Anda di halaman 1dari 28

HABITAT DAN POPULASI HUTAN

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN INDIVIDU, HABITAT, POPULASI, KOMUNITAS DAN


EKOSISTEM?

 Individu adalah makhluk hidup tunggal atau satu makhluk hidup, misalnya seekor
semut, seekor kambing, seekor burung dan sebuah pohon cemara.

 Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta


berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi
adalah sekelompok semut di atas meja. Di sebuah kolam, terdapat populasi ikan,
populasi teratai, populasi lumut.
 Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati daerah
yang sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas sungai, komunitas hutan jati,
komunitas padang rumput dan komunitas hutan pinus.

 Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk


suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu
ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di
dalamnya.
Ekosistem Bioma dan Biosfer
 Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya. Contoh
:Bioma Gurun, Bioma Hutan Hujan Tropis, Bioma Tundra.
 Biosfer adalah berbagai bioma di permukaan bumi yang saling berhubungan dan
membentuk sistem yang lebih besar lagi.
Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem buatan dan
ekosistem alami. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah,
tanpa campur tangan manusia. Contohnya rawa, sungai dan laut. Jika suatu ekosistem
sengaja dibuat manusia maka disebut ekosistem buatan. Contohnya ekosistem sawah,
kebun, kolam, waduk dan akuarium.

Komponen Ekosistem
Komponen ekosistem terdiri atas biotik dan abiotik
1. Komponen Biotik terdiri dari:
 Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia
makanan untuk makhluk hidup yang lain.
 Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri
dan bergantung pada organisme lain dalam hal makanan.
 Pengurai adalah organisme yang menguraikan organisme mati. Contoh pengurai
adalah jamur dan bakteri.
2.Komponen Abiotik terdiri dari:
 Cahaya matahari
 Tanah
 Air
 Udara
 Suhu
 Kelembaban
Kebergantungan
Saling kebergantungan tidak hanya terjadi antar komponen biotik. Saling
kebergantungan juga terjadi antara komponen biotik dan abiotiknya.

1.Saling Kebergantungan Antarkomponen Biotik


a.Rantaimakanan

Gambar Rantai Makanan

Perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan
tertentu disebut rantai makanan.
Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena
organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka
tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya
adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut
konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora.

b.Jaring-jaring makanan

Gambar Jaring-jaring Makanan

Pada hakikatnya, setiap makhluk hidup di dalam suatu ekosistem merupakan


sumber materi dan energi bagi makhluk hidup lainnya. Suatu kenyataannya bahwa
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Akibat dari semua itu maka di dalam suatu ekosistem, rantai-rantai makanan itu
akan saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi
jaring-jaring. Itulah sebabnya disebut jaring-jaring makanan.
2. Saling Kebergantungan Antara Komponen Biotik dan Abiotik
Saling kebergantungan di antara komponen yang ada dalam ekosistem, baik antara
komponen biotik dan abiotik contohnya dapat dilihat pada siklus karbon. Siklus karbon
tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada tumbuhan, hewan, pengurai, air dan
tanah.
Pelestarian Ekosistem
Keanekaragaman makhluk hidup perlu dijaga supaya ekosistem menjadi stabil.
Semakin beranekaragam makhluk hidup dalam suatu ekosistem, semakin stabil
ekosistem tersebut. Flora dan fauna alami yang terdapat di hutan perlu dilestarikan
karena merupakan sumber plasma nutfah (plasma benih). Sumber plasma nutfah dapat
dimanfaatkan untuk mencari bibit unggul bagi kepentingan kesejahteraan manusia.
Upaya perlindungan keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan mendirikan cagar
alam, taman nasional, hutan wisata, taman laut, hutan lindug dan kebun raya.

Untuk mencegah kepunahan makhluk hidup, kadang diperlukan pemeliharaan untuk


mengembangbiakannya, yang disebut dengan penangkaran. Pemeliharaan dapat
dilakukan secara in situ dan ex situ. Pemeliharaan in situ adalah pemeliharaan yang
dilakukan di habitat aslinya. Pemeliharaan ex situ adalah pemeliharaan yang dilakukan
di luar habitat aslinya, misalnya di kebun binatang.

Simbiosis (Pola-Pola Interaksi)


Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk
hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.
Simbiosis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya :
 Simbiosis mutualisme, yaitu interaksi antara dua individu ataupun populasi yang
saling menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur tertentu dan jenis alga
tertentu membentuk likenes, antara bunga dengan kupu-kupu.
 Simbiosis parasitisme, yaitu interaksi dua individu/populasi di mana salah satu
individu untung, sedang simbion pasangannya rugi. Contohnya, benalu yang tumbuh
pada ranting pohon mangga, cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam
usus manusia.
 Simbiosis komensalisme, yaitu interaksi antara individu/populasi yang satu
untung sedangkan individu/populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi.
Contohnya, interaksi antara ikan remora kecil yang menempel pada ikan hiu.

Definisi Individu, Populasi, Habitat, Komunitas dan Ekosistem

Saat kita belajar tentang makhluk hidup dan lingkungannya (Ekologi), kita tidak akan
terlepas dari teori dan definisi tentang Individu, Populasi, Habitat, Komunitas dan
Ekosistem. Hal-hal ini perlu kita pelajari untuk dapat mengerti secara jelas ruang lingkup
makhluk hidup dan lingkungannya. Di artikel ini CintaSains akan membahas mengenai
definisi Individu, Populasi, Habitat, Komunitas dan Ekosistem.
Definisi Individu

Individu adalah makhluk tunggal yang tidak bisa dibagi lagi. Kata Individu berasal dari
bahasa Latin, yaitu "Individuum" yang artinya "yang tak terbagi". Contoh Individu : Budi
(nama orang), sebuah Pohon Mangga, seekor Kupu-kupu dan lain-lain.

Definisi Populasi

Populasi adalah kumpulan Individu sejenis yang mampu berkembangbiak dan berada di
suatu tempat atau wilayah yang sama pada waktu yang sama. Contoh Populasi : Di sebuah
Danau terdapat Populasi Ikan, Populasi Teratai, Populasi Katak dan lain-lain.

Definisi Habitat

Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Contoh Habitat
: ikan Gabus hidup di sungai atau di air tawar. Ia melangsungkan seluruh aktivitas hidupnya
di sungai atau di air tawar. Ia tumbuh dari kecil hingga dewasa, mencari makan dan
berkembangbiak disana. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Habitat ikan Gabus
adalah di sungai atau di air tawar.

Definisi Komunitas

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai Populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Contoh
Komunitas : Populasi Ikan, Populasi Ganggang dan Populasi hewan di sekitarnya
membentuk Komunitas Terumbu Karang. Saat Terumbu Karang mengalami kerusakan,
maka Populasi Ikan, Ganggang dan hewan lainnya akan ikut terganggu.

Definisi Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara Komunitas makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem di bagi menjadi Dua, yaitu Ekosistem Alam atau Ekosistem yang
terbentuk secara alami dan Ekosistem Buatan atau Ekosistem yang terbentuk dengan
campur tangan manusia. Contoh Ekosistem Alam : Ekosistem Gunung, Ekosistem Laut,
Ekosistem Hutan dan lain-lain. Contoh Ekosistem Buatan : Ekosistem Waduk, Ekosistem
Sawah, Ekosistem Kebun Binatang dan lain-lain.

Ekosistem Hutan: Komponen, Macam-macam,


dan Manfaatya
Bumi adalah planet di tata surya yang sangat luar biasa. Hanya di Bumi lah makhluk hidup bisa hidup.
Tidak hanya makhluk hidup saja, namun Bumi juga memiliki lingkungan dan komponen- komponen di
dalamnya. Makhluk hidup yang ada di bumi saling berinteraksi dengan lingkungannya dan membentuk
suatu hubungan timbal balik, inilah yang disebut dengan ekosistem. Ada banyak sekali jenis ekosistem
yang akan kita temui di Bumi. Secara umum ekosistem di Bumi ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
kategori daratan dan perairan. Ekosistem daratan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:

 Ekosistem hutan
 Ekosistem padang rumput
 Ekosistem pantai
 Ekosistem gunung, dan lain sebagainya

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu ekosistem darat. Ekosistem yang
akan kita bahas adalah mengenai ekosistem hutan. Artikel ini akan mebahas informasi lebih banyak dari
ekosistem hutan.

Mengenal Ekosistem Hutan


Seperti halnya ekosistem yang lainnya yang disesuaikan dengan namanya, ekosistem hutan merupakan
ekosistem yang cakupan wilayahnya adalah berupa hutan (baca: ciri-ciri hutan musim). Seperti yang kita
ketahui bersama bahwasannya ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungannya yang berupa hubungan timbal balik. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem hutan ini
merupakan hubungan antara kumpulan beberapa populasi (baik itu populasi binatang maupun tumbuh-
tumbuhan) yang hidup di permukaan tanah dan berada di pada suatu kawasan hutan. Ekosistem hutan
ini membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan yang bersifat dinamis dan
mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya antara satu sama
lain dan tidak dapat dipisahkan. Ekosistem hutan ini termasuk dalam kategori ekosistem daratan.
Ekosistem hutan ini juga masuk ke dalam kategori ekosistem alamiah dan dijuluki sebagai “paru- paru
Bumi”. Hal ini karena hutan memegang peranan yang sangat penting untuk dapat mengatur dan menjaga
kesehatann Bumi. Bahkan hutan juga dijadikan sebagai parameter untuk melihat apakan Bumi
mengalami sakit ataukah tidak.

 Komponen Ekosistem Hutan


Karena ekosistem merupakan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, maka setiap
ekosistem mempunyai komponen masing- masing. Ekosistem hutan juga memiliki komponen- komponen
yang menyusun ekosistem hutan itu sendiri. Komponen yang terdapat dalam ekosistem hutan ini selain
meliputi komponen biotik dan juga abiotik, juga dilihat lagi dari segi makanan. Dari segi makanan,
komponen ini dibedakan menjadi 2 macam yakni komponen autotrof dan heterotrof. Komponen autotrof
merupakan komponen yang mampu menyediakan makanan sendiri, sedangkan komponen heterotrof
merupakan komponen yang selalau memanfaatkan bahan organik sebegai makanannya. Untuk
mengetahui lebih lengkap, berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam ekosistem hutan.
 Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen yang berupa makhluk hidup yang ada di ekosistem
hutan ini banyak sekali jenisnya, yakni tumbuhan, binatang, serta organisme- organisme lainnya.
 Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak hidup. Meskipun tidak
hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen- komponen lain yang ada di
ekosistem tersebut. Berikut merupakan komponen abiotik atau komponen yang tidak hidup di ekosistem
hutan, yaitu suhu, cahaya matahari (baca: bagian-bagian matahari), air, iklim, tanah, angin, batu, dan lain
sebagainya.
 Komponen Autotrof. Kata “autotrof” ini berasal dari 2 kata, yaitu “autros” yang mempunyai arti sendiri, dan
juga “tropikhos” yang mempunyai arti menyediakan makanan. Sehingga komponen autotrof yang
terdapat dalam ekosistem hutan ini merupakan komponen yang mampu menyediakan atau mensisntesis
makanannya sendiri. Dalam membuat makanannya sendiri, komponen ini menggunakan bahan- bahan
anorganik. Kemudian dengan bantuan dari klorofil dan juga energi dari sinar matahari, bahan- bahan
anorganik tersebut diubah menjadi bahan- bahan makanan organik. Dengan demikian, organisme yang
termasuk ke dalam golongan autotrof ini pada umumnya adalah mereka yang memiliki zat hijau daun
atau korofil. Pengikatan yang dilakukan oleh energi sinar matahari dan sistesis bahan organik menjadi
bahan anorganik kompleks ini hanya bisa dilakukan oleh komponene autrotrof saja. Contoh komponene
autotrof yang ada di ekosistem hutan adalah pohon dan rumput- rumputan.
 Komponen Heterotrofik. Kata “heterotrofik” ini berasal dari dua kata, yaitu “hetero”yang berarti berbeda,
lain, mauooun tidak seragam dan “tropikhos” mempunyai arti menyediakan makanan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa komponene heterotrofik ini merupakan komponen atau organisme yang dalam hidupnya
selalu memanfaatkan bahan oirganik sebagai bahan makanannya. Bahan organik yang digunakan untuk
membuat makanan tersebut telah disediakan oleh organisme atau makhluk lainnya. Dapat dikatakan pula
komponen heterotrofik ini mendapatkan bahan makanannya dari komponen autotrof. Sebagian dari
anggota komponen heterotrofik ini akan menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan
anorganik yang sederhana yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku untuk membuat makanan
komponen autotrof. Contoh komponen heterotrof yang ada dalam ekosistem hutan diantaranya adalah
binatang, jamur, dan juga jasad renik.

 Macam- Macam Ekosistem Hutan


Hutan merupakan kekayaan alam yang bersifat alamiah. Hutan ini ada karena bentukan alam, namun
juga bisa dibuat oleh manusia. Hutan ini ada di berbagai wilayah di setiap sudut Bumi, oleh karena hutan
ini mempunyai fungsi yang sangat banyak. Ada banyak sekali jenis hutan di Bumi ini. Apabila kita
mencermatinya saru per satu, maka kita akan dapat menemukan jenis- jenis hutan yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Karena banyaknya jenis hutan ini, maka para ilmuwan
mengelompokkannnya berdasarkan kategori- kategori tertentu. Kita akan membahas mengenai jenis-
jenis hutan tersebut yang dilihat dari beberapa kategori, seperti berdasarkan letak geografisnya, sifat
musimnya, ketinggian tempatnya, kondisi tanahnya, dan juga dominasi pepohonannya. Secara umum,
berikut merupakan jenis- jenis hutan:

Berdasarkan letak geografisnya

Letak geografis suatu benda merupakan kedudukan suatu benda di bentang alamnya. Letak geografis
hutan ini bisa dilihat dari dimana letak hutan itu. Letak geografis ini bisa dilihat dari iklim yang berada di
suatu wilayah letak hutan itu berada, bisa juga dilihat dari batasan atau kanan kiri dari hutan tersebut,
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alam. Berdasarkan letak geografisnya, hutan ini
dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1. Hutan tropis, yaitu hutan yang letaknya berada di wilayah atau daerah khatulistiwa. Hutan ini mempunyai
ciri- ciri sebagai berikut:

 Terletak di wilayah yang mempunyai iklim tropis (baca: iklim di Indonesia)


 Pohon- pohon di hutan ini biasanya berukuran tinggi dan mencapai beberapa meter
 Daun- daun pohon di hutan ini sangat lebat, saking lebatnya hingga terkadang menghalangi cahaya
matahari yang masuk dan membuat tanah di bawahnya lembab
 Tumbuhan yang hidup di hutan ini terdiri dari berbagai jenis
 Mendapatkan curah hujan yang sangat cukup sepanjang tahun

2. Hutan temperate, yaitu hutan yang berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Hutan ini mempunyai
ciri- ciri sebagai berikut:

 Terletak di wilayang yang mempunyai 4 musim, yakni musim panas, musim gugur, musim semi, dan
musim semi
 Biasanya wilayah tersebut mempunyai iklim sub tropis
 Mendapatkan curah hujan yang tidak sebanyak hutan tropis

3. Hutan boreal, yaitu hutan yang terletak di daerah lingkaran kutub- kutub Bumi. Karena letak hutan ini
yang berada di wilayah lingkaran kutub Bumi, maka wilayah hutan ini akan ditutupi oleh es atau salju.
Hutan ini juga disebut sebagai bioma taiga. Beberapa ciri yang dimiliki oleh hutan ini adalah sebagai
berikut:

 Terletak di antara daerah yang memiliki iklim sub tropis dengan daerah iklim kutub atau iklim dingin
 Terdapat perbedaan variasi suhu yang sangat mencolok, yakni antara musim panas dan juga musim
dingin
 Pertumbuhan tanaman terjadi ketika musim panas, yakni selama 3 hingga 6 bulan
 Ditumbuhi flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau berseragam
 Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang memiliki daun runcing seperti jaru
(tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau sepanjang tahunnya
 Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung, beruang hitam, moosem ajak, dan lynx.

Berdasarkan Sifat Musimnya

Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena musim tersebut
akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Hutan Hujan (baca: ciri- ciri hutan hujan tropis), yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hujan
yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
 Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
 Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
 Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
 Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m, dan membentuk
tudung atau kanopi.
 Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di pepohonan untuk
mendapatkan sinar matahari.
 Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar, babi hutan, serta
beberapa serangga.

2. Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan
yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.
3. Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan yang
berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut adalah
ciri- ciri dari hutan gugur:

 Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
 Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
 Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan
musim gugur
 Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
 Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat diserap dengan baik
 Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika musim dingin
 Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan membentuk
jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat lain
 Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara/ lintang
selatan
 Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban akan meninggi
 Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun apabila musim dingin
tiba
 Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau coklat karena
tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
 Tanda musim panas tiba adalah salju atau es (baca: hujan es) mulai mencair

4. Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki musim
kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh hutan sabana ini:

 Curah hujan di hutan ini adalah antara 90 – 150 cm/ tahun


 Musim kemarau berlangsung lebih lama di hutan ini
 Berupa padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon
 Flora yang hidup di hutan ini seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia, Aucalyptus
 Fauna yang hidup di hutan ini seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa jenis
serangga
Berdasarkan ketinggian tempatya
Hutan juga dibedakan atas dasra ketinggian tempat dimana hutan itu berada. Ketinggian tempat
merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi kedaaan hutan tersebut. Berikut adalah pembagian
jenis hutan berdasarkan ketinggian tempatnya:

1. Hutan pantai (baca: manfaat pantai) atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau
berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian pantai.
Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
2. Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
3. Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah
pegunungan bagian bawah.
4. Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
5. Hutan kabut atau mist forest.
6. Hutan elfin atau alpine forest.

