Anda di halaman 1dari 28

Makalah

“EKOSISTEM”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi yang diampu

oleh Ibu Dr. Marini Susanti Hamidun, S.Si, M.Si

Oleh

Laila Magfirah Mahmud (433419003)

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENNGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa


memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Ekosistem”.
diselesaikan dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan
dan kekeliruan namun penyusun yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna,
mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan
Terima kasih atas bantuan dan usaha yang telah diberikan dalam membuat
makalah ini niscaya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penyusunan makalah
ini tidak akan terwujud.

Gorontalo, 28 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Konsep Ekosistem..............................................................................3
2.2 Komponen Ekosistem........................................................................5
2.3 Tipe-Tipe Ekosistem..........................................................................8
2.4 Sistem Interaksi Antara Komponen Biotik dan Biotik..................14
BAB III PENUTUP.........................................................................................24
3.1 Kesimpulan.........................................................................................24
3.2 Saran...................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan
tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu tentang hubungan timbal
balik makhlukhidup dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Oleh
karena itu permasalahan mengenai lingkungan merupaka permasalahan Ekologi.
Komponen utama dalam ekologi adalah ekosistem.
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada
komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik (tidak hidup) yang terlibat
dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi,
contohnya saja hubungan hewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan
tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen
yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi
yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
Seperti yang telah dipelajari materi sebelumnya tentang sub topic ekosistem
(bagian topik ekologi) yang merupakan hubungan timbal balik antara komponen
biotik dan abiotik saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem yang
seimbang. Pada ekologi memiliki hirarki/tingkatan komponen yang terdiri atas
individu, populasi, komunitas, ekosistem, biosfer dan bioma.Ekosistem di alam
ini memiliki pola penyesuaian untuk mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan
mengalami suatu perubahan. Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan
mengalami perubahan bentuk baik struktur maupun fungsinya dalam perjalanan
waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil
sifatnya, sehingga tidak memberikan arti yang penting. Perubahan lainnya
mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
1.2 Rumusan Masalah

1
1. bagaimana Konsep Ekosistem?
2. Bagaiamana Komponen Ekosistem?
3. Seperti apa Tipe-Tipe Ekosistem?
4. Bagaimana Sistem Interaksi Antara Komponen Biotik dan Biotik?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami Konsep Ekosistem
2. Dapat mengetahui dan memahami Komponen Ekosistem
3. Dapat mengatahui dan memahami Tipe-Tipe Ekosistem
4. Dapat mengetahui dan memahami Sistem Interaksi Antara Komponen
Biotik dan Biotik

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. contohnya saja hubungan hewan
dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu
kesatuan dan keteraturan. Ekosistem ini meliputi semua organisme dalam suatu area
tertentu, berinteraksi dengan faktor-faktor abiotik serta merupakan suatu komunitas
biologis dengan lingkungan fisiknya (udara, tanah, air dan radiasi matahari). Setiap
komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada
fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
konsep ekosistem menekankan pada hubungan timbal balik dan saling
berkaitan antara organisme hidup dengan lingkungan tak hidup
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan"
Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan kenyataan jika kandungan kimia
atmosfer serta bumi itu berbeda dan sangat terkenali intinya tidak sama dengan planet
yang ada di tata surya. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam
ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumberdaya dan juga kondisi faktor

3
kimiawi serta fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh
spesies tersebut, hal ini disebut sebagai hukum toleransi.
Misalnya, hewan Panda mempunyai toleransi pada suhu sementara itu, hewan
ini hanya memiliki toleransi sedikit dalam hal makanannya yaitu Bambu. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi
apapun asalkan dalam ekosistem tersebut ada bambu sebagai sumber makanannya.
Hal ini tentu tidak sama dengan makhluk hidup lain, karena manusia mampu
memperluas berbagai toleransi melalui kemampuan berfikir. Di mana kemampuan
berfikir ini bisa dikembangkan melalui teknologi dan manipulasi kondisi alam.
Ekosistem-ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan vegetasi dominannya,
topografi, iklim atau beberapa kriteria lainnya. Adapun ciri-ciri ekosistem adlah
sebagai berikut:
1. Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas
bumi pada ekosiste, yamg ditemukan di dasar laut yang dangkal
2. Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi
organic
3. Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan
lingkungannya.
4. Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat lainnya.
Konsep ekosistem merupakan konsep yang luas, fungsi utamanya di dalam
pemikiran atau pandangan ekologi merupakan penekanan hubungan wajib,
ketergantungan, dan hubungan sebab akibat, yaitu perangkaian komponen-komponen
untuk membentuk satuan-satuan fungsional. Ekosistem merupakan tingkat organisasi
biologi yang paling baik untuk tehnik-tehnik analisis sistem.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan
bentuk baik struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan
mungkin hanya merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya, sehingga tidak
memberikan arti yang penting. Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat
sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

4
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang
tidak sederhana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus
materi/nutrisi, produktivitas, konsep energi, kaitannya dengan masalah pertanian juga
dengan masalah konservasi. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat disebabkan
oleh berbagai penyebab utama, yaitu:
a) Akibat perubahan iklim
b) Pengaruh dari faktor luar
c) Karakteristika dalam sistem itu sendiri
2.2 Komponen Ekosistem
Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu :
1. Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan
tempat hidup. ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati,
meliputi :
a. Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,
kematangan, dan kemampuan menahan air.
b. Air
Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan
tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas,
arus air, penguapan, dan kedalaman air.
c. Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk
atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan
nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk
hidup.
d. Cahaya matahari

5
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi
ini. Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses
fotosintesis.
e. Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya.
2. Komponen biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan
peranannya komponen biotik dalam ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri yang
berupa bahan organik dan bahan anorganik (autotrof) dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis atau melalui proses kimia. Contoh :
semua tumbuhan hijau.
b. Konsumen Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan
sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contoh : hewan dan manusia
Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan
produsen. Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan
b) Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan
konsumen I. Contoh : karnivora/hewan pemakan daging
c) Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan
konsumen II. Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.
d) Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang
menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.
c. Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan
makhluk lain menjadi zat hara. Contoh : bakteri dan jamur.

6
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen
makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar.
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada
pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan
sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada
tiga, yaitu :
 aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
 anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima
elektron/oksidan
 fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga
sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu
tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang
teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini
terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai
komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai
komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik
adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

2.3 Tipe-Tipe Ekosistem


Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
1. Ekosistem Akuatik (air)

7
A. Ekosistem Air Tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air
rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan daur
higrologis dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan
yang mudah dan murah). Beberapa faktor pembatas dalam ekosistem air tawar
diantaranya:
1. Kejernihan
2. Temperatur
3. Arus
4. Oksigen
5. Garam biogenik dalam air.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang sedangkan lainnya tumbuhan
biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang
hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir.
Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem
air mengalir adalah sungai. Air tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa
dan mangrove. Air mengalir. Contonhya: mata air, aliran sungai, dan selokan.
B. Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian
bawah yang disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata
sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan
banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan
air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan

8
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara
horizontal.
C. Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa
garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan
nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa
garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
D. Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan
pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan
gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan
berdaun tebal.
E. Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air
dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni
oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-
lumba.
F. Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro
organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti
siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan

9
karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai
memiliki pasir putih. Adapun manfaat terumbuh karang antara lain:
1. Berperan penting bagi pertumbuhan sumber daya perikanan
2. (sebagai feeding ground, fishing ground, spanwning ground dan nursery
ground)
3. Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
4. Sebagai daya tarik wisata bahari
5. Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengedap kalsium
6. yang mengalir dari sungai ke laut
7. Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya.
G. Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan
laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
H. Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di
habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka
mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang
efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga
dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka
juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat
hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.

2. Ekosistem Terestrial (darat)


A. Hutan Hujan Tropis

10
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya
adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak,
jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak
geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon
tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi
suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan
hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan,
harimau, dan burung hantu.
B. Hutan Magrove
Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah
pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan
mangrove yang ada di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5
juta Ha, 18 – 23% luas magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil).
Adapun fungsi ekologinya yaitu:
Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin, dan badai
Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi Sebagai penyerap nutrien
organik, penahan lumpur, dan perangkap sedimen Sebagi daeraH 12 asuhan,
mencari makan dan berkembangbiakan ikan, udang, dan hewan liar lainnya.
C. Hutan Rawa
Hutan rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa
Sfagnum merupakan rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang.
Jenis-jenis rawa yang lain terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi
karena keadaan air dalam tanah yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang
terbesar di pantai-pantai di kepulauan Indonesia seperti Kalimantan Selatan,
Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy serta rawa penting di Jawa Tengah.
Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok, teratai, pohon, bungur, dan

11
dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus dan tidak berdaun lebat.
Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan babi hutan, macam-
macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
D. Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 –
60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga
terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga
dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
E. Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik
ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan
drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya
antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah kangguru,
serangga, tikus, dan ular.
F. Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang
rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25
cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan
semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai
pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri. contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular,
kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.

G. Hutan Gugur

12
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat
musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon
sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam
gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun
(sebangsa luwak).
H. Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan
daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya
antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur.
I. Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-
alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan
yang dingin.
J. Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia
Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciriciri yang hampir sama
yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan poripori aerasi yang rendah, gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang
tidak dijumpai di ekosistem lain.

3. Ekosistem Buatan

13
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki
keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah :
a. Bendungan
b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi, Perkebunan sawit
d. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
e. Ekosistem ruang angkasa
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang
banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki
pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa
bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan
selalu bergantung pada bumi.
2.4 Sistem Interaksi Antara Komponen Biotik dan Biotik
1. Rantai makanan dan jaring-jaring makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dalam suatu
ekosistem dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut
tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu
menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu
diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah
tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut
konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi
ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu
tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. Sedangkan
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
tumpang tindih dalam ekosistem dan saling berhubungan. Jaring-jaring

14
makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu
jenis makhluk hidup lainnya.
Jaring-jarimg makanan dan analisisnya:
Contoh 1:

Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan


yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih
dalam ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang
bergabung menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring
makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme
autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang
bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar
bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang,
dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging
(karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II
(karnivora) adalah burung pipit dan katak. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar

15
bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora).
Contoh 2:

KETERANGAN :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan
yang berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam
ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung
menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan.
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan,
karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis
herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis
produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan
yang saling berhubungan membentuk suatu jaring- jaring makanan. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering
disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai
produsen adalah pohon dan rumput. Organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya
diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan
sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme
yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen

16
II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar
bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah ayam dan
katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang dan ular bertindak sebagai
konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
2. Interaksi antar individu
Di alam, pada umumnya suatu komunitas terdiri atas beberapa
populasi baik tumbuhan maupun hewan. Di antara individu tersebut akan
terjadi berbagai kemungkinan tipe interaksi biologis antara individu yang satu
dengan individu lainnya.
Barkholder (1952, dalam Barboker dkk; 1986) menyusun beberapa
kemungkinan interaksi yang dapat terjadi antara anggota komunitas pada
Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Daftar kemungkinan tipe interaksi biologis “On” jika organism A
dan B cukup dekat dan berinteraksi, “Off” jika tidak terjadi interaksi.

NO NAMA ON ON OFF OFF


A B A B
INTERAKSI
1 Netralisme O O O O
2 Mutualisme + + - -
3 Protokoperasi + + O O
4 Komonsalisme + O - O
5 Paratisme + - - +
6 Predasi + - - O
7 Herbivore + - - O

Keterangan:
+ : Stimulasi saling menguntungkan
- : Stimulasi merugikan (menekan)
O: Tidak ada efek

17
a) Netralisme
Netralisme adalah interaksi antara dua jenis organisme yang tidak
saling memengaruhi. Artinya, jika “On” kedua belah pihak (A dan B)
tidak terpengaruh (netral), demikian pula jika “Off”. Interaksi netralisme
sesungguhnya jarang terjadi di alam. Contoh : kambing vs kupu-kupu.
b) Mutualisme
Mutualisme adalah bentuk interaksi obligat (kekerasan) .Jika “On”
maka kedua belah pihak akan untung, sedangkan jika “off” maka kedua
belah pihak akan rugi (tertekan). Contoh: fiksasi nitrogen simbiotik antara
bakteri rhizobium dengan bintil akar tumbuhan polong-polongan. (gambar)
contoh lain adalah mychorrizae, yaitu hypa jamur tertentu menyelimuti
ujung akar pohon dan membentuk jaring-jaring penyerap yang melakukan
penyerapan nutrisi oleh pohon. Jamur mendapat suplai makanan (hasil
fotosintesis) dari pohon tersebut. Mychorrizae ada dua macam yaitu
ectomychorrizae dan endomychorrizae. Protokoperasi adalah bentuk
interaksi fakultatif (tidak merugikan keduanya) antara dua organisme
sehingga jika “On” maka kedua belah pihak akan untung (terpacu),
sedangkan bila “Off” maka keduanya tidak terpengaruh (netral). Salah satu
contoh interaksi ini adalah saling menempelnya akar (graft) antara dua
pohon. Diketahui ada beberapa jenis pohon yang membentuk graft alami.
Sebagian dari mereka menggunakan graft interspesifik, bahkan ada yang
sampai intergenerik (sudah berkembang jauh). Kedua pohon yang
mengalami graft akan saling bertukar hasil fotosintesis dari pohon,
sehingga menghasilkan fotosintesis yang lebih seragam.
c) Protokoperasi
Protokoperasi adalah bentuk interaksi fakultatif (tidak merugikan
keduanya) antara dua organisme sehingga jika “On” maka kedua belah
pihak akan untung (terpacu), sedangkan bila “Off” maka keduanya tidak
terpengaruh (netral). Salah satu contoh interaksi ini adalah saling

18
menempelnya akar (graft) antara dua pohon. Diketahui ada beberapa jenis
pohon yang membentuk graft alami. Sebagian dari mereka menggunakan
graft interspesifik, bahkan ada yang sampai intergenerik (sudah
berkembang jauh). Kedua pohon yang mengalami graft akan saling
bertukar hasil fotosintesis dari pohon, sehingga menghasilkan fotosintesis
yang lebih seragam.

d) Komensalisme
Komensalisme interaksi yang menstimulir secara menguntungkan satu
organisme tapi tidak berpengaruh terhadap organisme lainnya. Contoh:
tumbuhan epifit seperti lumut, paku-pakuan, dan anggrek. Tumbuhan epifit
ini tidak menyerap makanan (fotositrat) dari tumbuhan inangnya.
Terkadang ada tumbuhan epifit yang berubah menjadi parasit jika
tumbuhan inang mengembangkan organ penyerap (haustoria) yang
menembus floem tubuh inang.

19
e) Parasitisme
Pada umumnya mempunyai pola interaksi yang sama. Jika “On” maka
salah satu organism diantaranya akan untung (terpacu) sedangkan
organisme lainnya akan rugi (tertekan). Sebaliknya, jika “Off” maka
organisme yang semula untung akan rugi (tertekan) sedang organisme
yang semula rugi akan untung.
Interaksi parasitisme melibatkan organisme inang dan parasit. Parasit
biasanya lebih kecil dari pada inang. Parasit ada yang bersifat ecto-
parasit dan adapula yang bersifat endo-parasit. Parasit tidak memakan
organisme melainkan menghisap nutrient dari inang. Contoh : kerbau vs
kutu, dimana kutu menghisap darah dari kerbau.
f) Predasi (predatorisme) atau disebut juga pemangsa
Predasi adalah interaksi antara pemangsa (predator) dan mangsa
(preis). Pada umumnya pemangsa lebih besar dari pada mangsa. Berbeda
dengan parasit, pemangsa akan memakan organisme mangsanya. Jadi,
pemangsa akan membunuh mangsanya. Sebagai contoh: Burung jalak vs
kutu kerbau. Burung jalak akan memangsa kutu-kutu pada kulit kerbau.
Nah, interaksi apakah yang terjadi antara burung jalak dengan kerbau di
mana interaksi tersebut bukan bersifat keharusan (obligat)

g) Herbivori
Herbivori adalah bentuk interaksi dimana hewan mengonsumsi
seluruh atau sebagian tumbuhan dari konsumen. Konsumen pemakan
jaringan hidup disebut biofag dan konsumen pemakan jaringan mati

20
disebut saprofag. Hewan yang bersifat saprofag disebut detritifor. Detritifor
sesungguhnya adalah konsumen yang biasanya memakan detritus, yaitu
serpihan bahan-bahan organik dari tumbuhan. Contoh: semut, cacing,
serangga tanah dan sebagainya.

3. Interaksi antar populasi


Interaksi antar populasi dapat melibatkan dua atau lebih populasi makhluk
hidup. Interaksi antar-populasi merupakan bentuk hubungan antara populasi
organisme satu dengan organisme lainnya. Interaksi yang terjadi dapat secara
langsung maupun tidak langsung. Seperti halnya interaksi antar individu,
interaksi antar populasi terdiri atas beberapa tipe yaitu kompetisi dan
amensalisme. Kompetisi melibatkan dua atau lebih populasi yang
membutuhkan (menggunakan) sumber daya yang sama tetapi jumlahnya
terbatas. Jika sumber dayanya melimpah maka tidak terjadi kompetisi.
Dalam ekologi dikenal konsep “The Gause’s competitive exclusion principle”,
yang maksudnya bahwa pada setiap kompetisi akan ada orgaisme yang
tergusur. Pada interaksi kompetisi jika “On” maka kedua populasi yang
terlibat akan rugi (tertekan), sedangkan jika “Off” maka populasi yang terlibat
akan netral (tidak terpengaruh).
Kompetisi dibedakan atas kompetisi intraspesifik dan kompetisi
interspesifik. Kompetisi intraspesifik adalah kompetisi yang terjadi atas
organisme dengan spesies yang sama. Contoh: anjing vs anjing dalam berebut
makanan atau pasangan; contoh lain, tumbuhan mangga vs tumbuhan mangga,
dalam satu bidang pohon untuk berebut nutrisi, air, cahaya, dan

21
sebagainya. Kompetisi interspesifik adalah kompetisi yang terjadi antara
organisme dengan yang terjadi antara organisme dengan spesies yang
berbeda. Contoh: singa vs harimau dalam berebut mangsa di hutan; contoh
lain, tumbuhan mangga dengan durian dalam satu bidang lahan untuk berebut
nutrisi, air, cahaya, dan sebagainya.
Amensalisme adalah suatu bentuk interaksi biologis yang jika “On”
maka organisme yang satu akan untung (terpacu) atau dapat juga netral (+/o)
dan apabila “Off” maka kedua belah pihak akan netral. Contoh amensalisme
adalah alslokemis (alelopati khusus tumbuhan). Pada interaksi alelopati,
tumbuhan tertentu melepaskan bahan kimia tertentu (produk metabolik) ke
lingkungan sehingga memengaruhi (menghambat pertumbuhan) tumbuhan
tertentu yang ada disekitarnya. Fenomena ini terjadi tidak menguntungkan
(o) pada tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia (baca : zat alelopati). Dalam
jangka panjang, tumbuhan tersebut untung (+) karena dengan tertekannya
tumbuhan tertentu di sekitarnya akhirnya akan menguasai sumber daya di
sekitarnya. Karena itu, interaksi amensalisme dapat dipandang sebagai
mekanisme kompetisi agresif. Contoh tumbuhan yang mengeluarkan zat
alelopati adalah: alang-alang, pinus, kamboja.
4. Interaksi antarkomunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi berbeda yang saling
berinteraksi di suatu wilayah yang sama sebagai contoh adalah komunitas
padang rumput yang dihuni oleh beberapa populasi diantaranya kuda,
banteng, ular, belalang, singa, macan, serigala dan lain-lain. Interaksi
antarkomunitas merupakan interaksi yang terjadi antara komunitas satu yang
terdiri dari beberapa populasi yang berbeda dengan komunitas yang satunya di
suatu daerah.
Contoh komunitas lainnya adalah komunitas sungai yang terdiri atas
beberapa populasi seperti buaya, kuda nil, ular, ikan , plankton, dan lain-lain.
Antara komunitas padang rumput dan sungai terjadi interaksi berupa

22
peredaran organisme dari kedua komunitas tersebut. Kuda, banteng dapat
menjadi sumber makanan bagi buaya, sebaliknya di sungai, ikan dapat
menjadi makanan bagi macan.

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang
membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama,
yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen
ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik
adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi
tumbuhan, hewan, dan manusia. Kemudian tipe-tipe ekosistem terdiri dari tiga
macam yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan. Sistem interaksi
antara komponen biotik-biotik diantaranya ada rantai makanan dan jaring-jaring
makanan, interaksi antar individu, interaksi antar populasi dan imteraksi antar
komunitas.
3.2 Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan
tidak dapat hidup sendiri.
3. Sebelumnya penyusun menyampaikan permohonan maaf yang sebesar
besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalm penulisan ataupun
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

24
DAFTAR PUSTAKA
Clements, F.E. dan Shelford, V.E. 1939. Bioecology. New York: John Wiley & Sons,
Inc.
Campbell, Neil A. 2008. Biologi.Jakarta : Erlangga
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara
Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Odum, Eugene P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke 3. Universitas Gajah Mada:
Yogyakarta.
Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM.
Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UI.
Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I. Bandung: Angkasa
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi: Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu
Lingkungan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai