Anda di halaman 1dari 31

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kealaman
Dasar yang berkaitan tentang “ Makhluk Hidup dan Ekosistem” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Yang akan digunakan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.

Makalah ini mengulas tentang ekosisitem yang terdapat dalam lingkungan


makhluk hidup dan pengaruhnya dalam proses kehidupan Makhluk hidup yang
selalu berkaitan erat antara Makhluk hidup dengan lingkungan sekitar.

Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau
kesalahan ,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua
usaha kita, Amin.

Cirebon, November 2019

1|Ilmu Alamiah Dasar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Mahluk Hidup Dan Ekosistem .......................................................... 3
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mahluk Hidup ........................................ 3
2.3 Ciri – Ciri Makhluk Hidup .................................................................................. 9
2.4 Manfaat Makhluk Hidup ................................................................................... 12
2.5 Klasifikasi Makhluk Hidup ............................................................................... 12
2.6 Macam – Macam Ekosistem ............................................................................. 20
2.7 Faktor Perusak Keseimbangan Ekosistem ........................................................ 25
BAB III ............................................................................................................................. 28
PENUTUP ........................................................................................................................ 28
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 28
3.2 Saran ................................................................................................................. 28
3.3 Daftar Pustaka ................................................................................................... 29

1|Ilmu Alamiah Dasar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang
membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya
memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang
biak, peka terhadap rangsang serta bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk
hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat
sisa.

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk


hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk
hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi.
Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah
perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu
dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan
dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan
sebagainya.

Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman


bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan
persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan
tingkatan genetik.

Sedangkan Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya


hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita
tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak
hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya
saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan dengan air. Interaksi
antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan
dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-
masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan
dari ekosistem ini akan terus terjaga.

1|Ilmu Alamiah Dasar


1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian mahluk hidup dan ekosistem ?
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi mahluk hidup ?
3. Ciri – ciri makhluk hidup ?
4. Dampak kerusakan lingkungan bagi makhluk hidup ?
5. manfaat makhluk hidup ?
6. Macam – macam ekosistem ?
7. Faktor perusak keseimbangan ekosistem ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengrtian mahluk hidup dan ekosistem
2. Mengetahui faktor – faktor yang mmpngaruhi mahluk hidup
3. Mengetahui ciri – ciri makhluk hidup
4. Mengetahui dampak krusakan lingkungan bagi makhluk hidup
5. Mengetahui manfaat makhluk hidup
6. Mengetahui macam – macam ekosistem
7. Mengetahui faktor perusak keseimbangan ekosistem

2|Ilmu Alamiah Dasar


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mahluk Hidup Dan Ekosistem

A. Pengertian Makhluk Hidup


Definisi makhluk hidup dalam biologi dan ekologi organisme (bahasa
Yunani: organon yang berarti alat) adalah kumpulan molekul-molekul
yang saling memengaruhi sedemikian sehingga berfungsi secara stabil dan
memiliki sifat hidup. Istilah organisme kompleks mengacu pada organisme
yang memiliki lebih dari satu sel. Nama lainnya yang sering disebut selain
organisme adalah makhluk hidup. Organisme terdiri dari manusia,
tumbuhan, hewan, serta mikro organisme.

Arti hidup dalam islam dapat diambil dari kata hayat yang berasal dari
kata hidayah yang berarti hidup. Adapun makhluk hidup antara lain terdiri
dari : manusia, hewan, dan tumbuh – tumbuhan dan benda alam. Berbeda
dengan makhluk lain manusia memiliki tujuan hidup yang ditetapkan lebih
terperinci oleh ALLAH SWT didalam suatu pedoman hidup.

2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mahluk Hidup

A. Faktor Yang Mempengaruhi Makhluk Hidup


Tidak semua bagian di permukaan bumi dapat dijadikan tempat
Tinggal makhluk hidup. Hanya sebagian kecil saja dari bumi yang
berfungsi sebagai biosfer, yaitu bagian permukaan bumi sampai pada
ketinggian dan kedalaman tertentu. Faktor-faktor yang memengaruhi
kehidupan makhluk hidup dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu
faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.

3|Ilmu Alamiah Dasar


1. Faktor Klimatik
Faktor klimatik yaitu faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari,
kelembapan, angin, dan curah hujan.

A. Suhu Dan Sinar Matahari

Sumber panas bagi bumi dan planet-planet lainnya dalam sistem tata
surya (solar system) adalah energi matahari. Tinggi rendahnya
intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar
matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut,
ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi. Intensitas
penyinaran matahari di suatu wilayah dengan wilayah lain lainnya
berbeda- beda. Hal ini mengakibatkan suhu udara di setiap wilayah
berbeda-beda.

Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan


dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu
lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas
suhu maksimum dan minimum bagi persyaratan tumbuh tanaman dan
hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu.

Bagi tumbuh-tumbuhan, suhu merupakan faktor pengontrol


persebarannya sesuai dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh
karena itu, penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan
namanama wilayah lintang bumi, seperti vegetasi hutan hujan tropis
dan vegetasi lintang sedang. Wilayah-wilayah yang memiliki suhu
udara yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas merupakan
habitat yang sangat sesuai bagi kehidupan sebagian besar organisme,
baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kondisi suhu yang terlalu
tinggi maupun terlalu rendah merupakan salah satu penghalang dalam
kehidupan makhluk hidup.