Berdasarkan Kondisi Tanah


Kondisi tanah juga termasuk salah satu hal yang membedakan ekosistem hutan. berdasarkan kondisis
tanah, ekosistem hutan dibedakan menjadi:

1. Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis tanah berupa tanah
kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang mudah ditumbuhi pepohonan.
Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya
jenis pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa gambut.
Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk mengenal lebih
jauh mengenai hutan ini, baca ciri- ciri hutan rawa gambut.
3. Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
4. Hutan kerangas atau hutan health forest.

Berdasarkan Pepohonan yang Mendominasi


Pepohonan yang ada di dalam suatu hutan merupakan komponen utama. Jenis hutan juga dapat dilihat
dari pepohonan yang tumbuh mendominasi dalam hutan tersebut. Berdasarkan pepohonan yang
mendominasi, jenis hutan ini contohnya adalah:

1. Hutan pinus (pine forest)


2. Hutan jati
3. Hutan ekaliptus
4. Hutan dipterokarpa, dan lain sebagainya.

Itulah beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu
hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan
kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.

Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena musim tersebut
akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:

1. Hutan Hujan (baca: ciri- ciri hutan hujan tropis), yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hujan
yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
 Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
 Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
 Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
 Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m, dan membentuk
tudung atau kanopi.
 Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di pepohonan untuk
mendapatkan sinar matahari.
 Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar, babi hutan, serta
beberapa serangga.

2. Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan
yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.
3. Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan yang
berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut adalah
ciri- ciri dari hutan gugur:

 Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
 Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
 Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan
musim gugur
 Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
 Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat diserap dengan baik
 Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika musim dingin
 Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan membentuk
jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat lain
 Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara/ lintang
selatan
 Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban akan meninggi
 Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun apabila musim dingin
tiba
 Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau coklat karena
tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
 Tanda musim panas tiba adalah salju atau es (baca: hujan es) mulai mencair

4. Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki musim
kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh hutan sabana ini:

 Curah hujan di hutan ini adalah antara 90 – 150 cm/ tahun


 Musim kemarau berlangsung lebih lama di hutan ini
 Berupa padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon
 Flora yang hidup di hutan ini seperti tumbuhan gerbang, rumput, Acacia, Aucalyptus
 Fauna yang hidup di hutan ini seperti gajah, macan tutul, kijang, zebra, singa, kuda, dan beberapa jenis
serangga

Berdasarkan ketinggian tempatya


Hutan juga dibedakan atas dasra ketinggian tempat dimana hutan itu berada. Ketinggian tempat
merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi kedaaan hutan tersebut. Berikut adalah pembagian
jenis hutan berdasarkan ketinggian tempatnya:

1. Hutan pantai (baca: manfaat pantai) atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau
berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian pantai.
Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
2. Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
3. Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah
pegunungan bagian bawah.
4. Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
5. Hutan kabut atau mist forest.
6. Hutan elfin atau alpine forest.

Berdasarkan Kondisi Tanah


Kondisi tanah juga termasuk salah satu hal yang membedakan ekosistem hutan. berdasarkan kondisis
tanah, ekosistem hutan dibedakan menjadi:

1. Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis tanah berupa tanah
kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang mudah ditumbuhi pepohonan.
Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya
jenis pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa gambut.
Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk mengenal lebih
jauh mengenai hutan ini, baca ciri- ciri hutan rawa gambut.
3. Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
4. Hutan kerangas atau hutan health forest.

Berdasarkan Pepohonan yang Mendominasi


Pepohonan yang ada di dalam suatu hutan merupakan komponen utama. Jenis hutan juga dapat dilihat
dari pepohonan yang tumbuh mendominasi dalam hutan tersebut. Berdasarkan pepohonan yang
mendominasi, jenis hutan ini contohnya adalah:

1. Hutan pinus (pine forest)


2. Hutan jati
3. Hutan ekaliptus
4. Hutan dipterokarpa, dan lain sebagainya.

Itulah beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu
hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan
kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.
Hutan Buatan : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, dan Dampaknya
Manusia dan makhluk hidup lainnya yang hidup di dunia sangat membutuhkan udara untuk bernafas.
Tanpa adanya udara manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan bisa bertahan hidup lama bahkan
dalam waktu yang singkat. Udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang sangat vital
keberadaannya bagi makhluk hidup. Bahkan udara merupakan sumber daya alam yang paling
dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bertahan hidup dalam jangka waktu singkat.

Udara di Bumi
Udara yang ada di Bumi ini mengandung berbagai jenis gas yang mana masing- masing gas tersebut
mempunyai sifatnya masing- masing. Beberapa gas mempunyai sifat yang positif atau mempunyai
banyak manfaat, namun beberapa gas lainnya mempunyai sifat negatif bagi makhluk hidup. Namun gas-
gas ini akan memunculkan reaksi negatifya ketika jumlah gas tersebut sudah berlebihan.

Ketika gas tersebut dalam jumlah atau kadar yang normal, maka tidak akan mendatangkan suatu
dampak negatif yang berarti (baca: cara menjala kelestarian udara). Salah satu gas yang mempunyai
sifat positif atau mendatangkan manfaat bagi manusia adalah Okisgen. Oksigen di Bumi diproduksi oleh
pepohonan yang ada di Bumi melalui proses fotosintesis yang berlangsung pada pagi atau siang hari.
Maka dari itu ketika kita berada di bawah pohon saat siang hari, lebih terasa sejuk daripada tidak di
bawah pohon. Sebaliknya, ketika malam hari pohon akan menghasilkan karbondioksida dan menyerap
Oksigen.

Peranan pohon bagi udara


Pohon merupakan makhluk hidup yang sangat bermanfaat. Ada banyak sekali manfaat dari pohon yang
akan kita dapatkan, tidak hanya bagi manusia namun juga bagi kesehatan Bumi ini. Sebagai penghasil
oksigen yang merupakan gas penting bagi manusia di siang hari, pohon juga mempunyai fungsi lainnya
yang pastinya penting bagi manusia. Fungsi pohon yang lainnya adalah menyimpan cadangan air,
mencegah terjadi banjir, mencegah erosi tanah, dan lain sebagainya. Karena pepohonan ini merupakan
makhluk hidup yang mengandung banyak manfaat, maka keberadaannya sangat perlu di lestarikan.

Keberadaan pepohonan ini juga perlu ada dimana saja agar setiap sudut lingkungan mendapatkan
kesegaran dan juga manfaat dari pohon tersebut. Karena manfaat pohon ini sangat dibutuhkan oleh
semua aspek lingkungan, maka hutan sebagai lahan yang ditumbuhi banyak pohon. Hutan mempunyai
banyak sekali manfaat yang sangat penting bagi lingkungan bahkan Bumi. Manfaat hutan yang
merupakan paru- paru dunia ini antara lain keseimbangan iklim, menetralkan gas- gas beracun di udara,
menyimpan cadangan air, mencegah erosi tanah, mencegah terjadinya banjir (baca: jenis-jenis banjir),
dan masih banyak lagi.

Jenis jenis hutan


Berbicara mengenai hutan, ada banyak sekali jenis hutan yang ada di dunia ini, baik yang terbentuk oleh
alam maupun dengan campur tangan manusia. Beberapa jenis hutan antara lain adalah hutan hujan
tropis, hutan sabana, hutan tundra,hutan taiga, hutan stepa, hutan rawa gambut, hutan bakau dan lain
sebagainya. Selain itu juga ada lagi jenis- jenis hutan yang dilihat dari fungsinya, seperti hutan
konservasi, hutan lindung, hutan cagar alam, dan lain sebagainya. Jenis hutan berdasarkan fungsinya
tersebut, sedikit atau banyak memerlukan camput tangan masnusia dalam pembentukannya. Selain
hutan yang terbentuk secara alami, ada pula hutan yang dibentuk sengaja oleh manusia. Hutan yang
seperti ini dinamakan dengan hutan buatan. Artikel ini akan membahas mengenai hutan buatan secara
lebih lengkap.

