Anda di halaman 1dari 12

Bagaimana hubungan antara faktor biotik & abiotik terjadi?

Mengetahui interaksi antara faktor biotik dan abiotik sangat penting dalammempelajari ekosistem. Karena struktur dan fungsi dari ekosistem sangat dipengaruhi olehkedua faktor tersebut. Interaksi yang terjadi di dalam ekosistem sebetulnya tidak hanyaantara komponen biotik & abiotik tetapi juga dapat terjadi antar komponen biotik (antarasatu mahluk hidup dengan mahluk hidup lainnya), seperti kompetisi, predasi, simbiose, dsb.Sedangkan untuk hubungan antara komponen abiotik dengan biotik (organisme) misalnyapengaruh iklim (suhu, curah hujan dan ketersediaan air, dsb) terhadap keberadaan dankehidupan organisme di dalam ekosistem, terjadinya keterbatasan faktor makanan karenafaktor abiotik (suhu, temperatur, tanah) yang tidak mendukung untuk kehidupanorganisme, yang kemudian akan terjadi keterbatasan makanan, stress pada organisme,migrasi, penyesuaian diri organisme terhadap lingkungan, dsb.

Beberapa contoh faktor abiotik Lingkungan abiotik seringkali juga disebut dengan lingkungan fisik, sangatlah berpengaruhterhadap kehidupan organisme. Berikut beberapa contoh faktor abiotik di dalam ekosistem1.

Air Air sangat penting bagi semua organisme. Sebagian besar bumi kita adalah air, karenaair menutupi hampir 71% permukaan bumi. Namun demikian sebagian besar airterdapat di laut sebagai air asin dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung). Di samping itu terdapat juga air dalam bentuk awan, hujan, air sungai,air tawar, uap air, dsb. Seluruh air yang ada di permukaan bumi bergerak mengikutisuatu siklus yang disebut dengan siklus air (siklus hiodrologi).2.

2.Udara Udara di atmosfer terdiri dari campuran berbagai gas seperti nitrogen (78,08%), oxygen(20,95%), argon (0,93%), CO2 (0,038%), serta gas lainnya sebesar 1%. Berbagai gastersebut sangat berperan di dalam kehidupan organisme, misalnya oksigen.Ketersediaan oksigen sangat ditentukan oleh adanya tumbuhan berklorofil selamamelakukan fotosintesis, dan kekurangan oksigen akan mempengaruhi mahluk hidupyang terdapat di dalam ekosistem tersebut.3.

3.Temperatur Udara juga sangat erat hubungannya dengan temperatur yang sangat berpengaruhterhadap kehidupan organisme. Ekosistem yang mempunyai temperatur tinggi akanmempunyai keragaman organisme yang berbeda dengan ekosistem dengan temperaturrendah. Temperatur juga akan mempengaruhi kegiatan yang terjadi di dalamekosistem, seperti aliran energi.

EKOSISTEM

1. Pengertian Ekosistem Hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya membentuk suatu sistem disebut Ekosistem.

2. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem Bayangkan jika di bumi ini tanpa tumbuhan,tentu manusia dan hewan pemakan tumbuhan akan kelaparan,bahkan mati.Bayangkan pula,jika di bumi ini hanya ada hewan jantan saja,tentu jumlah hewan di bumi ini akan semakin berkurang.Hal ini di karenakan mereka tidak dapat memperbanyak diri.Jadi,semua makhluk hidup saling membutuhkan dan saling mempengaruhi.

3. Satuan-sauan makhluk hidup penyusun ekosistem. Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu,populasi,komunitas da biosfer. Bagian-bagian satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu; Individu

Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berartidapat di bagi.Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya.Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.

b.Populasi.

Populasi berasal ari bahasa latin,yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat.Dalam ekosistem,populasi berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama [sejenis] dan menempati daerah tertentu.

c.Komunitas

Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah yang sama,misalnya halaman sekolah.

d. Biosfer Biosfer adalaha semua ekossistem yang berada di permukaan bumi.

4.Komponen-komponen ekosistem.

Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup[biotik] dan komponen tak hidup[abiotik].

[1] Komponen biotik Mansia,hewan dsn tumbuhan termasuk koomponen biotik yaang terdapat dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3golongan yaitu ;produsen,konsumen dan dekomposer.

a.Produsen Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai produsen,tumbuhan hijau mnghasilkan makanan[karbohidrat] melalui proses potosintesis. Makanan di manfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme lain,yaitu konsumen. b.Konsumen. Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen,atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai berikut; a]Pemeken tumbuhan [herbivora],nisalnyakambing,kerbau,kelini dan sapi. b]Pemakan daging[karnivora],misalnya harimau,burung elang,dan serigala, c]Pemeken tmbuhan dan daging[omnivora],misalnya ayam,itik, dan orabg hutan. c.Pengurai [dekomposer].

Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organik[dari bangkai] menjadi zat-zat organik penyusunnya.

[2] Komponen abiotik. Bagian dari komponen abiotik adalah ; Tanah. Sifat-sifa fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air. Air. Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air. Udara. Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup. Cahaya matahari Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda. Suhu atau temperatur. Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.

5.Ketergantungan Antarkomponen Ekosistem Tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri.Di antara makhluk hidup tersebut terjadi hubungan saling membutuhkan,atau dengan kata lain terjadi ketergantungan. Ketergantungan tidak hanya terjadi antar makhluk hidup[komponen biotik], tetapi juga terjadi antara komponen abiotik dan biotik. 6.Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai. a. rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Ulat sebagai konsumen makanan daun padi[produsen]. Ulat menjadi sumber makanan

bagi burung. Setelah burung tersebut mati,pengurai akan menguraikan hewan yang mati tersebut menjadi mineral dan humus di dalam tanah. Selanjutnya,mineral dan humus tersebut di gunakan sebagai pupuk oleh tumbuhan hijau. Dari contoh tersebut dapat di simpulkan bahwa diantara produsen,konsumen dan pengurai, terjadi ketergantungan. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke Makhluk hidup lain melalui proses makan di makan dengan urutan tertentu. Kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan.

1] Piramida makanan. Jika dalam suatu ekosistem di gambarkan jumlah populasi produsen sampai konsumen tertinggi, akan membentuk gambaran seperti piramida.Gambaran seperti ini disebut piramida makanan. Supaya piramida makanan tersusun dengan baik,populasi dalam suatu ekosistem harus seimbang.Oleh karena itu,populasi produsen harus lebih banyak dari pada populasi konsumen tingkat 1. Konsumen tingkat 1 harus lebih banyak dari pada konsumen tngkat 11.Dengan demikian,semakin tinggi tingkatan suatu konsumen, jumlahnya semakin sedikit. 2] Aliran energi Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan di makan yang di lakukan organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Jadi,proses makan dan di makan dalam suatu rantai makanan dan jaring-jaring makanan dapat di katakan sebagai proses aliran energi.

7.Keseimbangan Ekosistem. Ekostem di katakan seimbang apabila komposisi di antara komponen-komponen tersebut dalam keadaan seimbang.Ekosistem yang seimbang,keberadaannya dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya. Perubahan ekosistem dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia.

Perubahan Ekosistem secara Alami Perubahan ekosistem secara alami dapat terjadi karena adanya gangguan alam. Misalnya gunung meletus,kebakaran hutan, dan perubahan musim. Bencana alam dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Perubahan Ekosisstem karena Tindakan Manusia. Perubahan ekosistem dapat terjadi karena tindakan manusia. Manusia merupakan salah satu komponen biotik dalam suatu ekosistem. Manusia mempunyai peranan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan ekosistem. Akan tetapi, manusia juga dapat merusak ekosistem.

Pengertian Populasi

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompokkelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.

Ciri-Ciri Dasar Populasi Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50 individu afik( kutu daun) per daun. Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik. Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati (mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan dengan kerapatan afik per daun, Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah). Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau metode menggunakan sample (sampling).

B. Pengukuran kerapatan nisbi (relatif) Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut : Menggunakan perangkap Menggunakan jala Menghitung jumlah felet faeses Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu Tangkaan persatuan usaha Jumlah artifakta Daya makan Kuesioner Sensus tepi jalan Umpan manusia

Distribusi Individu dalam Populasi Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3 pola utama yaitu: 1. Acak (Random) Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x). 2. Teratur (Seragam, unity): Pola sebaran ini terjadi apabila diantara individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians (s2) yang lebih kecil dari rata-rata (x) 3. Mengelompok (Teragregasi, Clumped)

Merupakan pola sebaran yang relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar dari rata-rata (x)

Struktur Umur Populasi Untuk menggambarkan sebaran umur dalam populasi, dapat di lakukan dengan mengatur data kelompok usia dalam bentuk suatu poligon atau piramida umur. Dalam hal ini jumlah individu atau persentase jumlah individu dari tiap kelas usia di gambarkan sebagai balok-balok horizontal dengan panjang relatif tertentu. Secara hipotesis, ada tiga bentuk piramida umur populasi, yakni : 1. populasi yang sedang berkembang 2. populasi yang stabil 3. populasi yang senesens (tua)

Faktor-faktoryang mempengaruhi penyebaran populasi: Distribusi sumberdaya Perilaku sosial (pada hewan) Faktorlain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen terlarut, dll)

Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk analisis dinamika populasi Pertumbuhan Populasi Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S) 1. Pertumbuhan Eksponensial Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak. 2. Pertumbuhan Sigmoid Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik),

namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.

Faktor pembatas pertumbuhan populasi : Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam

Faktor pembatasmenyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.

Kelangkaan Hewan Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya intensitas (kerapatan) dan prevalensi menunjukkan jumlah atau ukuran area-area yang di tempati spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh makhluk di dalam kawasan secara keseluruhan. Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (= prevalen) dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada tempat-tempat tertentu saja (= terlokalisasi). Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan yang berkaitan dengan tindakan manusia itu antara lain sebagai berikut: 1. Habitat hilang atau mengalami degradasi Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gangguan habitat itu ada yang sampai menyebabkan habitat hilang, ada yang mengalami degradasi dan paling tidak ada habitat yang terganggu. Beberapa contoh habitat yang hilang, rusak atau terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia adalah sebagai berikut. a. Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman. Ini merupakan contoh hilangnya habitat. Perubahan hutan menjadi daerah perumahan, terutama perumahan di daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan dan tumbuhan lain di tebang habis. b. Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit yang di gunakan orang untuk menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan dinamit pada umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyak di huni oleh hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di tempat tersebut dapat merusak terumbu karang

2. Fragmentasi habitat Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan pembuatan daerah pemukiman di lingkungan habitat yang luas tidak menghilangkan habitat secara keseluruhan. Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang menyebabkan habitat terpisah-terpisah. Pemisahan itu menyebabkan habitat terpecah menjadi kecil-kecil, sehingga menyebabkan hewan terkungkung pada lingkungan sempit yang tidak memungkinkan hewan tumbuh dan berkembangbiak secara optimal. 3. Pemburuan komersial. Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi. 4. Faktor lain Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya Amerika Serikat, jalan raya yang menghubungkan kota dengan kota lain amat panjang. Jalan itu melintasi tempat-tempat yang masih di huni oleh hewan liar, masalnya hutan dan padang rumput. Jalan itu memisahkan kawasan tersebut menjadi dua bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hewan-hewan liar yang hidup di kawasan itu sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara hewanhewan itu banyak yang terlindas kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

Dinamika Populasi Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan serta pengaturan populasi. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme density dependent (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) dan mekanisme density independent (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan). Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika populasi adalah: 1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan. 2. Perubahan jumlah individu dalam populasi. 3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi. 4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu dalam populasi.

PENUTUP Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari pertumbuhan populasi organisme. Populasi adalah individu-individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok.

Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya Ukuran populasi menyatakan banyaknya individu anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit di lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan populasi, yang menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode sensus, sampling atau pengukuran nisbi. Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan hidup pada umur tertentu.

III.2 Rekomendasi Masyarakat dan Pemerintah baiknya bekerja sama menjalankan program-program penanganan masalah lingkungan yang telah di buat oleh Mentri lingkungan hidup yang merencanakan beberapa program sebagai upaya penanganan masalah kerusakan lingkungan hidup, antara lain : Program Adiwiyata Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah Program Adipura Adipura, merupakan salah satu upaya menangani limbah padat domestik di perkotaan. Dalam perkembangannya, lingkup kerja Program Adipura difokuskan pada upaya untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi kota Bersih dan Hijau. Ada dua kegiatan pokok dalam penanganan limbah domestik dan ruang terbuka hijau di perkotaan, yaitu : memantau dan mengevaluasi kinerja pengelolaan lingkungan perkotaan berdasarkan pedoman dan kriteria yang ditetapkan untuk menentukan peringkat kinerja kota serta meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan perkotaan. Program Amdal AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Manfaat dari AMDAL , ialah : bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah, membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha, memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha, memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha Program Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keanekaragaman Hayati dalam bentuk Undang-Undang No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati. Sesuai dengan

mandat yang tercantum dalam pasal 18 (3) dari Konvensi tersebut maka Kementerian Lingkungan Hidup sebagai National Focal Point dari Konvensi Keanekaragaman Hayati membangun Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia berbasis internet. Program Diklat Lingkungan Pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bidang lingkungan hidup. Melalui pendekatan metode Androgogi dan peninjauan lapangan yang dilaksanakan oleh Pusat pendidikan dan pelatihan (PUSDIKLAT) diharapkan memberikan perubahan perilaku serta sikap positif terwujudnya pelestarian lingkungan hidup yang melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Program Kalpataru Penghargaan KALPATARU diberikan pada seseorang atau kelompok masyarakat yang telah menunjukkan kepeloporan dan memberikan sumbangsihnya di dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Program Langit Biru Pencemaran udara menjadi masalah yang serius terlebih tahun-tahun terakhir ini terutama di kota-kota besar. Upaya pengendalian pencemaran termasuk pencemaran udara pada dasarnya adalah menjadi kewajiban bagi setiap orang. Pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas udara sejak tahun 1992 telah melaksanakan Program Langit Biru sebagai upaya untuk mengendalikan pencemaran udara baik yang berasal dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Program Pasar Berseri Pasar Berseri bersih, sehat, ramah lingkungan, dan indah merupakan konsep pemikiran ulang menuju peningkatan performa pasar tradisional. Konsep ini mengarah pada dua hal, yaitu : optimalisasi kinerja pasar tradisional dan peningkatan infrastruktur dan pengembalian peran pasar tradisional sebagai distributor produkproduk lokal. Program Pusat Produksi Bersih Nasional Tujuan pendirian PPBN adalah untuk memfasilitasi, mempromosikan dan mengkatalis pengembangan dan penerapan Produksi Bersih (PB) di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai