Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem ekskresi merupakan suatu sistem yang menyelenggaran proses


pengeluaran zat-zat sisa. Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa
metabolisme yang sudah terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap
terjaga. Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem
ekskresi tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap
ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai
kebutuhan. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring
filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh. Sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolism
yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti menghembuskan gas CO2
ketika bernafas, berkeringat, dan buang air kecil. Sistem ekskresi sangat beraneka
ragam, tetapi semuanya mempunyai kemiripan fungsional.

Sistem hewan vertebrata sudah memiliki ginjal seperti manusia dengan


struktur yang sempurna, walaupun masih terdapat perbedaan dalam struktur dan
fungsinya. Perbedaan-perbedaan ini dapat dihubungkan dnegan lingkungan hidup
hewan tersebut. Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal, yaitu pronefros,
opistonefros, mesonefros, dan metanefros.

Oleh karena itu, diharapkan mampu mengetahui sistem ekskresi pada masing-
masing kelas vertebrata yaitu pisces, amphibi, reptil, aves, dan mamalia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan sistem ekskresi pada hewan vertebrata?
2. Apa fungsi sistem ekskresi pada hewan vertebrata (ikan)?
3. Bagaimana struktur sistem ekskresi hewan vertebrata?
4. Bagaimana mekanisme perkembangan pada ikan( pices)?
5. Bagaimana anatomi perbandingan pada ikan(pices)?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada ikan.
b. Untuk mengetahui fungsi-fungsi sistem ekresi pada ikan
c. Untuk mengetahui struktur sistem ekresi pada ikan
d. Untuk mengetahui mekanisme perkembangan sistem ekresi pada ikan
e. Untuk mengetahui anatomi perbandingan sistem ekskresi ikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Eksresi


Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidak seimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sebagian besar
sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari
cairan tubuh.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu
melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi
sebagian besar penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil
pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain,
CO2, H2O, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari
karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih
dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah.
B. Fungsi Ekresi Pada Ikan(Pices)

Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak
fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan
mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan
terdiri dari:

 Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O


 Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
 Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;

 Pronefros,
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.

 Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah,
tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih
banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.

Ada perbedaan adaptasi antara ikan yang hidup di air laut dan air tawar
kaitannya dengan proses ekskresi. Keduanya memiliki cara berbeda untuk
mempertahankan kadar garam di dalam tubuh mereka. Jumlah glomerolus ikan air
tawar lebih banyak serta diameternya lebih besar dibanding ikan yang hidup di air
laut.
Berikut adalah beberapa sistem ekskresi pada ikan :
Ekskresi Ikan Air Tawar

Tubuh ikan air tawar kadar garamnya lebih pekat dibanding dengan
lingkungan sekitar. Glomerolus pada ginjal yang banyak dengan diameter lebih besar
secara osmosis menyerap garam dari perairan masuk ke dalam tubuh. Kelebihan air
yang ada di tubuh dipompa keluar dalam bentuk air seni. Dinding tubulus ginjal
bersifat impermiable (tidak dapat ditembus oleh air/ kedap air), air seni yang
dihasilkan memiliki kadar air yang tinggi.
Kelebihan glomerolus yang lebih besar dan berdimeter dua kali lebih besar
dari ikan air laut dimaksudkan agar garam-garam dalam tubuh tidak keluar dan air
dipompa sebanyak-banyaknya dari dalam tubuh. Ketika cairan dari badan malpighi
masuk ke tubulus ginjal, glukosa akan diserap kembali oleh tubulus proximalis,
sedangkan garam akan diserap kembali ke dalam tubuh oleh tubulus distal.
Ikan air tawar mengalami kondisi hiperosmotik dimana cairan tubuh ikan air
tawar memiliki konsentrasi ionik lebih tinggi dibanding lingkungannya. Untuk
mempertahakan konsentrasi tersebut dibutuhkan sistem ekskresi dan konsentrasi dari
ion-ion disamping adanya proses eksresi air yang telah difiltrasi oleh ginjal. Proses
filtrasi tersebut terjadi di nefron glomerolus. Nefron glomerolus terdiri atas corpus
renalis dan tubulus renalis. Corpus renalis sendiri tersusun atas glomerolus-
glomerolus yang diselimuti oleh Capsule Bowman. Epitela parietalis dan visceralis
membentuk Bowman’s space yang memisahkan dengan bagian-bagian ginjal yang
lain.

Ekskresi Ikan Air Laut

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ikan yang hidup di air tawar dan air laut
memiliki sistem ekskresi yang berbeda. Tubuh ikan air laut memiliki konsentrasi
kadar garam yang lebih rendah dibandingkan dengan lingkungan perairannya. Hal
tersebut disebabkan karena air garam pada air laut cenderung menyebabkan tubuh
ikan air laut terhidrasi berbeda dengan ikan air tawar yang memiliki konsetrasi kadar
garam dalam tubuh lebih tinggi dibading lingkungannya. Bebereapa jenis ikan air laut
memiliki kelenjar ekskresi garam pada bagian insang yang berperan dalam
mengurangi kelebihan garam. Fungsi ginjal pada ikan yang hidup di air laut
prinsipnya yaitu untuk menyaring zat-zat yang ada di dalam air dan darah yang
hasilnya akan dikeluarkan melalui korpus renalis.

Keseimbangan air dijaga oleh tubulus yang bergulung. Hasil yang hilang pada
tubulus nefron termasuk air dan zat lain, diabsorpsi kembali ke dalam tubuh lewat
aliran darah, sistem peredaran darah pada hewan selengkapnya dapat dibaca disini.
Korpus renalis ikan air laut berukuran lebih kecil dibanding dengan ikan yang hidup
di air tawar, sehingga cairan tubuh tidak gampang keluar karena cairan tubuh perlu
dijaga agar tidak terlalu encer. Namun pengecualian untuk Elasmobranchii, tidak
seperti ikan air laut kebanyakan, Elasmobranchii memiliki korpus renalis besar
sehingga mengeluarkan air lebih banyak seperti ikan air tawar.

Ikan air laut memiliki kadar garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air
laut cenderung lebih mudah kehilangan kadar air dalam tubuhnya, sehingga insangnya
aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Ikan air laut banyak meminum air yang
berkadar garam tinggi untuk meningkatkan cairan tubuh. Sedangkan dehidrasi
dicegah dengan proses osmosis dan kelebihan garam dihilangkan. Karena ikan air laut
berusaha mempertahankan kadar air dalam tubuhnya maka volume pembuangan urine
menjadi jarang terjadi. Agar air tidak keluar dari dalam tubuhnya terlalu sering,
glomerolus ikan air laut menjadi lebih kecil dan lebih jarang dibandingkan dengan
ikan yang hidup di air tawar.

C. Mekanisme Perkembangan pada ikan


Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda.
Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan ammonia dan aktif menyerap oksigen
melalui insang, serta mengeluarkan urin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, ikan
yang hidup dilaut akan mengekskresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya
sedikit.
Ikan air tawar memiliki konsentrasi kadar garam yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Akibat kondisi tersebut air dari lingkungannya
cenderung masuk kedalam tubuh ikan secara osmosis dan garam keluar tubuh melalui
proses difusi. Untuk menjaga kestabilan kadar garam tubuh, ikan akan mengeluarkan
kelebihan air melalui ginjalnmya. Ginjal ini mempunyai glomeruli dalam jumlah
banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-
garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanya-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpigu memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap
kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak
dapat ditembus) terhadap air.
Tubuh ikan air laut berbeda dari ikan air tawar karena tubuh ikan air laut
memiliki konsentrasi kadar garam yang lebih rendah dibandingkan dengan
lingkungan. Akibat dari keadaan tersebut ikan cenderung kehilangan cairan tubuhnya
dan mendapatkan tambahan garam dari lingkungannya. Untuk mengganti cairan tubuh
yang banyak keluar, ikan banyak minum.
Sedangkan untuk membuang garam yang berlebihan didalam tubuhnya
dilakukan dengan cara mengalirkan darah yang mengandung garam ke insang yang
selanjutnya akan dibuang ke lingkungan oleh sel-sel sekretori garam yang terdapat di
insang. Selain itu kelebihan garam akan dibuang melalui fases atau ginjal. Berbeda
dengan ikan air tawar, urin yang dihasilkan sangat sedikit dan pekat sehingga
glomerulus ginjal ikan air laut mengalami reduksi bahkan pada beberapa ikan tidak
memiliki glomerulus, misalnya ikan Antennarius multiocellatus.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang
beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain
itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dengan
volume yang kecil. Karena ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus, akibat tidak
terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO
yang berkaitan dengan osmosis air.
D. Anatomi perbandingan sistem eksresi pada ikan

Perbandingan Sistem Ekskresi Antar Hewan Vertebrata Berkaitan Dengan Konsep


Evolusinya

Pisces Amphibi Reptil Aves Mamalia


Ginjal √ √ √ √ √
Kulit √ √ √
Paru-paru √ √ √
Hati

Keterangan:

Arkinefros atau holonefros (ginjal asal/primitif) adalah alat ekskresi pada


vertebrata primitif. Alat ini diduga terdiri atas sepasang duktus arkinefridikus yang
terletak di sisi dorsal rongga tubuh dan meluas ke sepanjang coelom. Setiap duktus
mengandung seri tubuli yang tersusun segmental dari anterior ke posterior setiap
segmen mengandung satu pasang tubuli yang berasal dari sepasang duktus
arkinefridikus. Tubulus bermuara ke dalam coelom melalui suatu bangun berbentuk
corong dan bercilia yang disebut nefrostom. Di dekat nefrostom terletak bangun yang
dibentuk oleh kapiler darah yang bergerombol, disebut glomeruli eksterna. Sisa-sisa
metabolisme yang terkandung dalam cairan jaringan masuk ke dalam glomeruli,
kemudian lewat coelom masuk ke dalam tubulis arkinefridici (tubuli ginjal) melalui
nefrostom.
Dari tubuli arkinefridici menuju ke duktus arkinefridikus, lalu ke arah
posterior sepanjang duktus, dan akhirnya keluar. Struktur ini dianggap nenek moyang
struktur ginjal yang kita kenal sekarang. Tetapi walaupun demikian ada hewan-hewan
yang masih mempunyai ginjal bertipe arkinefros, yaitu larva, myxine, larva beberapa
caecilia dan apoda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang
sudah terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem
ekskresi merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi
tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidak
seimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai
kebutuhan. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara
menyaring filtrat yang diperoleh dari cairan tubuh.
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada
perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional,
fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada
ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio
emniota Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem
peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus
ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan
ikan laut.

B. SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh maka penulis
menyarankan bahwa makalah ini dapat dijadikan bahan materi pembelajaran
khususnya dalam menambah pengetahuan tentang anatomi perbandingan sistem
ekskresi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN Dengan
selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun semangat kami
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
MAKALAH

“SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN VERTEBRATA”

NAMA-NAMA KELOMPOK I

KELAS C

1. SEPRIANUS MISSA
2. TINI MARGARITA TALAN
3. LIDIA NAIF
4. REMUNDUS G. BALUK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

KUPANG

2018

Anda mungkin juga menyukai