makanan perumput yaitu rumput > belalang >
katak > ular > elang > pengurai.
Rantai makanan tersebut termasuk rantai makanan rerumputan karena
diawali dengan rumput yang bersifat autotrof dan berperan sebagai
produsen. Lalu, rumput dimakan belalang sebagai konsumen tingkat I
(konsumen primer). Kemudian, belalang dimakan oleh katak sebagai
konsumen tingkat II. Selanjutnya, katak dimakan oleh ular sebagai
konsumen tingkat III dan ular dimakan oleh elang sebagai konsumen
tingkat IV. Nantinya, bangkai elang akan dimakan dan diuraikan oleh
pengurai.
b. Rantai Makanan Detritus/Sisa (Detritus Food Chain)
Rantai makanan ini tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari
detritivor. Detritivor adalah organisme heterotrof yang memperoleh energi
dengan cara memakan sisa-sisa makhluk hidup. Detritus ini yang akan
menjadi bahan makanan (nutrien) untuk cacing, crustacean, lipan dan
makhluk sejenis lainnya. Urutannya menjadi: detritivor– herbivora –
karnivora – omnivora.

16
Contoh rantai makanan detritus yaitu detritus (bakteri/jamur) > ulat ->
burung.
Rantai makanan diatas termasuk rantai makanan detritus karena
diawali dengan detritus (pengurai). Detritus yang berupa sisa-sisa makhluk
hidup (seperti bakteri dan jamur) akan dimakan oleh ulat. Setelah itu, ulat
akan dimakan oleh burung.
Selain dari dua jenis rantai makanan diatas, para ilmuwan ekologi juga
mengenai tiga macam rantai makanan pokok diantaranya yaitu:
a. Rantai Pemangsa
Landasan utama didalam rantai pemangsa adalah tumbuhan yang
berperan sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan herbivora
sebagai konsumen tingkat I, kemudian dilanjutkan dengan hewan
karnivora sebagai konsumen tingkat II. Dan berakhir dengan dimangsa
oleh hewan karnivora atau omnivora sebagai konsumen III.
Contoh Rantai Pemangsa:
Rumput > Belalang > Katak > Ular
Pada rantai makanan diatas, landasannya adalah rumput sebagai
produsen. Selanjutnya, rumput dimakan oleh belalang sebagai konsumen
tingkat I. Selanjutnya, belalang dimakan oleh katak sebagai konsumen
tingkat II dan berakhir dengan katak dimakan ular sebagai konsumen
tingkat III.
b. Rantai Parasit
Organisme parasit adalah organisme yang hidup dengan cara
merugikan organisme yang lainnya (inangnya). Jadi, rantai parasit
merupakan jenis rantai dimana organisme kecil memangsa organisme
besar. Contoh parasit diantaranyabakteri, benalu, dan cacing.
Contoh Rantai Parasit:
Kerbau > kutu > burung jalak > elang.
Pada rantai makanan diatas, kutu menjadi parasit bagi kerbau yang
mampu menyebabkan kerbau mati karena kutu yang berkembang dan
banyak menempel pada kerbau dapat menyebabkan kematian dengan

17
menghisap darah kerbau sampai habis. Kemudian, kutu tersebut akan
dimakan oleh burung jalang. Dan, berakhir dengan burung jalak dimangsa
oleh elang.

c. Rantai Saprofit
Organisme saprofit adalah organisme yang mampu mengurai sisa-sisa
organisme yang telah mati. Contoh dari organisme ini adalah bakteri,
lumut kerak dan juga jamur. Jadi, rantai sporofit merupakan jenis rantai
yang dimulai dari penguraian bangkai makhluk hidup oleh organisme
saprofit (bakteri atau jamur).
Perlu diketahui bahwa organisme saprofit ini berbeda dengan detritifor
karena organisme saprofit dapat mengurai bahan organik sisa bangkai
makhluk hidup (bahan organik) menjadi bahan anorganik (mineral) yang
kemudian dapat diserap kembali oleh tumbuhan.
Contoh Rantai Saprofit:
Kayu lapuk > jamur > rubah
Pada rantai makanan tersebut, diawali dengan kayu lapuk yang
dimakan dan diuraikan oleh jamur. Kemudian, jamur tersebut dimakan
oleh rubah.
2) Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan (atau siklus makanan) adalah hubungan alami dari
rantai-rantai makanan dan representasi grafis (biasanya gambar) dari proses
makan-dan-dimakan dalam komunitas ekologis. Nama lain untuk jaring-jaring
makanan adalah sistem sumber daya-konsumen.
Para ahli ekologi secara luas dapat menggolongkan semua bentuk
kehidupan ke dalam salah satu dari dua kategori yang disebut tingkat trofik
yaitu autotroph dan heterotrof. Untuk memelihara tubuhnya, tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi, autotrof menghasilkan bahan organik dari zat
anorganik, termasuk mineral dan gas seperti karbon dioksida. Reaksi kimia ini
memerlukan energi, yang terutama berasal dari Matahari dan melalui
fotosintesis, meskipun jumlah yang sangat kecil berasal dari ventilasi

