Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK VII

PROSES SAINS DAN ILMIAH

Disusun oleh

Nama 1. Nailus Sa’adah (20032137)


2. Rada Armiliandi (20032143)
3. Salsabila Juita (20032149)
4. Shasya Nurul Aisya Gusman
(20032151)
5. Siti Suraida (20032154)
6. Zahratul Wira Aina (20032161)
Mata Kuliah : Dasar - Dasar Sains
Dosen Pembimbing : Drs. Mades Fifendy, M.Biomed

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang dengan ini kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dasar –
Dasar Sains yang berjudul “Makhluk Hidup dan Ekosistem”.

Adapun makalah Dasar – Dasar Sains tentang “Makhluk Hidup dan Ekosistem” ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan banyak bantuan dari banyak pihak,
sehingga dapat mempelancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Baik secara langsung maupun tidak langsung, kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi isi maupun dari segi penulisan. Untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
penyusun mengharapkan semoga dari makalah “Makhluk Hidup dan Ekosistem” ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca.

Minggu , 29 November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………..……..…………….….i

Kata Pengantar…………………………………………..………..……….…ii

Daftar Isi………………………………………………………...…….……..iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang………………………………………..……….……1

B.Rumusan Masalah………………………………………...........…...1

C.Tujuan Pembahasan……………………………………………….....2

D. Manfaat Penelitian………………………………………………….2

BAB 2 PEMBAHASAN

A…………………….………………….3

B. …………………………………...3

C. ……………………………………….…….6

D. …………………………………..…7

E. ………………………….8

BAB 3 PENUTUP

A.Kesimpulan…………………………………….……………............11

B.Saran………………………………………………………………...11

Daftar Pustaka………………………… …...………………………...………12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya.
Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak
bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini
menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga
ekosistem di muka bumi ini semakin sempit.
Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di
dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan
lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan
tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga dan
melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ekosistem
2. Apa saja unsur-unsur ekosistem
3. Bagaimana interaksi antar komponen ekosistem
4. Apa saja macam-macam ekosistem
5. interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Konsep Ekosistem.
2. Unsur-unsur ekosistem.
3. Interaksi antar komponen ekosistem.
4. Macam-macam ekosistem.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat makalah ini adalah memberikan informasi tentang teori-teori kebenaran
ilmiah dalam mata kuliah Dasar – Dasar Sains.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem dan Makhluk Hidup


Ekosistem berasal dari dua kata yaitu konsep dan ekosistem. Istilah konsep berasal dari
bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Sedangkan menurut wikipedia
indonesia Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Menurut UU No.23, Tahun 12997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup :


"Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup."

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep ekosistem adalah pemahaman suatu sistem ekologi
yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.

Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari
berbagai bentuk perubahan lingkungan dan dapat berkembang biak untuk melestarikan
jenisnya.

B. Unsur Unsur Ekosistem


Ekosistem tersusun atas dua unsur atau komponen utama, yaitu :
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang terdapat dalam
lingkungan seperti hewan, tumbuhan, manusia dan organisme lainnya. Setiap
makhluk hidup tersebut mempunyai kedudukan dan peran tertentu dalam
lingkungan. Kedudukan makhluk hidup dalam lingkungannya disebut nisia.
Menurut peranannya, komponen biotik dibedakan menjadi tiga,yaitu:
 Produsen
Produsen, merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan zat
makanan yang diperlukan organisme lain. Tugas ini diperankan oleh
organisme yang mempunyai klorofil (zat hijau daun) yaitu tumbuhan
hijau. Tumbuhan mensintesis/membuat zat makanan menggunakan bahan
karbondioksida (CO₂) dan air (H₂O) dengan bantuan cahaya matahari.
Proses ini berlangsung di dalam klorofil dan dinamakan proses
fotosintesis.

Tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri disebut organisme


autotrof. Tumbuhan yang menggunakan sinar matahari untuk membantu
proses fotosintesis disebut fotoautotrof, contohnya antara lain pohon
pisang, pohon jati, palem, pakis haji, ganggang (alga), lumut, tumbuhan
paku, dan berbagai tumbuhan biji lainnya. Sementara itu, bakteri tidak
menggunakan sinar matahari untuk proses pembuatan makanannya,
melainkan menggunakan cadangan energinya dalam senyawa kimia,
prosesinidisebutkemoautotrof.

 Konsumen
Konsumen, merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanan sendiri (organisme heterotrof). Konsumen bergantung pada
organisme lain untuk makanannya. Contoh kelompok konsumen
diantaranya hewan, manusia, dan tumbuhan yang tidak berklorofil
misalnya tali putri, dan jamur. Berdasarkan jenis makanannya, makhluk
hidup dibedakan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora
adalah organisme yang hanya makan tumbuhan, misalnya sapi, kambing,
zebra, kuda, gajah, rusa , ayam, dan lain sebagainya. Karnivora adalah
organisme yang hanya makan hewan, contohnya harimau, singa, anjing,
dan lain-lain. Sedangkan omnivora adalah organisme yang makan
tumbuhan juga makan hewan, misalnya manusia.

  Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :

 Konsumen I/primer
konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen. Contoh :
herbivora/hewan pemakan tumbuhan
 Konsumen II/sekunder
konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I. Contoh :
karnivora/hewan pemakan daging
 Konsumen III/tertier
konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II. Contoh :
omnivora/hewan pemakan segala.
 Konsumen puncak
konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas
dalam peristiwa makan dimakan.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan semua benda tak hidup yang terdapat di dalam
lingkungan. Keberadaan komponen abiotic sangat berpengaruh pada jenis
makhluk hidup yang menempati suatu lingkungan. Beberapa komponen abiotik
misalnya:

 Cahaya matahari
 Sinar matahari adalah sumber utama energi untuk semua organisme di
bumi. CO₂ dan air berubah menjadi karbohidrat dan oksigen selama
fotosintesis dengan menggunakan sinar matahari.

 Udara
Udara terdiri dari berbagai jenis gas seperti oksigen, hidrogen, karbon
dioksida dan nitrogen. Semua organisme membutuhkan udara untuk
kegiatan mereka. Sebagai contoh, oksigen yang diperlukan selama
respirasi bahwa oksida (membakar) karbohidrat untuk menghasilkan
energi. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida sebagai bahan baku
untuk memproduksi karbohidrat dan nitrogen untuk memproduksi protein.

 Air.
Semua organisme di bumi butuhkan air untuk bertahan hidup. Tanaman,
serta hewan dan manusia, akan dehidrasi dan mati jika mereka kekurangan
air. Dalam tubuh manusia, air berfungsi sebagai pelarut melarutkan semua
bahan yang dimakan oleh organisme. Air juga merupakan habitat ikan dan
katak.

 Suhu
Suhu merupakan salah satu komponen penting bagi organisme untuk
bertahan hidup di bumi. Setiap organisme membutuhkan rentang tertentu
suhu untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, tanaman yang hidup di daerah
panas seperti kaktus akan mati atau tumbuh buruk jika mereka ditanam di
daerah dingin dan sebaliknya

 Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,
kematangan, dan kemampuan menahan air.

C. Interaksi Antar Komponen Ekosistem


Dalam ekosistem juga terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara
komponen biotik dan komponen abiotik atau dengan lingkungan. Adapun bentuk
interaksi dalam ekosistem yaitu:
1. Interaksi antara komponen biotik dan abiotik
Komponen biotik dapat memengaruhi komponen abiotik dalam ekosistem,
demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh, setiap tumbuhan mengambil air dari
lingkungannya (dari dalam tanah), tetapi tumbuhan juga membebaskan air ke
lingkungan (ke udara) dalam bentuk uap air. Bersama uap air dari sumber yang
lain akan terbentuk awan dan turun sebagai hujan. Akhirnya air meresap ke dalam
tanah (kembali lagi ke tanah). Di samping itu, tumbuhan juga mengambil zat hara
dari tanah, namun juga mengembalikannya lagi dalam bentuk ranting, dedaunan,
dan sisa tumbuhan yang telah lapuk dan mengalami penguraian.

Contoh lainnya yaitu padi selain membutuhkan sinar matahari untuk proses
fotosintesis sebagai penghasil sumber makanannya, juga membutuhkan udara
sekitar untuk bernapas serta membutuhkan air dan tanah agar dapat tumbuh.
Cacing tanah membutuhkan sisa-sisa bahan fragmen (remukan) tanaman padi
sebagai makanannya dan membuat lubang tanah sebagai tempat tinggalnya.
Setelah cacing tanah mati akan terurai menjadi bahan organik (zat hara) seperti
karbon, nitrogen, oksigen, pospor, dan belerang di dalam tanah atau yang terdapat
di atmosfer bagi kebutuhan tanaman padi untuk kelangsungan hidupnya.

Dari contoh tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa di antara komponen-
komponen abiotik seperti udara, tanah, air, dan cahaya serta komponen-komponen
biotik, yaitu tumbuhan dan cacing terjadi interaksi atau hubungan sehingga terjadi
saling ketergantungan.

2. Interaksi antar komponen biotik.


Komponen biotik secara timbal balik dapat memengaruhi komponen biotik
lainnya. Sebagai contoh dalam peristiwa simbiosis, masing-masing simbion
memengaruhi satu sama lain. Seekor lebah menghisap madu dari sekuntum
bunga, lebah mendapatkan makanan (berupa madu) dari bunga, namun lebah juga
menjadi perantara penyerbukan bunga tersebut. Berdasarkan contoh tersebut
dapat dilihat bahwa antar komponen dalam ekosistem terjadi hubungan timbal
balik. Interaksi antar komponen biotik dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu sebagai berikut :

 Interaksi intraspesifik.
Interaksi intraspesifik yaitu interaksi antar individu dalam satu spesies.
Sebagai contoh misalnya dalam koloni lebah madu (Aphis sp.) atau pada
koloni rayap (Termit). Pada masing-masing koloni terdapat pembagian
kerja yang sangat rapi antara ratu, prajurit, maupun pekerja. Interaksi pada
koloni rayap dan lebah ini lebih bersifat saling membantu dan
menguntungkan.
 Interaksi interspesifik.
Interaksi interspesifik yaitu interaksi antar individu yang berbeda spesies.
Interaksi interspesifik dibagi menjadi beberapa bentuk sebagai berikut:

 Predasi
merupakan interaksi antara organisme pemangsa (predator) dengan
mangsanya (prey). Contohnya interaksi antara seekor harimau
(predator) dengan seekor kijang (prey), interaksi antara kucing
dengan tikus.
 Kompetisi
merupakan interaksi antara dua individu (dapat berbeda atau dalam
satu spesies) berupa persaingan. Interaksi ini dapat terjadi karena
terdapat kepentingan yang sama antar individu yang bersaing
(kompetitor). Misalnya persaingan mendapatkan makanan,
persaingan mendapatkan daerah/wilayah kekuasaan (dominasi),
berebut wilayah mencari makan (feeding ground), berebut tempat
tinggal (sarang), berebut pasangan.
 Simbiosis
kehidupan bersama antara dua makhluk hidup atau lebih berbeda
spesies dalam hubungan yang erat. Simbiosis dibagi lagi menjadi
beberapa bentuk yaitu:
a) Simbiosis mutualisme
hubungan simbiotik yang menguntungkan kedua belah
pihak. Contohnya: simbiosis antara bakteri Rhizobium
dengan akar tanaman Leguminoceae. Bakteri membantu
menambat (fiksasi) nitrogen dari udara untuk kepentingan
tumbuhan, tapi bakteri juga memperoleh senyawa organik
sebagai sumber makanan dari tanaman Leguminoceae.
b) Simbiosis komensalisme
hubungan simbiotik yang menguntungkan salah satu pihak,
tapi pihak lain tidak dirugikan. Contohnya ikan hiu dengan
ikan remora.
c) Simbiosis parasitisme
hubungan simbiotik yang menguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lain. Contohnya benalu dengan pohon
inang, cacing pita dengan inangnya, cacing hati dengan
inangnya.

 Netral
kehidupan bersama antara populasi dua spesies atau lebih dalam
satu daerah dan masing-masing populasi tersebut tidak saling
mengganggu. Contoh: seekor cacing dengan belalang di sawah.

3. Interaksi antar komponen abiotik.


Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen abiotik lain secara timbal balik.
Sebagai contoh, jika intensitas cahaya matahari yang mengenai suatu perairan
meningkat mengakibatkan laju penguapan meningkat. Dari peristiwa tersebut
terbentuklah awan yang apabila dalam jumlah banyak dapat menghalangi sinar
matahari ke bumi, sehingga intensitas cahaya matahari ke bumi berkurang, di
samping juga dapat menyebabkan hujan yang airnya kembali lagi ke perairan.

Jika antar komponen dalam ekosistem terjadi hubungan yang dinamis, perubahan
dalam batas-batas tertentu tidak akan menimbulkan gangguan dalam ekosistem
tersebut. Ini berarti ekosistem tersebut telah mencapai keseimbangan yang
mantap, dengan kata lain telah mencapai kondisi homeostatis. Ekosistem dalam
keadaan homeostatis penting untuk dipertahankan, agar keseimbangan ekosistem
selalu terjaga dari generasi ke generasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
manusia jangan sampai mengganggu keadaan homeostatis tersebut.

D. Macam Macam Ekosistem


Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis
besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ber-
dasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai
berikut.

 Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika
Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah

Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat


mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C). Tanah sangat tandus karena
tidak mampu menyimpan air.

Lingkungan biotik:
Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi
dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya
kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada
siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.

Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropik (sepanjang garis


khatulistiwa) yang berbatasan dengan padang rumput.

 Padang Rumput
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah
beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika
Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput
curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan
drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik:
Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas
dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain
yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang
dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-
macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika
Utara dan pampa di Argentina.

Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di
Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing
liar, cheetah.
 Hutan Hujan Tropik
Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang
paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika
Tengah, sebagi`n besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan
lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
1. Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225
cm/tahun.
2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak
ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.

Lingkungan biotik:
Flora: pada bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan.
Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-
cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.

Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah
tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan
pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.

Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup
hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari,
di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat
nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu,
babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
 Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-
daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa
Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
2. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
3. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang
diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan
kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan
baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak
begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga,
burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.

Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang,
subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun
menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim
gugur.

Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan
fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim
dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai
berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.

 Taiga & Tundra


Taiga.
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.

Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tumbuhan
di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah
Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang
pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap
memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya karibou, rusa kutub,
beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

2. Ekosistem buatan.
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman
atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki
keanekaragaman rendah.

 Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air
untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.
 Hutan tanaman industri.
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman
yang umum ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala,  dammar, dan jati
seperti gambar disamping.
 Agroekosistem.
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah
irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut,
perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan
pekarangan.

3. ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibagi menjadi dua yaitu air tawar dan air laut.

 Ekosistem Air Tawar.


Ekosistem air tawar mempunyai ciri-ciri abiotik sebagai berikut
1. Memiliki tingkat kadar garam yang rendah, bahkan lebih rendah
dibanding cairan sel makhluk hidup.
2. Dipengaruhi oleh cuaca dan iklim.
3. Cahaya matahari yang kurang.

Berdasarkan keadaan airnya, ekosistem air tawar terbagi atas dua macam
yaitu ekosistem air tawar lentik (tenang) dan ekosistem air tawar lotik
(mengalir) dimana ekosistem air tawar lentik misalnya rawa dan danau.
Ekosistem air lotik, semisal air terjun dan sungai.

Kemudian ditinjau dari intensitas cahaya matahari yang menembus air


ekosistem air tawar dibagi menjadi beberapa wilayah atau zona yaitu:
1. Zona Litoral, zona litoral adalah daerah pangkal yang mampu ditembus
cahaya matahari.
2. Zona Limnetik, ZOna limnetik adalah daerah yang terbuka dari tepian
sampai berada pada kedalaman yang masih ditembus cahaya matahari.
3. Zona Profundal, Zona Profundal adalah daerah yang dalam dan tidak
dapat ditembus cahaya matahari. Didaerah ini tidak ditemukan organisme
yang fotosintetik tetapi ditempati oleh hewan pemangsa dan organisme
pengurai.
 Ekosistem Air laut
Ekosistem air laut memiliki karakteristik atau ciri-ciri abiotik sebagai
berikut;
1. Tingkat kadar garam yang tinggi
2. Tidak berpengaruh pada iklim dan cuaca.
3. Habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut
lainnya.
4. Terdapat perbedaan suhu yang ada dipermukaan dengan dikedalaman
laut.
5. Arus lautnya dapat dipengaruhi oleh arah angin, perbedaan massa jenis
air, suhu tekanan air, gravitasi, dan gaya tektonik batuan bumi.

Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus air, maka


ekosistem air laut terbagi beberapa wilayah atau zona, yaitu:
1. Zona Fotik, Zona Fotik adalah daerah yang dapat ditembus oleh cahaya
matahai di kedalaman air kurang dari 200 meter dan para Organisme
masih mampu berfotosintesis di zona fotik.
2. Zona twilight, zona twilight adalah daerah dengan kedalaman air 200-
2000 meter dimana cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif
untuk berfotosintesis.
3. Zona afotik, zona afotik adalah daerah yang tidak dapat ditembus
cahaya matahari sehinggga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2000
meter.

Adapun pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke
tengah laut, yaitu:
1. Zona Litoral, zona litoral adalah daerah yang terendam saat terjadi
pasang dan seperti daratan saat air laut sedang surut. Zona ini berbatasan
dengan daratan dan banyak didiami oleh kelompo hewan seperti  bulu
babi, udang, kepiting, bintang laut dan cacing laut.
2. Zona neritik, zona neritik adalah daerah laut dangkal, kurang dari 200
m. Zona tersebut mampu ditembus oleh cahaya matahari dan banyak ikan
dan ganggang yang menempati zona ini.
3. Zona batial, zona batial adalah daerah yang memiliki kedalaman air 200
m-2000 m dengan keadaan yang remang-remang. Di zona ini tidak
ditemui produsen tetapi banyak nekton seperti ikan.
4. Zona abisal, zona abisal adalah daerah palung laut yang keadaannya
gelap. Kedalaman air di zona abisal lebih dari 2000 m. Zona ini dihuni
oleh hewan predator, detritivor dan pengurai.

 Ekosistem laut dalam


Ekosistem laut dalam terdapat di lau dalam atau palung laut yang gelap
karena tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Pada ekosistem air laut
dalam tidak ditemukannya produsen. Organisme yang dominan, yaitu
predator dan ikan yang pada penutup kulitnya mengandung fosfor
sehingga dapat bercahaya di tempat yang gelap

 Ekosistem terumbu karang.


Ekosistem terumbu karang ada dilaut yang dangkal dengan airnya yang
jernih. Organisme yang ada di ekosistem ini yaitu hewan terumbu karang,
hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan dan ganggang. 

 Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari ada didaerah percampuran air laut dengan air sungai.
Salinitas air di estuari lebih rendah dibanding air laut, tetapi lebih tinggi
dibanding air tawar, yaitu sekitar 5-25 ppm. Di ekosistem estuari dapat
ditemukan tipe ekosistem yang khas, yaitu padang lamun dan hutan
mangrove.

Ekosistem Padang lamun, Padang lamun adalah pantai yang biasanya


ditumbuhi seagrass. Tumbuhan ini memiliki serabut akar dan rizom,
batang, daun, bunga bahkan berbiah. Seagrass berbeda dengan alga karena
mempunyai sistem reproduksi dan pertumbuhan yang sangat khas.
Seagrass tumbuh menyebar di padang rumput di dalam air dengan
perpanjangan rizom. Hewan yang ada di padang lamun yaitu duyung, bulu
babi, kepiting renang, penyu dan udang.

Ekosistem Hutan Mangrove, ekosistem hutan mangrove terdapat didaerah


tropis hingga subtropis. Ekosistem ini didominasi oleh tanaman bakau,
kayu api, dan bogem. Tumbuhan bakau memiliki akar yang sangat kuat
dan rapat untuk bisa bertahan di lingkungan yang berlumpu yang mudah
goyah oleh hempasan air laut. Akar napasnya berfungsi untuk mengambil
oksigen langsung dari udar. Tumbuhan bakau juga memiliki buah dengan
biji vivipar yang berkecambah dan memiliki akar yang panjang saat masih
di dalam buah sehingga langsung tumbuh ketika jatuh ke lumpur.
Kelompok hewan yang hidup di ekosistem ini yaitu buaya, ikan, biawak,
siput, kesrang, kepiting, burung, dan udang. Hutan mangrove banyak
terdapat di pesisir Pulau Jawa, Sumatra, Papua, Kalimantan, Bali, Papua,
dan Sumbawa.

 Ekosistem Pantai Pasir


Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena
deburan ombak. Di tempat ini selalu angin bertiup kencang dan cahaya
matahari yang selalu bersinar kuat di siang hari.

Kemudian tumbuhan atau vegetasi yang dominan diekosistem pantai pasir


ini yaitu formasi pes-caprae, vigna marina dan spinifex littoreus. Formasi
Barringtonia, terdiri atas pohon dan perdu, semisal Barringtonia asiativa,
erythrina, hibiscus tiliaceus, terminalia catappa dan hernandia. Hewan
yang hidup di pantai pasir seperti burung dan kepiting. Pantai pasir
terdapat di Lombok, papua, bengkulu, bantul dan bali.

 Ekosistem pantai batu.


Ekosistem pantai batu memiliki banyak bongkahan batu besar maupun
kecil. Organisme yang paling dominan di ekosistem pantai batu yaitu
ganggang merah, siput, ganggang cokelat, burung dan kepiting. Ekosistem
pantai batu banyak terdapat di pantai selatan jawa, Bali, Nusa tenggara,
maluku dan Sumatra.
BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan

Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan  saling ketergantungan,
karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain. Makhluk hidup membutuhkan
lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingkungan juga
membutuhkan makhluk hidup dalamkelangsungan hidupnya

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal
balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen
ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau
temperature, mineral dan gas.

Dari segi makanan ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu: (1)Organisme Autotrof, adalah
organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan bahan organik yang
terdapat di lingkungannya; (2)Organisme Heterotrof, adalah organisme yang tidak dapat
membuat makanan sendiri dan mendapatkan makanannya dari makhluk hidup lain.

Berdasarkan terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan.

B. Saran

1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat


tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://dianahanhyubin0.blogspot.com/2016/04/makalah-makhluk-hidup-dan-ekosistem.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Konsep

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem

http://adevriko.blogspot.co.id/2011/03/unsur-unsur-ekosistem.html

http://ilmulingkungan.com/bentuk-interaksi-dalam-ekosistem/

http://taufiqurrazeluxe.blogspot.co.id/2012/02/macam-macam-ekosistem-beserta-ciri.html

http://www.zakapedia.com/2014/09/macam-macam-ekosistem-perairan.html

https://sites.google.com/site/interaksiantarmakhlukhidup/

Anda mungkin juga menyukai