Individu adalah makhluk hidup tunggal atau satu makhluk hidup, misalnya seekor
semut, seekor kambing, seekor burung dan sebuah pohon cemara.
Komponen Ekosistem
Komponen ekosistem terdiri atas biotik dan abiotik
1. Komponen Biotik terdiri dari:
Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia
makanan untuk makhluk hidup yang lain.
Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri
dan bergantung pada organisme lain dalam hal makanan.
Pengurai adalah organisme yang menguraikan organisme mati. Contoh pengurai
adalah jamur dan bakteri.
2.Komponen Abiotik terdiri dari:
Cahaya matahari
Tanah
Air
Udara
Suhu
Kelembaban
Kebergantungan
Saling kebergantungan tidak hanya terjadi antar komponen biotik. Saling
kebergantungan juga terjadi antara komponen biotik dan abiotiknya.
Perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan
tertentu disebut rantai makanan.
Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena
organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka
tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau atau produsen. Tingkat selanjutnya
adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut
konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
terdiri atas hewan-hewan karnivora.
b.Jaring-jaring makanan
Saat kita belajar tentang makhluk hidup dan lingkungannya (Ekologi), kita tidak akan
terlepas dari teori dan definisi tentang Individu, Populasi, Habitat, Komunitas dan
Ekosistem. Hal-hal ini perlu kita pelajari untuk dapat mengerti secara jelas ruang lingkup
makhluk hidup dan lingkungannya. Di artikel ini CintaSains akan membahas mengenai
definisi Individu, Populasi, Habitat, Komunitas dan Ekosistem.
Definisi Individu
Individu adalah makhluk tunggal yang tidak bisa dibagi lagi. Kata Individu berasal dari
bahasa Latin, yaitu "Individuum" yang artinya "yang tak terbagi". Contoh Individu : Budi
(nama orang), sebuah Pohon Mangga, seekor Kupu-kupu dan lain-lain.
Definisi Populasi
Populasi adalah kumpulan Individu sejenis yang mampu berkembangbiak dan berada di
suatu tempat atau wilayah yang sama pada waktu yang sama. Contoh Populasi : Di sebuah
Danau terdapat Populasi Ikan, Populasi Teratai, Populasi Katak dan lain-lain.
Definisi Habitat
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Contoh Habitat
: ikan Gabus hidup di sungai atau di air tawar. Ia melangsungkan seluruh aktivitas hidupnya
di sungai atau di air tawar. Ia tumbuh dari kecil hingga dewasa, mencari makan dan
berkembangbiak disana. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Habitat ikan Gabus
adalah di sungai atau di air tawar.
Definisi Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai Populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Contoh
Komunitas : Populasi Ikan, Populasi Ganggang dan Populasi hewan di sekitarnya
membentuk Komunitas Terumbu Karang. Saat Terumbu Karang mengalami kerusakan,
maka Populasi Ikan, Ganggang dan hewan lainnya akan ikut terganggu.
Definisi Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara Komunitas makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem di bagi menjadi Dua, yaitu Ekosistem Alam atau Ekosistem yang
terbentuk secara alami dan Ekosistem Buatan atau Ekosistem yang terbentuk dengan
campur tangan manusia. Contoh Ekosistem Alam : Ekosistem Gunung, Ekosistem Laut,
Ekosistem Hutan dan lain-lain. Contoh Ekosistem Buatan : Ekosistem Waduk, Ekosistem
Sawah, Ekosistem Kebun Binatang dan lain-lain.
Ekosistem hutan
Ekosistem padang rumput
Ekosistem pantai
Ekosistem gunung, dan lain sebagainya
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu ekosistem darat. Ekosistem yang
akan kita bahas adalah mengenai ekosistem hutan. Artikel ini akan mebahas informasi lebih banyak dari
ekosistem hutan.
Letak geografis suatu benda merupakan kedudukan suatu benda di bentang alamnya. Letak geografis
hutan ini bisa dilihat dari dimana letak hutan itu. Letak geografis ini bisa dilihat dari iklim yang berada di
suatu wilayah letak hutan itu berada, bisa juga dilihat dari batasan atau kanan kiri dari hutan tersebut,
dan lain sebagainya yang berhubungan dengan alam. Berdasarkan letak geografisnya, hutan ini
dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1. Hutan tropis, yaitu hutan yang letaknya berada di wilayah atau daerah khatulistiwa. Hutan ini mempunyai
ciri- ciri sebagai berikut:
2. Hutan temperate, yaitu hutan yang berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Hutan ini mempunyai
ciri- ciri sebagai berikut:
Terletak di wilayang yang mempunyai 4 musim, yakni musim panas, musim gugur, musim semi, dan
musim semi
Biasanya wilayah tersebut mempunyai iklim sub tropis
Mendapatkan curah hujan yang tidak sebanyak hutan tropis
3. Hutan boreal, yaitu hutan yang terletak di daerah lingkaran kutub- kutub Bumi. Karena letak hutan ini
yang berada di wilayah lingkaran kutub Bumi, maka wilayah hutan ini akan ditutupi oleh es atau salju.
Hutan ini juga disebut sebagai bioma taiga. Beberapa ciri yang dimiliki oleh hutan ini adalah sebagai
berikut:
Terletak di antara daerah yang memiliki iklim sub tropis dengan daerah iklim kutub atau iklim dingin
Terdapat perbedaan variasi suhu yang sangat mencolok, yakni antara musim panas dan juga musim
dingin
Pertumbuhan tanaman terjadi ketika musim panas, yakni selama 3 hingga 6 bulan
Ditumbuhi flora atau tumbuhan yang bersifat homogen atau berseragam
Tumbuhan yang dominan tumbuh disana adalah tumbuhan yang memiliki daun runcing seperti jaru
(tumbuhan konifer), yang tampak selalu hijau sepanjang tahunnya
Dihuni oleh berbagai fauna khas, yakni srigala, burung, beruang hitam, moosem ajak, dan lynx.
Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena musim tersebut
akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Hutan Hujan (baca: ciri- ciri hutan hujan tropis), yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hujan
yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m, dan membentuk
tudung atau kanopi.
Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di pepohonan untuk
mendapatkan sinar matahari.
Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar, babi hutan, serta
beberapa serangga.
2. Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan
yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.
3. Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan yang
berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut adalah
ciri- ciri dari hutan gugur:
Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan
musim gugur
Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat diserap dengan baik
Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika musim dingin
Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan membentuk
jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat lain
Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara/ lintang
selatan
Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban akan meninggi
Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun apabila musim dingin
tiba
Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau coklat karena
tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
Tanda musim panas tiba adalah salju atau es (baca: hujan es) mulai mencair
4. Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki musim
kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh hutan sabana ini:
1. Hutan pantai (baca: manfaat pantai) atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau
berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian pantai.
Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
2. Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
3. Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah
pegunungan bagian bawah.
4. Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
5. Hutan kabut atau mist forest.
6. Hutan elfin atau alpine forest.
1. Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis tanah berupa tanah
kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang mudah ditumbuhi pepohonan.
Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya
jenis pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa gambut.
Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk mengenal lebih
jauh mengenai hutan ini, baca ciri- ciri hutan rawa gambut.
3. Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
4. Hutan kerangas atau hutan health forest.
Itulah beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu
hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan
kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.
Musim merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam hutan. Hal ini karena musim tersebut
akan menentukan kondisi dalam hutan itu. Berdasarkan sifat yang dimiliki musimnya, hutan dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Hutan Hujan (baca: ciri- ciri hutan hujan tropis), yaitu hutan yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hujan
yang menyirami hutan ini bersifat rutin dan sepanjang tahun. Hutan ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
Tingkat curah hujan yang dimiliki sangat tinggi, yakni antara 200 hingga 450 cm/ tahun
Mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahun
Suhu yang berada di sekitar lingkungan antara 21 hingga 30 derajat Celcius
Pepohonan yang berada di hutan ini tumbuh tinggi menjulang hingga mencapai 55 m, dan membentuk
tudung atau kanopi.
Terdapat beberapa tanaman rambat seperti rotan dan anggrek yang menempel di pepohonan untuk
mendapatkan sinar matahari.
Dihuni beberapa fauna yang hidup di sekitar kanopi pohon, seperti macan tutul, jaguar, babi hutan, serta
beberapa serangga.
2. Hutan selalu hijau atau evergreen forest, yakni hutan yang selalu terlihat jikau sepanjang tahun. Hutan
yang demikian ini biasanya memiliki vegetasi tumbuhan yang tahan terhadap air yang sedikit.
3. Hutan musim atau hutan gugur (deciduous forest), adalah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai macam
tanaman yang menggugurkan daunnya ketika musim gugur tiba. Hutan gugur ini merupakan hutan yang
berada di wilayah yang mempunyai 4 musim. Agar lebih jelas mengenal jenis hutan ini, berikut adalah
ciri- ciri dari hutan gugur:
Curah hujan merata di sepanjang tahunnya, yakni sekitar 75 hingga 100 cm/ tahun
Tumbuhan yang hidup di hutan ini didominasi oleh tumbuhan berdaun yang lebar
Terdapat di daerah yang mempunyai empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan
musim gugur
Apabila musim dingin tiba, maka air di hutan ini akan membeku
Ketika musim dingin, tumbuhan tidak melakukan fotosistesis karena air tidak dapat diserap dengan baik
Binatang yang berada di hutan ini adalah binatang yang melakukan hibernasi ketika musim dingin
Selain hewan yang melakukan hibernasi pada musim dingin, beberapa hewan lagi akan membentuk
jaringan lebak di bawah kulitnya, dan ada pula yang bermigrasi ke tempat lain
Berada di wilayah yang mempunyai iklim sub tropis, yaitu yang terletak di 23,5ᵒ garis lintang utara/ lintang
selatan
Ketika musim panas tiba, maka radiasi sinar matahari, curah hujan, dan kelembaban akan meninggi
Sebaliknya, radiasi sinsr matahari, curah hujan, dan tingkat kelembaban akan turun apabila musim dingin
tiba
Ketika musim dingin tiba, daun- daun di pohon akan berubah menjadi merah atau coklat karena
tumbuhan tidak melakukan fotosintesis (tidak dapat menyerap air)
Tanda musim panas tiba adalah salju atau es (baca: hujan es) mulai mencair
4. Hutan Sabana atau savannah forest, adalah hutan yang terletak di kawasan yang memiliki musim
kemarau panjang. Hutan sabana ini adalah wilayah padang rumput yang diselingi oleh beberapa pohon.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai hutan sabana ini, mari kita lihat beberapa ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh hutan sabana ini:
1. Hutan pantai (baca: manfaat pantai) atau beach forest, adalah hutan yang berada di wilayah pantai atau
berdekatang dengan pantai. Hutan ini mempunyai ketinggian yang sama dengan ketinggian pantai.
Biasanya, hutan pantai ini terdiri atas pohon- pohon kelapa atau cemara.
2. Hutan dataran rendah atau lowland forest, adalah hutan yang berada di wilayah dataran rendah.
3. Hutan pegunungan bawah atau submountain forest, adalah hutan yang hutan yang ada di wilayah
pegunungan bagian bawah.
4. Hutan pegunungan atas atau mountain forest, adalah hutan yang etrletak di wilayah pegunungan.
5. Hutan kabut atau mist forest.
6. Hutan elfin atau alpine forest.
1. Hutan tanah kapur atau limestone forest, adalah jenis hutan yang memiliki jenis tanah berupa tanah
kapur atau tanah gamping. Tanah kapur bukan merupakan tanah yang mudah ditumbuhi pepohonan.
Maka dari itu jenis pepohonan yang tumbuh di hutan kapur ini merupakan pepohonan tertentu. Biasanya
jenis pohon yang dapat bertahan di tanah kapur adalah pohon jati.
2. Hutan rawa gambut atau peat swamp- forest, adalah jenis hutan yang tanahnya berupa rawa gambut.
Hutan ini mempunyai ciri- ciri khusus yang hanya dapat kita temui pada hutan ini. Untuk mengenal lebih
jauh mengenai hutan ini, baca ciri- ciri hutan rawa gambut.
3. Hutan rawa air- tawar atau hutan rawa yang dikenal sebagai freshwater swamp- forest.
4. Hutan kerangas atau hutan health forest.
Itulah beberapa jenis hutan dilihat dari berbagai macam kategori. Kategori hutan ini bisa terjadi pada satu
hutan saja. Artinya, satu hutan bisa masuk ke dalam lebih dari satu kategori. Hutan ini merupakan
kekayaan alam harus dijaga kelestariannya.
Hutan Buatan : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, dan Dampaknya
Manusia dan makhluk hidup lainnya yang hidup di dunia sangat membutuhkan udara untuk bernafas.
Tanpa adanya udara manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan bisa bertahan hidup lama bahkan
dalam waktu yang singkat. Udara merupakan salah satu jenis sumber daya alam yang sangat vital
keberadaannya bagi makhluk hidup. Bahkan udara merupakan sumber daya alam yang paling
dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bertahan hidup dalam jangka waktu singkat.
Udara di Bumi
Udara yang ada di Bumi ini mengandung berbagai jenis gas yang mana masing- masing gas tersebut
mempunyai sifatnya masing- masing. Beberapa gas mempunyai sifat yang positif atau mempunyai
banyak manfaat, namun beberapa gas lainnya mempunyai sifat negatif bagi makhluk hidup. Namun gas-
gas ini akan memunculkan reaksi negatifya ketika jumlah gas tersebut sudah berlebihan.
Ketika gas tersebut dalam jumlah atau kadar yang normal, maka tidak akan mendatangkan suatu
dampak negatif yang berarti (baca: cara menjala kelestarian udara). Salah satu gas yang mempunyai
sifat positif atau mendatangkan manfaat bagi manusia adalah Okisgen. Oksigen di Bumi diproduksi oleh
pepohonan yang ada di Bumi melalui proses fotosintesis yang berlangsung pada pagi atau siang hari.
Maka dari itu ketika kita berada di bawah pohon saat siang hari, lebih terasa sejuk daripada tidak di
bawah pohon. Sebaliknya, ketika malam hari pohon akan menghasilkan karbondioksida dan menyerap
Oksigen.
Keberadaan pepohonan ini juga perlu ada dimana saja agar setiap sudut lingkungan mendapatkan
kesegaran dan juga manfaat dari pohon tersebut. Karena manfaat pohon ini sangat dibutuhkan oleh
semua aspek lingkungan, maka hutan sebagai lahan yang ditumbuhi banyak pohon. Hutan mempunyai
banyak sekali manfaat yang sangat penting bagi lingkungan bahkan Bumi. Manfaat hutan yang
merupakan paru- paru dunia ini antara lain keseimbangan iklim, menetralkan gas- gas beracun di udara,
menyimpan cadangan air, mencegah erosi tanah, mencegah terjadinya banjir (baca: jenis-jenis banjir),
dan masih banyak lagi.
Memiliki karakteristik homogen, baik dilihat dari segi jenis tanamannnya, umur tanamannya, maupun
metode penanamannya.
Perkembangannya dapat dikontrol oleh manusia
Bisa berada di tengah- tengah pemukiman atau tegah kota
Terlihat lebih rapi daripada hutan alami
Biasanya pepohonannya dimanfaatkan untuk kepentingan industri
Biasnya jenis fauna atau binatang yang hidup di hutan buatan tidak banyak dan bervariasi seperti hutan
alami
Itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hutan buatan ini yang mungkin saja sulit untuk kita temui
di hutan lain yang terbentuk karena alami.
Hutan karet
Hutan pinus
Hutan sengon
Hutan Tusam
Hutan Jati
Hutan Mlanding, dsb.
Salah satu tujuan hutan buatan dihadirkan adalah untuk sebagai penyeimbang alam, terutama apabila
hutan buatan ini dihadirkan di tengah- tengah kota. Kawasan perkotaan yang sarat akan polusi ini
menjadi tidak sehat bagi pernafasan manusia dan akan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi
lingkungan. Oleh karena itulah polusi yang ada di perkotaan ini perlu dinetralisir dengan oksigen yang
diproduksi oleh pepohonan dari hutan buatan tersebut. Selain itu banyaknya hutan- hutan yang ditebangi
secara liar oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab memicu hutan buatan ini dibangun oleh
manusia. Pembangunan hutan ini sengaja dilakukan sebagai penyeimbang alam.
2. Sebagai suatu wujud penghijauan
Penghijauan sangat perlu dilakukan sebagai wujud pembersihan terhadap kotoran- kotoran yang ada di
alam. Salah satu wujud kotoran yang ada di alam ini adalah gas- gas dan zat- zat yang tidak terpakai
yang dihasilkan dari berbagai macam proses aktivitas manusia. Penghijauan akan membantu menetralisir
zat- zat yang tidak berguna yang bisa membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hutan buatan mempunyai fungsi lainnya, yakni untuk memenuhi kebutuhan industri suatu perusahaan.
Salah satu tujuan dibangunnya hutan buatan ini memang sengaja menyediakan bahan baku industri
tertentu. seperti misalnya pabrik kertas yang sengaja membuat hutan pinus agar mudah memouroleh
bahan baku yang berupa kayu pinus. Atau hutan jati yang dimiliki oleh suatu perusahaan furniture agar
mudah mendapatkan bahan baku berupa kayu jati.
Salah satu fungsi dari hutan buatan adalah sebagai objek wisata atau rekreasi. Karena hutan wisata ini
sengaja dikembangkan oleh manusia, maka biasanya kenampakan hutan tersebut lebih rapi daripada
jenis hutan yang alami. Contoh kerapiannya terletak pada usia pohon yang relatif sama sehingga
membuat pepohonan ini mempunyai tinggi yang sama pula. Karena tampak lebih rapi inilah
memunculkan daya tarik hutan buatan ini sebagai salah satu objek untuk berwisata.
Itulah beberapa manfaat yang dihasilkan dari adanya hutan buatan ini. Selain mempunyai manfaat, hutan
buatan ini mempunyai dampak lain.
1. Mengurangi lahan
Hutan buatan yang di tengah kota akan menimbulkan pengurangan pada lahan perkotaan yang
seharusnya bisa digunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan industri maupun
pemukiman warga. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya lahan di daerah perkotaan
sangatlah berharga, maka penggunaan lahan untuk pembangunan hutan buatan (apalagi yang berada di
tengah kota) ini akan mengurangi fungsi lahan untuk yang lainnya.
Hutan buatan yang sengaja dibuat oleh salah satu pihak hanya akan memperkaya satu pihak saja dan
bukan untuk kesejahteraan bersama. Ketika yang diuntungkan hanya salah satu pihak saja, maka hal ini
akan menimbulkan konotasi yang bersifat negatif. Berbeda apabila hutan digunakan untuk kepentingan
umum, seperti hutan kota dan lainnya.
Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh hutan buatan ini apabila digunakan sebagai objek penelitian
maka kurang maksimal. Hal ini karena tanaman yang dimiliki oleh hutan buatan ini cenderung homogen,
maka jika digunakan untuk penelitian hasilnya kurang maksimal. Pasalnya, penelitian akan lebih bagus
apabila melibatkan beberapa macam atau jenis keanekaragaman hayati yang tidak dimiliki oleh hutan
buatan.
Itulah beberapa macam dampak negatif adanya hutan buatan, baik yang lokasinya di tengah hutan
maupun tidak. Selain dampak negatif, hal di atas juga mencakup kelemahan yang dimiliki oleh hutan
buatn apabila dibandingkan dengan hutan alami.
1. Sering dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun lahan pemukiman bagi penduduk yang
berada di daerah sekitarnya.
Karena memiliki peruntukkan yang masih belum pasti, maka hutan cadangan banyak difungsikan sebagai
lahan pertanian dari warga maupun sebagai lahan pemukiman. Kita semua mengetahui bahwa
permasalahan bagi rata- rata negara (terlebih negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi) adalah
mengenai lahan pertanian dan juga pemukiman. Banyak hutan- hutan yang rusak karena dikejar
bangunan. Maka dari itulah hutan cadangan ini juga digunakan sebagai lahan pertanian atau pemukiman
karena memang kebutuhan akan keduanya tidak dapat dibatasi. Maka dari itulah hutan cadangan banyak
difungsikan sebagai lahan peranian maupun pemukiman warga yang rumahnya tidak jelas. Selain itu
hasil budidaya tanaman pangan kita akan lebih bisa mencukupi kebutuhanmasyarakatnya.
Karakteristik hutan cadangan yang selanjutnya adalah kaya akan tanaman pangan. Hal ini jug tidak lepas
dari pemanfaatkan hutan cadangan untuk pertanian mastarakat. Berbagai tanaman pangan ini ditanam
atau dibudidayakan di hutan cadangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian
kebutuhan masyarakat akan tanaman pangan aan selalu tercukupi. Bahkan tidak hanya untuk mencukupi
kebutuhan saja, jika produksi pangan banyak maka bisa pula untuk dijual sehingga bisa menghidupkan
perekonomian dari warga yang berada di sekitar kawasan tersebut.
3. Digunakan untuk merawat tumbuhan (flora) dan juga hewan (fauna) dengan tujuan supaya
tumbuhan dan hewan tersebut tidak punah
Karakteristik yang selanjutnya adalah hutan cadangan sebagai tempat untuk merawat berbagai macam
flora dan fauna dengan tujuan agar flora dan fauna tersebut tidak punah. Flora atau tanaman dan juga
fauna atau binatang memerlukan habitat khusus yang tidak sama dengan manusia, sehingga harus
diberikan tempat yang cocok, seperti hutan cadangan ini.
Itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh hutan cadangan yang biasanya memang belum ditentukan
fungsinya. Selain karakteristik kita juga perlu mengenal mengenai fungsinya.
Nah itulah beberapa fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh hutan cadangan. Adapun beberapa contoh
hutan cadangan yang ada di Indonesia adalah hutan cadangan di Pulau Jawa yang jumlahnya mencapai
20 hektar.
1. Jenis Pohonnya
Hutan Homogen
Hutan ini hanya ditumbuhi satu jenis pohon/tumbuhan utama saja. Biasanya merupakan hutan buatan
ditujukan untuk keperluan tertentu seperti penghijauan, reboisasi serta keperluan industri. Contohnya
hutan pinus, hutan jati, hutan akasia, hutan cemara, hutan kayu putih, hutan bambu, dan lain-lain.
Hutan Heterogen
Hutan heterogen memiliki arti kebalikannya, yaitu hutan yang memiliki beragam jenis pohon/tumbuhan
misalnya hutan rimba, hutan lindung, dan hutan suaka alam. Umumnya berada di daerah tropis dengan
curah hujan tinggi seperti di kawasan Asia Tenggara, Australia Timur Laut, Amerika Tengah, Amerika
Selatan, dan Afrika. Di Indonesia banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Irian Jaya.
Hutan Wisata adalah hutan yang dibina dan dipelihara untuk kepentingan pariwisata.
Hutan Produksi adalah hutan yang dimanfaatkan hasil kayu maupun non kayu untuk keperluan industri.
Hutan Suaka Alam adalah hutan yang memiliki sifat khas yang bertujuan untuk melindungi
keanekaragaman hayati (alam) baik flora, fauna maupun ekosistemnya.
Hutan Lindung adalah hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian tanah dan tata air wilayah.
3. Proses Terjadinya
Hutan alamiah (asli) adalah hutan yang proses terbentuknya secara alami, tidak ada campur tangan
manusia. Contoh hutan rimba.
Hutan buatan adalah hutan yang proses terbentuknya terdapat campur tangan manusia dengan tujuan
tertentu. Contoh beberapa hutan homogeny.
4. Iklim
5. Sifat Tanahnya
Menurut sifat tanahnya dibedakan menjadi tiga yaitu hutan rawa (gambut, air tawar, dan bakau), hutan
pantai dan hutan pegunungan.
6. Tujuannya
Hutan Konversi
Hutan Lindung
Hutan Produksi terbatas dan Produksi tetap
Hutan konservasi dan Taman Nasional
Persebaran Hutan di Dunia
Persebaran hutan di seluruh dunia beraneka macam dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
perubahan iklim, tinggi rendah permukaan tanah, dan sifat tanah setempat. Wilayah dengan
curah hujan yang tinggi/rendah akan berpengaruh terhadap jenis hutan. Begitu juga dengan
perbedaan suhu antara dataran tinggi dan dataran rendah. Ada banyak negara di dunia yang
memiliki hutan yang lebat dan luas. Berikut adalah penggolongan hutan di seluruh dunia secara
garis besar :
1. Hutan Daun Jarum Daerah Boreal/Taiga (Borealconifer Forest)
Berada di sebelah utara dari 60oC LU seperti Rusia dan kanada, mempunyai suhu bulanan rata-
rata -20oC – 10oC (musim dingin yang panjang dalam satu tahun), curah hujan 400 -750 mm /
tahun. Jenis pohon Pinus, Picea, Larix, dan Abies
2. Hutan Daun Jarum Daerah Dingin dan Daerah Sedang
Suhu bulanan rata-rata -10οC – 20oC dan curah hujan dalam satu tahun antara 150 mm – 1.000
mm. Terdapat di Amerika Utara, Selatan, Eropa, Asia Tenggara, dan Afrika dengan jenis pohon
: Pinus, Picea, Larix, Abies, Agathis, Podocarpus, Araucaria, dan Taxodium.
3. Hutan Campuran Daerah Dingin (Temperate Mixed Forest)
Suhu bulanan rata-rata -5oC – 18oC, curah hujan 250 mm – 100 mm er tahun. Jenis pohon :
daun jarun (Conifer) seperti Pinus, Picea, Larix, Agathis, Podocarpus, Araucaria; dan pohon daun
lebar (broad leaves) seperti Salix, Castanea, Eucalyptus, dan Liriodendron terdapat di Australia,
Afrika, Eropa, Amerika Utara, dan Selatan
4. Hutan Daerah Sedang (Sub-Tropical Evergreen Forest)
Suhu bulanan rata-rata 10oC -20oC, curah hujan 250 mm- 100 mm per tahun. Terdapat di Asia
(China Selatan, Jepang Selatan, Pegunungan Himalaya di bawah 150m di atas permukaan laut,
Australia Utara, New Zealand dan Amerika (Flrida, Chilli, Brazilia Tenggara dan Pegunungan
Andes ketinggian mencapai 1.500 m di atas permukaan laut).
5. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)
Tersebar di wilayah sekitar equator, suhu bulanan rata-rata 20oC – 50oC dengan suhu terdingin di
atas 18oC, curah hujan tinggi sepanjang tahun (2.000mm – 5.000mm), tingkat kelembapan tinggi.
Hutan heterogen dengan jenis Swietinia, Mora, Cedrella, Ocotea, Virolla (Amerika); Terminalia,
Khaya, Triplochiton, Anchomea (Afrika); Dipterocarpus (Asia Tenggara). Hutan hujan
tropis terdapat di Asia Tengara (Indonesia, Filipina, dan Malaysia), Afrika (Lembah Congo, Zaire,
Nigeria, Kenya), Amerika Tengah, Amerika Selatan (Lembah Amazone). Hutan Hujan tropis
terbesar yaitu Daintree, Australia; Ecuador’s Cloud Forest; The Amazon Rain Forest; Alaska’s
Rainforest; Sapo National Park, Liberia.
6. Hutan Basah Gugur Daun Daerah Tropis (Tropical Moist Deciduous Forest)
Suhu bulanan rata-rata 22oC – 27oC, curah hujan antara 1.250 mm – 2.000 mm per tahun, eriode
kering antara 4-6 bulan. Jenis pohon: hutan muson (jati, Shorea),
bamboo, Terminalia, Khaya dan Swetenia terdapat di daerah Asia Tenggara, Amerika dan Afrika.
7. Hutan Kering Gugur Daun Daerah Tropis (Tropical Deciduous)
Suhu bulanan rata-rata 21oC – 32oC, curah hujan < 1.250 mm per tahun, periode bulan kering 6
– 11 bulan. Terdapat di Afrika, Asia, Amerika, dan Australia. Jenis
pohon: Khaya dan Anogeisus (Sudan); Jati (Asia); Swetenia (New Mexico, Brazilia Tengah,
Argentina); dan Eucaplytus (Australia).
8. Hutan Sabana (Savanna Woodland)
Suhu bulanan rata-rata -15oC – 25oC, curah huan 90 mm – 1.500 mm per tahun, periode bulan
kering antara 4 – 5 bulan. Jenis tanaman relatif kebal pada tingkat kelempaban dan kadar curah
hujan rendah. Vegetasi terdiri atas padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi/perdu.
Terdapat di Eropa, Australia, Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Utara.
9. Hutan Belukar dan Berduri (Thorm and Scrul Forest)
Curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun, periode bulan kering lebih dari 6 bulan per satu
tahun, sebagian besar vegetasi tersebar dengan daun kecil dan berduri serta lapisan bawah yang
rendah.Terdapat di Asia dan Amerika Selatan dengan jenis tanaman Cactus, Leguminoseae,
Bombax, dan Euphorbiasae.
Demikian penjelasan jenis hutan di dunia dan persebarannya. Semoga bermanfaat dan jaga
selalu kelestarian hutan di Indonesia.
Hutan sendiri tebagi dalam beberapa klasifikasi sebagai contoh beberapa klasifikasi hutan berdasarkan
iklimnya seperti hutan hujan tropis (baca: bioma hutan hujan tropis, ekosistem hutan hujan
tropis) berdasarkan tempat tumbuhnya misalnya hutan mangrove (baca: keunggulan hutan
mangrove, ciri-ciri hutan mangrove), berdasarkan fungsinya seperti hutan lindung (baca: fungsi hutan
lindung), berdasarkan dominasi pepohonan seperti hutan homogen atau heterogen, hutan berdasarkan
sifat-sifat pembuatannya, dan ada juga jenis hutan berdasarkan tujuan pengelolaanya.
Dalam artikel ini yang akan kita bahas adalah Hutan Musim yang temasuk dalam klasifikasi hutan
berdasarkan sifat musimnya.
Dinamakan zona hutan musim bawah karena wilayah hutan ini terletak pada ketinggian tempat 0 hingga
1.000 m dari permukaan laut. Di Indonesia sendiri, zona hutan musim bawah banyak terdapat di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Spesies pohon yang merupakan ciri khas tipe ekosistem zona hutan
musim bawah antara lain: Tectona grandis, Acacia leucophloea, Aetinophora fragrans, Albizzia chinensis,
Azadirachta indica, Caesalpinia digyna, Eucalyptus alba, Santalum album, Melaleuca leucadendron,
Eucalyptus spp., Corypha utan, Timonius cerycus, dan Banksia dentate.
Dinamakan zona hutan musim atas karena hutan musim ini terdapat wilayah dengan ketinggian 1.000
hingga 4.100 meter di atas permukaan laut. Tanaman yang khas pada zona hutan musim atas ini
diantaranya Casuarina junghuhnianase, Eucalyptus spp, dan yang sering kita jumpai adalah Pinus
merkusii.
Hutan Musim Berdasarkan Curah Hujan
Dinamakan hutan gugur daun lembab karena hutan musim jenis ini terbentuk di daerah dengan curah
hujan 1500 hingga 4000 mm per tahun. Biasanya memiliki musim kemarau selama 4-6 bulan dalam satu
tahun.
Hutan gugur daun kering merupakan jenis hutan musim yang berada pada wilayah dengan curah hujan
1500 mm per tahun. Biasanya memiliki musim kemarau yang lebih dari 6 bulan dalam satu tahun.
1. Karena sebagian besar spesies tumbuhan yang berada di wilayah ini sangat kuat sehingga bermanfaat
untuk menampung dan menyimpan air tanah (baca: jenis-jenis air tanah)
2. Mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor (baca: penyebab banjir dan tanah longsor).
3. Pencegah hal-lah penyebab abrasi
4. Selain wilayah hutan musim dikenal sebagai penghasil jenis-jenis sumber daya alam seperti kayu-kayuan
dan hasil hutan lainnya.
5. Terakhir sebagai penyeimbang iklim bumi dimana hutan musim juga membantu dalam penyerapan
karbon dioksida dan mencegah pemanasan global
Dengan lingkungan abiotik yang cukup ekstrem, maka tidak banyak tumbuhan yang mampu tumbuh pada
lingkungan bioma ini. Tumbuhan konifer ini memiliki struktur morfologi daun yang berbentuk seperti jarum
dan akar yang kuat. Daun yang berbentuk jarum ini dilindungi oleh lapisan lilin. Struktur daun seperti ini
merupakan struktur yang merupakan bentuk adaptasi yang sangat cocok pada lingkungan bioma
taiga. Struktur ini dapat membuat tumbuhan bertahan dari suhu yang sangat dingin dan pada suhu yang
panas, serta membuat tumbuhan konifer tetap kokoh dari tumpukan salju. Maka dari itu, tumbuhan
konifer sangat mendominasi bioma ini.
Jenis tumbuhan konifer adalah seperti pohon pinus dan cemara. Selain tumbuhan konifer, bioma ini juga
ditumbuhi oleh lumut kerak serta lumut pada permukaan tanahnya
Jenis Fauna
Bioma Taiga tidak memiliki banyak spesies fauna seperti yang terjadi pada bioma hutan hujan
tropis atau bioma hutan gugur. Karena hanya fauna – fauna tertentu saja yang dapat bertahan pada
lingkungan yang cukup ekstrem pada Bioma Taiga. Fauna yang mampu beradaptasi dengan iklim yang
didominasi dengan suhu rendah ialah jenis hewan mamalia yang dilengkapi dengan rambut atau jaringan
lemak yang tebal.
Pada beberapa hewan – hewan yang hidup dan berkembang pada Bioma Taiga mampu beradaptasi
dengan mengubah warna rambut atau bulunya ketika musim berubah. Misalnya seperti pada musim
dingin yang ditutupi salju, beberapa hewan mampu mengubah warna sesuai dengan warna salju,
contohnya seperti pada kelinci salju. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan diri terhadap pemangsa
serta penyimpanan panas pada suhu yang rendah.
Jenis fauna yang terdapat di bioma ini antara lain adalah beruang hitam (grizily), tupai, gagak hitam,
kelinci snowshoe, kucing salju, burung-burung yang bermigrasi, rusa kutub, dan srigala.
Burung – burung yang bermigrasi ini akan datang ke daerah hutan taiga ketika musim panas datang.
Sedangkan pada musim dingin, burung tersebut bermigrasi ke tempat yang lebih hangat. Selain itu,
terdapat juga berbagai serangga yang mendominasi keadaan tertentu, misalnya seperti kumbang, semut,
lebah, capung dan aphids.
Bioma Taiga merupakan daerah yang pohonnya berfungsi sebagai penghasil kayu. Kayu- kayu
tumbuhan konifer sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kertas
Bioma Taiga juga berperan dalam mempertahankan kesuburan lapisan tanah, mencegah terjadinya
erosi, mencegah terjadinya jenis – jenis banjir dan sebagai tempat untuk mempertahankan
keanekaragaman hayati
Bioma Taiga merupakan wilayah penghasil oksigen dan pengatur iklim
Bioma Taiga dapat menjadi pengatur tata air tanah, dan sebagai penyimpan air tanah
Pohon pinus pada wilayah hutan Taiga memiliki peranan penting, diantaranya yaitu sebagai bahan
Pycnigenol, yaitu merupakan ekstrak dari flanovol dan bioflavonoid yang kaya akan antioksidan yang
dapat digunakan sebagai obat untuk meringankan peredaran darah, nyeri lutut, kram menstruasi, bahkan
obat untuk meningkatkan memori pada orang lanjut usia. Dan kulit pohon pinus dan daun jarumnya
mengandung banyak vitamin C
Wilayah Bioma Taiga yang merupakan daerah jenis – jenis hutan pinus sudah diteliti dapat
menghilangkan stress jika kita berjalan – jalan sedikitnya 15 menit didalamnya. Selain itu dapat juga
meredakan pilek, sinus, sesak napas, dan bronchitis.
Bioma Hutan Gugur : Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Manfaatnya
merupakan sebuah ekosistem pada daerah yang luas yang terdiri dari flora dan fauna yang khas di
dalamnya. Ekosistem ini terbentuk karena adanya perbedaan letak geografis dan astronomis. Sedangkan
Hutan gugur adalah salah satu jenis hutan yang mengalami empat musim yakni panas, dingin, semi dan
gugur. Jadi Bioma Hutan Gugur adalah sebuah ekosistem yang terdiri dari flora dan fauna khas yang ada
pada wilayah hutan yang mengalami empat musim.
Karena wilayah bioma hutan gugur memiliki empat musim, maka variasi tumbuhan yang ada hanya
sedikit karena hanya tumbuhan yang tahan terhadap empat musim itulah yang dapat bertahan
hidup. Pada saat pergantian musim, terdapat beberapa perubahan yang terjadi yang merupakan proses
dari adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya, yaitu:
Pada musim panas, radiasi matahari , curah hujan dan kelembapan cukup tinggi seingga pohon – pohon
tumbuh dengan daun yang lebat dan membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat masuk
Menjelang musim dingin, radiasi matahari, suhu dan kelembapan mulai berkurang dan tumbuhan sulit
mendapatkan air, sehingga warna daun menjadi merah dan cokelat hingga akhirnya berguguran.
Pada musim dingin, tumbuhan tidak memiliki daun karena sudah gugur, daun yang belum gugur tidak
mengalami fotosintesis, dan beberapa jenis hewan melakukan hibernasi
Pada musim semi atau saat menjelang musim panas, suhu udara mulai naik sehingga salju mencair, dan
daun pada tumbuhan mulai tumbuh serta hewan – hewan yang berhibernasi mulai aktif kembali.
Jenis Fauna
Jenis Fauna yang mendominasi yang terdapat pada bioma Hutan Gugur adalah seperti racoon,
babi hutan, harimau dan rusa. Sedangkan fauna lainnya yang terdapat pada wilayah bioma ini
adalah seperti panda, anjing hutan, beruang, musang, tupai, sigung, tikus kayu, Bobcats, singa
gunung, dan bison. Pada wilayah bioma hutan gugur ini juga terdapat serangga tetapi beberapa
serangga tidak bisa bertahan musim dingin sehingga mereka bertelur sebelum mereka mati. Telur
ini dapat bertahan musim dingin dan menetas setelah musim semi tiba.
Adaptasi yang digunakan oleh fauna yang hidup pada wilayah bioma hutan gugur ini adalah
migrasi yang umumnya dilakukan oleh burung dan hibernasi yang umumnya dilakukan oleh
kebanyakan mamalia. Tujuan dari hibernasi adalah untuk menjaga agar tubuh mereka tetap
hangat dan mengurangi kebutuhan makanan karena sebagian besar tumbuhan tidak menghasilkan
buah selama musim dingin. Adaptasi lainnya yang dilakukan beberapa fauna seperti tupai adalah
menyimpan makanan. Tupai mengumpulka makanan berupa kacang – kacangan dan biji – bijian
yang banyak selama musim panas untuk digunakan selama musim dingin.
Hutan Gugur sebagai penghasil kayu dan hasil hutan lainnya seperti rotan, damar dan lain-lain
Hutan Gugur dapat menjaga tingkat kesuburan jenis – jenis tanah
Hutan Gugur sebagai tempat untuk mempertahankan keanekaragaman hayati
Hutan Gugur merupakan penghasil oksigen
Hutan Gugur dapat berfungsi sebagai pengatur iklim
Hutan Gugur dapat berfungsi sebagai pengatur tata air tanah dan mencegah adanya intrusi air laut
dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Saat ini banyak manusia yang memanfaatkan wilayah hutan gugur ini dengan tidak bertanggung jawab.
Sehingga cenderung merusak ekosistem yang ada. Hal ini akan berdampak pada hilangnya
keseimbangan fungsi lingkungan hidup bagi manusia dan ruang lingkup kehidupan sehingga mengancam
kehidupan makhluk hidup yang tinggal didalamnya. Dampak akibat kerusakan Hutan Gugur dapat
mengancam habitat flora dan fauna yang ada serta dapat mengancam pula terhadap keberlangsungan
hidup manusia yang menggantungkan hidupnya. Rusaknya Bioma Hutan Gugur juga dapat
menyebabkan terjadinya bahaya pemanasan global .
Maka dari itu, pengelolaan jenis – jenis hutan dan mengelola cara menjaga kelestarian hutan gugur bagi
kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan kehidupan makhluk hidup didalamnya merupakan hal yang
sangat penting agar hutan tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.