Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam, organisme selalu berinteraksi secara timbal balik dengan


lingkungannya. Interaksi ini membentuk suatu sistem yang bersifat dinamis.
Untuk kelangsungan hidupnya dalam pertumbuhan, perkembangan, metabolism
dan lain sebagainya. Suatu organisme akan selalu bergantung pada kehadiran
organisme lain dan sumber daya alam yang ada disekitarnya.

Hubungan timbal balik tersebut biasa disebut dengan ekosistem.


Ekosistem merupakan hal yang sangat penting bagi setiap mahluk, dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan juga mikroorganisme. Dalam makalah ini kami membahas
tentang mahluk hidup dalam ekosistem alami.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ekosistem dan komponen pembentuk ekosistem?

2. Aliran energi dan materi apa yang terdapat dalam ekosistem?

3. Bagaimana populasi dan komunitas makhluk hidup?

4. Apa pengaruh perkembangan kebudayaan manusia terhadap lingkungannya?

5. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi sisitem sosial?

6. Apa hubungan timbal-balik antara sistem sosial dengan ekosistem?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.

2. Untuk mengetahui pengertian ekosistem dan komponen-komponen


pembentukkannya.

3. Untuk mengetahui dan memahami aliran energi dan materi yang terdapat dalam
ekosistem.

3
4. Untuk mengetahui dan memahami populasi dan komunitas makhluk hidup.

5. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan kebudayaan manusia terhadap


lingkungannya.

6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sosial.

7. Untuk mengtahui dan memahami hubungan timbal-balik antara sistem sosial


dengan ekosistem.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekosistem dan Komponen Pembentuk Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari ekosistem
disebut ekologi. Ekologi sendiri terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang berarti
rumah tangga atau tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya
dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dengan benda tak hidup di
lingkungannya.

Ekosistem terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Ekosistem Alami

Ekosistem alami adalah ekosistem yang didalamnya belum pernah ada


campur tangan manusia, tidak memerlukan susbsidi energi dikarenakan dapat
memelihara dan memenuhi dengan sendirinya dan selalu dalam keseimbangan.
Ekosistem alami tidak mudah terganggu dan tidak mudah tercemar, kecuali
dikarenakan adanya bencana alam. Contoh dari ekosistem alami diantarantya
adalah hutan mangrove, pantai, rawa gambut, dan lain sebagainya.

2. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang didalamnya sudah banyak


dipengaruhi oleh manusia. Ekosistem ini memerlukan subsidi energi dan
pemeliharaan atau perawatan, mudah terganggu dan tercemar, serta rentan
terhadap perubahan, karena komponen-komponennya kurang lengkap.

5
Berikut adalah komponen-komponen dari pembentuk ekosistem :

1. Komponen Biotik (Hidup)

Komponen biotik mencakup tumbuhan, hewan, manusia, dan


mikroorganisme. Ditinjau dari fungsinya ekosistem dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Produsen

yaitu makhluk hidup yang berhijau daun (tumbuhan) yang dapat mengubah energi
matahari menjadi energi kimia.

b. Konsumen

yaitu makhluk hidup yang memakai zat-zat yang telah jadi. Konsumen terdiri dari
konsumen pertama (herbivora); organisme pemakan tumbuhan, konsumen kedua
(karnivora); organisme pemakan daging, dan konsumen ketiga (omnivora);
organisme pemakan tumbuhan dan daging.

c. Dekomposer (pengurai)

Dekomposer berperan menguraikan bahan organik yang telah mati ataupun hasil
pembuangan sisa pencernaan. Contoh dari dekomposer antara lain adalah jamur,
bakteri, atau jasad renik yang bersifat saprofit.

Jika ditinjau dari cara memperoleh makanannya, ekosistem diolongkan menjadi :

a. Komponen Autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan


sendiri dengan melalui proses fotosintesis.

b. Komponen Heterotrof, yaitu organisme yang memanfaatkan bahan organik


yang telah dihasilkan oleh komponen autotrof.