18
hidrotermal dan mata air panas. Ada gradien antara tingkat trofik dari autotrof
murni yang memperoleh satu-satunya sumber karbon dari atmosfer, ke
miksotrof (seperti tumbuhan karnivor) yang merupakan organisme autotrof
yang sebagian memperoleh bahan organik dari sumber selain atmosfer, dan
heterotrof murni yang harus makan untuk mendapatkan bahan organik.
Keterkaitan dalam jaring-jaring makanan menggambarkan rantai makanan,
seperti di mana heterotrof memperoleh bahan organik dengan memberi makan
pada autotrof dan heterotrof lainnya.
Jaring-jaring makanan adalah ilustrasi yang disederhanakan dari berbagai
metode makan yang menghubungkan suatu ekosistem ke dalam sistem
pertukaran terpadu.
Ada berbagai jenis hubungan makan yang secara kasar dapat dibagi
menjadi herbivor, karnivor, pebangkai dan parasitisme. Beberapa bahan
organik yang dimakan oleh heterotrof, seperti gula, menyediakan energi.
Autotrof dan heterotrof ada dalam berbagai ukuran, dari mikroskopik hingga
berton-ton - dari cyanobacteria hingga redwood raksasa, dan dari virus dan
bdellovibrio hingga paus biru.
Charles Elton memelopori konsep siklus makanan, rantai makanan, dan
ukuran makanan dalam bukunya "Animal Ecology" tahun 1927; 'Siklus
makanan' Elton digantikan oleh 'jaring-jaring makanan' dalam teks ekologi
berikutnya. Elton mengorganisasikan spesies menjadi kelompok fungsional,
yang menjadi dasar bagi makalah klasik dan bersejarah Raymond Lindeman
pada tahun 1942 tentang dinamika trofik. Lindeman menekankan pentingnya
peran organisme dekomposer dalam sistem klasifikasi trofik. Gagasan tentang
jaring-jaring makanan memiliki pijakan sejarah dalam tulisan-tulisan Charles
Darwin dan terminologinya, termasuk "bank terjerat", "jaring kehidupan",
"jaringan hubungan rumit", dan mengacu pada pembusukan oleh cacing tanah
dia berbicara tentang "gerakan terus-menerus partikel tanah". Bahkan
sebelumnya, pada 1768 John Bruckner mendeskripsikan alam sebagai "satu
jaring kehidupan yang berkelanjutan".

19
2. Interaksi antar organisma/spesies
1) Netral
Hubungan yang tidak saling menggangu antar organisme dalam habitat
yang sama, bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah
pihak. Contoh : antara capung dan sapi, ayam dan kambing pada halaman
yang berumput.
2) Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Contohnya: singa dengan mangsanya yaitu kijang, rusa, burung hantu dan
tikus.
3) Herbivori
herbivori merujuk pada interaksi antara herbivora dan tumbuhan.
Contohnya : belalang dan padi.
4) Simbiosis
Simbiosis adalah hidup bersama antara dua sepesies yang berbeda.
Simbiosis dapat dibedakan menjadi:
a. Simbiosis mutualisme
Yaitu hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan. Contohnya bakteri Rhizobium yang hidup pada
bintil akar kacang-kacangan.
b. Simbiosis komensalisme
Yaitu hubungan antara organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contoh anggrek dan
pohon yang ditumpangginya.
c. Simbiosis parasitisme
Yaitu hubungan antara organisme yang berbeda spesies di mana salah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari

20
inangnya di mana hal tersebut bersifat merugikan. Contohnya plasmodium
dengan manusia, taenia saginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon
inang.
3. Interaksi antar populasi
Interaksi antar populasi terbagi menjadi :
1) Alelopati
Merupakan interaksi antar populasi bila populasi yang satu menghasilkan
zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya: di sekitar
pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena ia
menghasilkan zat yang bersifat toksik.
2) Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi yang terjadi karena persaingan mahluk hidup
untuk memperoleh kebutuhan hidup berupa makanan, tempat berlindung, dan
pasangan. Contohnya adalah singa dan harimau yang sama-sama hidup di
hutan berkompetisi untuk mendapatkan rusa sebagai bahan makanan.
4. Interaksi antar komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang
sama yang saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah
dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme,
misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri
dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekompuser. Antara
komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien
dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.
2.1.5 Sistem interaksi antara biotik dan abiotik
Komponen biotik dapat mempengaruhi komponen abiotik dalam ekosistem,
demikian pula sebaliknya. Kebutuhan makhluk hidup dapat dipenuhi dengan
bantuan dan dukungan dari lingkungan disekitarnya. Sebaliknya, keberadaan
komponen biotik juga mempengaruhi kondisi lingkungan atau komponen abiotik.
Beberapa contoh dari interaksi ini adalah:

21
a. Cahaya matahari dibutuhkan untuk terjadinya proses fotosintesis pada
tumbuhan. Akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan akan membuat
tumbuhan layu dan mati.
b. Tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk berfotosintesis. Sebaliknya
tumbuhan berperan menjaga kestabilan komposisi udara agar dapat
mendukung kehidupan organisme lainnya.
c. Setiap tumbuhan mengambil air dari lingkungannya (dari dalam tanah),
tumbuhan juga membebaskan air ke lingkungan (ke udara) dalam bentuk uap
air. Bersama uap air dari sumber yang lain akan terbentuk awan dan turun
sebagai hujan. Akhirnya air meresap ke dalam tanah kembali lagi ke tanah.
Selain itu, tumbuhan juga mengambil zat hara dari tanah namun juga
pengembaliannya lagi dalam bentuk ranting
Sistem interaksi antar biotik dan abiotic juga terdiri dari :
1. Aliran energy
Semua organisme memerlukan energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan,
reproduksi, dan pada beberapa spesies untuk lokomosi. Pengaturan energi
suatu ekosistem bergantung pada produktivitas primer. Sebagian besar
produsen primer menggunakan energi cahaya untuk mensintesis molekul
organik yang kaya energi, yang selanjutnya dapat dirombak untuk membuat
ATP. Konsumen mendapatkan bahan bakar organiknya melalui jaring-jaring
makanan.
Menurut Odum (1993) energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengerjakan pekerjaan. Perilaku energi dapat dinyatakan dalam hukum-
hukum termodinamika berikut:
1) Hukum termodinamika pertama: menyatakan bahwa “energi dapat diubah
dari satu tipe ketipe yan lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan. Sinar adalah suatu bentuk energi, karena dapat diubah
menjadi kerja, panas, atau energy potensial dari makanan, tergantung pada
keadaan. Tetapi tidak ada satupun daripadanya yang dimusnahkan.
2) Hukum termodinamika kedua: menyatakan bahwa “tidak ada peristiwa
atau proses yang melibatkan perubahan energi akan berlansung secara

22
spontan kecuali dengan adanya penurunan energi dari bentuk yang
dimampatkan ke bentuk yang disebarkan (energi yang terpusat menjadi
bentuk energi yang terpencar ).
Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari
suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan
dengan rantai makanan atau dengan piramida biomassa. Organisme, ekosistem
dan seluruh biosfir memiliki sifat termodinamika dasar untuk mampu
menciptakan dan mampu mempertahankan tata tertib dalam tahapan tinggi,
atau keadaan entropi rendah ( ukuran untuk kekacauan atau jumlah energi
yang tidak tersedia di dalam system).
Keragaman manifestasi hidup semuanya disertai perubahan-perubahan
energi, walaupun tidak energy ada yang diciptakan ataupun dihancurkan.
Energi yang memasuki permukaan bumi sebagai sinar diimbangi oleh energi
yang meninggalkan permukaan bumi sebagai radiasi panas yang tidak tampak.
Tanpa pemindahan energy tak akan mungkin ada kehidupan dan tidak ada
system-sistem ekologi.
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi
cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen
(organismefotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di
dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen
dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia
tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk menerima dan
menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas
ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder
a) Produktivitas primer
Jumlah energi cahaya yang diubah menjadi energy kimia oleh
autotroph suatu ekosistem selama suatu priode waktu tertentu. Total
produktivitas primer dikenal sebagai produktivitas primer kotor. Tidak
semua produktivitas ini disimpan sebagai bahan organic pada tumbuhan

23
yang sedang tumbuh karena tumbuhan tersebut menggunakan sebagian
molekul sebagai bahan bakar dalam respirasi selulernya.

b) Produktivitas sekunder
Laju perubahan energy kimia pada makanan yang dimakan oleh
konsumen ekosistem menjadi biomassa baru mereka sendiri. Di sebagian
besar ekosistem, herbivore hanya mampu memakan sebagian kecil bahan
tumbuhan yang dihasilkan, dan herbivora tidak dapat mencerna seluruh
senyawa organic yang ditelannya.
Selain yang tela disebutkan sebelumnya, pada alairan energy juga terdiri
dari :
a. Pengertian Rantai Makanan
Energi pangan sumber daya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri
organisme dengan diulang-ulang dimakan dan memakan dinamakan rantai
pangan. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrofh dengan mengubah
energy cahaya dari matahari menjadi energy kimia. Energi kimia ini akan
diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau
sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau
decomposer. Pada tiap pemindahan bagian besar, 80-90% dari energy
potensial hilang sebagai panas. Maka dari itu, jumlah langkah atau “
sambungan” di dalam urutannya terbatas. Makin pendek rantai pangan (makin
dekat organisme itu pada permulaan rantai), semakin besar energi yang
tersedia.
Rantai-rantai pangan terdiri dari dua tipe dasar yaitu rantai pangan
perumputan, yang mulai dari dasar tumbuh-tumbuhan hijau ke herbivora yang
merumput (organisme yang makan tumbuhan hidup) dan terus ke karnivora
(pemakan binatang), rantai pangan sisa, yang dimulai dari bahan-bahan mati
ke mikroorganisme dan kemudian ke organisme yang makan sisa detrivora
dan pemangsanya.
b. Pengertian Jaring-Jaring makanan

24
Setiap organisme memakan lebih dari satu makanan. Sehingga hubungan
makan dan aliran energi pada ekosistem alami lebih kompleks dibandingkan
hanya sekedar rantai makanan.
Menurut Odum (1993) rantai-rantai pangan tidak merupakan urutan-urutan
yang terpisah. Melainkan bersambungan satu dengan yang lainnya. Pola yang
saling berkaitan itu disebut jaring-jaring pangan. Di dalam komunitas-
komunitas alam yang kompleks,organisme-organisme yang
makanannyadiperoleh dari tumbuhan-tumbuhan dengan jumlah langkah yang
sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat trofik yang sama. Dengan
demikian, tumbuh-tumbuhan hijau (tingkat produsen) menduduki tingkat
trofik yang pertama, pemakan tumbuhan tingkat trofik kedua, karnivora yang
memakan herbivora tingkat ketiga, dan karnivora sekunder tingkat keempat.
Klasifikasi trofik didasarkan satu dari fungsi dan bukan dari jenis.
Populasi tertentu dapat menduduki satu, atau lebih dari satu tingkat trofik
menurut sumber energi yang sebenarnya diasimilasi.
a) Proses Aliran Energi dalam Jaring-Jaring makanan
Dalam suatu interaksi terjadi proses pengaliran energi. Aliran energi
terjadi karena adanya makan-memakan membentuk suatu rantai makanan.
Rantai makanan saling terkait membentuk jaring-jaring makanan.
Komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dalam ekosistem dan
berperan dalam proses aliran energi. Aliran energi adalah proses
perpindahan energi dari satu organisme ke organisme yang lain. dalam
ekosistem aliran energi dapat berupa rantai makanan maupun jaring-jaring
makanan.
Energi dapat berada dalam berbagai bentuk. Misalnya energi kimia,
energi potensial, energi kinetik, energi panas, energi listrik, dan lain-lain.
Namun, semua bentuk energi tersebut berasal dari satu sumber yaitu
matahari. Perubahan bentuk energi ke bentuk energi lain ini dinamakan
transformasi energi. Sedangkan perpindahan energi dari satu tempat ke
tempat lain disebut transfer energi atau aliran energi.

25
Dalam suatu ekosistem, energi matahari diubah oleh produsen menjadi
makanan bagi konsumen primer. Oleh konsumen primer, makanan yang
diperoleh diubah kembali menjadi energi. Konsumen sekunder juga
melakukan hal yang sama setelah memakan konsumen primer. Namun,
tidak semua makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi. Perhatikan
gambar dibawah ini yang menggambarkan pembagian energi.
Selama proses transfer energi, selalu terjadi pengurangan jumlah
energi setiap melewati suatu tingkat trofik. Selama terjadi aliran energi
dalam suatu rantai makanan, terjadi pula aliran materi. Materi berupa
unsur- unsur dalam bentuk senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup.
Pergerakan energi dan materi melalui ekosistem saling berhubungan
karena keduanya berlangsung melalui transfer zat-zat di dalam rantai
makanan. Dari 200 J energi yang dikonsumsi oleh ulat, misalnya, hanya
sekitar 33 J yang digunakan untuk pertumbuhannya, sedangkan sisanya
dibuang sebagai feses atau digunakan untuk respirasi seluler. Tentunya,
energi yang yang terkandung dalam feses tersebut tidak hilang dari
ekosistem karena masih dapat dikonsumsi oleh detritivora. Akan tetapi,
energi yang digunakan untuk respirasi hilang dari ekosistem. Dengan
demikian, jika radiasi cahaya matahari merupakan sumber utama energi
untuk sebagian ekosistem, maka kehilangan panas pada respirasi adalah
tempat pembuangan energi. Hal inilah yang menyebabkan energi
dikatakan mengalir melalui ekosistem dan bukan didaur di dalam
ekosistem.
c. Pengertian Piramida Ekologi
Setiap tahap dalam rantai makanan akan ada sejumlah energi yang hilang
karena tidak terasimilasi atau lepas sebagai panas, sehingga organisme yang
berada pada ujung tingkat trofik akan memperoleh energi lebih kecil. Apabila
energi yang tersedia dalam suatu rantai makanan itu disusun secara berurutan
berdasarkan urutan tingkat trofik, maka membentuk sebuah kerucut yang
dikenal dengan piramida ekologi. Dengan demikian piramida ekologi adalah

26
susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau tingkat energi) secara
berurutan menurut rantai makanan atau jaring makanan dalam ekosistem
(Indriyanto, 2006).
Piramida ekologi merupakan suatu diagram piramida yang dapat
menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain,
secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang
menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi
tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut
terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen
tertier. Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah.
Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik kedua,
konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier
menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida.
a) Jenis/Macam Piramida Ekologi
Piramida ekologi terdiri dari piramida jumlah, piramida biomassa, dan
piramida energi.
(a) Piramida Jumlah
Piramida jumlah yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah
individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah
umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah
mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti
piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan
konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan
dalam trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen
primer) di trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit
dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier
lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder (Soerya, 1994).
(b) Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu piramida yang menggambarkan
terjadinya penurunan atau peningkatan biomassa organisme pada tiap
tahap tingkatan trofik. Piramida biomassa pada ekosistem daratan dan

27
ekosistem perairan terjadi perbedaan bentuk. Pada ekosistem daratan
piramida biomassanya tegak, sedangkan ekosistem perairan
piramida biomassanya terbalik hal ini karena pada ekosistem daratan
jumlah organisme produsen lebih banyak dibandingkan jumlah
organisme konsumen pada tiap tingkat trofik, maka biomassa konsumen
makin kecil menuju ke puncak piramida sedangkan dalam ekosistem
perairan biomassa konsumennya selalu lebih besar daripada biomassa
produsen (Resosoedarmo dkk. 1986).
(c) Piramida Energi
Merupakan piramida yang menggambarkan terjadinya penurunan
energi pada tiap tahap tingkatan trofik, setiap urutan tingkat trofik, akan
terjadi kehilangan energy. Karena setiap pengubahan energi akan
menimbulkan hilangnya energy yang dipakai, hal ini sesuai dengan
Hukum Termodinamika II. Bentuk piramida energi ini adalah piramida
tegak. Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya
energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam
suatu ekosistem.
Diantara ketiga tipe piramida ekologi tersebut, piramida energi
merupakan piramida yang terbaik karena dapat memberikan gambaran
menyeluruh berkaitan dengan sifat-sifat fungsional suatu ekosistem.
Piramida energi juga menunjukkan efisiensi ekologi atau keproduktifas
ekosistem. Disamping itu, piramida energi tidak dipengaruhi oleh ukuran
organisme dan kecepatan metabolisme pada tiap organisme, sehingga
apabila semua sumber energi diperhitungkan, maka bentuk piramida
selalu tegak sesuai dengan Hukum Termodinamika II.
2. Siklus materi
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi
dasar makhluk hidup dan tak hidup (Indriyanto, 2010). Pertukaran atau
perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan
tak hidup dapat juga disebut dengan siklus materi. Suatu ekosistem, materi

28
pada setiap tingkat trofik tidak hilang, namun materi berupa unsur-unsur
penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut
masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan sehingga disebut siklus
materi.
Siklus materi merupakan proses berpindahnya materi dalam suatu rantai
makanan atau jaring-jaring makanan yangmengalir melalui makhluk hidup
dan makhluk non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari satu
ekosistem ke ekosistem lainnya. Materi dari produsen(tanaman padi) mengalir
kepada konsumen tingkat I(tikus), kemudian mengalir lagi pada konsumen
tingkat II(ular), lalu karna adanya proses makan-memakan materi tersebut
mengalir lagi ke konsumen tingkat III(burung elang), burung elang yang mati
akan diuraikan oleh dekomposer,seiring dengan berjalannya waktu
dekomposer menyatu dengan tanah, lalu materi itu diserap lagi oleh tanah.
Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran
energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen
biotik dengan komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk
ke dalam siklus materi, yaitu :
a. Kepentingan nutrisi dalam ekosistem
Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari
sekitar 92 unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk keperluan hidup dan
pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal sebagai garam-garam biogenik yang
dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan
nutrisi mikro.
a) Nutrisi makro
nutrisi ini diperlukan relatif dalam jumlah yang banyak, dan
mempunyai peranan kunci dalam pembentukan protoplasma makhluk
hidup. Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok ini adalah
hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama
membentuk sekitar 95 % dari berat kering materi hidup. Keempat nutrisi
ini didapatkan dari bentuk gas di atmosfir. Nutrisi lainnya yang termasuk

29
nutrisi makro ini, yang diperlukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit
diantaranya adalah kalium, posfor dan sulfur.

b) Nutrisi mikro
nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, tetapi
sangat penting untuk kehidupan. Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang
diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi, tembaga,
seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas akibat proses
penghawaan
b. Fungsi Siklus Materi
Walaupun sebagian besar ekosistem menerima suplai energy kimia yang
berlimpah, unsur-unsur kimia hanya tersedia dalam energy terbatas.
(Meteoroit yang terkadang menghantam bumi merupakan satu-satunya sumber
materi baru dari luar bumi). Oleh karena itu, kehidupan di bumi bergantung
pada pendaurulangan unsur-unsur kimia esensial.[16] Daur materi itu disebut
daur biogeokimia, karena daur itu meliputi proses biologi, geologi, dan kimia.
Mata rantai mahluk hidup dalam daur biogeokimia merupakan jaring-jaring
kehidupan karena melibatkan komponen biotic dan abiotik. Siklus nutrient ini
disebut sebagai siklus biogeokimiawi. Daur biogeokimia sendiri berfungsi
sebagai pengatur kestabilan kehidupan dalam ekosistem, sehingga kestabilan
kehidupan dalam ekosistem dapat terjaga dan unsur-unsur kimia yang ada di
ekosistem tetap terjaga da dapat dimanfaatkan untuk proses kehidupan.
Apabila proses ini berhenti maka kestabilan kehidupan dalam ekosistem juga
akan berhenti dan sebaliknya. Sehingga proses biogeokimia ini sangat penting.
3. Siklus biogeokimia
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsure-unsur penyusun
bahan organik dalam ekosistem, berpindah ke trofik-trofik rantai makanan
tanpa mengalami pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat
semula. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara,
tanah atau air. Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur ulang
yang melibatkan komponen biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur

30
biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara komponen biotik
dengan abiotik dalam suatu ekosistem. Daur biokimia meliputi : daur air, daur
sulfur, daur pospor, daur nitrogen, daur karbon dan daur oksigen.
a. Daur air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas
hidupnya. Oleh karena itu, ketersediaan air di lingkungan sangat mutlak bagi
organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung dari air permukaan,
tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan tumbuhan mengambil air dari
air tanah dengan menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar
seperempat air tanah yang ada di daratan. Air keluar dari hewan dan manusia
berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui proses
transpirasi.
Semua air yang jatuh ke bumi melalui air hujan akan mengalir lagi ke
lautan dan danau, di laut dan danau air mengalami penguapan menjadi awan
yang mengandung uap air uap air akan menjadi air hujan , lalu air hujan akan
turun ke bumi.
b. Daur sulfur
Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan
banyak terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam dari tanah,
sedangkan hewan dan manusia mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka
makan.
c. Daur fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan
merupakan faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta merupakan unsur
yang penting untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan senyawa
organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak berupa gas,
sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut
dan terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di laut
hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah
satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui rantai

31
makanan laut dan mengembalikan ke darat melalui kotorannya kemudian
masuk ke rantai makanan.

d. Daur nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein
dan berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar
terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari
semua gas di atmosfer.
Gas nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui fiksasi
nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium), alga biru
(Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang masuk ke tanah
melalui fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia. Proses
penguraian nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi.
Nitrogen yang masuk ke tanah bersama kilat dan air hujan berupa ion
nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh tumbuhan dan
akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai menjadi amonia.
Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan mineralisasi oleh
bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit
(NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat (nitrobacter) menjadi
ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion nitrit, ion nitrit menjadi
ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam
bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam bentuk
senyawa organik (protein) yang terkandung pada tumbuhan dan hewan yang
dimakan.
Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri denitrifikasi (Thiobacillus
denitrificans, Pseudomonas denitrificans) menjadi nitrogen.Nitrogen yang
dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion nitrat menjadi
nitrogen disebut denitrifikasi.
e. Daur karbon

32
Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2),
sedangkan Konsentrasi (CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon
dioksida masuk ke dalam komponen biotik melalui organisme fotoautotrop
(tumbuhan hijau) dan kemoautotrop (bakteri kemoautotrop) dalam proses
fotosintesis dan kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik
dan berpindah melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan.
f. Daur oksigen
unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2). ) dalam proses fotosintesis
dan kemosintesis. Oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui proses
respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida
(CO2).
2.2 SUKSESI
2.2.1 pengertian dan konsep suksesi
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain.
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik
dalam komunitas atau ekosistem.
Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu
tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi
akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil
atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah
memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya.
(Admin,2010)
Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai berikut:suksesi adalah
perubahan yang perlahan lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu dareah
tertentu di mana terjadi pengalihan dari satu jenis tumbuhan oleh jenis tumbuhan
lainnya pada tingkat populasi.
Clements (1916) menuliskan pendapat-pendapatnya yang sangat persuasive,
ia menyatakan bahwa vegetasi dapat di sejalankan dengan “organism super”

33
mampu memperbaiki atau mengelola dirinya sendiri bila terjadi gangguan atau
kerusakan, ia juga mengenalkan adanya enam unsur yang akan terjadi sehubungan
dengan proses suksesi yaitu:

1. Penggundulan yang mengakibatkan terjadinya sibstrat baru


2. Migrasi kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
3. Eksesis perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi, dan penyebaran
4. Kompetisi, persaingan sehingga pengusiran satu spesies oleh species lainnya
5. Reaksi,perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
6. Stabilisasi,Yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang
matang.
Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang di kemukakan atasdasar
menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan
yang hidup di atasnya, proses perubahan ini di sebut suksesi progresesif.
Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis
tumbuhan, penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi
biasanya akibat penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi
habitat. Perubahan komunitas tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini di
sebut suksessi retrogresif atau suksesi regresif.
Dalam hal suksesi retrogresif ini seluruh unsur perubahan yang di
kemukakan oleh Clements tetap berlaku, tetapi dengan arah yang berlawanan.
Gams (1918) mengemukakan bahwa suksesi bisa terjadi secara alami , tetapi
bisa juga timbul karena perbuatan manusia. keduanya tidak berbeda secara
mendasar. Hutan yang yang hancur karena di tebang oleh manusia atau di
hancurkan akibat longsor atau angin topan,proses suksesi yang terjadi akan
relative sama.
Gams mengkategorikan suksesi ini dalam tiga keadaan yaitu
1. Suksesi dengan urutan normal, yang berasal dari adanya pengaruh terhadap
vegetasi yang terus menerus dan cepat. misalnya vegetasi rumput yang selalu
terinjak-injak ternak,dimamah biak,di jadikan tempat beristirahat ternak ,atau

34
tempat guling-gulingan ternak. kondisi vegetasi akan mengalami fasa
perubahan masa ternak tetap berada di tempat itu.

2. Suksesi dengan urutan berirama yang berasal dari gangguan berulang-ulang,


mugkin siklis tetapi mempunyai interval waktu satu gangguan dengan
gangguan berikutnya. misalnya terjadi perubahan vegetasi karena adanya
proses rotasi dalam pemanfaatan lahan pertanian.
3. Suksesi dengan urutan katastrofik, yang terjadi secara hebat dan tiba-tiba,
tidak berirama, seperti meletusnya gunung merapi, gempa bumi,kebakaran,
penebangan,pengeringan habitat akuatika yang kesemuanya ini bisa
menimbulkan dampak katastrofik pada komunitas tumbuhan, yang kemudian
cepat atau lambat akan diikuti oleh suatu proses suksesi tumbuhan.
Perubahan vegetasi di alam sebenarnya bisa di bedakan dalam tiga bentuk
umum yaitu:
1. Perubahan fenologis yang tidak saja terjadi karena adanya masa-masa
berbunga, berubah biji, berumbi, gugur daun dan sebagainya, tetapi juga
terjadi pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan tertentu dalam perjalanan waktu
atau musim yang memperkaya komunitas tumbuhan itu.misalnya pada habitat
padang pasir dengan hadirnya tumbuhan setahun dan geofita setelah hujan
turun, dan ini terjadi satu kali untuk beberapa tahun.
2. Perubahan suksesi sekunderyakni perubahan yang vegetasi yang non fenologis
dan terjadi dalam ekosistem yang telah matang.ini termasuk suksesi normal,
berirama dan katastrofik seperti yang di klasifikasikan oleh gams. suatu
suksesi sekunder berasal hanya dari suatu kerusakan ekosistem secara tidak
menyeluruh atau tidak total kerusakannya. Misalnya pada daerah pertanian
setelah terjadi panenan. juga pada daerah hutan akiubat terjadinya pohon
tumbang. Pada suksesi sekunder ini dapat bersifat satu arah atau siklik.
3. Perubahan suksesi primer, berlainan dengan suksesi sekunder,
pembentukankomunitas tumbuhan pada suksesi primer ini berasal dari suatu
substrat yang sebelumnya tidak pernah mendukung komunitas tumbuhan.

35
Substrat baru yang terbentuk bisa berasal dari system air sebagai hasil dari
proses pendangkalan, suksesi yang terjadi di sebut suksesi
hidroseres(clements)atau hidrark (cooper).bila substrat baru berasal dari system
darat, batuan, pasir, dan sebagainya maka suksesinya di sebut suksesi xeroseres
atau xerark.
Konsep Suksesi terdir atas :
a. Sere
Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan/waktu tertentu
b. Suksesi
Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu
wilayah ekosistem tertentu
c. Klimaks
Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam
perjalanan suksesi ekologis yang optimum.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan baik
struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan
mungkin hanya merupakan fluktuasi local kecil sifatnya, sehingga tidak
memberikan arti yang penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar atau kuat
sehingga mempengaruhi system secara keseluruhan.
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang
tidak sederhana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi /
nutrisi , produktivitas, konsep energy, kaitannya dengan masalah pertanian dan
juga dengan masalah konservasi.
Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat di sebabkan berbagai
penyebab utama yaitu:
a. Akibat perubahan iklim
Perubahan atau fluktuasi iklim dalam skala dunia yang meliputi ribuan
tahun telah memberikan reaksi penyusuaian dari ekosistem di dunia ini.
Bentuk perubahan ini meliputi perubahan dalam perioda waktu yang lama dari
penyebaran tumbuhan dan juga hewan. yang akhirnya sampai pada bentuk-
bentuk ekosistem sekarang.

36
b. Suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)
Faktor luar seperti api, penginjakan, atau polusi dapat menginduksi
perubahan ekosistem baik untuk sementara maupun waktu yang relative lama.
c. Suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)
Ini merupakan suksesi ekologi,yang dapat di artikan sebagai perubahan
dalam ekosistem yang berkembang kearah pemasakan atau pematangan atau “
Steady state “.
Seperti yang di pahami bahwa ekosistem merupakan system yang terbuka,
mempunyai kapasitas untuk pengaturan diri oleh system umpan balik negative.
artinya ekosistem mengarah pada keseimbangannya, berupa ekosistem yang
stabil. Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan
misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami
pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut
eutrofik. Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu
komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis
komunitas klimaks sebagai berikut :
a. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.
b. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
c. xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
2.2.2 mekanisme suksesi
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Kolonisasi
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi, selama tahap tersebut habitat yang
kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan :
pertama, bahwa organisme tersebut sampai dilokasi dan kedua, organisme
tersebut menjadi mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu
tempat tergantung pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang
ada pada daerah tersebut.
2. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan
mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada

37
daerah terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti
misalnya lichens (lumut kerak) yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan
vulkanik. Organisme ini akan mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami.
Merupakan pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni
makhluk hidup.
3. Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas
ruang(spasial) habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman
pembentuk hutan yang terpenting pada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini
menghasilkan gradient sifat tanah. Bahan organik tanah brvariasi pada bagian
tengah hutan dan pada bagian tepi hutan.
Penutupan vegetasi umumnya berpengaruh pada perbaikan temperature,
cahaya dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan akan cenderung menciptakan
kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan
mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih rendah dalam tegakan
suksesi suksesi yang lebih tua.
Dari proses-proses suksesi diatas menimbulkan keanekaragaman spesies
produksi dan biomasa, pada dasarnya spesies hidup pada lingkungan habitat yang
sangat gersang. Jenis pionering merupakan jenis generalis dengan relung yang
lebar, mampu bertahan terhadap faktor abiotik yang tidak melemah karena
pengaruh kekuatan intrakomunitas. Produksi primer dan biomasa komunitas
pionering ternyata rendah jadi rasio produksi terhadap biomasa terjadi maksimum
pada stadium awal suksesi.
Keanekaragaman komunitas pionering memang rendah, jadi jaringan pakan
kurang berkembang, dan onteraksi interspesifik terjadi minimal. Apabila dalam
peredaran waktu tidak terjadi perubahan ekosistem, komunitas pionir akan tetap
ada selamanya. Namun dengan berkembangnya suksesi kegersangan ekosistem
berkurang hasil kinerja jenis-jenis pionir itu sendiri atau karena adanya pasokan
nutrisi dari luar yang memperbiki kegersangan. Proses suksesi demikian
merupakan dinamika komunitas yang berlanjut memperbaiki ekosistem dalam

38
perjalanan menemukan wujud puncak komunitas, yaitu klimaks. Penjelasan
tersebut telah tertera pada bagan berikut.

2.2.3 Tipe-tipe suksesi


Suksesi terdiri dari beberapa tipe yaitu :
1. Suksesi primer versus sekunder
Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan
suksesi sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder
terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini
penjelasan mengenai suksesi primer dan suksesi sekunder :
1) Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan
mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di
tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan
gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan
pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya
penambangan timah, batubara, dan minyak bumi.
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung
Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan
gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta
tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan.
Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan
lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka
akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas
penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang
lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari
luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan
kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh

39
menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.Kondisi demikian tidak
menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus
mengadakan pelapukan lahan. Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh
jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.
Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi.
Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak
tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut
mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni
perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah
ekosistem itu.
Perubahan yang terjadi selam proses suksesi :
a. Perkembangan sifat substrat/tanah
b. Pertambahan kepadatan komunitas
c. Peningkatan pemanfaatan SDL
d. Perubahan iklim mikro
e. Komunitas menjadi lebih kompleks
2) Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara
alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak
total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut
substrat lama dan kehidupan lama masih ada. Contohnya, gangguan alami
misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan
buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan
sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain
tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet
yang ditinggalkan tak terurus. Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan
datangnya musim kering atau yang dikenal juga dengan musim kemarau.
Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik yang disebabakan
oleh kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang terjadi
karena gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang

40
tinggi memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan
api, bencana kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif
terhadap kondisi setelahnya dan bahkan menimbulkan kerugian material.
Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan masyarakat, kebakaran hutan
juga sering kali terjadi di sebagian wilayah Indonesia, bencana ini dapat
melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan,
kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga mengakibatkan mereka
harus bergerak ke habitat lain.
2. Autogenik versus Allogenik
kekuatan yang ada dalam suksesi adalah pengaruh tumbuhan terhadap
habitat. Tumbuhan dapat menaungi tumbuhan di bawahnya, menambah serasah
menyebabkan fruktuasi tempartur, meningkatkan kelembapan, dan akarnya
mengubah struktur dan kimia tanah. Modifikasi ini dapat mempengaruhi anakan
yang tidak teadaptasi terhadap teduh kalah dalam kompetisi. Dalam kondisi
seperti ini spesies lain akan mendominasi kawasan itu.suksesi yang terjadi seperti
ini oleh Tanslay (1935) disebut suksesi autogenik (biotik).
Di pihak lain, suksesi allogenik disebabkan oleh perubahan lingkungan.
Perubahan pantai dapat memukinkan terjadinya invasi spesies lain. Ini sebagai
awal dari suksesi allogenik.
3. Progresif versus Retrogresif
suksesi sering menujun arah komunitas yang lebih besar dan kompleks dan
biomasa yang meningkat serta habitat menjadi lembab. Suksesi tipe ini disebut
suksesi progresif.
Suksesi retrogresif menuju keararah yang berlawanan menjadi sederhana dan
dapat menuju kearah habitat basah atau habitat kering. Misalnya penggembalan
besar-besaran terhadap kawasan menjadikan komunitas menjadi sederhana.
4. Siklik versus terarah
Kita telah membicarakan suksesi terarah yang ditandai dengan akumulasi
perubahan yang mengarah pada perubahan besar komunitas. Namun di komunitas
klimaks sekalipun akan terjadi perubahan, namun bersifat suksesi siklik pada
skala lokal. Ini nterjadi karena lama hidup tumbuhan penutup adalah tertentu, dan

41
tidak adanya tumbuhan penutup akan membuka kemungkinan terjadinya invasi
tumbuhan lain pada komunitas klimaks anakan tumbuhan penutup teradaptasi
secara baik dibawah induknya dan bila induknya mati, mereka akan menggantikan
iduknya. Dalam hal ini akan terjadi suksesi siklik.

42
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen
utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah
komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati.
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup
yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktutertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Perubahan ekosistem ini
pada dasarnya dapat di sebabkan sebagai penyebab utama yaitu:
1. Akibat perubahan iklim
2. suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)
3. suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks
atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua
macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
3.2. Saran
Sebelumnya penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalm penulisan ataupun kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan
kita tentang ekosistem dan suksesi.

43
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2012. Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan dan Piramida Ekologi.

(http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/rantai-makanan-jaring-

jaring-makanan-piramida-ekologi.html) diakses 23 April 2020 pukul 22.09

WIB.

Campbell Reece & Mitcheel. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta :

Erlangga. Hlm. 391-418

Eugene P. Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press. Hlm. 46-79.

Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I. Bandung : Angkasa.

Panji.2015. Aliran energy pada ekosistem. http://www.edubio.info/2015/05/aliran-

energi-pada-ekosistem.html diakses 23 April 2020 pukul 22.09 WIB.

Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM.

Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UI.

Soemarwoto, Otto. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :

Djambatan. Hlm. 26-33.

Sridianti. 2016. Pengertian Aliran Energi dalam Ekosistem, dari

http://www.sridianti.com./pengertian-aliran-energi-dalam-ekosistem.html

diakses 23 April 2020 pukul 22.09 WIB.

Subroto, Trisno Hadi.1990. Ekologi Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : Institut

Teknologi Bandung.

44

Anda mungkin juga menyukai