Anda di halaman 1dari 13

EKOLOGI TUMBUHAN

KONSEP FAKTOR LINGKUNGAN

DI SUSUN OLEH:
SUSANTI (2130106055)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Dwi Rini Kurnia Fitri, M.Si

JURUSAN TADRIS BIOLOGI-B’ 21


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
SUMATERA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Ekologi
Tumbuhan tentang “Konsep Faktor Lingkungan”. Tak lupa Serta sholawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam beserta
keluarganya, sahabatnya dan sampai kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak dan berbagai sumber
bacaan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu sangat diperlukan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Batusangkar, 14 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Komponen Lingkungan .................................................................................................. 2
B. Hubungan Antar Faktor Lingkungan .............................................................................. 4
C. Hukum Minimum Liebig ................................................................................................ 5
D. Hukum Toleransi dari Shelford ...................................................................................... 5
E. Faktor Pembatas .............................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Faktor yang mempengaruhi kehidupan organisme pada setiap tahap
perkembangannya disebut dengan faktor lingkungan. Setiap organisme tidak dapat
lepas dari pengaruh faktor lingkungan atau dengan kata lain faktor lingkungan akan
menentukan kehidupan suatu organisme. Lingkungan (environment) berbeda dengan
habitat. Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang yang berada di luar individu
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan tidak
sam dengan habitat. Habitat adalah tempat di mana organisme atau komunitas
organisme hidup. Organisme terdapat di laut, di padang pasir, di hutan dan lain
sebagainya. Jadi habitat secara garis besar dapat dibagi menjadi habitat darat dan habitat
air.
Semua atau setiap faktor yang mempengaruhi terhadap kehidupan dari suatu
organisme dalam proses perkembangannya disebut faktor lingkungan. Tumbuhan dan
juga hewan dalam ekosistem membentuk bagian hidup atau komponen biotik,
komponen ini (jenis-jenisnya) akan bertoleransi terhadap kondisi lingkungann tertentu.
Dalam hal ini tidak ada organisasi hidup berada dalam keadaan yang berdiri sendiri,
harus mempunyai kondisi-kondisi lingkungan yang menentukan kehidupannya.
Setiap organisme, hidup dalam lingkungannya masing-masing. Begitu juga
jumlah dan kualitas organisme penghuni disetiap habitat tidak sama. Faktor- faktor
yang ada dalam lingkungan selain berinteraksi dengan organisme, juga berinteraksi
secara faktor tersebut, sehingga sulit untuk memisahkan dan mengubahnya tanpa
mempengaruhi bagian lain dari lingkunga itu. Oleh karena itu untuk dapat memahami
struktur dan kegiatannya perlu dilakukan penggolongan faktor- faktor lingkuungan
tersebut. Penggolongan itu dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu: 1) lingkungan
Abiotik, seperti suhu, udara, cahaya atmosfer, hara mineral, air, tanah dan 2)
lingkungan Biotik, yaitu makhluk-makhluk hidup di luar lingkungan abiotik.
B. Rumusan Masalah
1.Apa saja komponen lingkungan?
2.Bagaimana hubungan antar faktor lingkungan?
3.Hukum Minimum Liebig?
4.Hukum Toleransi dari Shelford?
5.Apa saja faktor pembatas?
C. Tujuan
1.Menjelaskan komponen lingkungan
2.Menjelaskan hubungan antar faktor llingkungan
3.Menjelaskan hukum Minimum Liebig
4.Menjelaskan hukum toleransi dari Shelford
5.Menjelaskan faktor pembatas

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Lingkungan
Ekologi dirumuskan pertama kali oleh E.H. Haeckel tahun 1869 (bahasa Jerman
Ökoelogie) dari bahasa Yunani oikos (rumah) dan logos ( wacana /discourse ) :
Studi tentang berbagai keterkaitan organisme -organisme sesamanya serta
dengan segala aspek lingkungannya baik yang hidup maupun yang tidak hidup.
Ekologi merupakan pendekatan holistik (memiliki dasar yang beragam dan
integratif) terhadap pemahaman akan organisme-organisme hidup dalam konteks
relasinya baik dengan lingkungan fisik (aspek-aspek abiotik) maupun dengan satu sama
lain ( aspek- aspek biotik). Interaksi-interaksi organisme hiduplah yang merupakan
bahan mentah bagi pengkajian-pengkajian ekologis.
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai keterkaitan antara
organisme dengan lingkungannya baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik
Ekologi terbagi menjadi 3 subdivisi utama yaitu: autekologi, sinekologi dan ekologi
habitat. Autekologi adalah ekologi yang mempelajari hubungan antar individu dengan
lingkungan. Sinekologi adalah ekologi yang mempelajari hubungan antar kelompok
atau komunitas dengan lingkungan. Ekologi habitat adalah ekologi yang mempelajari
deskriptif organisme dengan jenis lingkungan atau habitat dimana organisme tersebut
hidup.
Menurut para ahli,ekologi menganut lima prinsip yaitu interaksi (interaction)
keanekaragaman kemampuan berkelanjutan (sustainability), saling ketergantungan
(interdependenc) dan keharmonisan ( harmony ). Terjadinya bencana alam merupakan
contoh keseimbangan dan keharmonisan alam terganggu. Ekologi memandang
makhluk hidup sesuai dengan perannya masing -masing . Semua makhluk hidup di alam
memiliki peran yang berbeda (Wirakusumah,2003:1-2).
Komponen Lingkungan meliputi komponen abiotik (faktor-faktor kimiawi dan
fisik tak hidup) seperti suhu, cahaya, air, tanah, udara dan lainnya. Yang penting juga
pengaruhnya pada organisme adalah komponen biotik(hidup) semua organisme yang
merupakan bagian dari lingkungan suatu individu.
1.Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan material tak hidup yang ada di lingkungan yang
berpengaruh terhadap organisme. Berikut penjelasan mengenai beberapa komponen
abiotik:
a. Suhu
Jika suhu tinggi maka kelembaban akan semakin rendah,tekanan udara semakin
tinggi, angin akan semakin kencang, serta ketersediaan air semakin sedikit
menyebabkan tingkat kehidupan dan keberagaman ekosistem semakin rendah
sedangkan pada suhu relative rendah kelembaban semakin tinggi, tekanan udara
semakin rendah, angin semakin lambat ketersediaan air semakin banyak. Suhu

2
merupakan salah satu komponen penting bagi organisme untuk bertahan hidup di
bumi.
b.Cahaya
Cahaya Matahari Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta.
Energi matahari diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saja yang
diterima oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi.
Disebut radiasi dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak
membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke
permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan
kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya
dinyatakan dalam mikron.
Bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya
diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk
karbohidrat. Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang
menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari,
tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan
tanaman menjadi lemah atau mati. Bayangkan saja jika sinar matahari tidak ada,
mungkin tidak ada satupun makhluk yang dapat hidup.
c. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel, dan
mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran
biji.
d.Tanah
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman
dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman.
e. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, udara juga berperan sebagai
penyebaran biji tumbuhan tertentu. Udara diturunkan oleh pola tekanan yang luas
dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan dingin
pada atmosfir.

2. Komponen Biotik
Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan manusia
dan mikroorganisme. Berdasarkan caranya memperoleh makanan dalam ekosistem,
makhluk hidup anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
produsen,konsumen dan dekomposer (pengurai).

3
a. Produsen
Produsen berarti penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti makhluk hidup yang
mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Makhluk hidup yang termasuk
kelompok ini terutama adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai
klorofil.
b.Konsumen
Konsumen berarti pemakai, yaitu makhluk hidup yang tidak dapat menyusun
makanannya sendiri, tetapi memakai atau menggunakan zat makanan yang dibuat
makhluk hidup lain. Makhluk hidup yang termasuk konsumen adalah hampir semua
golongan hewan, tumbuhan yang tidak berklorofil ,dan manusia .Berdasarkan
tingkat memakannya, konsumen terbagi menjadi
1) Konsumen I atau primer: makhluk hidup yang makan produsen ( tumbuhan
hijau )
2) Konsumen II atau sekunder: makhluk hidup yang makan konsumen I atau
konsumen primer
3) Konsumen III atau tersier :makhluk hidup yang memakan konsumen II , dan
begitu seterusnya .
c. Dekomposer (Pengurai)
Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan
organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati ataupun hasil pembuangan
sisa pencernaan (Campbell,2004:271-274).
B. Hubungan Antar Faktor Lingkungan
Komponen biotik dan abiotik merupakan komponen pokok ekosistem yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Antara komponen biotik dengan
abiotik saling memengaruhi. Hubungan antar komponen dalam ekosistem tersebut
disebut dengan hubungan ekologi. Beberapa contoh hubungan antar komponen dalam
ekosistem:
1.Hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik Keberadaan komponen
abiotik dalam ekosistem sangat memengaruhi komponen biotik, misal : tumbuhan dapat
hidup baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan
tersebut seperti air, udara, cahaya, dan garam- garam mineral. Begitu juga sebaliknya
komponen biotik sangat memengaruhi keberadaan air, schingga mata air dapat
bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat
tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus. Komponen
abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara lain: gaya gravitasi, matahari,
tekanan udara.
2.Hubungan antara komponen biotik dengan komponen biotik antara dua organisme
berbeda jenis tidak akan terjadi hubungan apa-apa apabila keduanya hidup terpisah.
Tetapi kalau keduanya hidup di suatu tempat yang sama, bisa terjadi hubungan yang
berbeda- beda sifatnya. Pola-pola interaksi antar makhluk hidup yang terjadi dalam
ekosistem dapat berupa kompetisi,predasi,dan simbiosis . Kompetisi berarti persaingan,
dalam hal ini terjadi persaingan antar makhluk hidup dalam ekosistem karena adanya
kebutuhan yang sama. Predasi adalah hubungan antara pemangsa atau predator dan
mangsanya. Simbiosis dapat diartikan sebagai cara hidup bersama antara dua jenis
makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat. Terdapat beberapa bentuk simbiosis

4
antara lain yaitu simbiosis (mutualisme, komensalisme, dan parasitisme), predatorisme,
antibiosis dan kompetisi (Dwidjoseputro,1990)
C. Hukum Minimum Liebig
Menurut van der Ploeg et al. (1999) Hukum minimum Liebig adalah konsep
yang telah banyak diterapkan dalam ilmu pertanian. Konsep ini berawal dari teori
nutrisi mineral tanaman yang dicetuskan oleh Carl Sprengel, seorang ahli ilmu kimia,
pada tahun 1828, yang menyatakan bahwa tanaman membutuhkan unsurunsur mineral
untuk berkembang.
Carl Sprengel menyebutkan konsep yang kemudian diformulasikan sebagai
hukum minimum dalam artikel yang ditulisnya, namun tidak begitu menjadi perhatian
pada eranya. Hukum ini lebih populer melalui buku yang ditulis oleh seorang ahli
agronomi, Justus von Liebig (1855). Pada buku tersebut tersisip tulisan Liebig yang
menyatakan bahwa pertumbuhan tidak dikendalikan oleh total sumberdaya yang
tersedia, tetapi dikendalikan oleh sumberdaya yang paling sedikit (faktor pembatas).
Oleh karena itu hukum ini lebih dikenal sebagai “Hukum Minimum Liebig”.
Kontroversi mengenai penemu hukum tersebut, memicu para ahli untuk menamainya
sebagai “Hukum Minimum Sprengel-Liebig”.
“Hukum Minimum Liebig (Liebig’s law of the minimum) menyatakan bahwa
”Pertumbuhan tanaman tergantung pada nutrisi atau senyawa yang berada dalam
keadaan minimum”.
Ada dua limitasi hukum ini:
1.Semua organisme memiliki batas toleransi maksimal dan minimal.
2.Terdapat interaksi antar faktor
Hukum minimum Liebig memiliki kelemahan, diantaranya:
1.Hanya berperan dengan baik untuk nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
reproduksi.
2.Tidak mempertimbangkan faktor lain, misalnya suhu, cahaya, dan unsur lainnya.
3.Tidak memperhitungkan interaksi berbagai hara dengan faktor lingkungan lainnya
4.Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi keseimbangan yang dinamis (steady state),
artinya pada ekosistem dengan arus energi dan materi yang masuk seimbang dengan
yang keluar.
Pada keadaan yang kritis, nutrisi yang tersedia dalam jumlah minimum
bertindak sebagai faktor pembatas.
D. Hukum Toleransi dari Shelford
Hukum Toleransi Shelford (Shelford’s Law of Tolerance) dicetuskan oleh
Victor Ernest Shelford (American Zoologist) pada tahun 1913. Hukum ini menyatakan
bahwa “Organisme mempunyai batas minimum dan maksimum ekologis yang
merupakan batas atas dan batas bawah dari kisaran toleransi” Beberapa asas tambahan
terhadap Hukum Toleransi dapat dinyatakan sebagai berikut:
1.Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi satu faktor dan kisaran
yang sempit untuk faktor yang lain.

5
2.Organisme dengan kisaran toleransi yang luas untuk semua faktor wajar kalau
memiliki penyebaran yang paling luas. Contoh, eceng gondok tersebar luas mulai dari
dataran rendah hingga pegunungan; tetapi kelapa hanya di dataran rendah, dan teh
hanya di daerah pegunungan.
3.Bila keadaan tidak optimum untuk suatu faktor, maka batas toleransi terhadap faktor
ekologi yang lain dapat dikurangi. Sebagai contoh Penman (1956) melaporkan, bila
nitrogen tanah merupakan pembatas maka ketahanan rumput terhadap kekeringan
dikurangi. Air diberikan berlebihan untuk menjaga kelayuan pada tingkat nitrogen
yang rendah.
4.Sering ditemukan bahwa organisme di alam sebenarnya tidak hidup pada kisaran
optimum dengan faktor fisik tertentu. Dalam keadaan demikian beberapa faktor lain
ditemukan mempunyai arti yang lebih besar. Anggrek tropik sebenarnya tumbuh
leblh baik dalam cahaya matahari penuh daripada dalam naungan, asal tetap sejuk.
Namum, kenyataan di alam anggrek tumbuh hanva dalam naungan karena tidak tahan
pengaruh panas dari cahaya matahari langsung.
5.Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat bila faktor lingkungan
bersifat membatasi. Batas toleransi individu reproduktif misalnya biji, telur, embrio
dan kecambah biasanya lebih sempit daripada tumbuhan atau hewan dewasa non
produktif. Contoh pohon Cyprus dewasa tumbuh pada dataran tinggi yang kering atau
daerah yang terus menerus terendam air tetapi untuk perkembangan kecambahnya
harus pada tanah yang lembab dan tidak tergenang.
Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu tumbuhan dapat diketahui
keberadaan dan penyebaran (distribusi) tumbuhan tersebut. Derajat toleransi dalam
ekologi memakai awalan-awalan steno yang berarti sempit dan eury yang berarti luas,
misalnya:
a. Stenotermal-eurytermal berhubungan dengan temperatur
b.Stenohydric-euryhydric berhubungan dengan air
c. Stenohaline-euryhaline berhubungan dengan garam
d.Stenophagic-euryphagic berhubungan dengan makanan
e. Stenoecious-euryecious berhubungan dengan seleksi habitat.
Titik-titik minimum, optimum dan maksimum berdekatan untuk jenis-jenis
yang stenotermal, sehingga perbedaan temperatur yang kecil menyebabkan efek yang
kecil pada jenis eurythermal. Jenis-jenis yang stenothermal ada yang bersifat
toleransi temperatur rendah (oligothermal) dan ada pula yang toleransi tempratur
tinggi (polythermal) atau di antaranya.
E. Faktor Pembatas
Tumbuhan di alam menghadapi berbagai macam faktor ekologi, mulai dari
biotik dan abiotik. Di dalam tumbuh kembangnya, optimalitas tumbuhan dipengaruhi
oleh tingkat keberadaan faktor-faktor ekologis tersebut. Faktor-faktor tersebut memiliki
kisaran optimum pada tiap tumbuhan dan pada kondisi tertentu dapat menjadi faktor
pembatas (Setiadi dan Tjondronegoro, 1989)
1. Suhu
Secara umum, suhu optimum untuk tumbuhan menggambarkan daerah asal
tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang berasal dari daerah hangat akan lebih mudah
menyesuaikan pada daerah yang lebih panas daripada tumbuhan yang berasal dari

6
daerah dingin. Kisaran toleransi tumbuhan terhadap suhu bervariasi. Tumbuhan
yang hidup di air memiliki kisaran toleransi yang lebih sempit dibandingkan dengan
tumbuhan darat. Suhu optimum untuk jagung (tanaman tropis) berkisar antara 30 -
35ºC dan tidak akan tumbuh jika suhu antara 12-15ºC. Semangka tidak dapat
mentoleransi suhu di bawah 15-18ºC. Biji-bijian tidak dapat tumbuh di bawah -2
sampai -6ºC, sementara itu konifer (temperate) dapat mentoleransi suhu sampai -
30ºC.
2. Radiasi Cahaya Matahari
Ada tiga unsur radiasi matahari yang mempengaruhi penyebaran tumbuh-
tumbuhan, yaitu: intensitas, kualitas, dan lama penyinaran. Berdasarkan variasi
intensitas radiasi matahari, tanaman dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan yang
menyukai intensitas radiasi matahari penuh (heliophytes), dan tumbuhan naungan
(sciophytes). Kualitas radiasi matahari berpengaruh terhadap sifat morfogenetik
tanaman, salah satunya adalah terhadap pemanjangan ruas batang. Selanjutnya,
berdasarkan lama penyinaran, tumbuhan dibagi menjadi tiga, yaitu tanaman hari
pendek, tumbuhan hari panjang, tumbuhan hari netral.
Variasi radiasi matahari, tidak hanya membatasi penyebaran tumbuhan di
daratan, tetapi juga pada tingkat kedalaman perairan. Adanya variasi radiasi sinar
matahari di daerah tropis, subtropis, dan kutub, menyebabkan perbedaan jenis
tumbuhan yang dapat hidup di ketiga daerah tersebut. Demikian juga dengan variasi
antar kedalaman perairan, menghasilkan tiga zona, yaitu zona fotik, zona twilight
(remang-remang), dan zone afotik (tanpa cahaya).
Pengaruh unsur cahaya pada tanaman tertuju pada pertumbuhan vegetatif dan
generatif. Tanggapan tanaman terhadap radiasi sinar matahari ditentukan oleh
sintesis hijau daun, kegiatan stomata (respirasi, transpirasi), pembentukan
anthosianin, suhu dari organ-organ permukaan, absorpsi mineral hara,
permeabilitas, laju pernafasan, dan aliran protoplasma.
3.Arus dan Tekanan Air
Arus air tidak hanya mempengaruhi konsentrasi gas dalam air, tetapi juga
secara langsung sebagai faktor pembatas. Misalnya perbedaan jenis tumbuhan
sungai dan danau sering disebabkan oleh arus yang deras pada sungai. Tumbuhan
di sungai harus mampu menyesuaikan diri terhadap arus baik secara morfologis
dan fisiologis.
4.pH
pH merupakan salah satu faktor yang membatasi penyebaran tumbuhan.
Alasannya, karena setiap tumbuhan mempunyai kisaran pH tertentu untuk
pertumbuhannya. Sebagai contoh, tingkat toleransi tanaman terhadap suasana tanah
yang masam (pH rendah) bervariasi. Kecipir misalnya, merupakan tanaman yang
sedikit toleran, sedangkan semangka amat sangat toleran terhadap pH rendah.
5.Indikator Ekologi
Seringkali faktor-faktor tertentu dapat dengan tepat menentukan organisme
yang ditemukan di suatu daerah. Dengan demikian, kita dapat menentukan keadaan
lingkungan fisik dengan menggunakan organisme yang ditemukan pada suatu
daerah. Hal ini disebut dengan indikator ekologi/indikator biologi.

7
Fenotipe tumbuhan merupakan paduan dari hereditas dan lingkungan. Oleh
karena itu, suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan dapat berperan sebagai
pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Konsep ini disebut sebagai
itoindikator (phytoindicator), yang merupakan salah satu bagian dari indikator
biologi atau bioindikator.
6.Ketinggian tempat
Ketinggian tempat atau lokasi penanaman sangat berhubungan dengan
perubahan suhu, intensitas cahaya, dan kelembapan udara. Semakin tinggi letak
suatu tempat dari permukaan laut, makin dingin atau makin rendah suhunya. Untuk
setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar 0,61ºC.
Karena itu, tanaman hias yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik di
daerah dataran rendah akan mengalami hambatan pertumbuhan dan
perkembangannya bila ditanam di daerah dataran tinggi, begitu pula sebaliknya.
Bukan berarti tanaman tidak dapat tumbuh sama sekali. Tanaman tersebut masih
dapat tumbuh, hanya tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
7.Gas Atmosfer
Sebagai akibat polusi industri dari pembakaran minyak dan gas bumi,juga
terjadinya kerusakan hutan akibat tujuan komersial yang berlebihan,kadar CO₂
atmosfer meningkat dan menciptakan apa yang disebut pengaruh rumah kaca
(Jumin,1992)

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1.Ekologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari intraksi atau hubungan timbal balik
antara tumbuhan-tumbuhan dengan lingkunganya. Lingkungan sebagai suatu faktor
ekologi yang terdapat di sekitar tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya dapat
terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik (makhluk hidup) adalah
lingkungan yang terdiri dari semua unsur makhluk hidup yang ada (tumbuhan, hewan
atau mikrobiota) dan lingkungan tak hidup (abiotik), misalnya habitat, air, dan cahaya.
2.Komponen biotik dan abiotik merupakan komponen pokok ekosistem yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Antara komponen biotik dengan abiotik saling
memengaruhi. Hubungan antar komponen dalam ekosistem tersebut disebut dengan
hubungan ekologi. Beberapa contoh hubungan antar komponen dalam ekosistem.
3.Hukum Liebig menyebutkan bahwa "sesuatu organisme tidak lebih kuat dari pada
rangkaian terlemah dari rantai kebutuhan ekologinya". Hukum Leibig adalah hukum
atau ketentuan fenomena alam pada ekosistem tertentu yang menyatakan bahwa
organisme tertentu hanya dapat bertahan hidup pada kondisi faktor tertentu dalam
keadaan minimum.
4.Hukum Toleransi Shelford menyatakan bahwa organisme tertentu dapat bertahan
hidup tidak hanya ditentukan oleh faktor pembatas minimum saja, tetapi juga
ditentukan oleh faktor pembatas maksimum. Dengan mengetahui batas toleransi suatu
organisme maka hal ini dapat membantu memahami pola dan penyebaran organisme
pada ekosistem tertentu
5.Faktor pembatas yaitu suhu,cahaya matahari,air,pH,indikator ekologi,ketinggian
tempat dan gas atmosfer.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka saran dari pembahasan materi pada
makalah ini adalah dalam memahami konsep faktor lingkungan dalam ekologi
tumbuhan secara menyeluruh, sebaiknya terlebih dahulu perlu dipahami komponen dan
peran dari masing-masing komponen tersebut. Organisme tidak mampu beridiri sendiri,
segala aktivitasnya pasti dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yang meliputi faktor
biotik dan abiotik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2004. Biologi.Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.


Dwidjoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia.
Jumin, H. B. 1992. Ekologi Tanaman; Suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali Press.
Setiadi, D. & Tjondronegoro, P.D.1989.Dasar-dasar ekologi. Bogor:Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu
Haya
Van der Ploeg, Böhm, W. & Kirkham, M. B. (1999). History of soil science: On the origin of
the theory of mineral nutrition of plants and the law of the minimum. Journal of Soil
Science Society of America, 63,1055-1062.
Wirakusumah,Sambas.2003. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

10

Anda mungkin juga menyukai