6
2. Komponen Abiotik (Tak Hidup)

Komponen abiotik utama meliputi :

 Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk dapat hidup.
 Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk menghasilkan makanan melalui proses
fotosintesis.
 Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme.
 Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme dan menyediakan unsur-
unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama bagi tumbuhan.
 Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup ditempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik
dan kimia yang berbeda pula.
 Angin
Selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
 Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula, menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi.

2.2 Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem

Dalam ekosistem terdapat aspek yang sangat penting, yaitu aliran energi
dan materi. Tubuh makhluk hidup tersusun oleh materi, yang mana terdiri dari
unsur-unsur kimia. Selain materi diperlukan pula energi untuk melakukan usaha

7
atau aktivitas, pemeliharaan, dan pengembangan. Setiap organisme mendapatkan
energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti
tumbuhan yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang
membutuhkan makanan sebagai sumber energinya. Aliran energi adalah rangkaian
urutan perpindahan bentuk energi yang dimulai dari sinar matahari, lalu ke
produsen, ke konsumen, sampai dengan dekomposer.

Berikut adalah macam-macam dari aliran energi :

1. Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk


hidup dengan urutan tertentu. Rantai makanan pertama kali diteliti oleh ilmuwan
Arab Al-Jahiz pada abad ke-9, yang lalu dipopulerkan kembali oleh Charles
Sutherland Elton pada tahun 1927. Pada rantai makanan makhluk hidup memiliki
peran, antara lain sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer.

Berikut ini adalah contoh dari rantai makanan :

Gambar 1. Rantai Makanan

Dari rantai makanan di atas dapat uraikan bahwa, rumput (produsen) dimakan
oleh belalang kemudian belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular
mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat
hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

8
2. Piramida Ekologi

Dalam tingkatan makanan atau tingkat trofik, khususnya produsen dan


konsumen, dapat ditentukan berdasarkan jumlah individunya, biomassanya, atau
kandungan energinya, sehingga membentuk suatu piramida yang disebut piramida
makanan atau piramida ekologi. Piramida ekologi berfungsi untuk menunjukkan
gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem.

Terdapat tiga jenis piramida ekologi, yaitu sebagai berikut :

a. Piramida Jumlah

Piramida jumlah merupakan jumlah organisme yang berada di dalam suatu


daerah (areal) tertentu yang dikelompokkan dan dihitung berdasarkan taraf trofik.
Untuk menggambarkan piramida jumlah dinyatakan dalam bentuk segi empat
yang luasnya menggambarkan atau sebanding dengan jumlah organisme dalam
areal tertentu. Pada piramida jumlah, golongan organisme yang berada pada
tingkatan lebih tinggi memiliki jumlah organisme lebih sedikit di bandingkan
dengan tingkatan organisme yang ada di bawahnya.

Gambar 2. Piramida Jumlah

b. Piramida Biomassa

Piramida biomassa menggambarkan jumlah berat total organisme yang


menempati setiap tingkat trofik. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik
maka berat rata-rata organisme di tiap tingkat diukur kemudian jumlah organisme
di tiap tingkat diperkirakan. Jadi, piramida biomassa ini berfungsi
menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu dan
diukur dalam ukuran gram.

9
Gambar 3. Piramida Biomassa

c. Piramida Energi

Piramida energi menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam 6


tahun yang digunakan senyawa organik sebagai bahan makanan. Dasar penentuan
piramida energi adalah dengan cara menghitung jumlah energi tiap satuan luas
yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu, (misalnya per jam, per hari,
per tahun). Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih akurat tentang
kecepatan aliran energi dalam ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik.
Kandungan energi tiap trofik sangat ditentukan oleh tingkat trofiknya sehingga
bentuk grafiknya sesuai dengan piramida ekologi yang sesungguhnya di
lingkungan. Energi yang mampu disimpan oleh individu tiap trofik dinyatakan
satuan kalori per m² per satuan waktu (kal/m2/th).

Gambar 4. Piramida Energi

10
3. Daur Biogeokimia

Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen kimia


(unsur kimia) yang melibatkan peran dari makhluk hidup termasuk manusia dan
bebatuan/geofisik. Fungsi dari daur biogeokimia yaitu untuk menjaga
kelangsungan hidup di bumi, sebab materi hasil dari daur biogeokimia ini dapat
digunakan oleh semua komponen yang ada di bumi baik biotik maupun abiotik.

Berikut adalah yang termasuk daur biogeokimia :

a. Daur Air

Gambar 5. Daur Air

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui beberapa proses atau
tahapan. Berikut adalah proses daur air :

Mula-mula air yang ada di bumi (daratan dan laut) mengalami proses
penguapan oleh panas cahaya matahari (evaporasi), kemudian air yang telah
mengalami penguapan berubah menjadi uap air. Uap air tersebut terkondensasi di
atmosfer menjadi awan dan tertiup angin sehingga turun ke bumi dalam bentuk
hujan. Air hujan yang turun ke bumi masuk ke dalam tanah membentuk air tanah,
tumbuhan yang ada di darat menyerap air tanah tersebut. Lalu melalui transpirasi
uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer.

11
b. Daur Nitrogen

Gambar 6. Daur Nitrogen

Tumbuhan dan hewan umumnya tidak dapat menggunakan nitrogen dalam


bentuk bebas. Bagi hewan dan tumbuhan, nitrogen diperlukan untuk pembentukan
asam amino (membentuk protein). Di bumi, Nitrogen ada dalam suatu senyawa
organik protein, spertiurea, asam nukleat menjadi larutan anorganik seperti
ammonia, nitratm, dan nitrit.

(1) Tahap awal

Daur Nitrogen merupakan transfer nitrogen oleh atmosfir ke dalam tanah.


Disamping air hujan yang mengandung sejumlah nitrogen, peningkatan nitrogen
kedalam tanah terbentuk lewat tahap fiksasi nitrogen.

(2) Tahap kedua

Nitrat yang diperoleh dari fiksasi biologis dibuat oleh produsen


(tumbuhan) diganti sebagai molekul protein. Seterusnya apabila hewan maupun
tumbuhan binasa, makhluk yang mengurai mengubahnya sebagai gas amoniak
(NH3) beserta garam ammonium luruh dalam air (NH4+).

12
c. Daur Karbon dan Oksigen

Gambar 7. Daur Karbon dan Oksigen

Di atmosfir terdapat kandungan CO2 sejumlah 0.03%. Asal-usul CO2 dari


udara bersumber oleh respirasi manusia beserta hewan, pembakaran batu bara,
asap pabrik, dan erupsi vulkanik. Karbondioksida yang terdapat di udara
digunakan oleh tumbuhan sebagai berfotosintesis serta membuahkan oksigen yang
pada akhirnya akan dimanfaatkan manusia serta hewan sebagai respirasi. Hewan
serta tumbuhan yang mati, di masa yang akan datang akan menjadi batubara di
dalam tanah. Kemudian batu bara akan digunakan lagi untuk bahan bakar dan
serta menambah kadar CO2 dalam udara.

13
d. Daur Sulfur (Belerang)

Gambar 8. Daur Sulfur (Belerang)

Daur belerang diperoleh dalam wujud sulfat anorganik. Sulfur di susutkan


oleh bakteri sebagai sulfida dan tidak jarang terdapat dalam wujud sulfur dioksida
maupun hidrogen sulfida. Beberapa macam bakteri terkait oleh sulfur air,
diantaranya Desulfomaculum serta Desulfibrio yang mau mereduksi sulfat sebagai
sulfida dalam wujud hidrogen sulfida (H2S). Selanjutnya H2S dimanfaatkan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium serta membebaskan sulfur
dengan oksigen. Sulfur diodaksi sebagai sulfat oleh mikroba kemolitotrof seperti
Thiobacillus.

14
e. Daur fosfor

Gambar 9. Daur Fosfor

Dalam bumi, fosfor terbagi menjadi dua bentuk, diantaranya senyawa fosfat
organik (pada tumbuhan serta hewan) dengan senyawa fosfatanorganik (oleh air
dan tanah). Fosfat organik pada hewan serta tumbuhan yang tidak hidup di
uraikan dengan dekomposer (pengurai) sebagai fosfat anorganik. Fosfat anorganik
yang luruh dalam air tanah maupun air laut bisa terkikis serta mengendap pada
sedimen laut. Oleh sebab itu, fosfat terdapat melimpah pada batu karang serta
fosil. Fosfat yang berasal dari batu serta fosil terkikis kemudian membentuk fosfat
anorganik yang luruh dalam air tanah serta laut. Fosfat anorganik ini kemudian
diserap serat tumbuhan lagi. Dan siklus tersebut berulang berkelanjutan.

2.3 Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup

Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies)


yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara
sesamanya. Dalam satu wilayah biasanya tidak dihuni oleh satu jenis populasi
saja tetapi dihuni oleh beraneka ragam populasi. Individu-individu dalam populasi
ini mempunyaikemungkinan untuk berinteraksi. Interaksi ini terlihat dalam bentuk
kompetisi untuk mempertahankan diri atau kerja sama untuk mempertahankan
jenisnya. Berikut adalah bentuk interaksi makhluk hidup dalam suatu ekosistem :

15
a. Neutral

Kedua poulasi tidak saling mempengaruhi, tidak mengganggu satu sama


lain. Mereka hanya hidup dalam ekosistem yang sama, tidak ada persaingan dan
mangsa-memangsa dalam interaksi ini karena terjadi kebutuhan yang berbeda.
Contohnya, seperti kucing dengan kambing. Kucing berburu tikus utuk
makanannya, sementara kambing mencari rumput.

b. Predasi

Predasi adalah interaksi antara mangsa dan pemangsa dalam sebuah


ekosistem, interaksi ini menjaga keseimbangan jumlah pemangsa dan mangsa
dalam sebuah ekosistem. Contoh : zebra dan singa di padang savana Afrika.
Dengan adanya singa sebagai predator, singa berfungsi untuk mengontrol populasi
zebra agar tidak terlalu banyak, sehingga zebra tidak mengalami ledakan populasi
dan menggangu jalannya ekosistem.

c. Simbiosis

Simbiosis adalah interaksi antara makhluk hidup berbeda jenis dalam satu
tempat dan waktu tertentu yang hubungannya sangat erat. Kata simbiosis berasal
dari bahasa Yunani, “sym” yang berarti “dengan” dan “biosis” yang artinya
“kehidupan”.

 Mutualisme

Merupakan jenis simbiosis dimana dua makhluk hidup yang


berbeda spesies memberikan keuntungan satu sama lain. Contoh : lebah
madu dan tanaman berbunga. Lebah madu mendapatkan makanan berupa
madu dari bunga, sedangkan bunga mendapatkan keuntungan dalam
berkembang biak karena proses penyerbukan dilakukan oleh lebah madu,
sehingga memungkinkan daerah penyerbukan yang lebih luas.

16
 Parasitisme

Dalam simbiosis ini satu makhluk hidup mendapatkan keuntungan


tetapi merugikan makhluk yang menjadi teman simbiosisnya. Contoh:
Tanaman benalu dengan inangnya. Benalu mendapatkan keuntungan yaitu
dapat menyerap sari inangnya, sedangkan sang inang lama kelamaan akan
mengalami kematian.

 Komensalisme

Dalam simbiosis ini pihak yang satu mendapat keuntungan tetapi


pihak lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan. Contoh : Ikan kecil
remora (Echenida sp) dengan ikan hiu (Carcharhinus longimanus). Ikan-
ikan kecil remora yang berenang berdekatan dengan ikan hiu mendapatkan
sisa-sisa makanan dan perlindingan dari ikan hiu dari predatornya,
sedangkan ikan hiu sendiri tidak merasa terganggu dengan kehadiran ikan
remora dan juga tidak mendapatkan keuntungan atas kehadiran ikan
remora tersebut.

Komunitas adalah sekelompok berbagai jenis makhluk hidup bersama


pada suatu daerah yang saling berinteraksi. Secara umum komunitas dibagi
menjadi dua, yaitu :

1. Komunitas Aquatik, yaitu sesuai dengan namanya, komunitas akuatik ini


berada di peraiaran. Seperti di laut, sungai, danau, dan sebagainya.

2. Komunitas Terrestrial, berada di daratan, seperti di padang rumput, gurun,


hutan hujan tropis, dan sebagainya.

2.4 Manusia dan Lingkungannya

Manusia adalah salah satu bagian dari alam dan merupakan bagian utama
dari suatu lingkungan yang kompleks. Dalam ekosistem, manusia adalah sebagian
dari unsur-unsur lain yang tidak dapat dipisahkan. Perilaku dan tingkat
kebudayaan manusia ikut menentukan bentuk dan interaksi antara manusia dan

17
alam lingkungannya. Periode perkembangan manusia dibagi menjadi empat
periode, yaitu sebagai berikut.

a. Manusia Nomadik

Pada manusia nomadik, kehidupan sangat bergantung pada alam


(lingkungan). Pada periode ini mereka tidak mengubah lingkungannya, sehingga
apabila ketersediaan kebutuhan hidup tidak lagi didapati pada lingkungannya
mereka akan berpindah ke tempat yang baru untuk mencari sumber kebutuhan
hidup.

b. Manusia Petani

Manusia petani ini sudah hidup menetap, tidak seperti manusia nomadik
yang berpindah-pindah tempat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Manusia
petani mengandalkan pengalaman dan akal untuk mengubah dan menggunakan
lingkungan secara aktif dan selektif. Mereka mengolah tanah untuk ditanami
tumbuh-tumbuhan dan juga beternak. Umumnya mereka mendirikan tempat
tinggal di daerah yang dekat dengan sumber air, mengingat air merupakan
kebutuhan yang paling penting.

c. Manusia Pengolah Energi

Kelompok manusia pengolah energi dimulai pada peralihan abad ke-19 –


abad ke-20. Manusia pengolah energi telah mampu mengubah energi. Mereka
mampu mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain bahkan dapat
menyimpan energi. Pada periode ini mulai bermunculan pabrik yang dapat
mengubah lingkungan.

d. Manusia Pengolah dan Penyimpan Informasi

Pada tahap ini manusia sudah mampu melakukan pengolahan dan


penyimpanan informasi melalui penemuan komputer.

18
Sedangkan dilihat dari segi ekologi antara manusia dengan makhluk hidup
lainnya, dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Manusia Sebagai Organisme yang Dominan

Dalam hal memenuhi kebutuhannya (makanan), manusia dapat


berkompetisi secara lebih baik dibandingkan dengan makhluk lainnya dalam suatu
ekosistem. Manusia juga mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungannya
atau organisme lain serta mampu mengubah lingkungan.

b. Manusia Sebagai Penyebab Evolusi

Manusia selalu dapat memperbaiki dan mengembangkan pengetahuan


serta keterampilan teknisnya karena meliliki kebudayaan. Evolusi alamiah
berlangsung sangat lambat, tetapi dengan kemampuan teknis telah terjadi
pengrusakan alam, baik sengaja maupun tidak. Hal ini dapat mempercepat evolusi
organik.

c. Manusia Sebagai Makhluk Pengotor

Tidak hanya membuang kotoran berupa feces, manusia juga membuang


berbagai kotoran organik lainnya yang seringkali lambat terurai. Hal yang
demikian akan dapat mencemari dan merusak lingkungan.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Sosial

1. Faktor Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhanya, manusia seringkali melakukan eksploitasi


alam, namun tidak memperhatikan sumber daya alam. Hal tersebut sangat
merugikan dan berbahaya karena akan mengganggu dan merusak kelangsungan
hidup makhluk lain.

19
2. Faktor Politik

Untuk menjaga kesimbangan dalam suatu ekosistem diperlukan suatu


usaha dari manusia, salah satunya kebijakan politik. Pemerintah memiliki otoritas
untuk membuat dan mengeluarkan suatu kebijakan, yaitu kebijakan yang
bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem tanpa merugikan kehidupan
makhluk lain.

3. Faktor Antropologi

Manusia adalah makhluk yang sempurna, diberikan suatu anugerah besar


berupa akal dan pikiran. Dengan anugerah tersebut manusia seringkali
menganggap dirinya adalah sebagai pengontrol lingkungan.

2.6 Hubungan Timbal Balik Antara Sistem Sosial dengan Ekosistem

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan timbal balik


antara sistem sosial dengan ekosistem, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Faktor Ekonomi

Manusia tentu saja mengharapkan keutungan dalam kehidupan. Ekosistem


yang baik adalah ekosistem yang dapat memberikan keuntungan dari segi
ekonomi bagi kehidupan manusia.

2. Faktor Politik

Negara merupakan lembaga yang memiliki otoritas, dengan otoritas yang


dimiliki negara dapat membuat dan mengeluarkan suatu kebijakan sehingga
dipatuhi oleh rakyatnya dalam kehidupan sehari-hari. Kebijakan yang telah dibuat
tersebut akan diterima dan respon dengan baik oleh masyarakat jika kebijakan
tersebut juga memperhatikan keseimbangan ekosistem.

20
3. Faktor Antropologi

Seperti yang telah dipaparkan bahwa manusia adalah makhluk yang


dianugrahi akal dan pikiran sehingga manusia seringkali menganggap dirinya
adalah pengontrol lingkungan, maka dari itu seharusnya manusia pun harus dapat
menjaga dan merawat alam lingkungannya. Jika alam lingkungan dijaga dan
dirawat dengan baik, maka akan memberikan kemudahan dan kemakmuran bagi
kehidupan manusia itu sendiri.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terdiri dari komponen
biotik dan abiotik yang memiliki berbagai peran seperti, sebagai produsen,
konsumen, dan dekomposer. Dari peran-peran tersebut pun memiliki fungsi yang
berbeda dan terikat satu sama lain dan terjadi berbagai proses dalam ekosistem
tersebut, seperti aliran energi dan siklus materi. Hubungan antar makhluk hidup
ini sangat erat dan saling ketergantungan karena makluk hidup memerlukan
bantuan makhluk lainnya untuk kelangsungan hidupnya.

Manusia sebagai makluk yang dianugerahi kemampuan yang besar berupa


akal dan pikiran haruslah dapat menjaga keseimbangan ekosistem di alam
lingkungan. Peranan manusia cukup besar dan dapat membawa berbagai dampak
yang ditimbulkan entah positif atau negatif. Sebagai manusia yang berbudi luhur
sudah seharusnya kita merawat dan menjaga alam lingkungan, karena dampaknya
akan berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri.

3.2 Saran

Dengan terselesaikannya makalah ini, pemakalah berharap para pembaca


khususnya Mahasiswa mampu mendapatkan manfaat dari makalah yang berjudul
Makhluk Hidup dalam Ekosistem Alami. Semoga diwaktu selanjutnya, makalah
ini mampu menjadi makalah yang lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Zelda, Betty, dkk. 2018. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: UPT MKU Universitas
Negeri Jakarta

https://www.academia.edu/10292046/Makhluk_Hidup_dalam_Ekosistem_Alami

https://studylibid.com/doc/213514/makhluk-hidup-dan-ekosistem-alami

https://blog.ruangguru.com/interaksi-yang-terjadi-di-dalam-ekosistem

https://www.academia.edu/31422562/Interaksi_populasi

https://www.ruangguru.co.id/daur-biogeokimia-pengertian-fungsi-dan-macam-
macamnya-terlengkap/

23

Anda mungkin juga menyukai