4|Ilmu Alamiah Dasar


B. Kelembapan Udara

Kelembapan udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung


dalam udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan
tumbuhan (flora). Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah
kering, di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang
hanya hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah.

Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat


dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap


lingkungan kering atau dengan kondisi kelembapan udara yang sangat
rendah, seperti kaktus.

2) Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di


lingkungan yang lembap tetapi tidak basah, seperti anggrek dan
cendawan.

3) Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di


daerah yang basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.

4) Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi


terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim
kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim
tropis, seperti pohon jati dan ekaliptus.

c. Angin

Angin merupakan udara yang bergerak. Angin sangat berpengaruh


terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Di daerah terbuka hanya
tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari
embusan angin yang sangat kencang. Dalam proses alami yang terjadi
di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang
memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat
yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar di atas

5|Ilmu Alamiah Dasar


permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai
tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung.

Angin sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa


jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat
berlangsung. Tumbuh-tumbuhan tertentu penye baran benihnya
dilakukan oleh kekuatan angin, seperti spora yang di ter bang kan oleh
angin pada tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta).

d. Curah Hujan

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk


hidup. Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan
di muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan, sumber air yang
utama bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan sangat bergantung


pada curah hujan dan kelembapan udara. Intensitas curah hujan di suatu
tempat akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di
muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan
adanya fenomena fauna yang khas di lingkungan vegetasi tertentu. Hal
ini dikarenakan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan makanan bagi hewan. Sebagai contoh, di wilayah vegetasi
padang rumput terdapat hewan khas, seperti rusa, biri-biri, dan sapi.

2. Faktor Edafik
Selain kondisi iklim, faktor lain yang juga berpengaruh bagi kehidupan
makhluk hidup di permukaan bumi adalah faktor edafik atau tanah.
Tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan jenis
vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
vegetasi, seperti mineral (unsur hara), kebutuhan bahan organik
(humus), air, dan udara keberadaannya disediakan oleh tanah. Oleh
karena itu, faktor edafik sangat memengaruhi pertumbuhan jenis
vegetasi dalam suatu wilayah. Faktor-faktor fisik tanah yang
memengaruhi pertumbuhan vegetasi, antara lain sebagai berikut.

6|Ilmu Alamiah Dasar


a. Tekstur (Ukuran Butiran Tanah)

Tanah-tanah yang butirannya terlalu kasar, seperti kerikil dan pasir


kasar, atau yang butirannya terlalu halus, seperti lempung kurang sesuai
bagi pertumbuhan vegetasi. Tanah yang baik bagi media pertumbuhan
vegetasi adalah tanah dengan komposisi perbandingan butiran pasir,
debu, dan lempungnya seimbang. Pasir adalah jenis butiran tanah yang
kasar, debu butirannya agak halus, sedangkan lempung merupakan
butiran tanah yang sangat halus.

b. Tingkat Kegemburan

Tanah-tanah yang gembur jauh lebih baik jika dibandingkan dengan


tanah-tanah yang padat. Tanah yang gembur memudahkan akar
tumbuhan untuk menembus tanah dan menyerap mineral-mineral yang
terkandung dalam tanah. Oleh karena itu, para petani sering membajak
tanahnya dengan tujuan agar tanah tetap gembur dan tingkat kesuburan
nya dapat tetap terjaga.

c. Mineral Organik

Humus merupakan salah satu mineral organik yang berasal dari jasad
renik makhluk hidup yang dapat terurai menjadi tanah yang subur dan
sangat diperlukan bagi pertumbuhan suatu vegetasi.

d. Mineral Anorganik (Unsur Hara)

Mineral anorganik adalah mineral yang berasal dari hasil pelapukan


batuan yang terurai dan terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan
tumbuhan, seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O2), Nitrogen
(N), Belerang (S), Fosfor (P), dan Kalsium (K).

e. Kandungan Air Tanah

Air yang terdapat di dalam tanah terutama air tanah permukaan dan air
tanah dangkal merupakan salah satu unsur pokok bagi per tumbuhan
dan perkembangan vegetasi. Air sangat membantu dalam melarutkan

7|Ilmu Alamiah Dasar


dan mengangkut mineral-mineral yang terkandung dalam tanah
sehingga mudah diserap oleh sistem perakaran pada tumbuhan.

f. Kandungan Udara Tanah

Kandungan udara di dalam tanah antara tanah di lahan tertentu Dengan


lahan lainnya berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena adanya tingkat
kegemburan tanah yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat
kegemburan suatu tanah, semakin besar kandungan udara di dalam
tanah. Kandungan udara di dalam tanah diperlukan tum buhan dalam
respirasi melalui sistem perakaran pada tumbuhan.

3. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup meliputi
ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat
berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Anda tentu masih ingat
mengenai proses terjadinya penurunan suhu udara setiap terjadi
kenaikan tinggi tempat yang disebut gradien thermometrik. Perbedaan
suhu di tempat yang satu dengan tempat yang lainnya mengakibatkan
perbedaan corak tumbuhan di wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan
ketinggian tempatnya dan jenis.

