Anda di halaman 1dari 23

Makalah Biologi Tentang ekologi

Guru pembimbing : Ningsih Fahcruddin M.pd


Kelas : XD FKK

Kelompok 3:
1. Bunga Tamama Hapidzah
2. Mila Abusri
3. Putri Tiara
4. Siti Nurfitria
5. Efni Ratnatul Aini
6. Anggy Tri utami
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi


maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat- Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah – Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah biologi tentang materi ekosistem.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Utuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasa nya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
nya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat


memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bengkulu, januari 2019

Penyusun
Daftar isi
HALAMAN JUDUL.........................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................


BAB 1 PENDAHULUAN
a. latar belakang
b. rumusan masalah
c. tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
a. pengertian Ekosistem
b. komponen ekosistem
c. rantai makanan dan jaring jaring makanan pada ekosistem
d. Macam Macam ekosistem
BAB 4 PENUTUP
a. kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Bab 1 pendahuluan
a. Latar belakang

Ekosistem - Tidak ada satupun organisme yang dapat hidup


sendiri, terpisah dan terasing dari makhluk hidup lainnya, termasuk
manusia. Untuk hidup kita perlu makan dan tempat hidup yang
nyaman, maka kita memerlukan kehadiran organisme lain sebagai
penyedia makanan dan tempat untuk melakukan aktivitas
kehidupan. Dengan demikian, terjadilah interaksi antar organisme
dengan sesamanya dan juga interaksi antara organisme dengan
lingkungannya. Hubungan ketergantungan yang saling
mempengaruhi antara organisme dengan lingkungannya. 

b. Rumusan Masalah
1. apa pengertian ekosistem ?
2. apa tujuan ekosistem ?
3. apa komponen ekosistem ?
4. Macam – Macam ekosistem ?
c. Tujuan
1. memenuhi kebutuhan
2. Pelestarian
3. Sarana Belajar
Bab II pembahasan

A. Pengertian Ekosistem

Istilah ekosistem berasal dari kata oikos yang berarti rumah sendiri
dan sistema yang berarti terdiri atas bagian-bagian yang utuh atau
saling mempengaruhi. Jadi, ekosistem dapat diartikan sebagai sistem
yang dibentuk di suatu daerah dan terjadi hubungan timbal balik
antara komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik)
atau dengan lingkungan.

Ekosistem merupakan suatu sistem yang dinamis, hal itu ditandai


dengan adanya aliran energi, daur materi, dan produktivitas.
Interaksi dapat terjadi antara komponen biotik dengan abiotik dan di
antara komponen biotik dalam bentuk aliran energi dan siklus
materi.

Ekosistem yang ada di muka bumi ini terdiri atas perpaduan


berbagai jenis dengan kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang
berbeda-beda, sehingga bentuk ekosistem yang dihasilkan pun akan
berbeda-beda. Di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem
utama, yaitu ekosistem bahari (laut), ekosistem darat alami,
ekosistem suksesi, dan ekosistem buatan.

B. Komponen-komponen Ekosistem

Dari sebuah lingkungan kita dapat menemukan komponen


penyusun ekosistem, yaitu komponen yang terdiri dari makhluk
hidup dan lingkungannya. Lingkungan yang menyertai suatu
organisme dapat berupa organisme hidup (biotik) dapat pula bukan
organisme. Secara garis besar komponen penyusun ekosistem
terdiri atas
1.KomponenAbiotik

Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan


kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan
substrat kehidupan. Komponen ini terdiri dari segala sesuatu tak
hidup dan secara langsung terkait pada keberadaan organisme,
antara lain sebagai berikut.

a. Tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia,
sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas
kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan
serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman.
Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur
atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah
terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat
penting bagi tanaman.

b. Air
Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya
terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai
dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat
penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering
umumnya memiliki cara penghematan air.

c. Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan organisme. Sebagaimana
manusia membutuhkan udara untuk bernapas. Kondisi udara pada
suatu tempat sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.
 Cahaya matahari, sangat penting untuk laju proses fotosintesis tumbuhan
hijau untuk memberikan pasokan oksigen ke lingkungan.
 Kelembaban, merupakan kadar air yang terdapat di udara yang
mempengaruhi kecepatan penguapan dan kemampuan bertahan hewan terhadap
kekeringan.
 Angin, berpengaruh terhadap tumbuhan dalam hal sistem perakaran dan
penyerbukan tanaman.

d. Topografi
Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi
ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan
garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya
matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan
tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang
mempengaruhi persebaran organisme.

e. Iklim
Iklim merupakan kombinasi berbagai komponen abiotik pada suatu
tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan
lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah
dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat.

2. Komponen Biotik

Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang


terdiri dari organisme yang dikelompokkan sebagai berikut.

a. Berdasarkan cara memperoleh makanan


 Organisme autotrop, merupakan organisme yang dapat mengubah
bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri). Organisme
autotrop dibedakan menjadi dua tipe. Fotoautotrop adalah organisme yang dapat
menggunakan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi
bahan organik. Contohnya tumbuhan hijau. Kemoautotrop adalah organisme
yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan
sendiri dari bahan organik. Contohnya bakteri nitrit dan nitrat
 Organisme heterotrop, adalah organisme yang memperoleh bahan
organik dari organisme lain. Contohnya hewan, jamur dan bakteri non autotrop.

b. Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem (Niche)


 Produsen, semua organisme autotrop.
 Konsumen, semua organisme heterotrop. Contohnya karnivora, herbivora
dan omnivora.
 Pengurai atau perombak, organisme yang mampu menguraikan
organisme mati menjadi mineral atau bahan anorganik kembali. Contohnya
bakteri dan jamur.
 Detritivora, organisme yang memakan bahan organik dan diubah menjadi
partrikel organik yang lebih kecil strukturnya. Contohnya cacing tanah dan
kumbang kotoran.

C. Rantai makanan dan jaring jaring makanan pada ekosistem

RANTAI MAKANAN

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk


hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang
berperan sebagai produsen,  konsumen, dan dekomposer.
 Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam
urutan tertentu.  
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat
trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan
zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata
lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua
disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh
hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging
(carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi
disebut konsumen puncak.
Rantai Makanan Dan Analisisnya :
contoh 1 :

KETERANGAN :

1. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan


dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan
bagian lainnya.
2. Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan
tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah
sejumlah makanan menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3. Ular  sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging}
memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap
hidup.
4. Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora)
memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari
ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5. Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan lainnya
yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat hara yang
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
contoh 2 :

KETERANGAN :
1. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar
bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rumput bertindak sebagai produsen.
2. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen 
primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan
herbivora. Terlihat pada gambar bahwa belalang dimakan katak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belalang sebagai konsumen I
(Herbivora).
3. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging
(karnivora). Terlihat pada gambar bahwa katak dimakan ular. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa katak sebagai konsumen II (karnivora).
4. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).
5. Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai
dekomposer yang mengubah ular yang mati itu menjadi zat hara yang
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur berperan sebagai
dekomposer.
Jaring-jaring makanan gabungan dari rantai-rantai makanan yang tumpang
tindih dalam ekosistem dan saling berhubungan.

Jaring-jaring Makanan Dan Analisisnya :


contoh 1 :

Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang


berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam
ekosistem. Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung
menjadi suatu ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai
makanan itu diantaranya adalah :
1.  bunga->ulat->burung pipit->elang

2. sawi->ulat->burung pipit->elang

3. sawi->belalang->burung pipit->elang

4.  sawi->belalang->katak->elang

5. sawi->tikus->elang

KETERANGAN :

v  Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering
disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen
adalah bunga dan sawi.

v  Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer


(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat
pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat,
belalang, dan tikus.

v  Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder


(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada
gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung
pipit dan katak.

v  Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen


puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).

contoh 2 :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam
ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai makanan itu
diantaranya adalah :
1.pohon-ulat->ayam->elang

2.pohon->ulat->ayam->ular

3.pohon->ulat->katak->elang

4.pohon->ulat->katak->ular

5.pohon->belalang->ayam->ular

6.pohon->belalang->ayam->elang

7.pohon->belalang->katak->elang

8.rumput->ulat->ayam->elang

9.rumput->ulat->ayam->ular

10.rumput->ulat->katak->elang

11.rumput->ulat->katak->ular

12.rumput->belalang->ayam->ular
13.rumput->belalang->ayam->elang

14.rumput->belalang->katak->elang

15.rumput->belalang->katak->ular

16.rumput->tikus->ular

17.rumput->tikus->elang

KETERANGAN :

Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai


makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu
jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis
produsen.
Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang
saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme
autotrof yang sering disebut produsen.
Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah
pohon dan rumput.  Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut
konsumen  primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada
gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat,
belalang, dan tikus.
 Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora).
Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora)
adalah ayam dan katak.
 Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang dan ular bertindak sebagai
konsumen III/konsumen puncak (karnivora)

D. Macam –macam Ekosistem


1. Ekosistem Perairan ~ Di muka bumi terdapat bermacam-macam
tipe ekosistem. Namun secara garis besar, ekosistem dapat dibagi
menjadi dua, yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan. Setelah
pada kesemapatan sebelumnya kita sudah membahas secara
lengkap tentang pengertian ekosistem dan ekosistem darat;

Ekosistem perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar


dan ekosistem air laut. Pembagian ini berdasarkan perbedaan fisik
dan kimiawi yang memengaruhi komunitas perairan tersebut. Bioma
air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam kurang dari 1%,
sedangkan bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3%.

1. Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu


lentik dan lotik. Lentik merupakan habitat air yang tidak terdapat
arus air yang mengalir terus, contohnya adalah danau. Adapun lotik
adalah habitat air yang mengalir, contohnya adalah sungai.

Danau memiliki ciri khas air yang tenang sehingga kondisi biotik dan
abiotiknya relatif stabil. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari memungkinkan terjadinya fotosintesis disebut daerah fotik.
Adapun daerah yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari
disebut daerah afotik.

Sungai merupakan air yang mengalir searah dari hulu menuju hilir.
Aliran air yang konstan, mengikis tanah dan membentuk habitat unik
yang menjadi penunjang kehidupan beberapa organisme. Selan itu,
aliran sungai memengaruhi penumpukan sedimen, suplai oksigen,
dan nutrisi. Kecepatan aliran sungai dapat berbeda-beda pada
beberapa titik. Gesekan pada dinding dan dasar sungai mengurangi
kecepatan arus sehingga alga dapat menempel pada permukaan
bebatuan, akar tanaman dapat menancap, dan hewan dapat hidup
di dasar sungai tanpa terbawa arus.

Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


 Salinitas (kadar garam) rendah, umumnya lebih rendah daripada kadar
garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
 Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
 Variasi suhu antara permukaan dan dasar sangat rendah, relatif sama.
 Penetrasi cahaya di perairan kurang.

2. Ekositem Laut
Ekosistem laut biasa juga dinamakan sebagai ekosistem bahari.
Ekosistem bahari merupakan ekosistem paling luas di permukaan
bumi. Lebih dari dua pertiga bagian bumi ini merupakan ekosistem
laut. Ekosistem ini meliputi ekosistem perairan laut dalam, ekosistem
perairan laut dangkal (litoral), dan ekosistem daerah pasang surut.

a. Ekosistem perairan laut dalam


Ekosistem ini memiliki ciri spesifik, yaitu tidak terjangkau oleh sinar
matahari. Akibatnya, di ekosistem ini tidak ditemukan organisme
fotoautotrof. Di dalam ekosistem perairan laut dalam, jumlah
detritivora (pengurai), karnivora (pemakan daging), dan saprofor
(pemakan sampah) sangat melimpah. Oleh karena keadaannya yang
gelap, banyak di antara jenisnya dilengkapi dengan organ yang
bercahaya. Keterangan mengenai ekosistem ini belum begitu
lengkap akibat kendala medan yang sulit diteliti. Penelitian tentang
ekosistem ini memerlukan alat berat yang dapat menahan tekanan
air yang besar.

b. Ekosistem perairan laut dangkal


Ekosistem ini disebut juga ekosistem litoral. Ekosistem ini berada di
daerah pantai yang tergenang air laut, kecuali pada saat air surut.
Daerahnya terbuka dan relatif tidak terpengaruh oleh air sungai
besar karena memiliki jarak yang cukup jauh. Ekosistem ini banyak
ditemukan di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi.
Komunitas di daerah ini didominasi beberapa macam ganggang,
misalnya Sargassum. Ekosistem perairan dangkal dapat dibedakan
menjadi beberapa subekosistem, antara lain ekosistem terumbu
karang, pantai batu, dan pantai lumpur.

c. Ekosistem terumbu karang


Ekosistem terumbu karang terbentuk di daerah perairan jernih, yaitu
hasil aktivitas organisme hewan berongga (Cnidaria). Ekosistem ini
memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena di dalamnya terdapat
bermacam-macam ikan, udang, dan hewan laut lainnya. Ekosistem
ini banyak terdapat di perairan Nusa Tenggara dan Maluku.

d. Ekosistem pantai batu


Ekosistem ini didominasi batuan yang umumnya berukuran besar
dan keras hasil penyatuan (konglomerasi) batu-batu kecil dengan
tanah liat dan kapur. Bebatuan tersebut dapat pula terbentuk dari
bongkahan batu granit yang besar. Biasanya, ekosistem pantai batu
banyak terdapat di pesisir pantai yang berbukit, seperti pantai
selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Vegetasi yang
dominan antara lain Eucheuma dan Sargassum.

e. Ekosistem pantai lumpur


Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara sungai yang menjorok
ke laut dengan bentangan yang cukup luas. Ekosistem seperti ini
banyak ditemukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Komunitas pionir yang berkembang di komunitas ini, di antaranya
api-api (Avicennia), bakau (Sonneratia), dan beberapa rumput laut
seperti Enhalus acoroides. Ekosistem ini memiliki tipe estuaria atau
muara sungai dan menjadi habitat ikan gelodok

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.


 Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
 NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
 Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
 Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

2. Ekosistem Darat ~ Ekosistem bisa diartikan sebagai suatu


sistem yang terbangun dari hubungan timbal balik antar unsur biotik
(hidup) dan unsur abiotik (lingkungannya). Ekosistem darat
dibedakan berdasarkan iklim dan vegetasi dominan wilayah tersebut
menjadi beberapa bioma. Meskipun batas wilayah penyebaran
bioma-bioma di muka bumi tidak terlalu jelas, namun berdasarkan
vegetasi tumbuhan dominannya dapat dibedakan menjadi bioma
tundra, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis, bioma savana
(padang rumput), bioma gurun, dan bioma hutan gugur.

Ekosistem Darat: Pengertian, Jenis, Ciri-ciri, & Gambar

1. Bioma Gurun

Bioma gurun terdapat di Asia, Afrika, India, Amerika, dan Australia.


Tanah yang tandus dan kandungan air yang sangat rendah membuat
tumbuhan dan hewan-hewan tertentu saja yang dapat bertahan di
daerah ini. Tumbuhan yang dapat bertahan di gurun di antaranya
kaktus, sedangkan hewan yang dapat bertahan di gurun di
antaranya adalah unta dan ular.

Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut.


 Curah hujan rendah, yaitu 25 cm per tahun.
 Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari
dapat mencapai 40°C pada musim panas.
 Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.

2. Bioma Padang Rumput (Savana)

Bioma savana (padang rumput) terdapat di wilayah beriklim sedang


sampai tropis dengan curah hujan 25 cm sampai 75 cm per tahun.
Tumbuhan yang dominan di bioma ini adalah rumput. Hewan yang
hidup di bioma ini adalah hewan-hewan yang bisa bertahan di
kondisi padang rumput, di antaranya adalah kuda, zarafah, dan
singa. Di Indonesia bioma savana dapat ditemukan di Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut.


 Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.
 Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput yang hidup di
bioma padang rumput yang relatif basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter,
misalnya rumput Bluestem dan Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma
padang rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya rumput Grana dan
Buffalo Grasses.
 Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular,
rodentia, belalang dan burung.

3. Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar


di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki
ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim dingin dan sangat
panas pada musim panas (-30°C hingga 30°C). Curah hujan tinggi
dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya
pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada
saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang
hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing, dan burung.
Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu
tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu
mengonsumsi banyak makanan.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:
 Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.
 Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin
dan musim semi.
 Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur.
 Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.
 Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon,
Rubah, Bajing, dan Burung Pelatuk.

4. Hutan Hujan Tropis

Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di


seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika
tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis
memiliki temperatur dengan kisaran 25°C per tahun dan curah hujan
yang tinggi sekitar 200 cm per tahun. Tumbuhan dan hewan yang
hidup di bioma ini paling beragam dibandingkan dengan tumbuhan
dan hewan yang hidup di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan yang
khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan
merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek.
Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan,
dan orangutan.

Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut.


 Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225
cm per tahun.
 Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan
dasar hutan menjadi gelap dan basah.
 Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan
sedangkan epifit adalah anggrek.
 Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan
fotosintesis, misalnya jati, meranti, konifer, dan keruing.
 Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan,
bajing dan harimau.

5. Bioma Taiga

Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer, merupakan bioma terluas


di bumi. Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm
per tahun. Daerah ini sangat basah karena penguapan yang rendah.
Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma taiga terdapat di daerah
yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per tahun.
Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat,
dan Asia bagian timur. Tumbuhan yang hidup di bioma taiga
umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini di
antaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai.

Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut.


 Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.
 Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies pohon, yaitu konifer
(pinus).
 Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3 sampai 6 bulan.
 Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang
panjang.
 Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce
(Juniperus).
 Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.

6. Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara


yang memiliki curah hujan yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak
dapat berkembang di daerah ini. Pada musim dingin, air dalam
tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh
besar. Produsen utama di bioma ini adalah lichenes dan lumut.
Binatang yang dapat ditemui di bioma ini, antara lain beruang kutub,
reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi
ketika musim-musim tertentu.
Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut.
 Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.
 Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin yang panjang dan gelap serta
musim panas yang panjang dan terang terus menerus.
 Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada terlihat tebal seperti semak.
 Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok
dalam masa pertumbuhan yang pendek.
 Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu
 Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa dan domba.

3. Ekosistem Buatan

Ekosistem Buatan ~ Banyak ahli berpendapat bahwa Ekosistem hanya


mempunyai dua jenis, yaitu ekosistem darat dan perairan. Tapi
beberapa ahli juga berpendapat, campur tangan manusia terhadap
alam juga menciptakan ekosistem baru yang disebut ekosistem
buatan.

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang dengan sengaja dibuat


sesuai kebutuhan manusia seperti pembuatan
danau/waduk/bendungan, hutan tanaman, agroekosistem, dan
sebagainya. Beberapa contoh ekosistem buatan sebagai berikut.

1. Bendungan/Waduk

Adakah waduk/bendungan di daerah tempat tinggal Anda? Tujuan


dibangunnya waduk/bendungan, yaitu sebagai tempat
penampungan air untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti
pengairan/irigasi pertanian, pembangkit tenaga listrik, tempat
rekreasi, dan sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan
ekosistem baru dengan substrat dasar biasanya berasal dari kebun
atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang berbedabeda.
Pada umumnya, komunitas biotik terbentuk masih dalam fase
suksesi dengan umur yang berbeda-beda seperti pada mulanya
berbagai macam ikan ditebarkan kemudian banyak tumbuhan
pendatang tumbuh, misalnya kiambang dan enceng gondok yang
menutupi permukaan dan menjadi dominan di waduk itu.

2. Hutan Tanaman Industri

Hutan tanaman merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman


budidaya bernilai tinggi yang dengan sengaja ditanam pada kawasan
tertentu. Biasanya jenis tanaman yang dibudidayakan bernilai tinggi,
seperti tanaman jati, mahoni, pinus, damar rasamala, ampupu,
manglit, dan puspa. Coba, carilah informasi dari berbagai sumber
tentang manfaat/kegunaan dari beberapa tanaman itu.

3. Agroekosistem

Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat


untuk keperluan pertanian. Keanekaragaman ekosistem ini
dipengaruhi oleh faktor jenis tanah, topografi, iklim, dan budaya.
Agroekosistem yang dikembangkan di Indonesia pada saat ini antara
lain: sawah irigasi, kolam, sawah tadah hujan, kebun, sawah surjan,
pekarangan, sawah rawa, perkebunan, sawah pasang surut, ladang,
tambang

Bab III Penutup


a. Kesimpulan

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk


hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik
dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang
terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

B.     Saran
1.      Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh
karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat
tinggal kita.
2.      Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri
Daftar pustaka

http://ourpos.blogspot.com/2014/09/makalah-tentang-ekosistem.html

https://www.zonasiswa.com/2014/09/ekosistem-pengertian-komponen-
tipe.html

Anda mungkin juga menyukai