Anda di halaman 1dari 57

EKOLOGI

Tingkatan organisasi kehidupan


SATUAN MAKHLUK HIDUP
DALAM EKOSISTEM
Ekosistem tersusun atas satuan makhluk hidup, yaitu
individu, populasi, komunitas, dan ekosistem

Individu
Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal
Contoh
Satu ekor ikan atau satu ekor penyu disebut individu.
Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan
manusia. Seorang manusia disebut individu
 Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup menetap di suatu


daerah tertentu
Ikan yang hidup di kolam jumlahnya lebih dari satu

Kepadatan Populasi
Kepadatan populasi adalah banyaknya individu sejenis
dalam setiap satuan luas daerah tertentu

Perubahan Populasi
Kepadatan populasi dalam suatu ekosistem dapat berubah

Perubahan kepadatan populasi dapat disebabkan oleh


faktor kelahiran (natalitas), kematian (mortali- tas), perpindahan
(emigrasi), dan kedatangan (imigrasi)
Contoh
populasi
Komunitas

- Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup

pada suatu daerah tertentu

- Komunitas terdiri dari bermacam-macam populasi

Setiap populasi terdiri dari sejumlah individu.

Misalnya populasi ikan mas, populasi ikan mujair, populasi eceng


gondok, populasi teratai, dan populasi Hydrilla di kolam merupakan
anggota komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi
hubungan timbal balik
 Gambar Komunitas bunga ini tersusun dari populasi-
populasi dari spesies yang bunganya berbeda-beda
  
Ekosistem
Dalam suatu habitat, selain terdapat berbagai jenis makhluk
hidup (komunitas) terdapat juga benda-benda seperti air,
tanah, pasir, cahaya, matahari, dan udara. Di antara anggota
komunitas dan benda-benda tersebut terjadi hubungan yang
saling mempengaruhi.
Kesatuan ini membentuk sistem ekologi atau disebut
ekosistem
Di dalam biosfer terdapat satuan makhluk hidup.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan
lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan
timbal balik.
KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM
Ekosistem terdiri dari komponen penyusunnya
yang berupa :
- produsen
- konsumen,
- pengurai, dan
- benda-benda
Suatu ekosistem terdapat 2 penyusun (komponen)
sebagai berikut.
Makhluk hidup meliputi tumbuhan, manusia, dan
hewan lain. Komponen ini disebut komponen
biotik.
Benda meliputi tanah, air, batu, udara, suhu,
kelembapan, dan gaya tarik bumi. Kompenen
ini merupakan komponen abiotik.
1. Kompenen Biotik
Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam
suatu ekosistem merupakan komponen biotik. Menurut
perannya, komponen ini dibedakan menjadi 3
golongan:

• produsen (penghasil),
• konsumen (pemakai), dan
• dekomposer (pengurai).
Gambar. Komponen biotik penyusun
suatu ekosistem
2. Komponen Abiotik

Abiotik berasal dari kata a dan biotik, a


artinya tidak atau tanpa dan biotik artinya
hidup.
Jadi, abiotik artinya semua benda tak
hidup yang terdapat dalam suatu
ekosistem, misalnya air, tanah, batu,
pasir, udara, cahaya, suhu, kelembapan,
dan gaya tarik bumi.
Gambar. Kekeringan merupakan suatu kondisi abiotik yang umum pada padang pasir akibat
kurangnya kelembaban. Ketika rumput mengalami kekeringan, mereka berubah menjadi kuning
dan tampak mati, tetapi rumput tumbuh setelah hujan turun. Beberapa jenis, sebagai misal
rumput dan herba di padang rumput mereka mempunyai pengalaman pada periode kekeringan.
1. Produsen

Produsen adalah golongan makhluk hidup yang


dapat menghasilkan makananya sendiri.
Golongan ini adalah semua tumbuhan yang
mempunyai zat hijau daun (klorofil).
Dengan bantuan sinar (matahari), tumbuhan
melakukan fotosintesis yang menghasilkan
karbohidrat dan oksigen.
Tumbuhan hijau disebut
produsen karena
dapat membuat
makanannya
sendiri.
2. Konsumen
Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat
membuat makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi semua hewan
dan manusia.
Oleh karena itu, untuk memperoleh zat makanan, hewan dan
manusia memakan tumbuhan atau hewan lain. Misalnya ulat makan
daun, burung betet makan ulat, dan elang makan burung betet.
Untuk memperoleh makanannya, konsumen sangat bergantung
pada produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Manusia dan hewan tidak dapat membuat
sendiri makanannya, sehingga berperan
sebagai konsumen.

 Konsumen I adalah hewan yang langsung


makan tumbuhan (produsen).
 Konsumen II adalah hewan yang makan
konsumen I.
 Konsumen III adalah hewan yang makan
konsumen II, dan seterusnya.
3. Pengurai

Pengurai (dekomposer) bertugas menguraikan kembali


zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah
mati.
Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah
bakteri dan jamur bersifat saprofit. Makhluk hidup
saprofit merupakan makhluk yang hidup pada
sampah atau sisa makhluk hidup.
Gambar . Grafik perubahan komponen Gambar . Harimau yang sedang
biotik dalam suatu ekosistem. memburu mangsa.
Kesetimbangan Ekosistem

Ekosistem merupakan kesatuan antara komponen biotik dan


abiotik. Jadi, antara produsen, konsumen, pengurai, dan
benda dalam ekosistem tersebut ada hubungan timbal balik.
Ekosistem dikatakan seimbang apabila komposisi di antara
komponen-komponen tersebut dalam keadaan seimbang.
Ekosistem yang seimbang dapat bertahan lama atau
kesinambungannya dapat terpelihara.
Gambar 9. Ekosistem
akuarium dengan komponen
penyusunnya yang seimbang.

Kehidupan dalam sebuah akuarium adalah contoh suatu


ekosistem. Komponen biotiknya adalah tumbuhan air, ikan, siput,
dan bakteri pengurai. Komponen abiotiknya adalah air, batu,
pasir, tanah, dan udara.
Bila komposisi komponen tersebut sudah mencapai
keseimbangan, komunitas dalam akuarium tersebut dapat
bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena adanya hubungan
timbal balik yang saling menunjang di antara komponen
penyusunnya berikut ini.
a. Tersedianya oksigen dan karbondioksida
b. Tersedianya makanan sebagai sumber energi
Organisme dalam Ekosistem
• HABITAT, NISIA DAN RELUNG
• Di dalam ekosistem, habitat atau tempat
hidup organisme sangat erat hubungan-
nya dengan nisia (niche) dan relung
• Habitat : Tempat hidup alami organisme
disebut habitat
• Habitat menyediakan makanan dan
tempat berlindung bagi makhluk hidup.
Misalnya, habitat semut hitam adalah di
tanah kebun atau di semak – semak.
• Nisia (Niche) : Peranan makhluk hidup di
habitatnya.
• Nisia berhubungan dengan jenis makan,
cara mencari makan dan waktu mencari
makan. Nisia terbentuk untuk menghindari
persaingan antar species
• Relung : semua strategi & adaptasi
digunakan 1 dalam lingkungannya kaitan:
bgmn spesies itu memenuhi kebutuhan u/
untuk makan, bagaimana dan di mana
spesies tersebut bertahan hidup dan
berkembang biak

Ini adalah gambar
jamur yang hidup
pada pohon yang
tumbang. Hal ini
merupakan contoh
relung
Pola Interaksi
 Mutualisme : Hubungan simbiotik dua
spesies yang saling menguntungkan
- Semut dan pohon akasia yang hidup di
daerah subtropis di dunia menggambar
kan hubungan secara mutualisme,
seperti ditunjukkan pada Gambar ini
• Komensalisme= hubungan simbiotik yang satu
spesies mendapat keuntungan & yang lain tidak
dirugikan atau tidak diuntungkan

- Hubungan secara komensalisme terjadi di antara


spesies hewan & tumbuhan

- Lumut Spanyol semacam tumbuhan berbunga yang


tumbuh sendiri pada cabang pohon

Anggrek, paku, lumut, dan tumbuhan lain kadang-


kadang tumbuh pada cabang tumbuhan besar →
Tumbuhan yang sangat besar tidak dirugikan, tetapi
tumbuhan yang lebih kecil mendapat keuntungan dari
habitat
 Rangkaian dari foto ini menunjukkan bagaimana
habitat dapat dilihat sebagai kumpulan beberapa
relung. Masing-masing spesies menggunakan
sumber daya alam yang tersedia dengan cara
berbeda-beda.

 Kelabang merupakan predator yang menangkap


dan makan kumbang dan hewan lainnya.
 Cacing tanah memperoleh energi dari bahan
organik yang dimakan melalui tanah.
 Kelabang makan daun-daun yang membusuk di
sekitar kayu.
 Semut makan serangga mati
♠ Parasitisme = Hubungan simbiosis yang salah satu anggota
mendapat keuntungan dari spesies lain (inang)

Apakah Anda pernah mempunyai anjing atau kucing yang


diserang kutu? Kutu contoh parasit

- Parasit dalam bbrp cara merugikan, tetapi biasanya tidak


sampai membunuh spesies inang

- Bila inang mati, parasit juga akan mati apabila tidak


langsung menemukan inang

- Beberapa parasit, sebagai misal bakteri tertentu, cacing pita


cacing kremi, hidup pada atau dalam organisme lainnya
ORGANISME AUTOTROF DAN
HETEROTROF
ORGANISME AUTOTROF
Organisme yang dapat membuat makanan sendiri
dengan mengambil bahan anorganik dari
lingkungannya dan mengolahnya di dalam tubuhnya
disebut organisme autotrof. Autotrof berasal dari
kata autos, artinya sendiri; dan trophe, artinya
makanan.
Semua tumbuhan yang mempunyai klorofil
disebut organisema autotrof karena dapat membuat
sendiri makanannya. Makanan yang dihasilkannya
tidak hnaya digunakan sendiri, tetapi digunakan juga
oleh makhluk hidup lain. Organisme seperti ini
dikenal sebagai produsen (penghasil).
 Proses Pembuatan Makanan oleh Tumbuhan Hijau

Dengan bantuan energi cahaya (matahari) tumbuhan hijau


membuat makanannya sendiri. Pembuatan makanan hanya tejadi
pada bagian tumbuhan yang mengandung klorofil. Pada tumbuhan
tingkat tinggi (tumbuhan paku dan tumbuhan biji), klorofil terdapat
pada sel batang muda, buah yang belum matang, dan daun. Organ-
organ tersebut merupakan tempat terjadinya fotosintesis.
Dalam proses pembuatan makanan, tumbuhan memerlukan
karbon dioksida, air, dan cahaya. Bahan-bahan ini diperoleh dari
lingkungan.
Cahaya
Air + karbon dioksida karbohidrat + oksigen
(H2O) (CO2) klorofil (C6H12O6) (O2)

Gambar 10. Pada saat fotosintesis,


karbon dioksida dan air (keduanya
merupakan bahan baku) bereaksi
menghasilkan karbohidrat (produk akhir)
dan oksigen (produk sampingan)
ORGANISME HETEROTROF

Manusia dan hewan merupakan organisme yang


tidak berklorofil; tidak dapat membuat sendiri
makanannya. Untuk memperoleh zat
makanan, mereka makan tumbuhan dan
hewan lain. Jadi, secara langsung atau tidak
langsung semua makhluk hidup tergantung
pada tumbuhan hijau

Organisme yang mendapat makanan dari makhluk


hidup lain disebut organisme heterotrof, dan di
dalam ekosistem bertindak sebagai konsumen.
Heterotrof berasal dari kata heteros, artinya
makanan. Berdasarkan jenis makanannya,
hewan dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu
 Herbivor
Herbivor adalah hewan pemakan tumbuhan. Herbivor berasal
dari kata herba, artinya tumbuhan; dan vorare artinya makan.
Contoh hewan pemakan tumbuhan antara lain kambing, sapi,
kijang, kelinci, dan ulat pemakan daun.
 Karnivor
Karnivor merupakan hewan pemakan
daging. Karnivor berasal dari kata caroi,
artinya daging; dan vorare artinya
makan. Contoh hewan karnivor antara
lain harimau, kucing hutan, anjing, dan
burung elang.
 Omnivor
Omnivor adalah hewan pemakan segala
makanan, baik tumbuhan maupun
daging. Omnivor berasal dari kata omnia
artinya semua; dan vorae artinya makan.
Manusia termasuk omnivor karena selain
makan sayuran juga makan daging.
Tumbuhan Heterotrof
Dalam klasifikasi tumbuhan ada tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil, misalnya jamur
dan tali putri. Kedua tumbuhan tersebut tidak dapat berfotosintesis sehingga kebutuhan
makanannya diperoleh dari makhluk hidup lain.
Untuk mendapatakan makanan, jamur menguraikan tumbuhan dan hewan yang mati atau
hidup. Gambar 12 adalah jamur Mucor yang hidup pada makanan (roti). Untuk memperoleh
makanan, jamur menjulurkan hifanya ke dalam roti dan mengeluarkan enzim. Enzim tersebut
akan menguraikan roti. Roti yang sudah diuraikan akan diserap oleh hifa.

Gambar 12. Mucor memperoleh makanannya dengan cara menguraikan


makanan yang sudah basi atau busuk
SALING KETERGANTUNGAN
Di antara komponen-komponen ekosistem terjadi saling
ketergantungan.

 SALING KETERGANTUNGAN ANTARA KOMPONEN


BIOTIK DAN ABIOTIK
Itik memerlukan udara untuk bernapas. Demikian juga
dengan hewan lainnya. Tumbuhan selain membutuhkan
udara untuk bernapas juga membutuhkan cahaya untuk
berfotosintesis. Bagaimana halnya dengan manusia?
Manusia membutuhkan udara, air, tanah, dan lingkungan
untuk hidupnya.
Udara, air, cahaya, dan tanah merupakan komponen
abiotik. Tumbuhan, manusia, dan hewan merupakan
biotik.

Gambar. Saling ketergantungan


antara makhluk hidup dengan
lingkungan abiotiknya.
Salah satu unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan
hijau untuk berfotosintesis adalah cahaya (misalnya
cahaya matahari). Pada proses fotosintesis, tumbuhan
mengeluarkan oksigen. Oksigen yang dikeluarkan oleh
tumbuhan diperlukan oleh manusia, hewan, dan
tumbuhan untuk bernapas. Saat bernapas makhluk hidup
mengerluarkan karbon dioksida dan uap air. Karbon
dioksida merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan hijau untuk berfotosintesis. Demikian
seterusnya, proses saling ketergantungan terus
berlangsung.
Gambar 15. Ketika membuat liang, cacing tanah memakan tanah.
Sebagian tanah yang dimakannya dicernakan dan sebagian
lainnya dikeluarkan dalam bentuk remah-remah. Pada saat cacing
tanah membuat liang, terjadi pencampuran lapisan-lapisan tanah,
sehingga tanah menjadi subur. Selain itu, kegiatan cacing tanah
menimbulkan rongga udara dalam tanah.
 Komponen biotik dapat pula
mempengaruhi komponen abiotik
Contohnya adalah sebagai berikut

 Tanah yang padat dan tandus setelah


dicangkul dan dipupuk oleh manusia
menjadi gembur dan subur sehingga
dapat ditanami

 Cacing menggemburkan tanah. Gerakan


cacing tanah menimbulkan rongga udara
dalam tanah, sehingga tersedia udara
yang diperlukan oleh akar tumbuhan (lihat
Gambar)
 Akar pohon dapat menyerap dan
menahan air hujan, sehingga jika hujan,
tanah tidak tererosi dan tidak terjadi banjir.
Apa yang terjadi kalau hutan ditebang
habis tanpa penanaman kembali?
 Ada beberapa komponen abiotik yang
tidak dapat dipengaruhi oleh faktor biotik,
yaitu gaya tarik bumi, cahaya matahari,
dan tekanan udara.
1. Rantai Makanan
Hewan pemakan tumbuhan disebut konsumen
pertama. Hewan pemakan konsumen pertama
disebut konsumen kedua. Hewan pemakan
konsumen kedua disebut konsumen ketiga, dan
seterusnya. Konsumen yang tidak dimakan lagi
oleh konsumen lainnya disebut konsumen puncak.
Walaupun konsumen puncak tidak dimakan lagi
oleh konsumen lain, konsumen puncak pada
akhirnya akan mati dan diuraikan oleh pengurai.
Peristiwa tumbuhan dimakan konsumen pertama,
konsumen pertama dimakan konsumen kedua,
konsumen kedua dimakan konsumen ketiga, dan
seterusnya membentuk suaru rangkaian memakan
dan dimakan. Rangkaian proses memakan dan
dimakan ini disebut rantai makanan.
Gambar 18. Rantai makanan mewakili salah satu kemungkinan perpindahan
materi dan energi pada ekosistem.
2. Arus Energi dalam Rantai Makanan
Semua kegiatan makhluk hidup seperti bergerak,
tumbuh, dan berkembang biak selalu membutuhkan
tenaga. Tenaga atau energi adalah kemampuan untuk
melakukan usaha atau kegaitan. Energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan. Energi hanya dapat
berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain.
Dari manakah makhluk hidup memperoleh energi
sehingga ia daapt melakukan kegiatan hidup?
Sumber energi di dunia adalah matahari. Melalui
fotosintesis, tumbuhan hijau dapat mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi kimia yang
tersimpan dalam bentuk makanan. Dengan energi
inilah tumbuhan dapat melakukan kegiatan hidupnya.
Gambar 20. Pada rantai makanan ini terjadi perpindahan energi dari
tumbuhan air ke anak itik, lalu ke penyu pemakan daging.

Bila tumbuhan dimakan konsumen pertama, maka


energi yang berada di dalam tumbuhan akan
berpindah ke dalam tubuh konsumen pertama.
Selanjutnya, jika konsumen pertama dimakan oleh
konsumen kedua, maka energi yang berada dalam
tubuh konsumen pertama akan berpindah ke dalam
tubuh konsumen kedua. Demikian seterusnya
sehingga terjadi perpindahan energi. Jadi, dalam
rantai makanan terjadi perpindahan energi, yaitu dari
produsen pindah ke konsumen pertama, dari
konsumen pertama pindah ke konsumen kedua, dari
konsumen kedua pindah ke konsumen ketiga, dan
3. Jaring-jaring Makanan
 Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa
memakan dan dimakan tidak sesederhana
contoh yang telah dikemukakan di atas.
Hewan tidak hanya memakan satu jenis
makanan. Misalnya, padi tidak dimakan
oleh tikus saja, tetapi juga oleh ayam,
burung, dan hewan lain. Ular tidak hanya
makan tikus, tetapi dapat juga makan
burung, kelinci, atau ayam.
 Dalam kehidupan, rantai makanan dapat
saling berhubungan satu sama lain
membentuk jaring-jaring yang cukup
kompleks, maka diseubt jaring-jaring
makanan. Gambar 21 memperlihatkan
Gambar 21. Jaring-jaring makanan ini menggambarkan hubungan memakan dan
dimakan dalam suatu ekosistem. Tanda panah menunjukkan arah perpidahan energi.
4. Piramida Ekologi
Di dalam ekosistem, jumlah organisme yang
menempati setiap tingkatv trofik tidak sama. Organisme
yang menempati tingkat I jumlahnya paling banyak.
Semakin tinggi tingkat trofiknya, akan semakin sedikit
jumlahnya. Hal yang demikian dapat digambarkan dalam
bentuk piramida ekologi yang ujungnya semakin
meruncing.
Untuk kelangsungan hidupnya, setiap makhluk hidup
memerlukan makanan, sehingga dalam kehidupan ini
terjadi peristiwa memakan dan dimakan. Peristiwa
memakan dan dimakan dalam kehidupan disebut jaring-
jaring kehidupan.
Gambar 22. Terjadi penyusutan energi sebesar 90% pada setiap tingkat kehidupan .

Di dalam jaring-jaring kehidupan, energi yang ada pada


makanan akan berpindah dari satu makhluk hidup ke makhluk
hidup lainnya. Jumlah energi yang berpindah sebagian kecil
saja.
Dalam rantai makanan, energi ada yang digunakan untuk
pertumbuhan, dikeluarkan sebagai zat sisa, dan dilepas sebagai
panas. Hanya 10% (sepersepuluh) energi disimpan dalam
tubuh organisme tersebut. Jumlah energi sepersepuluh inilah
yang tersedia bagi organisme yang memangsanya.
Gambar 23. Contoh perpindahan energi dalam beberap rantai
makanan (angka yang tertera pada gambar hanya berupa
perumpamaan)
KEGIATAN EKSPERIMEN
PENGARUH DERAJAT KEASAMAN ( pH)
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Tujuan : Menjelaskan peranan komponen abiotik dalam


ekosistem

Setiap organisme dari satu spesies mempunyai kisaran


nilai adaptasi optimal yang spesifik terhadap faktor abiotik
untuk mendukung kelangsungan hidup pada habitatnya.
Misalnya, tanaman kacang tanah dapat hidup secara ideal
pada media tanam tanah dengan derajat keasaman (pH) 6–
7. Derajat keasaman menunjukkan jumlah ion H yang
terdapat pada tanah ataupun air. Di lingkungan pH air hujan
yang normal adalah 5,8–6 sedangkan pada hujan asam
menunjukkan pH dibawah angka tersebut. Hal ini akan
mempengaruhi kondisi lingkungan baik biotik maupun
abiotik Mungkinkah pH mempengaruhi pertumbuhan
tanaman ? Lakukan eksperimen untuk mencari tahu.
Prosedur :
 Siapkan air dengan pH 7, 5 dan 3, dengan cara
menambahkan larutan cuka pada air sampai diperoleh pH
yang telah ditentukan. Masukkan air dalam wadah (gelas)
dengan volume yang sama. Masing–masing gelas diberi label
A untuk pH 7 atau netral , B untuk pH 5 dan C untuk pH 3.
 Siapkanlah 30 biji kacang tanah . Rendam biji dalam air
dengan pH yang sudah ditentukan masing–masing 5 biji
selama 30 menit.
 Siapkan 3 polibag dengan volume tanah 1kg, masing–masing
diberi label A, B dan C. Isi masing–masing polibag dengan 1kg
tanah. Basahi tanah dengan air sesuai perlakuannya.
Kemudian letakkan biji–biji tersebut sesuai perlakuannya.
Basahi tanah dengan air tersebut setiap hari dengan volume
yang sama.
 Periksalah biji 7 hari kemudian. Hitung jumlah biji pada
masing–masing perlakuan yang menunjukkan tanda–tanda
pertumbuhan misalnya jumlah daun dan tinggi tanaman. Catat
data tersebut.
 Perhatian : jangan lupa mencuci tangan setelah mengambil
biji dan meletakkan biji.
Analisis:
1. Mengamati dan inferensi. Apakah kecepatan
pertumbuhan dan kualitas pertumbuhan berbeda
antara 3 perlakuan itu ? Bila ya, bagaimana ?
2. Menyimpulkan. Sebutkan faktor tak hidup yang diuji
dalam eksperimen ini. Sebutkan faktor hidup yang
dipengaruhi ?
3. Inferensi. Apakah semua biji merespon terhadap
perbedaan pH dengan cara yang sama ? Bagaimana
Anda mencari tahu ? Adakah upaya yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya hujan asam?
Bagaimana caranya ?
LATIHAN : Uji Diri
 Bedakan antara habitat, nisia, dan relung melalui
satu contoh komunitas!
 Ajukan satu upaya untuk mengatasi masalah
kebakaran hutan dengan menerapkan konsep
keseimbangan ekosistem dan daya lenting
ekosistem!
 Bedakan organisme autrotof dan heterotrof serta
berikan contohnya!
 Jelaskan bahwa dalam rantai makanan dan
jaring-jaring makanan ada aliran energi!
 Jelaskan perbedaan mendasar antara piramida
jumlah, piramida biomassa dan piramida energi!
 Bedakan pola-pola interaksi organisme dalam
ekosistem melalui contoh!

Anda mungkin juga menyukai