Anda di halaman 1dari 11

EKOSISTEM

A. KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem adalah sistem alam yang terbentuk dari interaksi antar makhluk hidup dan interaksi
antara dengan faktor lingkungannya pada suatu kawasan tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang
ekosistem disebut ekologi. Pengertian ekologi berarti ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antar makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem tersusun dari makhluk hidup atau disebut sebagai komponen biotik dan faktor
lingkungan yang disebut sebagai komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut dengan habitat.
a. Populasi
Populasi tidak terdiri atas satu makhluk hidup atau individu, tetapi terdiri atas
sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun, sekumpulan
makhluk hidup hanya disebut populasi jika memiliki jenis yang sama atau satu spesies.
Makhluk hidup disebut satu jenis atau spesies jika mampu untuk berbiak silang dan
menurukan anakan yang fertil.
Sebagai contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai jenis
makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele, ikan mas dan lainnya. Jika setiap
jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka pada kolam ikan akan terbentuk
populasi ganggang, populasi lumut, populasi serangga air dan seterusnya.
b. Komunitas dan ekosistem
Populasi-populasi makhluk hidup yang ada pada suatu tempat tidak berdiri sendiribegitu
saja, tetapi saling berinteraksi. Pada sebuah kolam ikan misalnya, populasi ganggang akan
berinteraksi dengan populasi ikan berukuran kecil. Interaksi antara ganggang dengan ikan
berukuran kecil berlangsung melalui proses makan. Interaksi antar populasi pada suatu area
ini membentuk komunitas. Komunitas tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan
tumbuhan dan hewan yang beragam. Tempurung kelapa yang sudah terisi air hujan lebih dari
seminggu dapat menjadi suatu komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur dan protozoa.
Interaksi yang terjadi antara komunitas dan lingkungannya menciptakan kesatuan ekologi
yang disebut ekosistem.
c. Biosfer
Seluruh kesatuan ekosistem di bumi disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok
untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi, kita sering membedakan istilah habitat
untuk makhluk hidup mikro seperti jamur dan bakteri dengan sebutan substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap mermiliki
relung berbeda. Relung adalah status kedudukan suatu organisme dalam ekosistem. Dalam
relung, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama
habitatnya tidak dapat berperan aktif.
Komponen biotik meliputi seluruh makhluk hidup yang terdapat dalam ekosistem.
Komponen biotik meliputi tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Setiap makhluk hidup
tersebut memiliki relung dan peran tertentu dalam ekosistem. Berdasarkan kedudukan dan
perannya, komponen biotik dibagi menjadi :
1) Komponen Autotrof (Produsen)
Komponen autotrof adalah semua makhluk hidup yang dapat membuat makanannya
sendiri. Komponen ini disebut produsen karena memiliki klorofil dan dapat
berfotosintesis. Makhluk hidup tersebut antara lain tumbuhan berbiji, fitoplankton,
ganggang, tumbuhan lumut, dan tumbuhan paku.hasil dari fotosintesis adalah oksigen
dan glukosa yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya.
2) Komponen Heterotrof (Konsumen)
Komponen heterotrof adalah komponen makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Makhluk hidup ini tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat
berfotosintesis. Makhluk hidup ini menggantungkan hidup dari produsen dan makhluk
hidup lainnya. Komponen ini disebut konsumen. Konsumen sangat bergantung pada
produsen, tetapi keberadaan konsumen juga mempengaruhi kelangsungan hidup
produsen. Konsumen menghasilkan karbon dioksida yang dibutuhkan produsen untuk
berfotosintesis. Konsumen dibagi menjadi :
a) Konsumen primer (I)
Konsumen I disebut herbivor karena langsung memakan produsen.
b) Konsumen sekunder (II)
Konsumen II disebut karnivor karena memakan konsumen I.
c) Konsumen tersier (III)
Konsumen III adalah karnivor yang memakan karnivor lainnya.
3) Dekomposer dan detritivor
Dekomposer adalah mikroorganisme yang menguraikan zat organik sisa tumbuhan
atau hewan (detritus), seperti selulosa atau kitin menjadi zat yang lebih sederhana.
Contohnya adalah bakteri dan jamur. Sementara itu, detritivor adalah makhluk hidup
yang hidup dengan cara memakan serpihan tumbuhan atau hewan yang sudah mati.
Contohnya adalah rayap, cacing tanah, kutu kayu, siput, dan kaki seribu.
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah seluruh komponen yang tidak hidup, yang terdapat di dalam
ekosistem dan mempengaruhi kehidupan komponen biotik. Komponen abiotik meliputi
komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu ekosistem. Komponen abiotik meliputi
udara, air, tanah, garam mineral, derajat keasaman, sinar matahari, kelembapan dan topografi.
a. Udara
Udara merupakan sekumpulan gas penyusun lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi.
Udara terdiri atas berbagai jenis gas seperti oksigen, hidrogen, karbon dioksida, dan nitrogen.
Gas oksigen dibutuhkan oleh hewan dan manusia untuk bernafas. Karbon dioksida
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis. Sementara itu, gas lainnya dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk membentuk komponen abiotik lain yang penting di dalam ekosistem.
Udara yang bergerak disebut angin. Angin juga berperan penting dalam kehidupan beberapa
tumbuhan. Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebarab biji.
b. Air
Air sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk bertahan hidup. Jika makhluk
hidup kekurangan air, mereka akan mengalami dehidrasi dan mati. Air mengandung berbagai
mineral yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Air juga merupakan pelarut zat-zat
dalam tubuh makhluk hidup. Di dalam air tidak selalu berbentuk cair, melainkan ada juga
yang berbentuk padat dan gas yaitu es dan uap air.
c. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber utama bagi kehidupan. Jika tidak ada matahari,
produsen tidak dapat membuat makanan. Produsen memanfaatkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Selain sabagai sumber energi, cahaya matahari juga memiliki peran dalam
mengatur tingkah laku makhluk hidup. Ada hewan yang aktif di siang hari dan ada juga yang
aktif di malam hari.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup. Tanah terbentuk dari suatu
proses pelapukan batuan yang berlangsung cukup lama. Tanah memiliki komponen utama
yaitu bahan organik, air, dan garam-garam mineral yang ada di dalam tanah. Hewan
memanfaatkan tanah sebagai tempat tinggal dan mencari makanan. Komposisi tanah juga
diperkaya dengan humus yang merupakan hasil penguraian materi organik dari sisa-sisa
tubuh hewan atau tumbuhan yang mati. Keberadaan humus dapat menyuburkan tanah. Tanah
yang subur dipergunakan tumbuhan untuk dapat tumbuh dengan baik.
e. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan makhluk hidup. Suhu
yang sesuai dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk bertahan hidup. Suhu optimum
sangat diperlukan untuk melakukan kegiatan metabolisme dan perkembangbiakkan.
Umumnya makhluk hidup dapat bertahan hidup di lingkungan yang memiliki suhu 0°C -
40°C.
f. Kelembapan
Kelembapan merupakan tingkat konsentrasi uap air di udara. Kelembapan di suatu
ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, angin, dan curah hujan. Kelembapan
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
g. Kadar garam
Kadar garam di air mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Apabila kadar garam tinggi,
sel-sel akar tumbuhan akan mati. Pada akhirnya, tumbuhan tersebut juga akan mati. Hanya
hewan dan tumbuhan tertentu yang dapat hidup dengan kadar garam tinggi yaitu hewan dan
tumbuhan yang hidup di laut.
h. Topografi
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat.
Semakin tinggi suatu tempat, suhu lingkungannya akan semakin rendah. Keadaan ini tentu
saja mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup karena tidak semua makhluk hidup dapat
bertahan pada suhu rendah. Bagaimanapun juga, ada makhluk hidup yang hanya dapat hidup
pada daerah dengan suhu lingkungan yang rendah, misalmya bunga edelweiss.
i. Derajat Keasaman (Ph)
Keadaan Ph tanah berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan. Tumbuhan akan tumbuh
dengan baik pada Ph optimum yaitu 5,8 - 7,2.

B. INTERAKSI DALAM EKOSISTEM

1. Interaksi antar Komponen Biotik


Interaksi antar komponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antar populasi organisme
yang menyusun ekosistem. Dalam ekosistem, interaksi yang terjadi sering saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya. Beberapa tipe interaksi antar komponen biotik yaitu netralisme,
mutualisme, komensalisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme.
a. Netralisme
Netralisme adalah hubungan interaksi antara dua spesies atau lebih. Dalam interaksi ini,
masing-masing spesies tidak saling terpengaruh. Dalam hal ini masing-masing spesies tidak
ada yang diuntungkan atau dirugikan, karena masing-masing spesies memiliki kebutuhan
yang berbeda. Contoh interaksi ini adalah sapi dan kucing.
b. Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antar organisme dari dua spesies
yang berbeda. Hubungan mutualisme akan menguntungkan bagi kedua organisme yang
terlibat di dalamnya. Beberapa spesies dapat hidup tanpa organisme partner mutualismenya.
Hubungan seperti ini disebut dengan mutualisme fakultatif. Berbeda lagi dengan
mutualisme obligatif, yaitu hubungan yang terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya
dapat hidup dengan bermutualisme. Contoh bentuk mutualisme adalah bakteri yang hidup di
dalam sistem pencernaan hewan herbivora. Hewan herbivora berukuran besar tidak bisa
mencerna selulosa. Dibutuhkan bakteri simbiotik atau protozoa pada saluran pencernaan
hewan tersebut untuk memecah selulosa. Dari hubungan mutualisme ini, hewan herbivora
mendapatkan nutrisi yang bisa diserap oleh tubuh, sedangkan bakteri simbiotik atau protozoa
mendapatkan habitat yang nyaman dengan makanan yang melimpah, yaitu di sistem
pencernaan hewan herbivora. Beberapa contoh mutualisme lainnya :
1) Simbiosis antara fungi dengan ganggang hijau biru membentuk Lichen.
2) Simbiosis antara fungi dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
3) Simbiosis antara semut dengan aphid. Semut melindungi aphid dari pemangsanya,
sedangkan aphid memberikan cairan sejenis madu kepada semut.
c. Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antar organisme dari dua
spesies yang berbeda. Dalam interaksi ini, hanya satu organisme yang memperoleh
keuntungan, sedangkan yang lainnya tidak terpengaruh. Hubungan antar ikan remora dengan
ikan hiu merupakan contoh komensalisme. Ikan remora menempel pada badan ikan hiu,
sehingga ikan remora dapat berpindah tempat dengan cepat. Ikan remora juga mnedapatkan
keuntungan lainnya, yaitu memperoleh makanan dari sisa-sisa makanan ikan hiu. Ikan hiu
sendiri tidak diuntungkan dan tidak juga dirugikan dari keberadaan ikan remora. Contoh
komensalisme lainnya adalah tanaman anggrek yang tumbuh secara epifit pada batang pohon.
d. Alelopati
Alelopati adalah hubungan atau interaksi antar organisme, yang dalam interaksi ini
keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme
lainnya melalui pelepasan toksin atau racun. Beberapa jenis fungi dapat menghasilkan toksin
berupa antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis tanaman juga
menyekresikan zat yang menghambat pertumbuhan tanaman jenis lainnya. Tanaman pinus
misalnya, menyekresikan zat yang menyebabkan tanah disekitarnya menjadi terlalu asam
untuk pertumbuhan tanaman jenis lainnya.
e. Predasi
Hubungan atau interaksi antar organisme, dalam interaksi ini satu organisme memakan
organisme lainnya disebut dengan predasi. Organisme yang memakan disebut dengan
predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut dengan mangsa. Pada umumnya,
hubungan makan dan dimakan ini berlangsung antar spesies yang berbeda, meskipun
demikian beberapa hewan memangsa sesama jenisnya (kanibalisme). Hubungan predasi
tidak hanya sebatas antar hewan saja, tetapi juga antar hewan (herbivora) dengan tumbuhan,
dan antar tumbuhan predator dengan hewan mangsanya. Contoh hubungan predasi adalah
pada singa dengan zebra, kuda dengan rumput, dan ular dengan tikus
f. Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas menyebabkan terjadinya
hubungan atau interaksi dalam bentuk kompetisi. Sumber terbatas yang diperebutkan pada
kompetisi dapat berupa makanan, pasangan hidup, dan wilayah kekuasaan. Kompetisi dapat
terjadi antar individu dari spesies yang sama yaitu kompetisi intraspesifik. Kompetisi juga
terjadi antar individu dari dua spesies yang berbeda yaitu kompetisi interspesifik. Contoh
kompetisi intraspesifik adalah persaingan antar tumbuhan Sorghastrum nutans dalam
mendapatkan nitrogen, sedangkan contoh kompetisi interspesifik adalah persaingan antar
kuda dan sapi dalam memperoleh rumput di ladang penggembala yang sama.
g. Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antar organisme berbeda spesies, yang mana satu jenis
organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisme lainnya (inang) dan
menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Parasit memperoleh keuntungan
dari kehidupan inangnya. Organisme parasit yang beradaptasi dengan baik akan
menyebabkan kerusakan kecil pada inangnya, sehingga inang akan tetap tumbuh sehat dan
tetap menyediakan makanan serta habitat bagi organisme parasit. Cacing pita merupakan
organisme yang hidup secara parasit. Cacing pita hidup dengan cara menempel pada alat
pencernaan inangnya, kemudian menyerap makanan yang diserna oleh inangnya.
Organisme parasit yang tidak beradaptasi dengan baik akan menyebabkan
ketidaknyamanan bagi inangnya. Ketidaknyamanan dapat dalam bentuk iritasi akibat gigitan
atau rasa gatal. Kutu rambut misalnya, gigitannya dapat menimbulkan rasa gatal di kepala
sehingga inangnya (manusia) menjadi merasa tidak nyaman. Beberapa parasit dapat
menimbulkan penyakit dan membunuh inangnya. Organisme parasit yang menyebabkan sakit
pada inangnya disebut patogen.

2. Interaksi antar Komponen Biotik dengan Komponen Abiotik


Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena komponen biotik
dalam suatu ekosistem akan dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya.kehidupan
organisme yang berada di darat dan perairan tidak lepas dari pengaruh komponen-komponen
abiotik yang menyususn ekosistem karenma setiap jenis organisme di bumi ini membutuhkan
kondisi lingkungan yang sesuai. Kondisi lingkungan yang dibutuhkan ini dapat berbeda ada
organisme yang membutuhkan cahaya langsung untuk kehidupannya, tetapi ada juga yang
hanya dapat bertahan hidup apabila tidak terkena cahaya langsung. Organisme lainnya seperti
lumut hidup pada habitat yang lembab, sedangkan kaktus hidup pada wilayah yang kering
seperti gurun.
Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut dengan rentang
toleransi. Setiap populasi dalam ekosistem mempunyai rentang toleransi yang berbeda terhadap
variasi kondisi lingkungan. Hukum toleransi menyatakan bahwa keberadaan, kelimpahan, dan
penyebaran spesies tertentu dalam suatu ekosistem ditentukan oleh satu atau lebih faktor fisik
dan kimia lingkungan yang masih bisa ditoleransi oleh spesies tersebut. Oleh karena itu, setiap
spesies dalam ekosistem mempunyai batas toleransi yaitu batas minimum dan maksimum
kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup.

C. MACAM-MACAM EKOSISTEM

Setiap macam ekosistem mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ekosistem secara garis
besar dapat dibagi menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik. Selain itu juga terdapat
ekosistem buatan yang diciptakan manusia.
1. Ekosistem Darat
Perubahan iklim mempengaruhi tipe vegetasi atau tumbuhan yang dominan di ekosistem
darat. Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominan disebut dengan
bioma. Bioma adalah ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis
vegetasi yang dominan pada wilayah tersebut. Jenis-jenis bioma dipengaruhi oleh keadaan
iklim, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan posisi lintang ekosistem tersebut.
a. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis memiliki ketinggian yang rendah dari permukaan laut. Letak hutan
hujan tropis berada di sepanjang garis khatulistiwa sehingga hutan hujan tropis memiliki ciri
lingkungan yaitu intensitas cahaya mataharinya tinggi, lama waktu siangnya kurang lebih
sama dengan malamnya, dan intensitas curah hujannya tinggi yaitu berkisar 220-225 cm per
tahun.
Spesies yang beragam hidup di hutan hujan tropis. Pada bioma ini, peneliti menemukan
bahwa pada wilayah dengan ukuran 10 m x 100 m saja bisa terdapat hingga 200 spesies
tumbuhan yang berbeda. Hutan hujan troopis juga memiliki ukuran dan bentuk tumbuhan
yang beragam. Bagian kanopi yaitu lapisan teratas pohon dipenuhi oleh tumbuhan merambat,
epifit, semak, dan tumbuhan herba lainnya. Hewan yang terdapat pada bioma hutan hujan
tropis ini juga beragam. Gagak, kelelawar, ular, katak, dan monyet adalah contoh hewan yang
ada di hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki komposisi serangga yang paling
beragam dibandingkan bioma lainnya. Bahkan satu pohon di hutan hujan tropis dapat
dipenuhi oleh ribuan spesies serangga.
b. Padang Rumput
Padang rumput dapat juga disebut dengan stepa atau prairie. Intensitas curah hujan di
padang rumput berada pada tingkat sedang yaitu sekitar 50 - 76 cm per tahun. Kondisi
padang rumput yang kering umumnya tidak mendukung pertumbuhan pepohonan. Vegetasi
padang rumput antara lain rumput-rumputan dan semak. Hewan yang hidup di padang
rumput antara lain bison, serigala, elang, burung hantu, gajah, dan badak.
Produktivitas padang rumput relatif lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis, tetapi
tanah di padang rumput pada umumnya sangat subur. Intensitas curah hujan yang rendah
menyebabkan nutrisi di tanah tidak terlarut bersama air hujan. Tanah padang rumput kaya
akan nutrisi sehingga sesuai untuk dijadikan lahan pertanian berbagai produk pangan seperti
gandum, dan jagung.
c. Gurun
Gurun merupakan wilayah dengan intesnitas curah hujan yang sangat rendah. Akibat
intensitas curah hujan yang rendah, hanya sekitar 15 cm per tahun, gurun merupakan bioma
yang kering. Kurangnya air di gurun tidak mendukung terjadinya proses fotosintesis
tumbuhan. Sebagai akibatnya, produktivitas di gurun demikian rendah dibandingkan bioma
lainnya, misalnya hutan hujan tropis.
Vegetasi gurun teradaptasi dengan baik akan kondisi lingkungannya yang kering. Ciri
vegetasi gurun yaitu tumbuh dan berkembang dengan pesat ketika air tersedia, misalnya
setelah adanya hujan, dan tumbuh dengan letak yang saling berjauhan. Dalam menghadapi
kekeringan, beberapa vegetasi gurun bahkan tetap dalam periode dormansinya yaitu biji. Biji
akan berkecambah dan tumbuh hanya ketika terjadi hujan.
Kaktus merupakan contoh vegetasi gurun. Kaktus merupakan tumbuhan xerofit yaitu
tumbuhan yang mampu hidup pada lingkungan dengan sedikit air. Kaktus memiliki daun
berukuran kecil dan batang yang dapat menyimpan air. Kemampuan kaktus untuk
menyimpan air dan bertahan hiudp pada kondisi yang kering menyebabkan kaktus termasuk
tumbuhan sukulen. Hewan yang ada di gurun antara lain ular, tikus, unta dan berbagai jenis
amfibi.
d. Hutan Gugur Temperata
Intensitas curah hujan di hutan gugur lebih rendah dibandingkan hutan hujan tropis yaitu
sekitar 75 - 150 cm per tahun. Hutan gugur berada pada wilayah yang mengalami empat
musim yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Keragaman spesies
pada hutan gugur berada pada tingkat sedang dan kebanyakan hutan gugur memiliki spesies
yang kurang beragam jika dibandingkan dengan hutan hujan tropis.
Tumbuhan yang ada di hutan gugur memiliki ciri yaitu berdaun lebar seperti tumbuhan
maple, sycamore, oak dan beech. Hewan-hewan yang hidup di hutan gugur antara lain rusa,
beruang, tupai, serigala, kucing hutan, dan berbagai jenis burung seperti elang, burung hantu,
dan kalkun. Tumbuhan di hutan gugur mengalami periode dormansi ditandai dengan
gugurnya daun-daun yang merupakan bentuk adaptasi tumbuhan di hutan gugur dalam
mengahadapi musim dingin. Daum kemudian bersemi kembali menjelang musim panas.
Adaptasi juga dilakukan beberapa jenis hewan ketika musim dingin. Tupai misalnya, akan
mengalami hibernasi sepanjang musim dingin. Hibernasi adalah periode dormansi pada
hewan. Ketika berhibernasi, hewan seakan-akan sedang tidur. Hewan yang berhibernasi akan
menurunkan suhu tubuhnya dan melambatkan detak jantung dan pernafasannya sehingga
metabolisme tubuhnya menjadi melambat. Metabolisme yang lambat ini membuat hewan
dapat menyimpan energi untuk melewati musim dingin ketika makanan tidak banyak
tersedia.
e. Taiga
Taiga atau hutan konifer mempunyai ciri khas yaitu mengalami musim dingin yang sangat
dingin dan musim panas yang singkat dan dingin. Pada musim dingin, lantai hutan tertutupi
es akibat turunnya salju. Suhu yang dingin di hutan konifer menyebabkan penguapan air
menjadi sangat jarang sehingga lingkungan menjadi demikian lembab dan sesuai untuk
pertumbuhan pepohonan. Intensitas curah hujan di taiga berkisar antara 25 hingga 100 cm per
tahun.
Taiga didominasi oleh tumbuhan konifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang
demikian dingin. Ciri tumbuhan konifer antara lain daunnya berbentuk jarum dan bersemi
sepanjang tahun. Pepohonan di hutan konifer tidak gugur di saat musim gugur, sebagaimana
di hutan gugur. Jenis tumbuhan yang ada di taiga antara lain pinus, pir, dan alder. Produksi
kayu dunia terutama berasal dari hutan konifer. Hewan-hewan yang ada di hutan konifer
antara lain tikus, beruang hitam, dan ayam hutan.
f. Tundra
Bioma yang terletak disekitar kutub utara dinamai tundra. Bioma ini memiliki suhu rata-
rata di bawah titik beku dengan intensitas curah hujan yang rendah. Tundra berarti daratan
tanpa pohon. Pepohonan tidak tumbuh di bioma tundra. Tundra disebut juga sebagai padang
lumut karena vegetasi utamanya terdiri dari lumut, lumut kerak, dan rumput-rumputan.
Karakteristik tundra yaitu :
1) Suhu dingin yang ekstrim
2) Keragaman spesies rendah
3) Struktur vegetasinya sederhana
4) Musim tumbuh dan berkembang biak pendek.
Tundra dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tundra artik dan tundra alpine. Tundra artik
terletak di kutub utara dengan kondisi lingkungan menyerupai gurun, tetapi gurun dengan
suhu lingkungan yang dingin. Hewan-hewan yang ada pada tundra artik antara lain serigala,
rubah, beruang kutub, tupai, serta berbagai jenis burung dan serangga. Tundra alpine
terletak diketinggian gunung, pada lokasi ini pepohonan tidak dapat tumbuh. Hewan-hewan
yang ada pada tundra alpine antara lain marmot, kambing gunung, domba, dan berbagai jenis
burung.

2. Ekosistem Akuatik
Keragaman ekosistem akuatik juga dipengaruhi oleh faktor abiotik sebagaimana keragaman
ekosistem daratan. Namun tidak seperti ekosistem daratan, ekosistem akuatik tidak terlalu
dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan curah hujan. Kedalaman dan arus air pada ekosistem
akuatik yang memberikan peran penting dalam keberagaman ekosistem akuatik.
Kedalaman perairan menentukan sejauh mana cahaya matahari dapat berpenetrasi ke dalam
perairan. Semakin dalam perairan, maka cahaya tidak bisa masuk hingga ke dasar perairan.
Cahaya matahari dibutuhkan oleh organisme fotosintetik untuk proses pengolahan makanan.
Perairan yang memiliki arus deras juga akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan
perairan yang memiliki arus sedang atau tenang. Organisme akuatik yang hidup di perairan
deras tentu akan berbeda dengan yang di perairan tenang.
Apa saja jenis ekosistem akuatik ? Secara garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan
menjadi ekosistem air tawar dan ekosistem laut.
a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi danau, lahan basah dan sungai.
1) Danau
Danau-danau besar menampung sejumlah besar air tawar permukaan. Struktur danau
pada umumnya mirip dengan struktur laut. Bagian dasar danau yang dangkal disebut
dengan zona litoral. Pada zona ini, tumbuhan air masih dapat tumbuh di dasar danau.
Bagian danau yang terbuka disebut dengan zona limnetik. Selain dibagi secara horizontal,
struktur danau juga dibagi secara vertical menjadi zona fotik dan afotik. Cahaya matahari
masih dapat berpenetrasi pada zona fotik. Sebaliknya pada zona afotik, cahaya matahari
sudah tidak dapat berpenetrasi.
Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang yang bertindak sebagai
organisme fotosintetik. Selain itu, di danau juga terdapat zooplankton, berbagai jenis
cacing, kerang, serangga dan ikan.
2) Lahan basah
Lahan basah disebut juga wet land adalah suatu daerah yang digenangi oleh air
sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik.
Lahan basah dapat dibedakan menjadi rawa, rawa lumpur, dan tanah gambut. Rawa
memiliki ciri yaitu tidak terdapat banyak pohon, airnya mengalir dengan kecepatan
sedang, dan terhubung dengan danau atau aliran sungai. Rawa lumpur memiliki ciri yaitu
didominasi oleh pohon dan semak-semak. Lahan gambut memiliki ciri yaitu airnya
hamper tidak mengalir sama sekali, Ph air asam, dan miskin oksigen serta nitrogen.
3) Sungai
Sungai adalah badan air yang bergerak terus-menerus menuju satu arah. Struktur sungai
bervariasi di sepanjang alirannya. Di bagian hulu, sungai cenderung sempit dan berarus
deras, serta airnya terasa dingin. Sungai kemudian akan melebar dan arusnya melambat
ketika di bagian hilir. Air sungai di bagian hilir pun terasa lebih hangat dibandingkan di
bagian hulu sungai.
Organisme fotosintetik jarang ditemukan pada sungai-sungai di bagian hulu. Materi
organik yang ada di sungai bagian hulu berasal dari daun dan ranting dari tumbuhan yang
ada di sisi sungai. Walaupun kandungan materi organiknya rendah, kadar oksigen di hulu
sungai tinggi. Semakin menuju ke hilir, sungai akan semakin melebar dan arusnya
semakin tenang. Kondisi arus sungai yang tenang lebih sesuai untuk pertumbuhan
ganggang dan tumbuhan air. Oleh karenanya, sungai di bagian hilir lebih tinggi kandungan
materi organiknya. Namun, arus sungai yang tenang membuat kadar oksigen menjadi
rendah. Ketika sungai bertemu lautan, maka akan terbentuk estuary. Pada estuary, air
tawar akan bercampur dengan air asin.
b. Ekosistem Laut
Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona yaitu zona intertidal atau zona pasang
surut, zona neritik atau zona laut dangkal, dan zona pelagik atau zona laut terbuka.
Berdasarkan ada atau tidak adanya penetrasi cahaya, ekosistem laut dapat dibagi menjadi
zona fotik, zona bentik, dan zona afotik. Zona fotik adalah area permukaan laut yang masih
menerima cahaya matahari dalam jumlah yang cukup untuk proses fotosintesis
organismenya. Zona bentik adalah area dasar laut. Zona afotik adalah area pertengahan
antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari yang
cukup untuk fotosintesis organismenya.
1) Zona intertidal
Area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai disebut dengan zona intertidal.
Pada saat pasang, zona intertidal akan tertutupi oleh air laut, sedangkan pada saat surut,
zona ini akan kering dan terpapar oleh udara terbuka. Pada zona ini, cahaya matahari bisa
masuk hingga ke dasar perairan sehingga produktivitas organisme fotosintetik di zona ini
juga tinggi. Kandungan nutrisi di zona intertidal cenderung tinggi karena masukan nutrisi
dari estuary dan sungai.
Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir, berbatu, atau berlumpur. Organisme yang
hidup di zona intertidal harus mampu bertahan dari arus laut Ketika periode pasang dan
kekeringan ketika periode surut. Beberapa organisme beradaptasi dengan baik terhadap
kekeringan ketika periode surut, tetapi ada juga organisme yang memilih untuk masuk ke
dalam lubang selama periode surut, misalnya kepiting. Organisme yang ada di zona
intertidal ini antara lain rumput laut, anemone, kepiting, ganggang hijau, kerang, dan
bintang laut.
2) Zona neritik
Zona neritik berada di antara zona intertidal dan zona pelagik. Kedalaman rata-rata
zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m. Dasar laut di zona neritik cenderung melandai
dibandingkan dengan zona pelagik. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut di zona
neritik relative stabil. Proses fotosintesis berlangsung di zona neritik karena cahaya
matahari bisa menembus hingga ke dasar laut.
Di wilayah tropis, zona neritik biasanya dihuni oleh terumbu karang. Suhu air yang
hangat serta adanya cahaya matahari, menjadikan wilayah tropis sebagai habitat yang baik
untuk terumbu karang. Keragaman organisme di terumbu karang demikian tinggi.
Terumbu karang menjadi rumah bagi berbagai ikan tropis dan ikan karang seperti
angelfish, dan butterflyfish. Lebih dari 4000 spesies ikan menghuni terumbu karang.
Selain ikan, organisme yang menghuni terumbu karang antara lain spons, cnidaria, cacing,
udang-udangan, moluska, bintang laut, bulu babi, dan ular laut.
3) Zona pelagik
Kedalaman rata-rata zona pelagik adalah 4.000 m. Sekitar 75% air laut berada pada
zona ini. Zona pelagik merupakan zona yang paling tidak produktif dibandingkan zona
intertidal dan zona neritik. Walaupun cahaya matahari melimpah, tetapi kandungan nutrisi
di zona pelagik demikian rendah. Zona pelagik bagaikan bioma gurun.

3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Contoh ekosistem buatan adalah sawah, waduk, tambak, perkebunan kopi, dan
hutan tanaman produksi seperti jati dan karet.

D. ...

Anda mungkin juga menyukai