Pengertian Hutan Buatan


Hutan buatan merupakan sebuah hutan yang mana keberadaannya bukan disebabkan karena proses
alam, namun karena sengaja dibuat dan dibudayakan oleh manusia. Karena merupakan buatan oleh
manusia maka hutan ini memiliki sifat yang sedikit berbeda dengan jenis hutan lainnya yang terbentuk
karena alam.
 Karakteristik Hutan Buatan
Hutan buatan merupakan hutan yang dibuat karena campur tangan manusia. maka dari itulah hutan jenis
ini mempunyai karakteristik yang khusus bila dibandingkan dengan hutan yang lainnya, sehingga lebih
mudah dikenali. Beberapa karakteristik dari hutan buatan antara lain adalah sebagai berikut:

 Memiliki karakteristik homogen, baik dilihat dari segi jenis tanamannnya, umur tanamannya, maupun
metode penanamannya.
 Perkembangannya dapat dikontrol oleh manusia
 Bisa berada di tengah- tengah pemukiman atau tegah kota
 Terlihat lebih rapi daripada hutan alami
 Biasanya pepohonannya dimanfaatkan untuk kepentingan industri
 Biasnya jenis fauna atau binatang yang hidup di hutan buatan tidak banyak dan bervariasi seperti hutan
alami

Itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hutan buatan ini yang mungkin saja sulit untuk kita temui
di hutan lain yang terbentuk karena alami.

Jenis- jenis Hutan Buatan


Hutan buatan tidak hanya terdiri dari satu jenis saja. Terdapat beberapa jenis hutan buatan yang dapat
kita temui antara lain:

 Hutan karet
 Hutan pinus
 Hutan sengon
 Hutan Tusam
 Hutan Jati
 Hutan Mlanding, dsb.

 Manfaat Hutan Buatan


Hutan buatan sengaja dibuat untuk mendatangkan suatu manfaat tertentu, oleh karena itu hutan buatan
ini tentu saja mempunyai banyak sekali manfaat. Secara umum hutan buatan ini akan mendatangkan
manfaat untuk lingkungan sekitar dan bagi sesama makhluk hidup lainnya. Beberapa manfaat dari hutan
buatan:

1. Sebagai penyeimbang alam

Salah satu tujuan hutan buatan dihadirkan adalah untuk sebagai penyeimbang alam, terutama apabila
hutan buatan ini dihadirkan di tengah- tengah kota. Kawasan perkotaan yang sarat akan polusi ini
menjadi tidak sehat bagi pernafasan manusia dan akan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi
lingkungan. Oleh karena itulah polusi yang ada di perkotaan ini perlu dinetralisir dengan oksigen yang
diproduksi oleh pepohonan dari hutan buatan tersebut. Selain itu banyaknya hutan- hutan yang ditebangi
secara liar oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab memicu hutan buatan ini dibangun oleh
manusia. Pembangunan hutan ini sengaja dilakukan sebagai penyeimbang alam.
2. Sebagai suatu wujud penghijauan

Penghijauan sangat perlu dilakukan sebagai wujud pembersihan terhadap kotoran- kotoran yang ada di
alam. Salah satu wujud kotoran yang ada di alam ini adalah gas- gas dan zat- zat yang tidak terpakai
yang dihasilkan dari berbagai macam proses aktivitas manusia. Penghijauan akan membantu menetralisir
zat- zat yang tidak berguna yang bisa membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

3. Memenuhi kebutuhan industri manusia

Hutan buatan mempunyai fungsi lainnya, yakni untuk memenuhi kebutuhan industri suatu perusahaan.
Salah satu tujuan dibangunnya hutan buatan ini memang sengaja menyediakan bahan baku industri
tertentu. seperti misalnya pabrik kertas yang sengaja membuat hutan pinus agar mudah memouroleh
bahan baku yang berupa kayu pinus. Atau hutan jati yang dimiliki oleh suatu perusahaan furniture agar
mudah mendapatkan bahan baku berupa kayu jati.

4. Sebagai objek wisata

Salah satu fungsi dari hutan buatan adalah sebagai objek wisata atau rekreasi. Karena hutan wisata ini
sengaja dikembangkan oleh manusia, maka biasanya kenampakan hutan tersebut lebih rapi daripada
jenis hutan yang alami. Contoh kerapiannya terletak pada usia pohon yang relatif sama sehingga
membuat pepohonan ini mempunyai tinggi yang sama pula. Karena tampak lebih rapi inilah
memunculkan daya tarik hutan buatan ini sebagai salah satu objek untuk berwisata.

Itulah beberapa manfaat yang dihasilkan dari adanya hutan buatan ini. Selain mempunyai manfaat, hutan
buatan ini mempunyai dampak lain.

 Dampak Negatif Hutan Buatan


Sebagai hutan yang sengaja dibuat oleh manusia, tidak selamanya hutan buatan ini mempunyai dampak
positif atau manfaat. Adakalanya hutan buatan ini menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak
negatif yang dihasilkan oleh hutan buatan antara lain:

1. Mengurangi lahan

Hutan buatan yang di tengah kota akan menimbulkan pengurangan pada lahan perkotaan yang
seharusnya bisa digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan industri maupun
pemukiman warga. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya lahan di daerah perkotaan
sangatlah berharga, maka penggunaan lahan untuk pembangunan hutan buatan (apalagi yang berada di
tengah kota) ini akan mengurangi fungsi lahan untuk yang lainnya.

2. Memperkaya satu pihak

Hutan buatan yang sengaja dibuat oleh salah satu pihak hanya akan memperkaya satu pihak saja dan
bukan untuk kesejahteraan bersama. Ketika yang diuntungkan hanya salah satu pihak saja, maka hal ini
akan menimbulkan konotasi yang bersifat negatif. Berbeda apabila hutan digunakan untuk kepentingan
umum, seperti hutan kota dan lainnya.

3. Jika digunakan untuk penelitian maka kurang maksimal

Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh hutan buatan ini apabila digunakan sebagai objek penelitian
maka kurang maksimal. Hal ini karena tanaman yang dimiliki oleh hutan buatan ini cenderung homogen,
maka jika digunakan untuk penelitian hasilnya kurang maksimal. Pasalnya, penelitian akan lebih bagus
apabila melibatkan beberapa macam atau jenis keanekaragaman hayati yang tidak dimiliki oleh hutan
buatan.

Itulah beberapa macam dampak negatif adanya hutan buatan, baik yang lokasinya di tengah hutan
maupun tidak. Selain dampak negatif, hal di atas juga mencakup kelemahan yang dimiliki oleh hutan
buatn apabila dibandingkan dengan hutan alami.

Hutan Cadangan: Pengertian, Karakterstik dan Fungsinya


Diantara banyak jenis- jenis hutan berdasarkan tempat tingginya, jenis hutan berdasarkan jenis
fungsinya dan jenis lainnya, mungkin yang masih asing di telinga kita adalah mengenai hutan cadangan.
Seperti namanya, hutan cadangan sendiri merupakan hutan yang difungsikan sebagai cadangan
untuk hutan produksi, hutan lindung, hutan wisata, hutan suaka alam maupun hutan lainnya, yang mana
belum ditentukan secara pasti. Sehingga yang namanya hutan cadangan ini adalah lahan yang dipenuhi
oleh pepohonan seperti halnya hutan biasa, namun arah kemana hutan tersebut akan dibawa belum
ditentukan. Dengan demikian hutan ini bisa digunakan sebagai cadangan hutan- hutan yang lainya,
selama beum ditemukan secara pasti.

 Karakteristik Hutan Cadangan


Hutan cadangan adalah satu jenis hutan berdasarkan kategori fungsi yang dimilikinya. Hutan cadangan
meskipun memiliki fungsi yang belum terarah dengan pasti namun sudah banyak digunakan oleh
manusia, khususnya dalam pertanian atau penanaman tanaman pangan dan juga dalam hal pemukiman.
Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hutan cadangan antara lain sebagai berikut:

1. Sering dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun lahan pemukiman bagi penduduk yang
berada di daerah sekitarnya.

Karena memiliki peruntukkan yang masih belum pasti, maka hutan cadangan banyak difungsikan sebagai
lahan pertanian dari warga maupun sebagai lahan pemukiman. Kita semua mengetahui bahwa
permasalahan bagi rata- rata negara (terlebih negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi) adalah
mengenai lahan pertanian dan juga pemukiman. Banyak hutan- hutan yang rusak karena dikejar
bangunan. Maka dari itulah hutan cadangan ini juga digunakan sebagai lahan pertanian atau pemukiman
karena memang kebutuhan akan keduanya tidak dapat dibatasi. Maka dari itulah hutan cadangan banyak
difungsikan sebagai lahan peranian maupun pemukiman warga yang rumahnya tidak jelas. Selain itu
hasil budidaya tanaman pangan kita akan lebih bisa mencukupi kebutuhanmasyarakatnya.

2. Kaya akan berbagai macam tanam pangan maupun sumber pangan

Karakteristik hutan cadangan yang selanjutnya adalah kaya akan tanaman pangan. Hal ini jug tidak lepas
dari pemanfaatkan hutan cadangan untuk pertanian mastarakat. Berbagai tanaman pangan ini ditanam
atau dibudidayakan di hutan cadangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian
kebutuhan masyarakat akan tanaman pangan aan selalu tercukupi. Bahkan tidak hanya untuk mencukupi
kebutuhan saja, jika produksi pangan banyak maka bisa pula untuk dijual sehingga bisa menghidupkan
perekonomian dari warga yang berada di sekitar kawasan tersebut.
3. Digunakan untuk merawat tumbuhan (flora) dan juga hewan (fauna) dengan tujuan supaya
tumbuhan dan hewan tersebut tidak punah

Karakteristik yang selanjutnya adalah hutan cadangan sebagai tempat untuk merawat berbagai macam
flora dan fauna dengan tujuan agar flora dan fauna tersebut tidak punah. Flora atau tanaman dan juga
fauna atau binatang memerlukan habitat khusus yang tidak sama dengan manusia, sehingga harus
diberikan tempat yang cocok, seperti hutan cadangan ini.

Itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hutan cadangan yang biasanya memang belum ditentukan
fungsinya. Selain karakteristik kita juga perlu mengenal mengenai fungsinya.

 Fungsi Hutan Cadangan


Hutan cadangan memiliki beberapa fungsi hutan antara lain sebagai berikut:

 Sebagai tempat melakukan aktivitas pertanian


 Memelihara binatang dan tumbuhan
 Menyeimbangkan udara di sekitarnya
 Mencegah banjir
 Memberikan kesejukan

Nah itulah beberapa fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh hutan cadangan. Adapun beberapa contoh
hutan cadangan yang ada di Indonesia adalah hutan cadangan di Pulau Jawa yang jumlahnya mencapai
20 hektar.

15 Jenis Hutan di Dunia, Ciri-Ciri dan Persebarannya


Hutan adalah suatu wilayah yang terdiri dari sekumpulan vegetasi tumbuhan yang didominasi oleh
pepohonan dan tanaman lainnya yang membentang cukup luas pada suatu areal sehingga menciptakan
iklim tertentu (khas) yang berbeda dengan areal di sekitarnya. Hutan merupakan paru-paru dunia yang
memiliki peran penting. Hutan cukup berpengaruh dalam menyokong kehidupan di bumi ini.
Banyak manfaat hutan baik dari segi ekologis dan ekonomis yang sangat bermanfaat bagi makhluk
hidup.

Jenis hutan di dunia digolongkan menjadi beberapa macam berdasarkan :

1. Jenis Pohonnya

 Hutan Homogen

Hutan ini hanya ditumbuhi satu jenis pohon/tumbuhan utama saja. Biasanya merupakan hutan buatan
ditujukan untuk keperluan tertentu seperti penghijauan, reboisasi serta keperluan industri. Contohnya
hutan pinus, hutan jati, hutan akasia, hutan cemara, hutan kayu putih, hutan bambu, dan lain-lain.

 Hutan Heterogen

Hutan heterogen memiliki arti kebalikannya, yaitu hutan yang memiliki beragam jenis pohon/tumbuhan
misalnya hutan rimba, hutan lindung, dan hutan suaka alam. Umumnya berada di daerah tropis dengan
curah hujan tinggi seperti di kawasan Asia Tenggara, Australia Timur Laut, Amerika Tengah, Amerika
Selatan, dan Afrika. Di Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Irian Jaya.

2. Tujuan dan Fungsinya

 Hutan Wisata adalah hutan yang dibina dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata.
 Hutan Produksi adalah hutan yang dimanfaatkan hasil kayu maupun non kayu untuk keperluan industri.
 Hutan Suaka Alam adalah hutan yang memiliki sifat khas yang bertujuan untuk melindungi
keanekaragaman hayati (alam) baik flora, fauna maupun ekosistemnya.
 Hutan Lindung adalah hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian tanah dan tata air wilayah.

3. Proses Terjadinya

 Hutan alamiah (asli) adalah hutan yang proses terbentuknya secara alami, tidak ada campur tangan
manusia. Contoh hutan rimba.
 Hutan buatan adalah hutan yang proses terbentuknya terdapat campur tangan manusia dengan tujuan
tertentu. Contoh beberapa hutan homogeny.

4. Iklim

 Hutan hujan tropis : memiliki curah hujan tinggi.


 Hutan hujan iklim sedang : hutan raksasa yang banyak ditemukan di sepanjang Pantai Pasifik Amerika
Utara dan California hingga ke Negara bagian Washington serta di wilayah Australia (hutan dengan
pohon tertinggi di dunia).
 Hutan musim tropik : beriklim basah tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang terdapat di
kawasan India dan Asia Tenggara.
 Hutan pegunungan tropik : mirip dengan hutan hujan iklim sedang tetapi struktur/karakteristiknya
berbeda.
 Hutan gugur iklim sedang : dapat ditemukan di wilayah Eropa, Amerika Serikat, Amerika Tengah, Chile,
dan Asia Timur.
 Taiga : tumbuhan jenis conifer, taiga terbesar di dunia terdapat di wilayah Asia, Eropa, dan Amerika
Utara.
 Hutan Sabana : padang rumput tropis diselingi pohon-pohon besar umumnya merupakan peralihan
antara hutan dan padang rumput terdapat di Australia dan Brasilia.
 Hutan lumut : terdapat di daerah ketinggian 2500 m terdapat pohon-pohon kerdil yang ditumbuhi lumut
dan kerak.
 Gurun : daratan yang tidak ada tumbuhan kecuali beberapa jenis kaktus

5. Sifat Tanahnya
Menurut sifat tanahnya dibedakan menjadi tiga yaitu hutan rawa (gambut, air tawar, dan bakau), hutan
pantai dan hutan pegunungan.

6. Tujuannya
 Hutan Konversi
 Hutan Lindung
 Hutan Produksi terbatas dan Produksi tetap
 Hutan konservasi dan Taman Nasional
Persebaran Hutan di Dunia
Persebaran hutan di seluruh dunia beraneka macam dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
perubahan iklim, tinggi rendah permukaan tanah, dan sifat tanah setempat. Wilayah dengan
curah hujan yang tinggi/rendah akan berpengaruh terhadap jenis hutan. Begitu juga dengan
perbedaan suhu antara dataran tinggi dan dataran rendah. Ada banyak negara di dunia yang
memiliki hutan yang lebat dan luas. Berikut adalah penggolongan hutan di seluruh dunia secara
garis besar :
1. Hutan Daun Jarum Daerah Boreal/Taiga (Borealconifer Forest)
Berada di sebelah utara dari 60oC LU seperti Rusia dan kanada, mempunyai suhu bulanan rata-
rata -20oC – 10oC (musim dingin yang panjang dalam satu tahun), curah hujan 400 -750 mm /
tahun. Jenis pohon Pinus, Picea, Larix, dan Abies
2. Hutan Daun Jarum Daerah Dingin dan Daerah Sedang
Suhu bulanan rata-rata -10οC – 20oC dan curah hujan dalam satu tahun antara 150 mm – 1.000
mm. Terdapat di Amerika Utara, Selatan, Eropa, Asia Tenggara, dan Afrika dengan jenis pohon
: Pinus, Picea, Larix, Abies, Agathis, Podocarpus, Araucaria, dan Taxodium.
3. Hutan Campuran Daerah Dingin (Temperate Mixed Forest)
Suhu bulanan rata-rata -5oC – 18oC, curah hujan 250 mm – 100 mm er tahun. Jenis pohon :
daun jarun (Conifer) seperti Pinus, Picea, Larix, Agathis, Podocarpus, Araucaria; dan pohon daun
lebar (broad leaves) seperti Salix, Castanea, Eucalyptus, dan Liriodendron terdapat di Australia,
Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Selatan
4. Hutan Daerah Sedang (Sub-Tropical Evergreen Forest)
Suhu bulanan rata-rata 10oC -20oC, curah hujan 250 mm- 100 mm per tahun. Terdapat di Asia
(China Selatan, Jepang Selatan, Pegunungan Himalaya di bawah 150m di atas permukaan laut,
Australia Utara, New Zealand dan Amerika (Flrida, Chilli, Brazilia Tenggara dan Pegunungan
Andes ketinggian mencapai 1.500 m di atas permukaan laut).
5. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)
Tersebar di wilayah sekitar equator, suhu bulanan rata-rata 20oC – 50oC dengan suhu terdingin di
atas 18oC, curah hujan tinggi sepanjang tahun (2.000mm – 5.000mm), tingkat kelembapan tinggi.
Hutan heterogen dengan jenis Swietinia, Mora, Cedrella, Ocotea, Virolla (Amerika); Terminalia,
Khaya, Triplochiton, Anchomea (Afrika); Dipterocarpus (Asia Tenggara). Hutan hujan
tropis terdapat di Asia Tengara (Indonesia, Filipina, dan Malaysia), Afrika (Lembah Congo, Zaire,
Nigeria, Kenya), Amerika Tengah, Amerika Selatan (Lembah Amazone). Hutan Hujan tropis
terbesar yaitu Daintree, Australia; Ecuador’s Cloud Forest; The Amazon Rain Forest; Alaska’s
Rainforest; Sapo National Park, Liberia.
6. Hutan Basah Gugur Daun Daerah Tropis (Tropical Moist Deciduous Forest)
Suhu bulanan rata-rata 22oC – 27oC, curah hujan antara 1.250 mm – 2.000 mm per tahun, eriode
kering antara 4-6 bulan. Jenis pohon: hutan muson (jati, Shorea),
bamboo, Terminalia, Khaya dan Swetenia terdapat di daerah Asia Tenggara, Amerika dan Afrika.
7. Hutan Kering Gugur Daun Daerah Tropis (Tropical Deciduous)
Suhu bulanan rata-rata 21oC – 32oC, curah hujan < 1.250 mm per tahun, periode bulan kering 6
– 11 bulan. Terdapat di Afrika, Asia, Amerika, dan Australia. Jenis
pohon: Khaya dan Anogeisus (Sudan); Jati (Asia); Swetenia (New Mexico, Brazilia Tengah,
Argentina); dan Eucaplytus (Australia).
8. Hutan Sabana (Savanna Woodland)
Suhu bulanan rata-rata -15oC – 25oC, curah huan 90 mm – 1.500 mm per tahun, periode bulan
kering antara 4 – 5 bulan. Jenis tanaman relatif kebal pada tingkat kelempaban dan kadar curah
hujan rendah. Vegetasi terdiri atas padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi/perdu.
Terdapat di Eropa, Australia, Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Utara.
9. Hutan Belukar dan Berduri (Thorm and Scrul Forest)
Curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun, periode bulan kering lebih dari 6 bulan per satu
tahun, sebagian besar vegetasi tersebar dengan daun kecil dan berduri serta lapisan bawah yang
rendah.Terdapat di Asia dan Amerika Selatan dengan jenis tanaman Cactus, Leguminoseae,
Bombax, dan Euphorbiasae.
Demikian penjelasan jenis hutan di dunia dan persebarannya. Semoga bermanfaat dan jaga
selalu kelestarian hutan di Indonesia.

Hutan Musim : Pengertian, Jenis, Dan Manfaatnya


Hutan merupakan wilayah yang memiliki banyak tumbuhan lebat berbagai jenis di dalamnya dan
menempati daerah yang cukup luas. Termasuk salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting karena
keberadaanya dapat menampung gas buang karbon dioksida yang dapat menjadi penyebab pencemaran
udara, dan menjadi habitat banyak populasi hewan juga tumbuhan. Hutan tidak hanya tersebar di daerah
dengan banyak hutan hujan tropis (baca: jenis hutan hujan tropis, ciri-ciri hutan hujan tropis, keunikan
hutan hujan tropis, bioma hutan hujan tropis) namun tersebar di seluruh permukaan bumi (baca: struktur
bumi, kerak bumi). Keberadaan hutan dapat ditemukan di iklim yang panas, maupun di daerah yang
berilkim dingin sekalipun, baik dataran rendah maupun dataran tinggi (baca: pengertian, fungsi, dan
pembagian iklim)

Hutan sendiri tebagi dalam beberapa klasifikasi sebagai contoh beberapa klasifikasi hutan berdasarkan
iklimnya seperti hutan hujan tropis (baca: bioma hutan hujan tropis, ekosistem hutan hujan
tropis) berdasarkan tempat tumbuhnya misalnya hutan mangrove (baca: keunggulan hutan
mangrove, ciri-ciri hutan mangrove), berdasarkan fungsinya seperti hutan lindung (baca: fungsi hutan
lindung), berdasarkan dominasi pepohonan seperti hutan homogen atau heterogen, hutan berdasarkan
sifat-sifat pembuatannya, dan ada juga jenis hutan berdasarkan tujuan pengelolaanya.

Dalam artikel ini yang akan kita bahas adalah Hutan Musim yang temasuk dalam klasifikasi hutan
berdasarkan sifat musimnya.

 Pengertian Hutan Musim


Hutan musim merupakan hutan yang termasuk dalam ekosistem darat, berada di daerah yang
beriklim muson tropis (iklim dengan musim kemarau dan hujan), yaitu daerah dengan perbedaan antara
musim kering dan musim basah yang seimbang dan jelas. Biasanya terdapat di wilayah dengan iklim
tropis dan subtropis yang memiliki iklim hangat sepanjang tahun dan mengalami musim kemarau selama
beberapa bulan sehingga memaksa kebanyakan tumbuhan menggugurkan daun-daunnya dan
mempengaruhi populasi mahluk hidup di dalamnya.

Daerah dengan iklim hangat yang memiliki hutan musim meliputi:

 Kepulauan Amerika Tengah


 Amerika Selatan
 Timur Cina
 India
 Selatan Afrika
 Utara Australia
 Pasifik termasuk Indonesia. (Di Indonesia sendiri umumnya hutan musim banyak berada di pulau Jawa,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua)

Karakteristik Hutan Musim


Berikut merupakan karakteristik atau ciri-ciri dari hutan yang bisa disebut dengan butan musim,
diantaranya:
1. Jenis tumbuhan yang ada dalam ekosistem hutan musim didominasi oleh spesies pohon yang
menggugurkan daunnya pada musim kering, maka hutan musim biasa juga disebut hutan gugur daun
2. Tumbuhan yang terdapat di Hutan Musim biasanya membentuk formasi musiman, misalnya pada musim
kemarau daun akan meranggas atau gugur untuk mengurangi penguapan.
3. Lapisan kayunya sangat tebal sehingga bisa bertahan ketika musim kemarau datang.
4. Umumnya jenis tumbuhan yang terdapat pada hutam musim adalah tumbuhan trofopit, yaitu tumbuhan
yang mampu beradaptasi dengan musim hujan dan musim kemarau, juga tahan terhadap kekeringan
panjang.
5. Ciri yang paling khas pada hutan musim akan terlihat ketika perubahan musim karena pada musim hujan
semua vegetasi yang terdapat di hutan musim akan tumbuh dengan sangat lebat dan kebalikannya pada
musim kemarau hampir sebagian besar tumbuhannya akan menggugurkan daunnya.
6. Lamanya daun gugur bergantung kepada persediaan air di dalam tanah sehingga memungkinkan kondisi
yang berbeda-beda akan terlihat walaupun masih dalam satu hutan yang sama. Contoh: jika posisi pohon
berdekatan dengan ekosistem sungai , maka daun akan berguguran secara bergantian.
7. Dan ketika musim hujan datang, pepohonan memproduksi daun-daun baru, biji, dan buah, namun hal ini
terjadi sepanjang persedian air dalam tanah mencukupi.
8. Bunga pohon di hutan musim umumnya dapat terlihat dari bagian luar tajuk, sehingga mudah dilihat oleh
binatang atau serangga-serangga untuk mengambil serbuk sari.
9. Hutan musim biasanya diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang mendominasi hutan tersebut.
Contoh: hutan jati, karena tumbuhan yang tumbuh di hutan tersebut didominasi oleh pohon jati, atau
hutan pinus karena pohon pinus mendominasi hutan tersebut.
10. Didominasi spesies pohon bertajuk satu yang tidak saling tumpang tindih dengan ketinggian pohon rata-
rata 15-35 meter sehingga masih memungkinkannya sinar matahari mencapai tanah (baca: jenis-jenis
tanah) yang menjadi tempat tumbuhnya pohon dan menumbuhkan berbagai macam tanaman lain.
11. Jenis tanaman yang biasanya terdapat di hutan musim adalah tanaman jati, tanaman pinus, cemara dan
akasia.
12. jenis fauna yang hidup pada wilayah hutan musim adalah harimau, babi hutan, rusa, dan monyet kra atau
kera ekor panjang.

 Jenis-jenis Hutan Musim


Hutan musim terbagi dalam beberapa jenis didasarkan pada zona ketinggian tempatnya dan juga
berdasarkan kepada curah hujan di wilayah hutan tersebut, diantaranya:

Hutan Musim Berdasarkan Ketinggian Tempat

 Zona Hutan Musim Bawah

Dinamakan zona hutan musim bawah karena wilayah hutan ini terletak pada ketinggian tempat 0 hingga
1.000 m dari permukaan laut. Di Indonesia sendiri, zona hutan musim bawah banyak terdapat di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Spesies pohon yang merupakan ciri khas tipe ekosistem zona hutan
musim bawah antara lain: Tectona grandis, Acacia leucophloea, Aetinophora fragrans, Albizzia chinensis,
Azadirachta indica, Caesalpinia digyna, Eucalyptus alba, Santalum album, Melaleuca leucadendron,
Eucalyptus spp., Corypha utan, Timonius cerycus, dan Banksia dentate.

 Zona Hutan Musim Atas

Dinamakan zona hutan musim atas karena hutan musim ini terdapat wilayah dengan ketinggian 1.000
hingga 4.100 meter di atas permukaan laut. Tanaman yang khas pada zona hutan musim atas ini
diantaranya Casuarina junghuhnianase, Eucalyptus spp, dan yang sering kita jumpai adalah Pinus
merkusii.
Hutan Musim Berdasarkan Curah Hujan

 Hutan Gugur Daun Lembab (Tropical Moist Deciduous Forest)

Dinamakan hutan gugur daun lembab karena hutan musim jenis ini terbentuk di daerah dengan curah
hujan 1500 hingga 4000 mm per tahun. Biasanya memiliki musim kemarau selama 4-6 bulan dalam satu
tahun.

 Hutan Gugur Daun Kering (Tropical Dry Deciduous Forest)

Hutan gugur daun kering merupakan jenis hutan musim yang berada pada wilayah dengan curah hujan
1500 mm per tahun. Biasanya memiliki musim kemarau yang lebih dari 6 bulan dalam satu tahun.

Manfaat Hutan Musim


Hutan musim juga mempunyai peranan yang cukup besar terhadap keberlangsungan ekosistem di bumi,
diantaranya:

1. Karena sebagian besar spesies tumbuhan yang berada di wilayah ini sangat kuat sehingga bermanfaat
untuk menampung dan menyimpan air tanah (baca: jenis-jenis air tanah)
2. Mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor (baca: penyebab banjir dan tanah longsor).
3. Pencegah hal-lah penyebab abrasi
4. Selain wilayah hutan musim dikenal sebagai penghasil jenis-jenis sumber daya alam seperti kayu-kayuan
dan hasil hutan lainnya.
5. Terakhir sebagai penyeimbang iklim bumi dimana hutan musim juga membantu dalam penyerapan
karbon dioksida dan mencegah pemanasan global

Bioma Taiga : Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Manfaatnya


Bioma adalah ekosistem besar dengan daerah luas yang terdiri dari flora dan fauna yang khas dan juga
terdapat flora fauna yang dilindungi yang terbentuk karena adanya perbedaan letak geografis dan
astronomis. Sedangkan Taiga berasal dari bahasa Rusia yang mempunyai arti hutan. Jadi, Bioma Taiga
adalah suatu ekosistem yang berada di hutan yang didalamnya hanya terdapat satu spesies pohon yang
sejenis. Spesies tersebut misalnya seperti pinus, konifer, cemara dan lainnya yang sejenis.

Lokasi Bioma Taiga


Bioma Taiga terletak pada wilayah iklim subtropis dengan letak astronomisnya adalah 60º sampai
70º garis Lintang Utara atau garis Lintang Selatan. Bioma Taiga menempati wilayah mulai dari
perbatasan dengan wilayah bioma tundra sampai sekitar 800 km ke sebelah selatan. Bioma ini banyak
ditemukan pada wilayah bumi bagian utara misalnya seperti di Rusia, Siberia, Alaska dan Kanada. Bioma
Taiga ini merupakan bioma yang memiliki wilayah terluas dibandingkan dengan bioma – bioma yang ada
di bumi ini yang wilayahnya melintasi Amerika Utara bagian Utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan
tundra Arktik.
 Ciri – Ciri Bioma Taiga
Ciri – ciri yang ada pada Bioma Taiga antara lain:

 Bioma Taiga berada pada iklim subtropis


 Memiliki curah hujan sekitar 35 – 40 cm/ tahun
 Tumbuhan yang tumbuh pada bioma ini berjenis homogen karena hanya terdiri dari satu spesies pohon
saja, dominannya yaitu tumbuhan konifer yang mampu bertahan terhadap suhu yang dingin
 Bentuk daun dari tumbuhan yang hidup pada Bioma Taiga berbentuk seperti jarum dan berlapis zat lilin
yang berfungsi untuk pertahanan terhadap kekeringan
 Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas, yaitu sekitar 3 – 6 bulan
 Perbedaan suhu pada musim panas dan musim dingin sangat tinggi
 Selama musim dingin, terjadi hujan salju yang lebat
 Musim dingin mempunyai durasi yang cukup panjang, sedangkan musim kemarau sangat singkat
 Pada musim dingin lantai hutan tertutup es akibat turunnya salju yang lapisannya dapat mencapai 2
meter dibawah permukaan tanah
 Suhu yang dingin menyebabkan penguapan air menjadi sangat jarang sehingga lingkungan menjadi
sangat lembab
 Suhu pada musim panas berkisar antara -7° C sampai 21° C
 Suhu pada musim dingin berkisar antara -54° C sampai -1° C
 Merupakan daerah resapan air
 Tanah pada Bioma Taiga merupakan tanah yang asam
 Tumbuhan yang ada di Taiga ini selalu berwarna hijau sepanjang tahun meskipun pada waktu itu adalah
musim dingin dengan suhu yang sangat rendah
 Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, umumnya hanya terdiri atas dua atau tiga jenis tumbuhan

Komponen Bioma Taiga


Didalam wilayah Bioma Taiga terdapat komponen – komponen penyusun yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain, diantaranya yaitu :

1. Komponen Biotik, yaitu terdiri dari tumbuhan, hewan dan pengurai,


2. Komponen abiotik, yaitu terdiri dari air, udara, cahaya, jenis – jenis tanah dan suhu.

 Jenis Flora dan Fauna Bioma Taiga


Jenis Flora
Keanekaragaman tumbuhan pada bioma taiga cukup rendah dan vegetasinya seragam yang didominasi
oleh pohon-pohon konifer. Tumbuhannya selalu hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin
dengan suhu sangat rendah, hal ini merupakan suatu adaptasi bagi tumbuhan agar tumbuhan tersebut
mampu menyerap panas lebih banyak dan mampu berfotosintesis lebih awal.

Dengan lingkungan abiotik yang cukup ekstrem, maka tidak banyak tumbuhan yang mampu tumbuh pada
lingkungan bioma ini. Tumbuhan konifer ini memiliki struktur morfologi daun yang berbentuk seperti jarum
dan akar yang kuat. Daun yang berbentuk jarum ini dilindungi oleh lapisan lilin. Struktur daun seperti ini
merupakan struktur yang merupakan bentuk adaptasi yang sangat cocok pada lingkungan bioma
taiga. Struktur ini dapat membuat tumbuhan bertahan dari suhu yang sangat dingin dan pada suhu yang
panas, serta membuat tumbuhan konifer tetap kokoh dari tumpukan salju. Maka dari itu, tumbuhan
konifer sangat mendominasi bioma ini.

Jenis tumbuhan konifer adalah seperti pohon pinus dan cemara. Selain tumbuhan konifer, bioma ini juga
ditumbuhi oleh lumut kerak serta lumut pada permukaan tanahnya

Jenis Fauna
Bioma Taiga tidak memiliki banyak spesies fauna seperti yang terjadi pada bioma hutan hujan
tropis atau bioma hutan gugur. Karena hanya fauna – fauna tertentu saja yang dapat bertahan pada
lingkungan yang cukup ekstrem pada Bioma Taiga. Fauna yang mampu beradaptasi dengan iklim yang
didominasi dengan suhu rendah ialah jenis hewan mamalia yang dilengkapi dengan rambut atau jaringan
lemak yang tebal.

Pada beberapa hewan – hewan yang hidup dan berkembang pada Bioma Taiga mampu beradaptasi
dengan mengubah warna rambut atau bulunya ketika musim berubah. Misalnya seperti pada musim
dingin yang ditutupi salju, beberapa hewan mampu mengubah warna sesuai dengan warna salju,
contohnya seperti pada kelinci salju. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan diri terhadap pemangsa
serta penyimpanan panas pada suhu yang rendah.

Jenis fauna yang terdapat di bioma ini antara lain adalah beruang hitam (grizily), tupai, gagak hitam,
kelinci snowshoe, kucing salju, burung-burung yang bermigrasi, rusa kutub, dan srigala.

Burung – burung yang bermigrasi ini akan datang ke daerah hutan taiga ketika musim panas datang.
Sedangkan pada musim dingin, burung tersebut bermigrasi ke tempat yang lebih hangat. Selain itu,
terdapat juga berbagai serangga yang mendominasi keadaan tertentu, misalnya seperti kumbang, semut,
lebah, capung dan aphids.

