Anda di halaman 1dari 15

1

EKOSISTEM (LANJUTAN)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi yang diampu oleh

Dr. Marini Susanti Hamidun, S.Si., M.Si

Oleh :

Ardita (433419027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020

1
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Ekosistem
(Lanjutan)”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Ekologi.

Saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan khususnya pada pembaca pada umumnya.
Dengan segala kerendahan hati, saran – saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu
mendatang.

Gorontalo, 30 Oktober 2020

Penulis

2
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

2.1 Interaksi antara komponen Abiotik dan Komponen Biotik..................... 6


2.2 Aliran Energi............................................................................................ 7
2.3 Siklus Materi............................................................................................ 10
2.4 Siklus Biogeokimia.................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14


3.2 Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara


organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu.
Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu
ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak
diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.

Peningkatan kepadatan populasi mengurangi ketersediaan sumberdaya bagi suatu


organisme, dan keterbatasan sumberdaya akhirnya akan membatasi pertumbuhan populasi..
Ketika ukuran populasi meningkat, kompetisi akan lebih sering terjadi dan laju pertumbuhan
menurun sebanding dengan intesitas kompetisi ; laju pertumbuhan populasi tergantung pada
kepadatan (Champbel, 2004)

Ekosistem menandakan adanya interaksi yang terjadi antara makhluk hidup baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara komponen abiotik dan komponen abiotik adalah Ekologi.

Komponen abiotik dan komponen biotik berada dalam sebuah tempat dan berinteraksi
atau bertemu secara natural dan teratur. Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu
bergantung pada organisme lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan
membentuk suatu pola interaksi. Pola interaksi ini terjadi antara komponen biotik dan
komponen abiotik serta antara komponen biotik dan biotik.

Dalam pertumbuhan populasi terbatas, suatu faktor yang tergantung pada kepadatan
adalah faktor yang memperkuat peningkatan ukuran populasi. Pada model pertumbuhan
logistik, faktor yang tergantung kepadatan mempengaruhi laju pertumbuhan populasi dengan
cara menurunkan reproduksi atau dengan cara meningkatkan kematian dalam suatu populasi

4
5

yang sudah begitu padat. Keterbatasan sumberdaya dalam suatu populasi yang padat dapat
mempengaruhi ukuran populasi di masa depan. Pada kasus yang seperti ini, peningkatan
kompetisi intraspesies atas nutrien yang menurun menyebabkan penurunan populasi. Jadi,
nutrien juga merupakan pembatas dalam suatu populasi.

Kepadatan populasi juga akan mempengaruhi kesehatan dan peluang bertahan hidup
suatu organisme dalam populasi. Suatu populasi, khususnya tumbuhan yang padat, jiga akan
berkompetisi dalam memperoleh sumber energi matahari. Dalam populasi yang padat, suatu
tanaman dapat menghalagi tanaman lain untuk memperoleh cahaya. Sehingga proses
metabolisme jadi tidak sempurna.

Ciri ekosistem adalah sebagai berikut,

- Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas bumi pada
ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.
- Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik.
- Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan lingkungannya.
- Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana interaksi antara komponen Abiotik dan Komponen Biotik
2. Apa yang dimaksud dengan Aliran Energi?
3. Apa yang dimaksud dengan Siklus Materi?
4. Apa yang dimaksud dengan Siklus Biogeokimia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui interaksi antara komponen Abiotik dan Komponen Biotik
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran energi
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus materi
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus Biogeokimia

5
6

BAB II

PEMBAHASAN

Interaksi antar makhluk hidup yang terjadi pada sebuah ekosistem, berguna untuk menjaga
kestabilan ekosistem tersebut. Jika interaksi antar makhluk tidak berjalan dengan baik dan
seimbang, akan ada sebuah ketimpangan yang terjadi pada suatu ekosistem, dan itu tidak baik
untuk ekosistemnya, atau untuk makhluk hidup yang ada di dalamnya.

2.1 Aliran Energi

Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi
yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen primer, ke konsumen
tingkat tinggi, sampai ke saproba, aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu
tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya.

Tahapan proses aliran energi dalam suatu ekosistem meliputi :

1. Energi cahaya matahari masuk ke dalam lingkungan ekosistem.


2. Selanjutnya, hanya setengah dari rata- rata energi cahaya yang digunakan oleh tumbuhan
untuk proses fotosintesis. Setelah fotosintesis maka akan dihasilkan energi kimia yang
diperoleh dari energi cahaya. Energi tersebut kemudian tersimpan di dalam tumbuhan
sebagai produsen.
3. Berikutnya, tumbuhan dimakan oleh organisme herbivora sehingga energi berpindah dari
produsen ke konsumen primer. Energi yang disimpan konsumen primer hanya berkisar
10 persen dari energi produsen.
4. Organisme herbivora kemudian dimangsa oleh organisme karnivora sehingga energi
berpindah dari konsumen primer ke tubuh konsumen sekunder. Energi yang disimpan
juga hanya 10 persen dari energi konsumen primer.
5. Jika produsen tidak dimakan oleh konsumen primer, maka energi akan diteruskan ke
dekomposer atau dikeluarkan dari ekosistem sebagai materi organik.

Jenis-Jenis Aliran Energi

6
7

1. Tingkat Trofik
Tingkat trofik adalah tingkatan dari sekelompok organisme yang mempunyai
sumber makanan tertentu. Ada beberapa tingkat trofik dalam sebuah ekosistem. Hal
tersebut tergantung beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah jumlah energi yang
masuk ke dalam ekosistem. Meski demikian, tingkat trofik dapat dikelompokkan menjadi
3 yakni produsen, konsumen dan dekomposer.
o Produsen, merupakan semua organisme yang mempunyai klorofil dan dapat
berfotosintesis sehingga dapat membuat makanannya sendiri. Produsen dalam
ekosistem disebut juga organisme autotrof. Contoh produsen dalam
ekosistem hutan mangrove adalah pohon bakau.
o Konsumen, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri.
Dalam sebuah ekosistem, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
tingkat, yakni konsumen primer, konsumen sekunder dan konsumen tersier.
Konsumen primer merupakan semua organisme pemakan tumbuhan (herbivora),
sedangkan konsumen sekunder dan tersier adalah organisme pemakan daging
(omnivora). Ada banyak contoh dari organisme konsumen. Misalnya
dalam ekosistem hutan  terdapat gajah, burung, ular dan harimau.
o Dekomposer, adalah organime pengurai atau disebut juga detritivor. Organisme
tersebut memperoleh energi dengan cara memakan detritus atau materi organik
dari organisme lain yang telah mati. Contoh dekomposer dalam ekosistem
darat maupun ekosistem air adalah cacing tanah, siput dan kepiting.
2. Rantai makanan
Rantai makanan ialah perpindahan energi dari suatu organisme ke organisme
lainnya yang berlangsung dalam proses makan dan dimakan yang mempunyai satu arah.
Proses rantai makanan dimulai dari organisme autotrof atau produsen mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi kimia berupa senyawa glukosa dan oksigen. Energi
kimia tersebut kemudian diteruskan pada konsumen primer atau tingkat pertama. Energi
dari konsumen primer lalu diteruskan ke konsumen sekunder dan seterusnya sehingga
sampai ke dekomposer atau organisme pengurai. Keseimbangan dari siklus rantai
makanan dipengaruhi oleh jumlah organisme yang ada.

7
8

Jika salah satu organisme hilang atau tidak ada, maka pemangsa dari organisme
tersebut juga akan terancam keberadaanya. Sedangkan organisme yang dimangsa oleh
organisme yang hilang akan bertambah banyak jumlahnya. Contohnya dalam ekosistem
pantai, jika ikan pemakan udang hilang maka burung pemakan ikan akan terancam
keberadaannya, tetapi jumlah udang akan semakin meningkat. Rantai makanan terbagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu :
1. Rantai makanan rerumputan, disebut juga dengan grazing food chain. Proses nya dari
tumbuhan dimakan konsumen primer (herbivora), lalu dimangsa oleh konsumen
sekunder (karnivora) yang selanjutnya dimangsa oleh konsumen tersier.
2. Rantai parasit, adalah siklus rantai yang dimulai dari organisme besar sampai ke
organisme parasit. Misalnya tanaman parasit yang mengambil makanan dari
inangnya. Contoh dari organisme parasit yakni benalu, cacing dan bakteri.
3. Rantai saprofit, yakni suatu rantai makanan dimana organisme yang berada di
dalamnya memperoleh makanan dari sisa – sisa makhluk hidup yang telah mati.
Contohnya daun yang berjatuhan di tanah dimakan oleh cacing tanah, kemudian
cacing tanah dimakan ayam.
3. Jaring- jaring makanan

Jaring- jaring makanan merupakan kumpulan dari banyak rantai makanan yang
kompleks. Dikatakan kompleks karena interaksi makan dan dimakan terjadi  tidak hanya
melibatkan 2 organisme saja, melainkan melibatkan banyak organisme yang saling
memakan. Organisme autotrof dimakan oleh berbagai konsumen primer.  Contohnya,
dalam ekosistem air laut fitoplankton tidak hanya dimakan oleh ikan kecil tetapi juga
dimakan oleh udang dan zooplankton. Selanjutnya masing- masing konsumen primer
tersebut akan dimakan oleh konsumen sekunder yang berbeda- beda. Hal tersebut

8
9

mengakibatkan adanya beberapa rantai makanan yang saling terhubung menjadi jaring-
jaring makanan.

Arus energi dan daur materi

Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap melalui tingkat trofik
makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain, seperti energi kimia, energi
mekanik, energi listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini
dinamakan transformasi energi.

Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari masuk ke
dalam komponen biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang diubah menjadi
energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke
konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut
digunakan organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kemampuan organisme-organisme
dalam ekosistem untuk menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem.
Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.

Produktivitas primer

Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrop sebagai produsen mengubah


energy. cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik. Hanya sebagian
kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas primer berbeda pada setiap
ekosistem, yang terbesar ada pada ekosistem hutan hujan tropis dan ekosistem hutan bakau.

Seluruh bahan organik yang dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme
fotoautotrop disebut produktivitas primer kotor (PPk). Lebih kurang 20% dari PPK digunakan

9
10

oleh organisme fotoautotrop untuk respirasi, tumbuh dan berkembang. Sisa PPK yang baru
disimpan dikenal sebagai produktivitas primer bersih (PPB). Biomassa organisme autotrop
(produsen) diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan organik hasil fotosintesis. Hal
ini menunjukkan simpanan energi kimia yang dapat ditransfer ke trofik selanjutnya melalui
hubungan makan dimakan dalam ekosistem.

Produktivitas sekunder

Produktivitas sekunder adalah kecepatan organisme heterotrop mengubah energi kimia


dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam tubuhnya.
Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke organisme heterotrop
(konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian yang dapat diubah
menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih.

Demikian juga perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan selalu menjadi
berkurang. Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan trofik-trofik di atasnya
dinamakan efisiensi ekologi. Diperkirakan hanya sekitar 10% energi yang dapat ditransfer
sebagai biomassa dari trofik sebelumnya ke trofik berikutnya.

2.2 Siklus Materi

Siklus materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam


suatu rantai makanan Tubuh kita, hewan, tumbuhan, batu, dan lain-lain tersusun
oleh materi. Materi itu sendiri terdiri dari unsure kimia seperti, karbon (O), hydrogen (H),
oksigen (O), nitrogen (N), dan fosfor (P).

Materi yang kita butuhkan untuk menyusun tubuh kita, kita dapatkan dari makanan kita.
Materi dalam makanan itu berbentuk karbohidrat, lemak, protein dan lain-lain. Kecuali untuntuk
menyusun tubuh kita, makanan juga mengandung zat yang diperlukan untuk mengatur proses
kimia yang terjadi dalam tubuh kita, yaitu yang disebut metabolisme zat ini antara lain vitamin
dan mineral tertentu. Bersamaan dengan materi, dari kita dapatkan  energy.

Hewan, untuk hidupnya juga harus makan. Dalam ekologi manusia dan hewan disebut
konsumen. Kita lihat adanya proses makan memakan dalam alam. Tumbuhan hijau dimakan oleh
ulat. Ulat dimakan oleh burung perenjak dan pada gilirannyadimakan oleh ular. Proses makan

10
11

memeakan disebut rantai makanan yang terdiri atas banyak mata rantai. Rantai makanan itu
bercabang-cabang merupakan jarring-jaring makanan. Jarring-jaring itu stu disebut jaring-jaring
makanan.

Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke mata rantai makanan yang lain.
Jika mahluk mati, tidak berarti aliran materi berhenti melainkan mahluk yang mati menjadi
makanan mahluk lain. Misalnya bangkai hewan  “dimakan” oleh jasad renik, seperti bakteri dan
jamur, dalam proses pembusukan. Dalam proses ini sebagian bangkai itu digunakan untuk
menyusun tubuh jasad renik. Sebagian lagi terurai menjadi gas, cairan, dan mineral. Salah satu
gas yang terbentuk ialah CO2. Gas kemudian digunakan oleh tumbuhan dalam proses
fotosintesis. Materi tidak ada habis-habisnya. Ia mengalir dari tubuh mahluk satu ke mahluk
yang lainnya dan dari dunia hidup ke dunia tak hidup serta kembali ke dunia hidup. Jadi
pebedaan yang spesifik dari keduanya adalah energy mengalir melalui ekosistem, sementara
materi mendaur di dalam dan melalui ekosistem. 

Fungsi Siklus Materi

Walaupun sebagian besar ekosistem menerima suplai energy kimia yang berlimpah,
unsur-unsur kimia hanya tersedia dalam energy terbatas. (Meteoroit yang terkadang menghantam
bumi merupakan satu-satunya sumber materi baru dari luar bumi). Oleh karena itu, kehidupan di
bumi bergantung pada pendaurulangan unsur-unsur kimia esensial. 

2.3 Siklus Biogeokimia

Daur materi itu disebut daur biogeokimia, karena daur itu meliputi proses biologi,
geologi, dan kimia. Mata rantai mahluk hidup dalam daur biogeokimia merupakan jaring-jaring
kehidupan karena melibatkan komponen biotic dan abiotik. Siklus nutrient ini disebut sebagai
siklus biogeokimiawi. Daur biogeokimia sendiri berfungsi sebagai pengatur kestabilan
kehidupan dalam ekosistem, sehingga kestabilan kehidupan dalam ekosistem dapat terjaga dan
unsur-unsur kimia yang ada di ekosistem tetap terjaga  da dapat dimanfaatkan untuk proses
kehidupan. Apabila proses ini berhenti maka kestabilan kehidupan dalam ekosistem juga akan
berhenti dan sebaliknya. Sehingga proses biogeokimia ini sangat penting.

Daur materi itu biasa disebut daur biogeokimia, adapun jenis-jenis daur biogeokimia
sebagai berikut.

11
12

1. Siklus air

Air penting sekali untuk semua organisme dan ketersediannya memengaruhi laju
proses-proses ekosistem, terutama produksi primer dan dekomposisi di ekosistem darat.
Air cair adalah fase fisik utama saat air digunakan, walaupun beberapa organisme dapat
menggunakan uap air. Pembekuan air tanah dapat membatasi ketersediaan air untuk
tumbuhan darat. Laut mengandung sekitar 97% ai di dalam biosfer. Sekitar 2% terikat
dalam gletser dan tudung es kutub, sementara 1% yang tersisa berada di danau, sungai,
dan air tanah dengan jumplah yang sangat sedikit di atmosfer.

Proses-proses utama yang mendorong siklus air adalah evaporasi air cair oleh
energy surya, kondensasi uap air menjadi awan dan hujan. Transpirasi oleh tumbuhan
darat juga menggerakkan cukup banyak air ke atmosfer. Aliran permukaan dan air tanah
dapat mengembalikan air ke lautan sehingga menuntaskan siklus air.

2. Siklus nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan protein dan
berbagai molekul organic esensial lainnya. Sumber utama terbesar nitrogen adalah
atmosfer yang terdiri dari 80% gas nitrogen. Sumber yang lain adalah tanah dan sedimen
danau, sungai, dan lautan (nitrogen terlarut), serta biomassa organisme hidup.
Jalur utama bagi nitrogen untuk memasuki ekosistem adalah melalui fiksasi
nitrogen, oleh bakteri menjadi bentuk-bentuk yang dapat digunakan untuk menyintesis
senyawa-senyawa organic bernitrogen. Beberpa nitrogen juga difiksasi oleh petir. Pupuk
nitrogen, hujan, dan debu yang tertiup oleh angin juga dapat menyediakan cukup banyak
masukan NH+4 dan NH-3 ke ekosistem. Amonifikasi NH+4 mendekomposisi nitrogen
organik menjadi NH+4. Pada nitrifikasi NH+4 dikonversi menjadi NO-3 oleh bakteri
nitrifikasi. Dalam kondisi anaerobic, bakteri dinitrifikasi menggunakan NO-3 dalam
metabolismenya, bukan O2, sehingga melepaskan N2 dalam suatu proses yang disebut
denitrifikasi.
3. Siklus fosfor
Organisme memerlukan fosfor sebagai penyusun utama asam nukleat, fosfolipid,
dan ATP serta molekul penyimpanan energy lainnya dan sebagai mineral penyusun
tulang dan gigi. Bentuk anorganik fosfor yang paling penting adalah fosfat yang

12
13

diabsorpsi dan digunakan oleh tumbuhan dalam sintesis senyawa-senyawa organic.


Sumber utama terbesar fosfor adalah dalam bebatuan seimen yang berasal dari laut.
Terdapat pula banyak fosfor dalam tanah, di dalam laut (dalam bentuk terlarut) dan dalam
organisme . karena humus dan partikel-partikel tanah mengikat fosfat, pendaurulangan
fosfor cenderung sedikit terlokalisasi pada ekosistem.
Pengikisan bebatuan akibat cuaca secar perlahan-lahan menambahkan fosfat ke
tanah beberapa di antaranya tergelontor ke dalam air tanah dan air permukaan, dan pada
akhirnya mencapai laut. Fosfat yang diambil oleh produsen dan digabungkan ke dalam
molekul biologisndapat dimakan oleh jejaring makanan. Fosfat dikembalikan ke tanah
atau air melalui dekomposisi biomassa atau ekskresi oleh konsumen karena tidak ada gas
pengandung fosfor yang signifikan, hanya ada sedikit fosfor yang bergerak melalui
atmosfer, biasanya dalam bentuk debu dan percikan air laut.
4. Siklus karbon dan oksigen

Unsur karbon dalam atmosfer bentuk karbondioksida (CO2), sedangkan unsure


oksigen dalam bentuk gas (O2). Konsentrasi (CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%.
Karbondioksida masuk ke dalam komponen biotic melalui organisme fotoautrotof
(tumbuhan hijau) dan kemoautrotof  (bakteri kemoautrotof) . dalam proses fotosintesis
dan kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organic dan berpindah melalui
rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan. Sedangkan oksigen masuk ke
komponen biotic melalui proses respirasi untuk membakar bahan makanan lalu
dihasilkan karbon dioksida (CO2). Daur karbon sangat berkaitan erat dengan daur
oksigen di alam kita ini.

5. Siklus sulfur (belerang)


Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein dan banyak
terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur dalam bentuk dari tanah. Sedangkan
hewan dan manusia mendapatkan dari tumbuhan yang mereka makan.

13
14

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya
maupun sesama makhluk hidupnya. Semua organisme memerlukan energi untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, reproduksi, dan pada beberapa spesies untuk lokomosi. Energi pangan sumber
daya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri organisme dengan diulang-ulang dimakan dan
memakan dinamakan rantai pangan. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrofh dengan
mengubah energy cahaya dari matahari menjadi energy kimia. Setiap organisme memakan lebih
dari satu makanan. Sehingga hubungan makan dan aliran energi pada ekosistem alami lebih
kompleks dibandingkan hanya sekedar rantai makanan.

Piramida ekologi merupakan suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan
antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain. Piramida ekologi terdiri dari piramida
jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

3.2 saran

Terpeliharanya ekosistem yang baik dan sehat merupakan tanggungjawab yang menuntut
peran serta setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Oleh
karena itu, pembangunan yang bijaksana harus dilandasi wawasan lingkungan sebagai sarana
untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan bagi kesejahteraan generasi sekarang dan
mendatang.

14
15

DAFTAR PUTAKA

Otto soemarwoto . 2003 . ekologi . Jakarta, Djambatan

Parjatmo, widjaya. 1989 . aliran energi dalam ekosistem. Jakarta, Erlanga

Pudyo susanto . 2001 .Siklus materi. Jakarta,PGSM

Rahardjanto . 2004 . Biogeokimia Ekologi . malang UMM

15

Anda mungkin juga menyukai