Relief muka bumi atau bentuk lahan memengaruhi pola penyinaran


matahari dan hujan. Daerah lereng yang menghadap ke utara dari suatu
pegunungan di belahan bumi utara kurang mendapatkan intensitas sinar
matahari dibandingkan dengan lereng yang menghadap ke selatan.
Akibatnya, terjadi perbedaan vegetasi yang hidup di kedua lereng
tersebut. Contoh lainnya, daerah lembah lebih lama dan lebih lambat
menerima sinar matahari jika dibandingkan dengan daerah punggung
pegunungn. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu sehingga
terjadi perbedaan jenis vegetasi berdasarkan ketinggian tempat.
Demikian pula dengan jenis fauna yang hidup di dataran rendah tentu
berbeda dengan fauna di dataran tinggi ataupun di wilayah pegunungan
tinggi.

8|Ilmu Alamiah Dasar


4. Faktor Biotik
Faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan
kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah manusia. Melalui
ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat membudi dayakan
beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya. Bentang
alam yang ada juga dapat diubah oleh manusia, seperti hutan alami
menjadi daerah pertanian atau permukiman.

Selain manusia, faktor biotik yang memengaruhi tatanan kehidupan


adalah tumbuhan. Dalam hal ini, tumbuhan yang lebih besar merupakan
tempat perlindungan bagi tumbuhan yang lebih kecil yang menempel
maupun yang hidup di bawahnya, dan juga tempat perlindungan bagi
binatang yang hidup di daerah tersebut. Adapun binatang juga memiliki
peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan, dan
penyebaran berbagai jenis vegetasi. Sebagai contoh, serangga menjadi
media yang membantu dalam penyerbukan tumbuhan berbunga,
sedangkan kelelawar, tupai, dan burung membantu dalam penyebaran
tumbuhan berbiji.

2.3 Ciri – Ciri Makhluk Hidup


Mengapa batu disebut makhluk tak hidup, sedangkan pohon disebut
makhluk hidup? Ingatkah kamu bahwa hanya makhluk hidup yang
mempunyai ciri-ciri hidup. Ciri-ciri hidup tersebut adalah bernapas,
bergerak, makan, mengeluarkan zat sisa, tumbuh, berkembangbiak,
peka terhadap rangsang dan beradaptasi.

1. Bernapas
Ciri utama makhluk dikatakan hidup yaitu bernapas. Ketika
bernapas makhluk hidup menghirup oksigen (O²) dan menghembuskan
karbon dioksida (CO²). Oksigen diperlukan untuk proses oksidasi zat
makanan yang menghasilkan energi dan karbon dioksida. Energi
berguna untuk menjalankan kegiatan hidup.

9|Ilmu Alamiah Dasar


Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
Zat makanan + oksigen —> energi + uap air + karbon dioksida.

2. Bergerak
Ada dua macam gerak yaitu gerak aktif dan gerak pasif. Gerak aktif
adalah gerak berpindah tempat misalnya dengan kaki, sayap dan sirip.
Gerak pasif misalnya ditunjukkan oleh tumbuhan. Tumbuhan tidak
dapat berpindah tempat, tetapi menggerakkan sebagaian tubuhnya.
Contohnya gerak daun menguncup, gerak batang menghadap
cahaya, gerak akar mendekati sumber air serta gerak mekarnya bunga.

3. Peka Terhadap Rangsang


Makhluk hidup peka terhadap perubahan yang terjadi disekitarnya.
Alat pengenal lingkungan pada manusia dan hewan berupa indra. Indra
peka terhadap rangsang. Rangsang dapat berupa cahaya, bunyi, bau,
rasa atau sentuhan. Dengan adanya indra yang peka terhadap rangsang-
rangsang tersebut, manusia dan hewan mempunyai kemampuan
melihat, mendengar, mencium, mengecap rasa dan menyentuh/meraba.
Tumbuhan tidak mempunyai alat indra, tetapi peka terhadap
rangsang. Misalnya tumbuhan putri malu menguncupkan daunnya jika
disentuh dan pertumbuhan batang kearah cahaya matahari.

4. Makan
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi,
untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak. Tumbuhan hijau
memperoleh makanan dengan memproduksi sendiri. Tumbuhan hijau
sebagai produsen mengolah zat-zat anorganik menjadi zat organic
melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan
makanan oleh tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya.

10 | I l m u A l a m i a h D a s a r
Tumbuhan tak berhijau daun, hewan dan manusia tidak dapat
membuat makanan sendiri. Mereka memanfaatkan makanan dari hasil
fotosintesis tumbuhan hijau dan sumber lain dari hewan dan alam.

5. Mengeluarkan Zat Sisa


Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa yang
merupakan zat yang tidak terserap oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa
oksidasi biologis, misalnya air dan karbon dioksida. Berdasarkan aktivitas
tubuh dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas :

a. Ekskresi
Ekskresi Merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh
kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan
keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan
menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine
b. Respirasi
Respirasi merupakan pengeluaran CO² sebagai zat sisa proses
respirasi yang dikeluarkan melalui hidung.

c. Defekasi
Defekasi merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan
yang berupa tinja (feses) melalui anus.

6. Tumbuh
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan meliputi perubahan ukuran tubuh, yaitu luas, tinggi dan
berat. Perkembangan adalah perubahan menjadi dewasa.

7. Berkembang Biak
Makhluk hidup berkembang biak untuk menghasilkan keturunan. Cara
perkembangbiakan makhluk hidup berbeda-beda. Hewan berkembang biak
antara lain dengan melahirkan, bertelur, bertelur-melahirkan, bertunas,

11 | I l m u A l a m i a h D a s a r
fragmentasi atau membelah diri. Tumbuhan berkembang biak secara alami
dan buatan.
Perkembangbiakan alami pada tumbuhan yaitu dengan biji (kawin)
dan dengan tidak kawin, misalnya membelah diri, spora, tunas, umbi,
geragih dan akar tinggal. Perkembangbikan tumbuhan secara buatan,
misalnya stek, cangkok, runduk dan kultur jaringan.

2.4 Manfaat Makhluk Hidup


a. Sumber pangan, papan, dan sandang.
b. Sumber Obat dan Kosmetik
c. Sumber Energi
d. Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu, misal Suaka marga satwa
dan cagar alam yang digunakan sebagai sarana pendidikan dan tempat
penelitian.
e. Sarana Peningkatkan Nilai Budaya.
f. Sumber Pendapatan, yaitu pemanfaatan suatu bagian tertentu pada
flora dan fauna yang dapat dijual. Contoh : kayu gaharu yang
digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik.
g. Sarana Rekreasi.

2.5 Klasifikasi Makhluk Hidup


A. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi (pengelompokan) merupakan suatu cara memilah dan


mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu.

B. Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang


dimiliki.

2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk


membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.

12 | I l m u A l a m i a h D a s a r
3. Menyederhanakan objek studi. Penyederhanaan objek studi sangat
membantu dalam mengenali atau mempelajari makhluk hidup yang begitu
banyak dan beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya.

4. Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.

5. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

C. Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat


beraneka ragam.

2. Mengetahui jenis-jenis makhluk hidup.

3. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan


yang lain.

D. Tata Nama Ilmiah Makhluk Hidup

Nama ilmiah makhluk hidup diambil dari genus dan spesies dalam
klasifikasi makhluk hidup. Berikut adalah tata nama ilmiah makhluk
hidup:

1. Menggunakan bahasa Latin

2. Terdiri dari 2 kata dan masing-masing diambil dari genus dan spesies
dari klasifikasi makhluk hidup tersebut.

3. Genus terletak di kata pertama

4. Spesies terletak di kata kedua

5. Dicetak miring atau diisi garis bawah

6. Huruf pertama pada kata pertama harus kapital

7. Huruf pertama pada kata kedua tidak kapital

Contoh adalah Oryza sativa yaitu nama ilmiah tanaman padi. Oryza
menunjukkan genus dan sativa merupakan penunjuk spesies tanaman
tersebut.

E. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan


dengan makhluk hidup lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang
memiliki satu atau lebih persamaan.

13 | I l m u A l a m i a h D a s a r
Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan Persamaan

Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa


ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena
memiliki bulu,sayap, dan paruh.

2. Berdasarkan Perbedaan

Apabila kita mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang
berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan
elang termasuk golongan karnivora, yaitu pemakan daging.

3. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi

Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-


tama yang dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari makhluk
hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak
menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah
bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain-lain.

Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila kita mengamati


dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut,
ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.

4. Berdasarkan Ciri Biokimia

Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi


makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas,
bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim,
jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan
hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.

5. Berdasarkan Manfaat

Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan


suatu makhluk hidup.

F. Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup

Tahapan dalam klasifikasi mahluk hidup yang dilakukan oleh Linnaeus


adalah sebagai berikut:

1. Pencandraan atau identifikasi, yaitu proses mengidentifikasi atau


mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup yang akan diklasifikasi.

14 | I l m u A l a m i a h D a s a r
2. Pengelompokan, yaitu mengelompokkan mahluk hidup berdasarkan
ciri-ciri yang dimilikinya. Mahluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang
sama dikelompokkan dalam satu kelompok yang sama yang disebut
dengan takson.

3. Pemberian nama takson. Mahluk hidup yang telah dikelompokkan tadi,


selanjutnya diberi nama untuk mempermudah kita mengenal ciri-ciri suatu
kelompok mahluk hidup tertentu.

Linnaeus memperkenalkan hierarkki (tingkat) takson untuk


mengelompokkan makhluk hidup. Hierarki (yang disebut takson) itu
berturut-turut dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik)
adalah :

1. Domain (daerah)

2. Kingdom (kerajaan)

3. Phylum (Filum) untuk hewan, atau Divisio (Divisi) untuk tumbuhan

4. Classis (Kelas)

5. Ordo (Bangsa)

6. Familia(Keluarga/Suku)

7. Genus (Marga)

8. Spesies (Jenis)

G. Penggolongan Klasifikasi Makhluk Hidup

sistem klasifikasi, dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok,


yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.

1. Klasifikasi Sistem Alami

Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari


adanya persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk
hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing,
sapi, kuda, dan harimau.

Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu
mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti
yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami
merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara
alami.

15 | I l m u A l a m i a h D a s a r
Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan
Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua
dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi
menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya,
sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

2. Klasifikasi Sistem Buatan

Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan


lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem
klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh
Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus,
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai
“Bapak Taksonomi”.

Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan


dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.

Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur


tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk
hidup.

Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan
satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan
tersendiri.

Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang


didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis
makhluk hidup yang dikelompokkan.

3. Klasifikasi Sistem Filogenik

Sistem klasifikasi secara filogenik dapat diartikan sebagai pengelompokan


berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar tingkatan takson.
Darwin mengkaitkan hubungan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar dari
pemikiran Darwin adalah setiap dari makhluk hidup mengalami perubahan
sehingga sifat ataupun ciri-cirinya berbeda dengan sifat ataupun ciri dari
nenek moyangnya.

Kelebihan dari sistem klasifikasi filogenik sendiri yaitu dapat mengetahui


adanya hubungan filogenik antar makhluk hidup dalam satu kelompok.
Selain Darwin, Carolus Linnaeus juga memiliki perhatian besar dalam
bidang botani, beliau mengemukakan bahwa makhluk hidup yang
memiliki ciri persamaan yang paling banyak digolongkan dalam suatu
tingkatan yang sama.

16 | I l m u A l a m i a h D a s a r
H. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup

Untuk memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat


banyak ragamnya, maka disusunlah suatu aturan pengelompokan.
Pengelompokan dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah
seperti berikut ini :

1. Domain

Domain adalah peringkat organisme (paling umum) tertinggi. Linnaeus


memang menciptakan beberapa peringkat taksonomi, tetapi ia tidak
menciptakan peringkat domain, yang relatif baru. Istilah domain tidak
digunakan sampai tahun 1990, lebih dari 250 tahun setelah Linnaeus
mengembangkan sistem klasifikasi pada 1735. Tiga domain kehidupan adalah
Bakteri, Archaea, dan Eukaryota. Archaea adalah organisme bersel tunggal
yang mirip dengan bakteri; beberapa archaea hidup di lingkungan yang
ekstrim, tetapi yang lain hidup di lingkungan yang biasa. Eukariota, atau
setiap makhluk hidup di bumi yang bukan bakteri atau archaeon, lebih terkait
erat dengan domain Archaea daripada Bakteri.

Tingkat taksonomi selalu dikapitalisasi, kecuali untuk spesies. Ini


memungkinkan orang untuk membedakan antara bakteri (organisme; bisa
merujuk ke semua bakteri atau hanya dua bakteri tertentu) dan Bakteri
(domain, yang mencakup semua bakteri)

2. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)

Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup.


Semua hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan
dimasukkan dalam kingdom Plantae.

3. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)

Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka


dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu
keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis
hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya
seperti hewan yang terlihat pada Gambar diatas.

Filum Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang


belakang. Ada juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula
yang keras dimasukkan dalam filum Arthropoda.

Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan


penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan

17 | I l m u A l a m i a h D a s a r
mycota. Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta,
jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.

4. Kelas

Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio,
artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-
ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas.

Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing,


kucing, kelinci, dan lain-lain.

Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu
dan berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio:
Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.

5. Ordo (Bangsa)

Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan,
nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak
memiliki akhiran.

Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging),


Omnivora (bangsa pemakan tumbuh-tumbuhan).

Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo


Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).

6. Famili (Suku atau Keluarga)

Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini
terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak
persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran
aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae.

Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga


kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang),
Rosaceae (keluarga mawar).

7. Genus (Marga)

Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus
terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan
atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali

18 | I l m u A l a m i a h D a s a r
dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan
digaris bawah.

Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing),
Taenia(marga cacing).

Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga
sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).

8. Species (Jenis)

Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau
satuan dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat
melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan
yang subur (fertil).

Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada
species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama
marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya.

Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf
kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita),
Rosa gallica(mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).

19 | I l m u A l a m i a h D a s a r
B. Pengertian Ekosistem

Istilah ekosistem berasal dari kata oikos yang berarti rumah sendiri
dan sistema yang berarti terdiri atas bagian-bagian yang utuh atau saling
mempengaruhi. Jadi, ekosistem dapat diartikan sebagai sistem yang
dibentuk di suatu daerah dan terjadi hubungan timbal balik antara
komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) atau dengan
lingkungan.

Ekosistem merupakan suatu sistem yang dinamis, hal itu ditandai


dengan adanya aliran energi, daur materi, dan produktivitas. Interaksi
dapat terjadi antara komponen biotik dengan abiotik dan di antara
komponen biotik dalam bentuk aliran energi dan siklus materi.

Ekosistem yang ada di muka bumi ini terdiri atas perpaduan berbagai jenis
dengan kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang berbeda-beda,
sehingga bentuk ekosistem yang dihasilkan pun akan berbeda-beda. Di
Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu ekosistem
bahari (laut), ekosistem darat alami, ekosistem suksesi, dan ekosistem
buatan.

2.6 Macam – Macam Ekosistem

A. Ekosistem Alami
Ekosistem alami adalah ekosistm yang terbentuk secara alami atau tanpa
campur tangan manusia. Contoh dari ekosistem alami adalah :

1. Ekosistem Darat (Terestrial)


Luasnya daratan yang terbentang di muka bumi pun menyebabkan
terdapat beragam ekosistem yang terbentuk. Tiap ekosistem di bumi
memiliki ciri khas oleh karenanya disebut dengan istilah bioma. Adapun
macam bioma daratan yang terbentuk di bumi ialah:

a. Bioma Tundra
Merupakan bioma yang terdapat di daerah kutub. Bioma ini
memiliki suhu yang sangat dingin dan angin yang sangat kencang.

20 | I l m u A l a m i a h D a s a r
Kondisi demikian membuat bioma ini disebut juga dengan istilah
permafrost yaitu tanah bagian bawah yang membeku secara
permanen. Bioma tundra memiliki curah hujan yang sangat sedikit
namun dengan kondisi angin yang sangat kencang tadi air tidak dapat
menembus pada bagian permafrost. Kondisi yang sangat dingin ini
membuat tumbuhan – tumbuhan kau ditemukan di daerah ini. Bioma
tundra didominasi oleh vegetasi luut dan juga lumut kerak (lichenes).
Adapun hewan – hewan yang hidup di daerah ini adalah hewan yang
memiliki simpanan panas dalam bentuk lemak atau kulit yang tebal.
Seperti beruang kutub, serigala, terwelu, dan burung migran.

b. Bioma Gurun
Bioma ini merupakan bioma paling kering di antara bioma
daratan yang ada di bumi. Curah hujan pada bioma gurun ialah kurang
dari 30cm per tahun. Selain itu, gurun memiliki suhu yang sangat
ekstrem, panas pada siang hari dan dingin pada malam hari. Suhu
digurun dapat mencapai 60° celcius saat siang hari. Tanah di gurun
umumnya ialah berbatu atau pasir dengan kelembapan yang sangat
rendah. Dengan kondidi abiotik yang demikian, maka bioma ini hanya
dihuni oleh komponen abiotik yang mampu melakukan penyesuaian.
Kaktus ialah tumbuhan yang paling umum ditemukan pada bioma
gurun. Sebuah adaptasi evolusioner yang dilakukan oleh komponen
biotik untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya.
Sepertikaktus yang mampu menyimpan air dengan struktur batang
yang dilapisi kutikula yang tebal untuk mencegah terjadinya
penguapan, selain itu tumbuhan gurun memiliki daun yang kecil atau
berubah menjadi duri. Adaptasi pun di lakuakan oleh hewan – hewan
penghuni gurun diantaranya ialah kemampuan untuk menyimpan air
seperti pada unta atau mengandalkan pemecahan zat makananya untuk
mendapatkan air. Sehingga, hewan – hewan gurun meski kondisinya
kering (air sangat sedikit) tetap mampu bertahan hidup.

21 | I l m u A l a m i a h D a s a r
c. Bioma Taiga
Merupakan bioma yang didominasi oleh vegetasi tumbuhan
pinus, cemara (konifer) oleh karena itu disebut juga hutan konifer.
Bioma ini memiliki udara yang hangat dan lembap akibat pengaruh
udara pantai yang ada di sekelilingnya. Curah hujan yang diterima
oleh bioma taiga ialah 100cm pertahun. Bioma taiga terdapat di
daerah beriklim sedang seperti pada amerika utara. Hewan – hewan
yang hidup di bioma ini antara lain beruang, serigala, dan lain –lain.
Jika kamu pernah menonton serial masha nad the bear maka seperti
itulah gambaran bioma taiga.

d. Bioma Sabana Dan Stepa


Bioma sabana dan stepa keduanya memiliki ciri yang hampir
mirip. Perbedaan terletak pada komposisi tumbuhan yang terdapat
pada kedua bioma tersebut. Bioma sabana merupakan padang rumbut
dengan beberapa pepohonan, sementara pada bioma stepa hanya
didominasi oleh padang rumput tanpa terdapat pepohonan (semak
belukar). Bioma ini memiliki curah hujan antara 90 – 150cm pertahun.
Hewan – hewan yang ditemui pada bioma ini yaitu, cheetah, kuda,
zebra, jerapah, singa, seperti yang ditemukan pada sebagian daratan
afrika. Jika di indonesia, bioma ini terdapat di bagian Nusa Tengggara
Timur yang dihuni oleh anoa, kuda.

e. Bioma Hutan Hujan Tropis


Merupakan bioma yang paling kaya akan keragaman hayati.
Bioma ini terletak di garis khatulistiwa yang menyebabkan bioma ini
memiliki iklim tropis seperti di indonesia. Bioma ini paling banyak
menerima curah hujan yakni sekitar 200cm per tahun. Suhu pada
bioma ini sekitar 25 – 30 derajat celcius, merupakan suhu yang
optimum bagi sebagian besar organisme. Oleh karena itu, banyak
tumbuhan, jamur, dan hewan yang ditemukan pada bioma ini.

22 | I l m u A l a m i a h D a s a r
f. Bioma Hutan Gugur
Merupakan bioma yang terdapat di daratan sebagian Eropa,
Amerika, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki iklim sedang dengan
curah hujan cukup tinggi. Saat musim dingin hewan – hewan yang ada
di bioma ini akan melakukan hibernasi yaitu masa dormasi yang
sebelum masa itu tiba, hewan – hewan akan sangat aktif makan
sebagai bahan hibernasi. Adapun tumbuhan memiliki ciri khas akan
menggugurkan daun saat musim kemarau datang.

2. Ekosistem Perairan (Aquatik)


seperti halnya pada ekosistem darat, ekosistem perairan terbentuk
pun karena interaksi komponen abiotik dengan komponen biotik.
perbedaan pencahayan, kedalaman, dan lainnya menyebabkan
keragaman ekosistem perairan dimuka bumi. adapun macam
ekosistem perairan dibumi meliputi:

a. Ekosistem Air Tawar


Ekosistem ini memiliki ciri suhu relatif merata, iklim sangat
dipengaruhi oleh iklim daratan. Pencahayaan relatif merata, kadar
garam rendah. Dengan kondisi abiotik yang demikian ekosistem ini
dihuni oleh biota laut yang tidak toleran terhadap kadar garam yang
tinggi. Wilayah ekosistem air tawar dibedakan menjadi:

a. Litoral, yaitu daerah dangkal (dekat dengan pesisir). Daerah ini


merupakan daerah yang terpapar cahaya sampai ke pangkal
perairan, oleh karena itu, daerah ini terdapat banyakfitoplankton.
b. Limnetik, merupakan daerah yang terkena sedikit cahaya.
c. Profundal, dasar perairan yang tidak tembus oleh cahaya
matahari.

23 | I l m u A l a m i a h D a s a r
b. Ekosistem Air Laut
Berbeda dengan ekosistem air tawar, ekosistem air laut memiliki
daerah yang lebih luas dan dalam. Selain itu, kadar garam pada ekosistem
ini cukup tinggi. Adapun daerah pada ekosistem air laut dibedakan
menjadi:

a. Litoral yaitu daerah laut yang berbatasan dengan daratan


b. Neritik daerah laut yang memiliki kedalaman sampai 200m. Pada daerah
ini paparan cahaya dapat menembus sampai batas wilayah, sehingga
terdapat banyak alga atau produsen lainnya dan ikan – ikan pemakan alga.
c. Batial adalah daerah laut dengan kedalaman 200 – 2000m. Daerah ini
merupakan daerah remang – remang. Karena cahaya tidak dapat
menembus total daerah ini.
d. Abisal adalah wilayah laut dalam. Wilayah ini gelap dan dingin, di
wilayah ini banyak ditemukan predator dan tidak ada produsen.

B. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan hidupnya. Contohnya : sawah,
waduk, perkebunan, dan kolam. Ekosistem buatan memiliki
keanekaragaman biotik rendah, karena umumnya ditentukan oleh
pembuatnya. Misalnya komponen biotik pada ekosistem sawah, yaitu padi;
pada kolam, yaitu jenis ikan tertentu, seperti ikan mas atau ikan gurami.
Contohnya :
a. Bendungan
b. hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
c. agroekosistem berupa sawah tadah hujan
d. sawah irigasi
e. perkebunan sawit
f. ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

24 | I l m u A l a m i a h D a s a r
2.7 Faktor Perusak Keseimbangan Ekosistem

A. Faktor Alam
Faktor alam yang mengganggu keseimbangan ekosistem umumnya
berupa bencana alam yang terjadi dan merusak semua komponen
penyusun ekosistem pada bioma. Beberapa contoh bencana alam tersebut
misalnya, gempa bumi (earthquake), banjir, gunung meletus, tsunami,
angin topan, tornado, dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa beberapa
bencana alam sebetulnya merupakan dampak dari pengaruh faktor
manusia.

B. Faktor Manusia
Faktor manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem terkait
erat dengan kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan
eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam. Faktor manusia sangat bisa
memicu terjadinya bencana alam, seperti banjir, longsor, perubahan iklim,
efek rumah kaca, dan masih banyak lagi lainnya. Adapun beberapa
pengaruh kegiatan manusia terhadap terganggunya keseimbangan
ekosistem bisa dikatakan sangat besar. Beberapa contoh dari kegiatan
tersebut misalnya:

a. Penebangan Pohon (Illegal Logging)


Kegiatan penebangan pohon dan pembakaran hutan adalah 2 kegiatan
yang menimbulkan kerusakan serius bagi ekosistem hutan. Tidak hanya
memicu terjadinya banjir dan longsor, berkurangnya populais pohon telah
membuat iklim di bumi berubah. Penebangan pohon membuat tanah tidak
lagi terikat dengan benar sehingga mudah longsor, begitupun udara yang
tidak lagi dapat didaur ulang sehingga jumlah oksigen semakin menipis.
Sementara itu, pembakaran hutan telah membunuh semua organisme yang
ada di dalam ekosistem hutan dan meningkatkan potensi terjadinya kabut
asap dan pencemaran udara.

25 | I l m u A l a m i a h D a s a r
b. Perburuan Hewan
Manusia membutuhkan hewan sebagai bahan makanan dan sarana
rekreasi. Dalam memperoleh kebutuhan tersebut, sering kali
kerakusan manusia membuat keseimbangan ekosistem jadi terganggu.
Penggunaan bahan peledak seperti bom ikan, racun, jerat listrik telah
membuat rantai makanan di ekosistem hutan berjalan tidak
semestinya.

c. Kegiatan Pertanian
Aktivitas pertanian di era modern ini juga bisa mengganggu
keseimbangan ekosistem. Pupuk anorganik yang digunakan untuk
mengoptimalkan hasil pertanian telah membuat tanah tercemar secara
masif, selain itu pestisida yang digunakan secara berlebihan membuat
berbagai organisme penghuni ekosistem sawah menjadi terbunuh dan
mati.

d. Pembuangan Limbah
Ratusan milyar manusia di dunia ini, setiap hari pasti melakukan
kegiatan menghasilkan sampah dan limbah. Limbah rumah tangga,
transportasi, industri, pertanian, jika tidak diolah secara tepat dan
cermat tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem sehingga
mengancam organisme dan faktor abiotik dalam bioma.

e. Pencemaran Lingkungan
Berbagai jenis pencemaran yang terjadi dalam semua faktor biotik
berlangsung selama ini karena faktor manusia. Pencemaran terhadap
tanah, pencemaran udara, pencemaran suara, dan pencemaran air
adalah beberapa pencemaran yang dilakukan akibat aktivitas manusia
dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.

26 | I l m u A l a m i a h D a s a r
Semua kegiatan di atas, dalam jangka waktu tertentu akan membuat
keseimbangan ekosistem jadi terganggu. Keseimbangan ekosistem yang
rusak akan bermuara pada sistem kehidupan organisme, termasuk manusia.
Oleh karena itu, tindakan-tindakan penyelamatan lingkungan hidup untuk
menjaga keseimbangan ekosistem mutlak dilakukan mulai dari saat ini.

2.8 Cara Menjaga Keseimbangan Ekosistem


Secara garis besar ekosistem merupakan rumah atau tempat tinggal bagi
mahluk hidup, dimana segala komponennya saling berkaitan. Di zaman
yang sudah modern ini sudah banyak ekosistem buatan yang diciptakan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tetapi dengan adanya
ekosistem buatan ini, ekosistem alami menjadi berkurang.
Belum lagi oknum – oknum yang tidak bertanggungjawab, yang tidak bisa
melestarikan lingkungan. Kita sebagai manusia yang memiliki akal harus
bisa menjaga kelestarian lingkungan kita yang nantinya pun akan
berdampak baik juga untuk kita.
Dan berikut ini merupakan kegiatan yang harus kita lakukan sebagai Cara
Menjaga Keseimbangan Ekosistem :
1. Membuang Sampah pada Tempatnya.
2. Penanaman Kembali Hutan yang Gundul (Reboisasi).
3. Kurangi Penggunaan plastik.
4. Stop Perburuan Hewan Langka.
5. Stop Penebangan Hutan Secara Liar.
6. Memberikan Sanksi Berat Kepada Oknum Tidak Bertanggung Jawab.

27 | I l m u A l a m i a h D a s a r
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makhluk hidup adalah makhluk dengan ciri-ciri kehidupan seperti bernapas,
bergerak, dan berkembangbiak, makhluk hidup memiliki manfaat dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem memiliki
faktor yang mempengaruhinya dan juga macam – macam bentuk ekosistem .

Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan


saling ketergantungan, karena makhluk hidup membutuhkan lingkungan
untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya dan lingkungan
membutuhkan makhluk hidup sebagai unsur penyusun lingkungan.

3.2 Saran
Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan terutama
di sekitar tempat tinggal kita.
Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena
makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan
tidak dapat hidup sendiri.

28 | I l m u A l a m i a h D a s a r
3.3 Daftar Pustaka
https://saifiathoillah.blogspot.com/2017/06/makalah-biosfer-dan-makhluk-
hidup.html
https://alhanisberbagiilmu.blogspot.com/2015/08/makalah-tentang-ekosistem-
alam.html
http://www.ebiologi.net/2015/06/keseimbangan-ekosistem-dan-faktor.html
http://desasangeh.badungkab.go.id/baca-artikel/277/DAMPAK-KERUSAKAN-
LINGKUNGAN-BAGI-MAKHLUK-HIDUP.html
https://www.artikelmateri.com/2016/12/keanekaragaman-makhluk-hidup-hayati-
pengertian-tingkat-adalah.html
http://rickysetiawan96.blogspot.com/2014/07/pengertian-dan-jenis-jenis-
ekosistem.html?m=1
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/09/faktor-yang-mempengaruhi-
kehidupan.html
https://dosenbiologi.com/lingkungan/cara-menjaga-keseimbangan-ekosistem

29 | I l m u A l a m i a h D a s a r

Anda mungkin juga menyukai