 Manfaat Bioma Taiga


Wilayah Bioma Taiga memiliki beberapa manfaat yang sangat penting bagi kehidupan, diantaranya yaitu :

 Bioma Taiga merupakan daerah yang pohonnya berfungsi sebagai penghasil kayu. Kayu- kayu
tumbuhan konifer sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas
 Bioma Taiga juga berperan dalam mempertahankan kesuburan lapisan tanah, mencegah terjadinya
erosi, mencegah terjadinya jenis – jenis banjir dan sebagai tempat untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati
 Bioma Taiga merupakan wilayah penghasil oksigen dan pengatur iklim
 Bioma Taiga dapat menjadi pengatur tata air tanah, dan sebagai penyimpan air tanah
 Pohon pinus pada wilayah hutan Taiga memiliki peranan penting, diantaranya yaitu sebagai bahan
Pycnigenol, yaitu merupakan ekstrak dari flanovol dan bioflavonoid yang kaya akan antioksidan yang
dapat digunakan sebagai obat untuk meringankan peredaran darah, nyeri lutut, kram menstruasi, bahkan
obat untuk meningkatkan memori pada orang lanjut usia. Dan kulit pohon pinus dan daun jarumnya
mengandung banyak vitamin C
 Wilayah Bioma Taiga yang merupakan daerah jenis – jenis hutan pinus sudah diteliti dapat
menghilangkan stress jika kita berjalan – jalan sedikitnya 15 menit didalamnya. Selain itu dapat juga
meredakan pilek, sinus, sesak napas, dan bronchitis.
Bioma Hutan Gugur : Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Manfaatnya
merupakan sebuah ekosistem pada daerah yang luas yang terdiri dari flora dan fauna yang khas di
dalamnya. Ekosistem ini terbentuk karena adanya perbedaan letak geografis dan astronomis. Sedangkan
Hutan gugur adalah salah satu jenis hutan yang mengalami empat musim yakni panas, dingin, semi dan
gugur. Jadi Bioma Hutan Gugur adalah sebuah ekosistem yang terdiri dari flora dan fauna khas yang ada
pada wilayah hutan yang mengalami empat musim.

Letak Bioma Hutan Gugur


Bioma hutan gugur terdapat terletak pada antara 30º – 40º garis Lintang Utara dan garis Lintang Selatan
dengan wilayah beriklim sedang. Contohnya adalah pada wilayah Amerika Serikat di bagian timur, ujung
selatan benua Amerika, Asia Tengah, Asia Timur seperti pada negara China, Korea dan Jepang, dan
Eropa bagian Tengah serta Australia.

 Ciri – Ciri Bioma Hutan Gugur


Ciri – ciri yang ada pada Bioma Hutan Gugur adalah antara lain:

 Memiliki Curah Hujan sekitar 750 mm – 1.000 mm / tahun


 Memiliki suhu yang sangat rendah pada saat musim dingin, yaitu mencapai – 30 C dan sangat panas
pada saat musim panas, yaitu mencapai 30 C
 Mempunyai empat musim didalamnya, yaitu musim semi, musim panas, musim dingin dan musim gugur
 Masing – masing musim rata – rata berlangsung selama tiga bulan saja
 Tumbuhan yang ada pada iklim sedang menggugurkan daunnya pada waktu musim dingin, sedangkan
yang berada pada iklim tropis menggugurkan daunnya pada musim panas
 Keanekaragaman jenis tumbuhannya tidak terlalu banyak
 Pohon yang tumbuh rata – rata tinggi tetapi memiliki bentuk daun yang tidak terlalu lebar
 Jenis pohon yang tumbuh sedikit dan tidak terlalu rapat dikarenakan oleh unsur cahaya matahari yang
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan hanya terjadi pada musim panas dan semi
 Tanahnya cukup subur karena saat daun berguguran, daun tersebut banyak tergeletak di lantai lalu
mengalami pembusukkan, lalu nutrisi yang terkandung dalam daun diserap oleh lapisan tanah
 Memiliki dua jenis struktur tanah, yaitu :
Alfisol, merupakan struktur tanah pada wilayah hutan gugur yang kaya akan sumber-sumber nutrisi di
permukaan tanah yang berasal dari dedaunan yang gugur. Nutrisi tersebut didapatkan dari proses
penguraian yang dilakukan oleh cacing tanah.
Ultisol, merupakan struktur tanah yang terdapat di wilayah dengan suhu panas dan terdapat peningkatan
iklim yang tinggi. Tanah jenis ultisol merupakan tanah yang sedikit unsur hara, sehinnga selalu
mengalami degradasi tetapi sering dijadikan lahan pertanian.

 Jenis Flora dan Fauna Bioma Hutan Gugur


Jenis Flora
Jenis Flora yang terdapat pada bioma hutan gugur antara lain adalah seperti bunga sakura, pohon oak,
pohon basswood, pohon maple, pohon jati, pohon pinus, pohon angsana, pohon cemara, bambu, palem,
pakis, dan eucalyptus.
Jenis flora yang mendominasi umumnya merupakan tumbuhan tropofit, yaitu tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan musim, Pohon-pohon yang ada pada bioma hutan gugur juga mengandung getah
yang digunakan untuk menjaga akar pohon dari pembekuan selama musim dingin.

Karena wilayah bioma hutan gugur memiliki empat musim, maka variasi tumbuhan yang ada hanya
sedikit karena hanya tumbuhan yang tahan terhadap empat musim itulah yang dapat bertahan
hidup. Pada saat pergantian musim, terdapat beberapa perubahan yang terjadi yang merupakan proses
dari adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, yaitu:

 Pada musim panas, radiasi matahari , curah hujan dan kelembapan cukup tinggi seingga pohon – pohon
tumbuh dengan daun yang lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat masuk
 Menjelang musim dingin, radiasi matahari, suhu dan kelembapan mulai berkurang dan tumbuhan sulit
mendapatkan air, sehingga warna daun menjadi merah dan cokelat hingga akhirnya berguguran.
 Pada musim dingin, tumbuhan tidak memiliki daun karena sudah gugur, daun yang belum gugur tidak
mengalami fotosintesis, dan beberapa jenis hewan melakukan hibernasi

 Pada musim semi atau saat menjelang musim panas, suhu udara mulai naik sehingga salju mencair, dan
daun pada tumbuhan mulai tumbuh serta hewan – hewan yang berhibernasi mulai aktif kembali.

Jenis Fauna
Jenis Fauna yang mendominasi yang terdapat pada bioma Hutan Gugur adalah seperti racoon,
babi hutan, harimau dan rusa. Sedangkan fauna lainnya yang terdapat pada wilayah bioma ini
adalah seperti panda, anjing hutan, beruang, musang, tupai, sigung, tikus kayu, Bobcats, singa
gunung, dan bison. Pada wilayah bioma hutan gugur ini juga terdapat serangga tetapi beberapa
serangga tidak bisa bertahan musim dingin sehingga mereka bertelur sebelum mereka mati. Telur
ini dapat bertahan musim dingin dan menetas setelah musim semi tiba.

Adaptasi yang digunakan oleh fauna yang hidup pada wilayah bioma hutan gugur ini adalah
migrasi yang umumnya dilakukan oleh burung dan hibernasi yang umumnya dilakukan oleh
kebanyakan mamalia. Tujuan dari hibernasi adalah untuk menjaga agar tubuh mereka tetap
hangat dan mengurangi kebutuhan makanan karena sebagian besar tumbuhan tidak menghasilkan
buah selama musim dingin. Adaptasi lainnya yang dilakukan beberapa fauna seperti tupai adalah
menyimpan makanan. Tupai mengumpulka makanan berupa kacang – kacangan dan biji – bijian
yang banyak selama musim panas untuk digunakan selama musim dingin.

 Manfaat Bioma Hutan Gugur


Wilayah Bioma Hutan Gugur memberikan sumber kehidupan bagi banyak makhluk hidup. Hutan
Gugur menghasilkan air, oksigen dan hasil hutan yang sangat diperlukan dan bermanfaat bagi
kehidupan makhluk hidup yang tinggal dan hidup di dalamnya ataupun di sekitarnya. Manfaat –
manfaat yang didapatkan dari wilayah Bioma Hutan Gugur adalah:

 Hutan Gugur sebagai penghasil kayu dan hasil hutan lainnya seperti rotan, damar dan lain-lain
 Hutan Gugur dapat menjaga tingkat kesuburan jenis – jenis tanah
 Hutan Gugur sebagai tempat untuk mempertahankan keanekaragaman hayati
 Hutan Gugur merupakan penghasil oksigen
 Hutan Gugur dapat berfungsi sebagai pengatur iklim
 Hutan Gugur dapat berfungsi sebagai pengatur tata air tanah dan mencegah adanya intrusi air laut
dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
 Saat ini banyak manusia yang memanfaatkan wilayah hutan gugur ini dengan tidak bertanggung jawab.
Sehingga cenderung merusak ekosistem yang ada. Hal ini akan berdampak pada hilangnya
keseimbangan fungsi lingkungan hidup bagi manusia dan ruang lingkup kehidupan sehingga mengancam
kehidupan makhluk hidup yang tinggal didalamnya. Dampak akibat kerusakan Hutan Gugur dapat
mengancam habitat flora dan fauna yang ada serta dapat mengancam pula terhadap keberlangsungan
hidup manusia yang menggantungkan hidupnya. Rusaknya Bioma Hutan Gugur juga dapat
menyebabkan terjadinya bahaya pemanasan global .
 Maka dari itu, pengelolaan jenis – jenis hutan dan mengelola cara menjaga kelestarian hutan gugur bagi
kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan kehidupan makhluk hidup didalamnya merupakan hal yang
sangat penting agar hutan tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai