Anda di halaman 1dari 22

Ekosistem

IPK
3.10.1. Menjelaskan konsep tentang ekosistem
3.10.2. Menganalisis komponen-komponen penyusun ekosistem
3.10.3. Menganalisis pola - pola interaksi antar komponen ekosistem
3.10.4. Menjelaskan konsep aliran energi dalam ekosistem (rantai makanan, jaring-jaring
makanan dan piramida makanan)
3.10.5. Menjelaskan konsep daur biogeokimia
3.10.6 Membedakan macam-macam daur biogeokimia

A. PENGERTIAN EKOSISTEM

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan saling ketergantungan atau


hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan ini
dapat berupa mahkluk hidup lain atau lingkungan abiotik. Ekosistem merupakan suatu
sistem dimana terjadi hubungan (interaksi) yang saling mempengaruhi antara komponen
-komponen di dalamnya. Setiap komponen memiliki arti khusus bagi komponen lainnya.
Hubungan pengaruh-mempengaruhi ini sangat terorganisir. Hubungan yang berlansung
secara dinamis sehingga tercipta keseimbangan lingkungan.

B. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM EKOSISTEM


Di dalam ekosistem terdapat kesatuan proses yang mempengaruhi antar setiap
komponennya. Ekosistem terdiri dari dua komponen:
1. Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi yaitu makhluk hidup
golongan archaebacteria, eubacteria, protista, fungi, plantae dan animalia.
Berdasarkan segi tingkatan trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam
ekosistem dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Komponen Autotrof

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Organisme autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler yang


memiliki pigmen untuk dapat melakukan fotosintesis dan kemosintesis, misalnya
bakteri, ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Dari hasil
fotosintesis dihasilkan triosa dan mengeluarkan oksigen (O2). Organisme autotrof
merupakan produsen dalam ekosistem.

b. Komponen Heterotrof

Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu


memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan
makanannya.

Organisme heterotrof terdiri dari herbivora sebagai konsumen primer (I), karnivor
yang memakan herbivora sebagai konsumen sekunder (II), karnivora yang memakan
karnivora sebagai konsumen tersier (III), dekomposer, detritivor, konsumen yang
memakan tumbuhan, hewan, dan dekomposer sebagai konsumen terakhir.

Tiga subkomponen dari lingkungan biotik adalah:

1. Produsen adalah semua organisme autotrof (ganggang, bakteri, dan tumbuhan)


yang menggunakan cahaya matahari atau energi kimia untuk menimbun
makanan dari zat-zat anorganik.

2. Konsumen, merupakan makhluk hidup heterotrof yang memakan makhluk hidup


lain atau sisa-sisa zat organik.

3. Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan makhluk hidup yang


sudah mati. Contoh dekomposer yaitu bakteri. Nutrien anorganik hasil
penguraian dibuang ke ekosistem (proses mineralisasi) kemudian digunakan
kembali oleh produsen. (Irnaningtyas, 2014: 406-407)

Selain dekomposen yang merupakan mikroorganisme, terdapat makhluk hidup


yang multiseluler yang juga berperan sebagai pengurai yaitu kelompok detrivor.
Detrivor hidup dengan cara memekan serpihan tumbuhan atau hewan yang
sudah mati, misalnya rayap, cacing tanah, dan hewan kaki seribu (keluwing).

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat dalam
ekosistem sebagai medium (substrat) untuk berlangsungnya suatu kehidupan.
Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral, sinar matahri, suhu,
kelembaban, dan derajat keasaman (pH)

1. Udara
Udara merupakan sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer bumi. Udara
bersih dan kering di atmosfer mengandung komposisi yang permanen, yaitu
78,09 % nirogen ; 21,94 % oksigen ; 0,032 % karbon dioksida, dan gas lainnya
seperti (Ne, He, Kr, H2, CH4, dan N2O). Selain itu, udara juga mengandung gas
yang jumlahnya berubah-ubah, yaitu uap air (H2O), ozon (O3), sulfur dioksida
(SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Udara berfungsi sebagi penunjang kehidupan.
Contohnya O2 untuk respirasi makhluk hidup dan gas CO2 untuk fotosintesis
tumbuhan.
2. Air
Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah yang
bervariasi, contohnya natrium, kalsium, amonium, nitrat, nitrit, dan fosfat. Jumlah
unsur yang terkandung dalam air tergantung pada kualitas udara dan tanah yang
dilalui oleh air.
3. Tanah
Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan batuan dan
pembusukan senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral). Komponen
tanah yang utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tumbuhan
mengambil air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Manusia
menggunakan tanah untuk keperluan lahan pemukiman, pertanian, peternakan,
perkantoran, perindustrian, pertambangan dan kegiatan transportasi.
4. Garam Mineral
Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhan.
Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan
asam basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan untuk proses metabolisme.
5. Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan bumi. Di
Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019
Ekosistem

dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkatan tropik ke tingkatan tropik
berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagian kecil sinar matahari yang
sampai ke permukaan bumi dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis
dan diubah menjadi energi potensial dalam bentuk karbohidrat. Energi potensial
ini akan diubah menjadi energi kinetik oleh hewan dan manusia.
6. Suhu
Suhu adalah derajat energi panas yang berasal dari radiasi sisnar, terutama
yang bersumber dari matahari. Suhu udara di berbagai ekosistem akan berbeda-
beda, bergantung letak garis lintang (latitude ) dan ketinggingian tempat (altitude ).
Semakin dekat dengan kutub, suhu udara akan semakin dingin dan kering. Suhu
merupakan faktor pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi
keanekaragaman hayati di suatu ekosistem. Pada umumnya, mahkluk hidup
adapat bertahan hidup pada suhu lingkungan 0-40°C. Beberapa spesies
melakukan hibernasi (tidak aktif) pada suhu yang rendah, tetapi akan aktif dan
berkembang biak bila lingkungan sudah normal kembali.
7. Kelembapan
Kelembapan di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar
matahari, angin dan curah hujan. Kelembaban sangat mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembapan yang berbeda akan
menghasilkan ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang berbeda.
8. Derajat Keasaman (pH)
Keadaan pH tanah berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan. Tumbuhan
akan tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkisar 5,8 – 7,2. Nilai pH
tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman,
dan pengurai mineral tanah.
9. Topografi
Topografi adalah keadaan naik turun atau tinggi rendahnya permukaan bumi.
Topografi mempengaruhi keadaan iklim yang menyangkut suhu dan kelembapan.
Topografi menentukan keanekaragaman hayati dan penyebaran suatu organisme.

C. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara satu komponen biotik dengan
komponen biotik lainnya dan antara komponen biotik dan komponen abiotik. Bentuk interaksi

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

antar komponen biotik dapat terjadi antarspesies yang sama maupun spesies yang berbeda.
Interaksi antara komponen abiotik dengan komponen biotik mengakibatkan terjadinya aliran
energi dan daur biogeokimia.
INTERAKSI ANTARSPESIES
1. Netralisme
Netralisme adalah interaksi antara dua
spesies atau lebih yang masing–masing tidak
terpengaruh oleh adanya asosiasi. Dalam hal
ini, tidak ada yang diuntungkan maupun
dirugikan. Netralisme terjadi antara spesies
yang memiliki kebutuhan berbeda. Contoh:
interaksi antara ayam dan kucing seperti pada
gambar di samping Gambar 1. Sapi dan kucing

2. Predasi
Predasi merupakan jenis interaksi makan dan dimakan antarorganisme. Pada predasi
umumnya suatu spesies memakan spesies lain, meskipun beberapa hewan memangsa
sesama jenisnya (bersifat kanibal). Organisme yang memakan disebut predator,
sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa (prey). Populasi pemangsa
ditentukan oleh ketersediaan mangsa, sebaliknya populasi mangsa ditentukan oleh besar
kecilnya populasi predator. Contohnya, kucing yang menjadi predator tikus, singa yang
menjadi predator rusa.

Gambar 2. Singa dan rusa


3. Mutualisme
Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019
Ekosistem

Mutualisme adalah interaksi antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak, dan saling membutuhkan sehingga asosiasi yang
terjadi merupakan keharusan. Contoh:
 Mikroorganisme yang hidup pada usus rayap. Rayap memakan selulosa dari
kayu–kayuan karena dalam ususnya terdapat mikroorganisme. Mikroorganisme
membantu rayap dalam mencerna selulosa, sedangkan rayap menyediakan tempat
tinggal bagi mikroorganisme.
 Pohon akasia tanduk sapi dan semut penyengat Pseudomyrmex. Akasia tanduk sapi
memiliki duri berlubang yang menampung semut penyengat dari genus
Pseudomyrmex. Semut penyengat memakan gula yang dihasilkan oleh kelenjar
nektar pada pohon dan protein pada badan bertian. Pohon akasia diuntungkan karena
semut penyengat menyerang semua yang menyentuh pohon, seperti serangga dan
memotong vegetasi sekitarnya yang tumbuh dekat dengan dedaunan akasia.

Gambar 3. Semut penyengatPseudomyrmex dan pohon akasia tanduk sapi


4. Protokooperasi
Protokooperasi adalah interaksi antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak, tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan
keharusan. Contohnya:
 Contoh, interaksi kerbau dengan burung jalak. Burung jalak bertengger di atas
punggung kerbau dan mematuk kutu yang ada. Dari interaksi tersebut, bangau
memperoleh makanan dan kutu yang menjadi hama pada kerbau berkurang, sehingga
kerbau dapat hidup lebih sejahtera. Interaksi ini bukan suatu keharusan, artinya tanpa
interaksi tersebut kerbau dan bangau tetap mampu mempertahankan hidupnya.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 4. Kerbau dan burung jalak


5. Parasitisme
Parasitisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat salah satu
pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lain diuntungkan (parasit). Contoh:
 Cacing pita dan usus manusia
Cacing diuntungkan karena menyerap nutrisi dari usus manusia, sedangkan manusia
rugi karena sari-sari makanan yang digunakan untuk metabolisme berkurang karena
keberadaan cacing pita.

Gambar 5. Cacing pita dan usus manusia

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

6. Komensalisme
Komensalisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang salah satu pihak
untung, sedangkan pihak yang lain tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi (tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan). Contohnya interaksi sirih dan tanaman inangnya.
Tumbuhan sirih akan merambat mengikuti tanaman inangnya untuk memperoleh sinar
matahari yang berguna untuk fotosintesis, sedangkan tumbuhan inangnya tidak
memperoleh pengaruh apapun.

Gambar 6. Sirih dan tanaman inang


7. Amensalisme
Amensalisme adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang berakibat salah
satu pihak dirugikan, sedangkan pihak yang lainnya tidak terpengaruh (tidak rugi dan tidak
untung). Pada banyak kasus, interaksi ini disebabkan oleh fenomena alelopati. Alelopati
adalah fenomena ketika suatu organisme menghasilkan zat kimia yang memengaruhi
pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan reproduksi organisme lain di sekitarnya. Zat kimia
yang dihasilkan disebut alelokimia. Alelokimia berupa metabolit sekunder yang tidak
diperlukan dalam metabolisme organisme alelopati. Contohnya gulma dan tanaman
produksi, beberapa gulma diketahui dapat mengeluarkan zat alelopati. Misalnya
alang–alang dan rumput teki.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 7. Alang-alang dan tanaman produksi (pisang)

8. Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antara dua spesies atau lebih yang saling menghalangi.
Hal ini karena masing–masing spesies memiliki kebutuhan yang sama. Spesies bersaing
memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidupnya, misalnya ruang (tempat),
makanan, air, sinar matahari, udara dan pasangan kawin. Kompetisi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
a. Kompetisi intraspesifik adalah persaingan yang tejadi antara organisme atau individu-
individu dari spesies yang sama. Contoh sesama kambing jantan berkelahi untuk
memperebutkan pasangan kawinnya.
b. kompetisi interspesifik adalah persaingan yang tejadi antara organisme atau individu-
individu yang berbeda spesies. Contoh: sapi dan kambing yang sama-sama makan
rumput/tumbuhan, entok dan ayam keduanya dirugikan karena makanan yang
diperebutkan

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 8. Entok dan ayam

D. ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM

Energi adalah kemampuan utuk melakukan kerja. Sifat energi di ekosistem sesuai
dengan hukum termodinamika “energi tidak dapat diciptkan dan tidak dapat dimusnahkan,
tetapi dapat di ubah dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya. Energi cahaya dapat diubah
oleh tumbuhan hujau menjadi energi potensial melalui fotosintesis dalam bentuk karbohidrat,
kemudian di ubah oleh hewan dan manusia menjadi energi panas dan energi gerak. Dalam
sistem ekologi, organisme adalah komponen pengubah energi. Aliran energi dan siklus
energi dalam ekosistem terjadi melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

1. Rantai makanan

Rantai makanan adalah proses perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke
makhluk hidup yang lain melalui proses makan dan dimakan yang terjadi satu arah. Rantai
makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak
secara linear dari produsen ke konsumen teratas. Rantai makanan dimulai dari organism
autotrof yang mengubah energy matahari ke bentuk kimia. Panjang rantai makanan
ditentukan dari seberapa banyak titik yang menghubungkan antar tingkatan trofik. Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial kimia hilang sebagai panas,

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja.
Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang
tersedia.
Dalam rantai makanan terdapat tiga macam rantai pokok yang menghubungkan
antar tingkatan trofik, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. Ada dua
tipe dasar rantai makanan:

1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain ), yaitu rantai makanan yang diawali
dari tumbuhan pada trofik awalnya.

Gambar 9. Rantai Makanan Perumput

2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain ), yaitu rantai makanan yang tidak
dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 10. Rantai Makanan Dwetrivor


2. Jaring-Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari beberapa rantai makanan. Perbedaan rantai
makanan dengan jaring-jaring makanan;
1. Pada rantai makanan organism hanya memakan satu jenis organism saja, sedangkan
pada jarring-jaring makanan organism memakan organism lainnya yang tidak hanya
satu jenis saja.

2. Jaring-jaring makanan akan menimbulkan banyak rantai makanan yang terhubung


satu sama lain dalam bentuk jarring laba-laba.

Gambar 11. Jaring- Jaring Makanan

E. PIRAMIDA EKOLOGI

Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun


berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi
pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid.
Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik
pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari
piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen
puncak
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I),
maka energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh
konsumen I (pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan
konsumen I, dan seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf
trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut
 Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
 Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
 Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
 Tingkat taraf trofi 4 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energy dapat dimanfaatkan,
tetapi hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke
organisme lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke
organisme yang lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan.
Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen menempati taraf trofi pertama yang
hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energy sinar matahari yang jatuh di
permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya
10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organism itu untuk
pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer.
Selama keadaan produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida,
maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.
Macam-macam piramida ekologi
 Piramida jumlah merupakan piramida yang menunjukkan jumlah organisme yang
berada di dalam suatu daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan dihitung
berdasarkan taraf trofi.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 12. Piramida Jumlah

 Piramida biomassa yaitu piramida yang menggambarkan berat atau massa kering
total organism hidup dari masing-masing tingkat trofik pada ekosistem dalam
kurun waktu tertentu

Gambar 13. Piramida Biomassa

 Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan banyaknya energi yang


tersimpan pada tiap tahapan tingkatan trofik.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 14. Piramida Energi

F. DAUR BIOGEOKIMIA

Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur
kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan
bebatuan/ geofisik. Daur Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Biogeokimia ialah suatu pertukaran atau terjadinya perubahan yang
berlangsung terus menerus antara komponen abiotik dengan komponen biotik.
Fungsi dari daur biogeokimia yaitu untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi,
sebab materi hasil dari daur biogeokimia ini dapat digunakan oleh semua komponen
yang ada di bumi baik biotik maupun abiotik.
Macam-macam daur biogeokimia, yaitu sebagai berikut:
1. Daur fosfor

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 15..Daur Fosfor di Muka Bumi

Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan,
sebab semua makhluk hidup membutuhkan fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri
Fosfat), yang berguna untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk
ion yaitu ion fosfat atau (PO43-), ion ini terdapat dalam bebatuan. Akibat dari terjadinya
erosi dan pelapukan kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan
sampai ke laut dan membentuk sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat bisa naik
ke atas permukaan disebabkan terjadinya geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan
mengambil fosfat yang masih berbentuk larutan yang berada di dalam tanah.
Sumber fosfor yang terdapat di bumi yaitu dari bebatuan, tanaman, tanah dan
bahan organik. Daur fosfor yang berupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input,
sedangkan outputnya yaitu berupa fiksasi mineral dan pelindikan yang dapat
dihasilkan oleh output fosfor.

2. Daur air

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 16..Daur Air di MukaBumi

Daur air ialah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air yang di bumi di
mana air mampu berpindah-pindah dari daratan, lalu ke udara lalu ke daratan lagi, dan
air pun mampu tersimpan di dasar permukaan dengan 3 fase yaitu cair yang
berbentuk air, padat yang berbentuk es, dan gas yang berbentuk udara. Uap air yang
terdapat di atmosfer, uap air berasal dari air laut dan air daratan yang menguap
karena akibat terkenanya panas yang berasal dari matahari. Namun pada umumnya
uap air yang ada di atmosfer hanya terdapat di uapan air laut, sebab luas laut
mencapai ¾ luas permukaan bumi. Terkondensasinya uap air di atmosfer akan
mengubah menjadi awan, yang akhirnya awan-awan tersebut akan berubah menjadi
hujan, air hujan yang telah turun di muka bumi akan masuk kedalam tanah, dan pada
akhirnya air tanah ini akan terbentuk menjadi air tanah air tanah permukaan.
Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh tumbuhan melalui pembuluh
yang ada dalam tubuh, lalu transpirasi uap air akan dilepaskan oleh tanaman atau
tumbuhan ke atas atmosfer. Transpirasi penguapan dalam ekosistem darat bisa
Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019
Ekosistem

mencapai 90% yang dilakukan oleh tumbuhan. Air tanah yang ada di permukaan bumi
mengalir ke arah sungai, lalu bermuara ke laut dan ke danau. Daur ulang yang terjadi
ini disebut dengan siklus panjang namun siklus ini berawal dari terjadinya proses
evapotranspirasi dan transpirasi pada air yang dikuti oleh presipitasi atau proses
terjadinya air yang turun ke muka bumi disebut siklus pendek.
Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga berperan
penting dalam siklus hidrologi. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong
siklus air, memanaskan air dalam samudera dan laut. Akibat pemanasan ini, air
menguap sebagai uap air ke udara. 90% air yang menguap berasal dari lautan. Es dan
salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi uap air. Selain itu semua, juga
terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari tanah yang
menambah jumlah air yang memasuki atmosfer. Setelah air tadi menjadi uap air, Arus
udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai ke atmosfer. Semakin tinggi
suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah. Nantinya suhu dingin di atmosfer
menyebabkan uap air mengembun menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap air
berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut.
Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak
proses meteorologi terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan
air jatuh dari langit sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau
hail, sleet, dan dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air
beku untuk ribuan tahun. Snowpack (salju padat) dapat mencair dan meleleh, dan air
mencair mengalir di atas tanah sebagai snowmelt (salju yang mencair). Sebagian
besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah sebagai hujan, di
mana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.

3. Daur sulfur

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Gambar 17. Daur Sulfur/Belerang

Sulfur hanya ada dalam sulfur anorganik, sulfur akan direduksi menjdi sulfida
oleh bakteri yang berbentuk sulfur dioksida atau berbentuk hidrogen sulfida. Hidrogen
sulfida mampu memusnahkan mahluk hidup yang berada di perairan yang akhirnya
akan menghasilkan bahan organik yang telah mati akibat pengurai. Tumbuhan pun
dapat menyerap sulfur yang berbentuk sulfat (SO42-). Bakteri yang terlibat dalam
proses daur belerang atau sulfur yaitu Desulfibrio dan Desulfomaculum berperan
untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida yang berbentuk (H2S) atau hidrogen sulfida,
sulfida bermanfaat untuk bakteri fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium
yang melepaskan sulfur serta oksigen.

Proses terjadinya sulfur


Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosilbatu
bara atau terjadi akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya itu akan naik ke
atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada di awan yang menjadi hidrolidid air
membentuk H2SO4, awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan
hujan yang dikenal dengan hujan asam.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat
yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik
(SO42-), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam ke tubuh tumbuhan
melalui penyerapan sulfat oleh akar. Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.

4. Daur karbon dan oksigen

Gambar 18. Daur Karbon dan Oksigen

Terjadinya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dan fotosintesis
yang bertanggung jawab atas terjadinya perubahan dan pergerakan utama karbon.
Menurunnyafotosintesisdapatmempengaruhinaikatauturunnyasuatu gas CO2 dan O2
yang ada di atmosfer secara musiman. Siklus karbon sangat dipengaruhi oleh
oksigen dan fotosintesis. Daur karbon berada di empat tempat yaitu geosfer atau di
dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di udara, dan biosfer atau di dalam
makhluk hidup. Pencemaran udara pada zaman era globalisasi ini berdampak pada
peningkatan CO2 yang masuk ke atmosfer.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019


Ekosistem

5. Daur nitrogen

Gambar 20. Daur Nitrogen

Senyawa organik seperti protein, urea atau asam nukleat atau senyawa
anorganik seperti nitrat, nitrit dan amonia merupakan senyawa yang terdapat di
nitrogen. Di bawah ini tahap-tahapan terjadinya daur nitrogen yaitu:
1. Tahap pertama daur nitrogen ialah proses transfer nitrogen dari atmosfer ke
dalam tanah. Selain masuknya nitrogen ke dalam tanah akibat dari air hujan,
nitrogen juga dapat masuk melalui proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan
oleh bakteri Rhizobium yang akan bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter,
Clostridium, dan polong-polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan
yang sama seperti memfiksasi nitrogen.
2. Tahap ke dua yaitu nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang digunakan oleh
Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019
Ekosistem

produsen atau tanaman yang akan mengubahnya menjadi protein. Jika ada
hewan atau tanaman yang mati maka pengurai akan mengubahnya menjadi NH3
(gas amonia) dan akan mengubah menjadi NH4+ (garam amonium yang terlarut
oleh air), proses yang terjadi ini dinamakan dengan amonifikasi. Bakteri
Nitrosomonas bias mengubah senyawa amonium dan ammonia menjadi nitrat
yang diproses oleh Nitrosomonas. Denitrifikasi merupakan proses di mana
oksigen yang terdapat dalam tanah terbasa, maka nitrat akan cepat
ditransformasikan menjadi oksida nitrogen atau gas nitrogen.

Program Profesi Guru/ PPG SM-3T Angkatan VI 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai