hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk
oleh kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda-benda tak hidup. Semua
makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem disebut komponen biotik. Sedangkan benda-
benda tak hidup dalam suatu ekosistem disebut komponen abiotik. Dalam suatu ekosistem,
hubungan antarkomponen berlangsung sangat erat dan saling memengaruhi. Oleh karena itu
gangguan atau kerusakan pada salah satu komponen dapat menyebabkan kerusakan seluruh
ekosistem.
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut Ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos berarti rumah atau tempat tinggal, dan logos
artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914).
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-
an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Yang dipelajari dalam ekologi:
Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke
dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dan faktor-faktor yang
menyebabkannya.
Interaksi antarspesies makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
A. KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM
1. Komponen Biotik (bio = hidup)
Komponen biotik meliputi semua makhluk hidup yang terdapat dalam ekosistem.
Berdasarkan fungsinya, makhluk hidup dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil serta
organisme autotrof. Di dalam ekosistem perairan, komponen biotik yang berfungsi
sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan fitoplankton.
Autotrof >>> organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri yang berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Alga >>> sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan
fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki
tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya).
Fitoplankton >>> salah satu komponen autotrof plankton yang memperoleh energi melalui
proses fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan (disebut sebagai
zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton
menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer Bumi.
b. Konsumen
Konsumen adalah makhluk hidup yang memperoleh energi dari bahan makanan yang
dibuat oleh produsen. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah manusia dan hewan.
Karena tidak dapat membuat makanan sendiri dan selalu bergantung pada makhluk hidup
lain, maka konsumen bersifat heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat
dibagi menjadi tiga jenis:
Herbivora, konsumen yang hanya mengonsumsi tumbuhan dan merupakan konsumen tingkat
pertama.
Karnivora, organisme pemakan daging saja dan juga memakan hewan herbivora sehingga
disebut dengan konsumen kedua.
Omnivora, pemakan segala (tumbuhan dan hewan).
Heterotrof >>> organisme yang tergantung pada organisme lain untuk mendapatkan
makanan.
c. Dekomposer
Dekomposer atau Pengurai adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa
pencernaan. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur
saprofit. Dengan adanya organisme pengurai, zat mineral atau unsur hara hasil penguraian
yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dapat meresap ke dalam tanah.
Bakteri Saprofit >>> bakteri yang menguraikan tumbuhan atau hewan mati, serta sisa-
sisa atau kotoran organisme. Bakteri saprofit menguraikan protein, karbohidrat, dan senyawa
organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana
sehingga keberadannya sangat berperan dalam membersihkan sampah organik di lingkungan
sekitar.
2. Komponen Abiotik (a = tidak, bio = hidup)
Abiotik adalah komponen yang tidak hidup. Komponen abiotik menyediakan tempat hidup,
makanan, dan kondisi yang diperlukan oleh komponen biotik, sehingga komposisi komponen
abiotik sangat memengaruhi jenis komponen biotik yang dapat hidup. Komponen abiotik
yang memengaruhi komponen biotik dalam suatu ekosistem antara lain air, tanah, suhu,
cahaya matahari, dan udara.
a. Air
Air berfungsi sebagai pelarut zat-zat dalam tubuh, sistem pengangkut, dan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh. Keberadaan air pada suatu ekosistem
sangat memengaruhi jenis makhluk hidup yang dapat hidup. Hewan dan tumbuhan juga
beradaptasi untuk menyesuaikan dengan keadaan air di lingkungannya.
b. Tanah
Keadaan tanah menentukan jenis tumbuhan yang dapat hidup dan jenis-jenis
tumbuhan akan menentukan jenis-jenis hewan yang dapat hidup.
c. Suhu
Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suhu yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pada reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh
sehingga aktivitasnya terganggu. Oleh karena itu setiap makhluk hidup memerlukan suhu
optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Cahaya Matahari
Cahaya matahari diperlukan untuk proses fotosintesis tumbuhan hijau. Cahaya
matahari juga memengaruhi suhu bumi menjadi sesuai untuk kehidupan berbagai makhluk
hidup.
e. Udara
Udara merupakan campuran berbagai macam gas. Gas-gas tersebut memiliki fungsi
berbeda pada ekosistem. Misalnya Oksigen diperlukan oleh makhluk hidup untuk
respirasi/bernapas.
B. TINGKAT ORGANISASI DALAM EKOSISTEM
Makhluk hidup dalam ekosistem membentuk tatanan atau organisasi tertentu.
1. Individu
Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem (makhluk hidup
tunggal) yang dapat hidup secara fisiologis. Misalnya seekor rusa yang dapat mencari rumput
sendiri sebagai kebutuhan makanannya.
2. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka
waktu tertentu. Misalnya sekumpulan penduduk (manusia) dalam suatu kelurahan.
Kehidupan suatu populasi dipengaruhi oleh populasi makhluk hidup yang lain. Jumlah
individu sejenis dalam satuan luas tertentu pada jangka waktu tertentu disebut kepadatan
populasi.
3. Komunitas
Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang berbeda yang saling
berinteraksi pada daerah dan waktu tertentu. Pada komunitas terjadi interaksi antara berbagai
populasi dan dalam interaksi itu terjadi perpindahan materi dan energi. Misalnya di suatu
kolam populasi ikan berinteraksi dengan populasi plankton (yaitu ikan memakan plankton),
maka terjadi perpindahan bahan makanan (materi) dari plankton ke tubuh ikan.
4. Ekosistem
Ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya.
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada suatu ekosistem bersifat khusus. Jadi,
setiap lingkungan memiliki ekosistem yang berbeda. Komunitas yang dipengaruhi oleh
lingkungan abiotik yang spesifik menghasilkan ekosistem yang spesifik pula. Berdasarkan
proses terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara alami. Misalnya ekosistem hutan,
laut, sungai, dan rawa.
b. Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang dibentuk secara sengaja oleh manusia. Misalnya
ekosistem sawah, kolam, perkebunan, dan hutan budidaya.
5. Bioma
Bioma adalah ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis
dan astronomis. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan
intensitas cahaya mataharinya.
a. Tundra
Tundra adalah suatu area dimana pertumbuhan pohon terhambat dengan rendahnya
suhu lingkungan sekitar. Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga
iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya
didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit
tumbuhan berbunga berukuran kecil. Ciri-ciri tundra:
Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung
selama 9 bulan dengan suasana gelap.
Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
Fauna khas bioma tundra adalah Muskoxem (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa
kutub).
b. Taiga
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti
di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada. Ciri-ciri taiga:
Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu
tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus
merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris
seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan
homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu
sangat rendah.
Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang
bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan
mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
c. Gurun
Gurun adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit. Gurun dianggap
memiliki kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan namun gurun sering kali memiliki
kehidupan yang biasanya tersembunyi. Gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika
Utara, Australia dan Asia Barat. Ciri-ciri gurun:
Curah hujan sangat rendah, ± 25 cm/tahun.
Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi.
Kelembaban udara sangat rendah.
Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam
dapat turun sampai 0 C).
Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air.
d. Padang Rumput
Padang rumput merupakan area yang dipenuhi oleh rumput dan tanaman tak berkayu.
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, dan Australia. Ciri-
ciri padang rumput:
Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat
mencapai 100 cm/tahun.
Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik
sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
e. Hutan Gugur
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-
daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur,
dan Chili. Ciri-ciri hutan gugur:
Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 – 100 cm/tahun.
Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur, dan musim semi.
Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.
f. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis adalah ekosistem yang dapat ditemui di wilayah khatulistiwa (Asia,
Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik).
Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia.
Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai “farmasi terbesar dunia” karena hampir 1/4 obat
modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan tropis. Ciri-ciri hutan hujan tropis:
Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun.
Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun.
Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu menembus
dasar hutan.
Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada
pohon-pohon besar yang membentuk tudung).
6. Biosfer
Biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air),
dan atmosfer (udara) Bumi. Biosfer merupakan keseluruhan ekosistem/bioma yang ada di
bumi.
C. HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN
Hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik:
1. Komponen biotik memengaruhi komponen abiotik.
2. Komponen abiotik memengaruhi komponen biotik.
Hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik dengan sesama komponen
biotik:
1. Saling ketergantungan intraspesies (makhluk hidup sejenis).
2. Saling ketergantungan antarspesies (makhluk hidup tidak sejenis).
Saling ketergantungan antarspesies yang berbeda jenis juga terjadi dalam peristiwa
makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan
energi. Hal ini akan membentuk jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari:
1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara
skematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Misalnya rumput >> belalang
>> ayam >> ular, maka terjadi perpindahan energi dari produsen >> konsumen I >>
konsumen II >> konsumen III.
2. Jaring-jaring Makanan
Beberapa rantai makanan dengan pola yang lebih rumit dari contoh rantai makanan di
atas dan saling berkaitan membentuk sebuah jaring-jaring makanan. Misalnya ular tidak
hanya makan ayam dan ayam tidak hanya makan belalang. Jaring-jaring makanan selalu
berawal dari produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan yang diuraikan itu akan
kembali digunakan oleh produsen sehingga daur materi dan energi tidak pernah terputus.
3. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan
komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu
ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar
piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi
biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses perpindahan
energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat trofik.
D. JENIS-JENIS INTERAKSI ANTARORGANISME
1. Hubungan Netral
Hubungan netral yaitu hubungan yang tidak saling memengaruhi. Namun
sesungguhnya hubungan yang benar-benar netral tidak ada, sebab setiap organisme
memerlukan komponen abiotik (udara, ruangan, air, dan cahaya) yang sama, sehingga timbul
persaingan.
2. Hubungan Simbiosis
Hubungan simbiosis yaitu hubungan saling memengaruhi antara dua organisme.
Hubungan simbiosis ada tiga jenis:
a. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang saling
menguntungkan.
b. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme di mana yang satu
diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan saat saling berinteraksi.
c. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme yaitu hubungan antara dua jenis organisme yang merugikan salah
satu pihak, sedangkan pihak yang lain diuntungkan saat berinteraksi.
3. Hubungan Kompetisi
Hubungan kompetisi terjadi jika dalam suatu ekosistem terjadi ketidakseimbangan,
misalnya kekurangan air, makanan, dan ruang. Hubungan kompetisi dapat terjadi antara
individu-individu dalam satu spesies maupun individu-individu yang berbeda spesies.
4. Hubungan Predasi
Hubungan predasi yaitu hubungan antara organisme yang memangsa dan organisme
yang dimangsa.
Sumber :
http://nanakizawa.wordpress.com/2009/11/24/ekosistem/
PEMANASAN GLOBAL
Pengertian Pemanasan Global (Global warming)
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Model iklim yang
dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1
hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan
itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah
kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka
air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Penyebab Pemanasan Global (Global warming)
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan beberapa efek perubahan iklim, sebagai contoh selama Maunder Minimum.
Sebuah studi tahun 2006 dan review dari beberapa literatur, yang dipublikasikan dalam
Nature, menyatakan bahwa tidak terdapat peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari
sejak 1970, dan bahwa perubahan output matahari selama 400 tahun terakhir kecil
kemungkinannya berperan dalam pemanasan global. Perlu ditekankan, laporan tersebut juga
menyatakan "Selain tingkat "keterangan" matahari, hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
iklim seperti radiasi sinar kosmik atau sinar ultraviolet matahari tidak dapat dikesampingkan,
kata penulis tersebut. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain ini belum dapat dibuktikan,
tambah mereka, karena model-model fisik untuk efek-efek ini masih belum sempurna
dikembangkan.
Mengukur pemanasan global
Data terkini dari Badan Urusan Kelautan dan Atmosfir Amerika Serikat (NOAA),
mengatakan bahwa April 2010 dianggap sebagai yang terpanas dibanding bulan yang sama di
tahun-tahun sebelumnya. Ya, menurut NOAA sebagaimana dilansir Associated Press dan
dikutip Viva, sepanjang abad ke-20 hingga tahun lalu, suhu rata-rata permukaan Bumi di
bulan April adalah 13,7 derajat Celcius. Namun, pada April 2010, suhu mencapai 14,5 derajat
celcius. Ini terbukti usai NOAA meneliti suhu rata-rata permukaan Bumi berdasarkan
kombinasi suhu permukaan darat dan laut. Pusat Data Iklim Nasional NOAA, Senin 17 Mei
2010, juga menyebutkan suhu rata-rata Bumi mencapai rekor paling tinggi selama periode
Januari-April 2010.
Selama periode tersebut, suhu rata-rata adalah 13,3 derajat Celcius. Mongolia, Rusia
bagian timur, sebagian besar wilayah China, Amerika Serikat bagian barat, dan sebagian
Amerika Selatan pada bulan lalu lebih dingin dibanding biasanya, tetapi sebagian besar
wilayah lain di dunia mencapai rekor suhu lebih tinggi dibanding rata-rata. Wilayah yang
memiliki suhu di atas rata-rata antara lain Kanada, Alaska, Amerika Serikat bagian timur,
Australia, Asia Selatan, Afrika bagian utara, dan Rusia bagian utara.Menurut pakar iklim,
pemanasan El Nino di Samudera Pasifik melemah pada April karena anomali suhu
permukaan air laut berkurang. Dan, laporan yang dirilis Senin kemarin juga menyebutkan
bahwa volume es di Kutub Utara selama April lalu kembali menyusut. Ini merupakan
penurunan berturut-turut dalam 11 bulan terakhir. Saat ini luas dataran es di Kutub Utara
tinggal sekitar 14,7 juta kilometer persegi. Sedangkan wilayah es di Kutub Selatan pada April
lalu 0,3 persen di bawah rata-rata menurut pengukuran selama periode 1979-2000. Laporan
ini dirilis karena para ilmuwan sedang berusaha mengangkat kembali isu pemanasan global.
Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan
mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis
ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global
yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung
Mauna Loa di Hawai.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen
daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat
mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh
dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak
di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi
sebagian besar dari Florida Everglades.
Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga
pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan
kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-
data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari
satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen
permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa
kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir
abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi
setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi
yang paling panas.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan yang sudah
diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan
transportasi yang berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh.
3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal lebih murah dan juga menghemat energi,
terutama jika menghitung energi dan biaya transportasinya. Makanan organik lebih
ramah lingkungan, tetapi periksa juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain,
kemungkinan emisi karbon yang dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa
menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng aluminium
setara dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.
5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat sumber daya
untuk kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau saudara Anda untuk berbagi
saat membelinya.
6. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup,
maka panas tersebut tidak akan hilang.
7. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Selain itu
konsumsi fast food juga buruk untuk kesehatan.
8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja, dengan demikian Anda
mengurangi jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat
perbelanjaan besar di Indonesia sudah mulai mengedukasi pelanggannya untuk menggunakan
sistem seperti ini. Jadi sambutlah iktikad baik mereka untuk menyelamatkan lingkungan.
9. Gunakan gelas yang bisa dicuci. Jika Anda terbiasa dengan cara modern yang selalu
menyajikan minum bagi tamu dengan air atau kopi dalam kemasan. Beralihlah ke cara
lama kita. Dengan menggunakan gelas kaca, keramik, atau plastik food grade yang
bisa dicuci dan dipakai ulang.
10. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Akan sangat menghemat biaya transportasi dan
BBM.
11. Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun berpartisipasi dalam
program penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain. Tergantung
kesempatan dan kemampuan.
1. Gletser Menciut
Gletser adalah daratan yang terbuat dari es. Gletser bakal ikut meleleh dan menciut
seiring dengan bertambahnya suhu bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas
rumah kaca di atmosfer. Selama tahun 1990- 2005 saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat
celcius. Gletser Himalaya yang memasok air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi
dan suplai air minum untuk 500 juta penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di kutub
semakin cepat mencair hingga membuat permukaan air laut di bumi naik.
2. Pulau Tenggelam
Indonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling
terancam tenggelam. Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini
disebabkan mencairnya permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat
drastis. Menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air
laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib
sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi
terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti Kosambi , Penjaringan ,
Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.
3. Badai
Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat
akibat global warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa
tahun belakangan ini , negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu
banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai
biasa, namun masuk kategori badai mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis,
badai rita,dll.
4. Gelombang Panas
Tahun 2003 lalu, Eropa diserang gelombang panas alias heat wave , yang
menewaskan banyak orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun
yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang
pernah terjad beberapa kali di bumi , namun belakangan ini makin sering terjadi. Dan
diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100 kali lipat.
5. Kekeringan
Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah !
Air akan makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai
makanan berkurang drastis. Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan
menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak
terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.
Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan besar akan mengalami
panik dan berubah jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut
lahan yang belum rusak.
7. Penyakit Merajalela
Malaria, demam berdarah , ebola , dan banyak penyakit yang dulu cuma di anggap
sebagai penyakit negara tropis , bisa menyebar ke berbagai negara Eropa yang dikenal dingin.
Penyebabnya apalagi kalau bukan banjir atau kekeringan yang mengundang banyak hewan
pembawa penyakit bersarang disana!!!
8. Perekonomian Kacau
Ladang tani , perkebunan yang biasanya menghasilkan akan musnah ole banjir atau
kekeringan. Penduduk akan di buat makin menderita karena stok bahan pangan dan
kebutuhan pokok lainnya akan jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik.
Pemerintah juga membutuhkan biaya yang banyak untuk membangun kembali wilayah yang
terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang mewabah.
9. Ekosistem Hancur
Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem
yang ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir
, badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan
untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan
bakar , sumber energi , bahan makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.
Sumber :
http://www.majalahsains.com/2009/12/pemanasan-global-gas-rumah-hijau-negara-maju-
mesti-bertindak/
GLOBAL WARMING
Global Warming atau kalau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pemanasan global
merupakan suatu proses meningkatnya suhu udara yang terjadi pada atmosfer, laut
ataupun di daratan bumi. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, suhu
udara rata-rata pada permukaan Bumi selama 100 tahun terakhir telah meningkat 0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F).
Dibawah ini akan kita jelaskan secara terperinci mengenai Penyebab Terjadinya
Global Warming/Pemanasan Global yang saya kutip dari Wikipedia :
1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, ia berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut
telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
2. Efek Umpan Balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Umpan balik ini hanya berdampak secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat
ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari
atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke
angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya
menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail
tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air
memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es,
dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan.
Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan
balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunnya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari
mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University
memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35%
antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim
yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas
rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang
remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan
yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss
menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat
“keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya
memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30
tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.
Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada
hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik
melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
AKIBAT DARI GLOBAL WARMING/BAHAYA GLOBAL WARMING
Air bersih semakin sulit didapat (hanya 20% penduduk dunia yang dapat
memperolehnya). Badai semakin sering terjadi, penyakit baru bermunculan, kita telah
kehilangan lebih dari 1000 spesies dalam waktu singkat, es di kutub mencair dan
permukaan air laut meningkat, dan masih banyak lagi..
CARA MENANGGULANGI GLOBAL WARMING
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam
keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak
mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil
penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal,
lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu
sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai
mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika
dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang
kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan
serta dalam menyelamatkan bumi.
2. Contoh lain komponen abiotik yang berpengaruh terhadap komponen biotik adalah udara.
Di dalam udara terdapat gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen merupakan gas yang
diperlukan untuk pernapasan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Adapun karbon
dioksida merupakan gas yang menjadi salah satu bahan baku fotosintetis tumbuhan hijau.
B. Rantai Makanan
Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dimakan yang merupakan satu alur dikenal
sebagai rantai makanan. Rangkaian makan dimakan yang disebut rantai makanan dapat
terjadi di ekosistem manapun.
Rangkaian makan yang satu alur terjadi bila satu macam produsen dimakan oleh satu macam
konsumen pertama dan pada gilirannya dimakan oleh satu macam konsumen kedua. Makan
dimakan ini mungkin tidak akan berhenti pada konsumen kedua karena ada konsumen yang
makan konsumen kedua tadi yang dalam hal ini disebut konsumen ketiga. Pada akhirnya
semua makhluk yang menjadi bagian dari suatu ragkaian makan dimakan tadi akan mati dan
semuanya akan diuraikan oleh pengurai yang disebut dengan konsumen puncak, yakni
konsumen yang menjadi pemakan terakhir. Konsumen terakhir tersebut merupakan
konsumen puncak karena tidak ada yang memakannya, hal ini tergantung pada produsen dan
konsumennya.
C. Jaring-jaring makanan
Pada kenyataannyaa di alam ini tidak pernah terjadi bahwa satu macam produsen hanya
dimakan oleh satu macam consumen pertama. Yang sering terjadi adalah satu macam
produsen dimakan oleh beberapa macam konsumen pertama dan satu macam konsumen
pertama dimakan olehbeberapa konsumen kedua. Demikian pula satu macam konsumen tidak
hanya tergantung pada satu macam makanan saja. Pada umumnya kambing tidak hanya
makan rumput tetapi juga makan dedaunan beberapa jenis tumbuhan.
Daun-daun yang menjadi makanan kambing dapat juga menjadi makanan ulat, belalang atau
beberapa herbivore lain. Apabila diperhatikan dengan seksama ternyata hubungan makanan
yang saling berhubungan tersebut dinamakan jaring-jaring makanan. Seperti halnya rantai
makanan, jarring-jaring makanan juga dapat ditemui dalam ekosistem darat dan air.
D. Piramida Ekologi
a. Pengertian Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan
populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur
trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara
umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk
menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Dalam pyramid
ekologi jumlah tiap kelompok komponen biotik digambarkan dalam bentuk balok melintang.
Panjang balok melintang sebanding dengan jumlah komponan biotik yang digambarkan. Pada
tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya
konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi
yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya)
dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap
tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada
rantai makan sebagai berikut.[3]
Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya
sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena
dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi
yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen
menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar
matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat
organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi
yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen
dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam
ekosistem akan terpelihara.
2) Kompetisi
Yaitu interaksi antar makhluik hidup yang saling bersaing untuk mendapatkan makanan.
Kompetisi ini terjadi karena adanya lebih dari satu macam organisme yang membutuhkan
bahan yang sama dari lingkungannya. Meskipun demikian kompetisi akan terjadi meskipun
tidak ada kontak langsung antara yang berkompetisi.
3) Simbiosis
Yaitu bentuk hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat.
Dalam hal ini ada beberapa macam hubungan simbiosis, yakni :
a) Komenslisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain tidak dirugikan
Contohnya: Tanaman anggrek yang hidup menempel pada pohon manga
b) Mutulisme, yaitu bentuk hubungan yang sama-sama untung. Dapat dikatakan demikaian
karena apabila pada suatu interaksi dua macam organisme yang melakukan persekutuan
hidup masing-masing mendapat keuntugan.
Contohnya: Bunga dan kupu-kupu
c) Prsitisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain dirugikan. Dapat
dikatakan demikian karena apabila suatau jenis organisme hidup bersama dengan organisme
lain dan mengambil makanannya dari makhluk lain dan atau makhluk yang ditumpanginya.
Parasite pada umumnya lebih kecil dari inangnya, dan menjalani masa hidupnya sebagian
besar atau seluruhnya pada inang tersebut. Selama parasite menempel pada inang selama itu
pula ia mengambil makanan darinya.
Contohnya : - Benalu dan pohon mangga
sumber : http://dyahgalih.blogspot.com/2014/01/saling-ketergantungan-antar-
makhluk.html
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,
manusia, dan mikroorganisme.
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan
adalah cabang dari ilmu biologi.
A. PENGERTIAN PENCEMARAN
Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu
kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya
mengganggu kestabilan lingkungan.
B. PERUBAHAN LINGKUNGAN
Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.
1. Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa bumi,angin
topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu
yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
C. MACAM MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN
a. Berdasarkan Tempat terjadinya.
Pencemaran Udara, disebabkan oleh :
(1) CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan
pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan
mengakibatkan efek rumah kaca.
(2) CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada
digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam
mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke
dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan kematian.
(3) CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena
tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan
busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan
menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
(4) SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil
(minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan,
yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian
merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi
cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
(5) Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan perokok
pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok). Perokok pasif lebih
berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain :
1. Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif,
pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2. Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli,
Salmonella thyposa.
3. Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4. Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan kejiwaan,
penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress).
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau KOB
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri
air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya
kadar oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik
yang ada diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan
semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasi bahan organik
disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau Biological Oksigen Demand,
yang biasa disingkat BOD.
Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen
terlarut setelah air sampel disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis
secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Membuang sampah pada tempatnya.
8. Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.
sumber : http://blog-ahfa.blogspot.com/2013/01/makalah-pencemaran-lingkungan.html
sinau maca 08.03 Tugas Untuk Siswa
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
3 komentar:
1.
Balas
2.
3.
Balas
PEMANASAN GLOBAL
Pengertian Pemanasan Global (Global warming)
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Model iklim yang
dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1
hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan
itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah
kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka
air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Penyebab Pemanasan Global (Global warming)
Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah
memberikan beberapa efek perubahan iklim, sebagai contoh selama Maunder Minimum.
Sebuah studi tahun 2006 dan review dari beberapa literatur, yang dipublikasikan dalam
Nature, menyatakan bahwa tidak terdapat peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari
sejak 1970, dan bahwa perubahan output matahari selama 400 tahun terakhir kecil
kemungkinannya berperan dalam pemanasan global. Perlu ditekankan, laporan tersebut juga
menyatakan "Selain tingkat "keterangan" matahari, hal-hal lain yang dapat mempengaruhi
iklim seperti radiasi sinar kosmik atau sinar ultraviolet matahari tidak dapat dikesampingkan,
kata penulis tersebut. Akan tetapi, pengaruh-pengaruh lain ini belum dapat dibuktikan,
tambah mereka, karena model-model fisik untuk efek-efek ini masih belum sempurna
dikembangkan.
Mengukur pemanasan global
Data terkini dari Badan Urusan Kelautan dan Atmosfir Amerika Serikat (NOAA),
mengatakan bahwa April 2010 dianggap sebagai yang terpanas dibanding bulan yang sama di
tahun-tahun sebelumnya. Ya, menurut NOAA sebagaimana dilansir Associated Press dan
dikutip Viva, sepanjang abad ke-20 hingga tahun lalu, suhu rata-rata permukaan Bumi di
bulan April adalah 13,7 derajat Celcius. Namun, pada April 2010, suhu mencapai 14,5 derajat
celcius. Ini terbukti usai NOAA meneliti suhu rata-rata permukaan Bumi berdasarkan
kombinasi suhu permukaan darat dan laut. Pusat Data Iklim Nasional NOAA, Senin 17 Mei
2010, juga menyebutkan suhu rata-rata Bumi mencapai rekor paling tinggi selama periode
Januari-April 2010.
Selama periode tersebut, suhu rata-rata adalah 13,3 derajat Celcius. Mongolia, Rusia
bagian timur, sebagian besar wilayah China, Amerika Serikat bagian barat, dan sebagian
Amerika Selatan pada bulan lalu lebih dingin dibanding biasanya, tetapi sebagian besar
wilayah lain di dunia mencapai rekor suhu lebih tinggi dibanding rata-rata. Wilayah yang
memiliki suhu di atas rata-rata antara lain Kanada, Alaska, Amerika Serikat bagian timur,
Australia, Asia Selatan, Afrika bagian utara, dan Rusia bagian utara.Menurut pakar iklim,
pemanasan El Nino di Samudera Pasifik melemah pada April karena anomali suhu
permukaan air laut berkurang. Dan, laporan yang dirilis Senin kemarin juga menyebutkan
bahwa volume es di Kutub Utara selama April lalu kembali menyusut. Ini merupakan
penurunan berturut-turut dalam 11 bulan terakhir. Saat ini luas dataran es di Kutub Utara
tinggal sekitar 14,7 juta kilometer persegi. Sedangkan wilayah es di Kutub Selatan pada April
lalu 0,3 persen di bawah rata-rata menurut pengukuran selama periode 1979-2000. Laporan
ini dirilis karena para ilmuwan sedang berusaha mengangkat kembali isu pemanasan global.
Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan
mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis
ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global
yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung
Mauna Loa di Hawai.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen
daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat
mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh
dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak
di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi
sebagian besar dari Florida Everglades.
Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga
pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan
kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-
data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari
satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen
permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa
kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir
abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi
setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi
yang paling panas.
2. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. Menghindari makanan yang sudah
diolah atau dikemas akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan
transportasi yang berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh.
3. Beli produk lokal, hasil pertanian lokal lebih murah dan juga menghemat energi,
terutama jika menghitung energi dan biaya transportasinya. Makanan organik lebih
ramah lingkungan, tetapi periksa juga asalnya. Jika diimpor dari daerah lain,
kemungkinan emisi karbon yang dihasilkan akan lebih besar daripada manfaatnya.
4. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih baik lagi jika Anda bisa
menggunakannya berulang-ulang. Energi untuk membuat satu kaleng aluminium
setara dengan energi untuk menyalakan TV selama 3 jam.
5. Beli dalam kemasan besar. Akan jauh lebih murah, juga menghemat sumber daya
untuk kemasan. Jika terlalu banyak, ajaklah teman atau saudara Anda untuk berbagi
saat membelinya.
6. Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup,
maka panas tersebut tidak akan hilang.
7. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia. Selain itu
konsumsi fast food juga buruk untuk kesehatan.
8. Bawa tas yang bisa dipakai ulang. Bawalah sendiri tas belanja, dengan demikian Anda
mengurangi jumlah tas plastik/kresek yang diperlukan. Belakangan ini beberapa pusat
perbelanjaan besar di Indonesia sudah mulai mengedukasi pelanggannya untuk menggunakan
sistem seperti ini. Jadi sambutlah iktikad baik mereka untuk menyelamatkan lingkungan.
9. Gunakan gelas yang bisa dicuci. Jika Anda terbiasa dengan cara modern yang selalu
menyajikan minum bagi tamu dengan air atau kopi dalam kemasan. Beralihlah ke cara
lama kita. Dengan menggunakan gelas kaca, keramik, atau plastik food grade yang
bisa dicuci dan dipakai ulang.
10. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Akan sangat menghemat biaya transportasi dan
BBM.
11. Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan ataupun berpartisipasi dalam
program penanaman pohon. Bisa dengan menyumbang bibit, dana, dan lain-lain. Tergantung
kesempatan dan kemampuan.
1. Gletser Menciut
Gletser adalah daratan yang terbuat dari es. Gletser bakal ikut meleleh dan menciut
seiring dengan bertambahnya suhu bumi. Suhu bumi meningkat karena tingginya emisi gas
rumah kaca di atmosfer. Selama tahun 1990- 2005 saja suhu bumi naik 0,15 - 0,3 derajat
celcius. Gletser Himalaya yang memasok air ke sungai Gangga sekaligus menyediakan irigasi
dan suplai air minum untuk 500 juta penduduk,menyusut 37 meter pertahun.Gletser di kutub
semakin cepat mencair hingga membuat permukaan air laut di bumi naik.
2. Pulau Tenggelam
Indonesia , Amerika Serikat, dan Bangladesh adalah beberapa negara yang paling
terancam tenggelam. Bahkan beberapa pulau di Indonesia sudah hilang tenggelam. Ini
disebabkan mencairnya permukaan gletser di kutub yang membuat volume air laut meningkat
drastis. Menyusutnya hutan bakau memperparah pasangnya air laut. Sekarang saja pasang air
laut Pantai Kuta telah membanjiri beberapa lobi hotel disekitarnya. Pulau Jawa juga bernasib
sama , sampai saat ini permukaan Teluk Jakarta sudah naik 0,8 cm. Dan kalau suhu bumi
terus naik , tahun 2050 derah-daerah Jakarta dan Bekasi seperti Kosambi , Penjaringan ,
Cilincing , Muaragembong , dan Tarumajaya akan terendam.
3. Badai
Badai memang bisa terjadi karena kehendak alam. Tapi suhu air yang menghangat
akibat global warming mendukung terjadinya badai yang jauh lebih kuat dan besar. Beberapa
tahun belakangan ini , negara-negara di Eropa, Amerika, dan Karibia telah mengalami begitu
banyak badai dibandingkan abad sebelumnya. Bahkan badai-badai tersebut bukan cuma badai
biasa, namun masuk kategori badai mematikan , seperti badai katrina,badai ike, badai nargis,
badai rita,dll.
4. Gelombang Panas
Tahun 2003 lalu, Eropa diserang gelombang panas alias heat wave , yang
menewaskan banyak orang. Mengejutkan ! Tapi bencana ini sudah diperkirakan ratusan tahun
yang lalu , tepatnya tahun 1900 oleh para ilmuwan di masa itu . Gelombang panas memang
pernah terjad beberapa kali di bumi , namun belakangan ini makin sering terjadi. Dan
diperkirakan 40 tahun lagi frekwensinya akan meningkat 100 kali lipat.
5. Kekeringan
Afrika, India, dan daerah-daerah kering lainnya bakal menderita kekeringan lebih parah !
Air akan makin sulit di dapat dan tanah tak bisa ditanami apa-apa lagi, hingga suplai
makanan berkurang drastis. Ilmuwan memperkirakan hasil tani negara-negara Afrika akan
menurun 50 % di tahun 2020 , dan tingkat kekeringan di dunia meningkat 66 % . Tak
terbayang kalau kekeringan ini sampai terjadi di bumi ini.
Negara yang kekurangan air dan bahan pangan kemungkinan besar akan mengalami
panik dan berubah jadi agresif. Lalu bukan tak mungkin mereka berusaha saling merebut
lahan yang belum rusak.
7. Penyakit Merajalela
Malaria, demam berdarah , ebola , dan banyak penyakit yang dulu cuma di anggap
sebagai penyakit negara tropis , bisa menyebar ke berbagai negara Eropa yang dikenal dingin.
Penyebabnya apalagi kalau bukan banjir atau kekeringan yang mengundang banyak hewan
pembawa penyakit bersarang disana!!!
8. Perekonomian Kacau
Ladang tani , perkebunan yang biasanya menghasilkan akan musnah ole banjir atau
kekeringan. Penduduk akan di buat makin menderita karena stok bahan pangan dan
kebutuhan pokok lainnya akan jauh berkurang dan harganya pasti akan melambung naik.
Pemerintah juga membutuhkan biaya yang banyak untuk membangun kembali wilayah yang
terkena bencana dan menanggulangi penyakit yang mewabah.
9. Ekosistem Hancur
Perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem
yang ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di bumi musnah akibat bencana kekeringan, banjir
, badai, atau ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa bakal mengalami kesulitan
untuk bertahan hidup. Penyebabnya adalah berkurangnya sumber air , udara bersih, bahan
bakar , sumber energi , bahan makanan, obat-obatan yang dibutuhkan untuk survive.
Sumber :
http://www.majalahsains.com/2009/12/pemanasan-global-gas-rumah-hijau-negara-maju-
mesti-bertindak/
GLOBAL WARMING
Global Warming atau kalau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pemanasan global
merupakan suatu proses meningkatnya suhu udara yang terjadi pada atmosfer, laut
ataupun di daratan bumi. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan, suhu
udara rata-rata pada permukaan Bumi selama 100 tahun terakhir telah meningkat 0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F).
Ada beberapa yang menjadi penyebab terjadinya global warming di bumi ini. Manusia
termasuk salah satu penyebab
terjadinya global warming/pemanasan global. Mengapa manusia juga termasuk salah
satu penyebab terjadinya global warming? Jawabannya adalah karena manusia telah
meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka
membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan,
menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Lho, apa hubungannya antara
manusia dengan karbondioksida? Manusia saat bernafas menghirup oksigen dan
melepaskannya dalam bentuk karbondioksida. Sedangkan karbondioksida merupakan
salah satu faktor penyebab Gas Rumah Kaca yang menjadi penyebab terjadinya
Global Warming yang nanti akan kita bahas dibawah. Oleh karena itu tumbuhan
sangat kita perlukan untuk mengurangi dampak Global Warming/Pemanasan Global.
Karena tumbuhan/tanaman dapat menyerap karbondioksida saat proses fotosintesis.
Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta
mengambil atom karbonnya.
Dibawah ini akan kita jelaskan secara terperinci mengenai Penyebab Terjadinya
Global Warming/Pemanasan Global yang saya kutip dari Wikipedia :
1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, ia berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan
menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut
telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
2. Efek Umpan Balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus
pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena
uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan
menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan
konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Umpan balik ini hanya berdampak secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat
ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari
atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke
angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya
menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail
tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan
cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es
tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air
memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es,
dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus
yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan.
Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan
balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunnya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek
rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari
mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University
memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35%
antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim
yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas
rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang
remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan
yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss
menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat
“keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya
memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30
tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.
Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada
hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik
melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
AKIBAT DARI GLOBAL WARMING/BAHAYA GLOBAL WARMING
Air bersih semakin sulit didapat (hanya 20% penduduk dunia yang dapat
memperolehnya). Badai semakin sering terjadi, penyakit baru bermunculan, kita telah
kehilangan lebih dari 1000 spesies dalam waktu singkat, es di kutub mencair dan
permukaan air laut meningkat, dan masih banyak lagi..
CARA MENANGGULANGI GLOBAL WARMING
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam
keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak
mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil
penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal,
lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu
sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai
mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika
dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang
kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan
serta dalam menyelamatkan bumi.
B. Rantai Makanan
Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dimakan yang merupakan satu alur dikenal
sebagai rantai makanan. Rangkaian makan dimakan yang disebut rantai makanan dapat
terjadi di ekosistem manapun.
Rangkaian makan yang satu alur terjadi bila satu macam produsen dimakan oleh satu macam
konsumen pertama dan pada gilirannya dimakan oleh satu macam konsumen kedua. Makan
dimakan ini mungkin tidak akan berhenti pada konsumen kedua karena ada konsumen yang
makan konsumen kedua tadi yang dalam hal ini disebut konsumen ketiga. Pada akhirnya
semua makhluk yang menjadi bagian dari suatu ragkaian makan dimakan tadi akan mati dan
semuanya akan diuraikan oleh pengurai yang disebut dengan konsumen puncak, yakni
konsumen yang menjadi pemakan terakhir. Konsumen terakhir tersebut merupakan
konsumen puncak karena tidak ada yang memakannya, hal ini tergantung pada produsen dan
konsumennya.
C. Jaring-jaring makanan
Pada kenyataannyaa di alam ini tidak pernah terjadi bahwa satu macam produsen hanya
dimakan oleh satu macam consumen pertama. Yang sering terjadi adalah satu macam
produsen dimakan oleh beberapa macam konsumen pertama dan satu macam konsumen
pertama dimakan olehbeberapa konsumen kedua. Demikian pula satu macam konsumen tidak
hanya tergantung pada satu macam makanan saja. Pada umumnya kambing tidak hanya
makan rumput tetapi juga makan dedaunan beberapa jenis tumbuhan.
Daun-daun yang menjadi makanan kambing dapat juga menjadi makanan ulat, belalang atau
beberapa herbivore lain. Apabila diperhatikan dengan seksama ternyata hubungan makanan
yang saling berhubungan tersebut dinamakan jaring-jaring makanan. Seperti halnya rantai
makanan, jarring-jaring makanan juga dapat ditemui dalam ekosistem darat dan air.
D. Piramida Ekologi
a. Pengertian Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan
populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur
trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara
umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk
menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Dalam pyramid
ekologi jumlah tiap kelompok komponen biotik digambarkan dalam bentuk balok melintang.
Panjang balok melintang sebanding dengan jumlah komponan biotik yang digambarkan. Pada
tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya
konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi
yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya)
dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap
tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada
rantai makan sebagai berikut.[3]
Tingkat taraf trofi 1 : organisme dari golongan produsen (produsen primer)
Tingkat taraf trofi 2 : organisme dari golongan herbivora (konsumen primer)
Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen sekunder)
Tingkat taraf trofi 3 : organisme dari golongan karnivora (konsumen predator)
Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya
sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena
dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi
yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen
menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar
matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat
organik.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi
yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen
dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam
ekosistem akan terpelihara.
2) Kompetisi
Yaitu interaksi antar makhluik hidup yang saling bersaing untuk mendapatkan makanan.
Kompetisi ini terjadi karena adanya lebih dari satu macam organisme yang membutuhkan
bahan yang sama dari lingkungannya. Meskipun demikian kompetisi akan terjadi meskipun
tidak ada kontak langsung antara yang berkompetisi.
3) Simbiosis
Yaitu bentuk hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang bersifat langsung dan erat.
Dalam hal ini ada beberapa macam hubungan simbiosis, yakni :
a) Komenslisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain tidak dirugikan
Contohnya: Tanaman anggrek yang hidup menempel pada pohon manga
b) Mutulisme, yaitu bentuk hubungan yang sama-sama untung. Dapat dikatakan demikaian
karena apabila pada suatu interaksi dua macam organisme yang melakukan persekutuan
hidup masing-masing mendapat keuntugan.
Contohnya: Bunga dan kupu-kupu
c) Prsitisme, yaitu bentuk hubungan yang satu untung dan yang lain dirugikan. Dapat
dikatakan demikian karena apabila suatau jenis organisme hidup bersama dengan organisme
lain dan mengambil makanannya dari makhluk lain dan atau makhluk yang ditumpanginya.
Parasite pada umumnya lebih kecil dari inangnya, dan menjalani masa hidupnya sebagian
besar atau seluruhnya pada inang tersebut. Selama parasite menempel pada inang selama itu
pula ia mengambil makanan darinya.
Contohnya : - Benalu dan pohon mangga
sumber : http://dyahgalih.blogspot.com/2014/01/saling-ketergantungan-antar-
makhluk.html
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan
adalah cabang dari ilmu biologi.
A. PENGERTIAN PENCEMARAN
Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu
kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Masuknya bahan pencemar atau polutan kedalam lingkungan tertentuyang keberadaannya
mengganggu kestabilan lingkungan.
B. PERUBAHAN LINGKUNGAN
Faktor faktor Penyebab Perubahan Lingkungan.
1. Faktor Alam.
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain gunung meletus, gempa bumi,angin
topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan.
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu
yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
C. MACAM MACAM PENCEMARAN LINGKUNGAN
a. Berdasarkan Tempat terjadinya.
Pencemaran Udara, disebabkan oleh :
(1) CO2 - Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan
pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan
mengakibatkan efek rumah kaca.
(2) CO (Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup, orang yang ada
digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. Menghidupkan AC ketika tidur di dalam
mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot dapat masuk ke
dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan kematian.
(3) CFC (Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena
tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk mengembangkan
busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan hairspray. CFC akan
menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
(4) SO dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran fosil
(minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan,
yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian
merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi
cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
(5) Asap Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan perokok
pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok). Perokok pasif lebih
berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain :
1. Pencemaran kimia : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni), bahan radioaktif,
pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2. Pencemaran biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli,
Salmonella thyposa.
3. Pencemaran fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4. Pencemaran suara : kebisingan ( menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan kejiwaan,
penyakit jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress).
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia, contohnya adalah pengukuran BOD atau KOB
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri
air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut, akibatnya
kadar oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik
yang ada diperairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan
semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasi bahan organik
disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB / COD) atau Biological Oksigen Demand,
yang biasa disingkat BOD.
Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen
terlarut setelah air sampel disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. Karenanya BOD ditulis
secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman penduduk.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Membuang sampah pada tempatnya.
8. Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.
sumber : http://blog-ahfa.blogspot.com/2013/01/makalah-pencemaran-lingkungan.html
sinau maca 08.03 Tugas Untuk Siswa
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
3 komentar:
1.
Tata Nitataa10 Juni 2014 08.49
Balas
2.
Balas
3.
Balas