Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ZOOLOGI INVERTEBRATA
(ABKC-2302)

FILUM ASCHELMINTHES

Disusun Oleh:
Kelompok V/A
Fatimah Rahmi 1910119220037
Muhammad Arief Fadhillah 1910119110019
Shafa’ Muthi’ah 1910119120003
Sri Nurviati 1910119320025

Dosen Pengampu:
Dr. Dharmono, M.Si.
Mahrudin, S.Pd., M.Pd.
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc., M.Pd
Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikam syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
banyak terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucap terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Zoologi Invertebrata yaitu Bapak Dr. Dharmono,
M.Si., Bapak Mahrudin, S.Pd., M.Pd., Bapak Maulana Khalid Riefani, S.Si.,
M.Sc., M.Pd. dan Ibu Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd. yang telah
membimbing dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Banjarmasin, 15 Oktober 2020

Kelompok V/A

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
PETA KONSEP......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Metode Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Filum Aschelminthes..................................................................3
B. Klasifikasi Filum Aschelminthes..................................................................3
C. Struktur Tubuh Filum Aschelmintes.............................................................9
D. Cara Hidup Filum Aschelminthes.................................................................9
E. Habitat Filum Aschelminthes......................................................................10
F. Cara Reproduksi Filum Aschelminthes......................................................10
G. Dampak Filum Aschelmintes dalam Kehidupan Manusia..........................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
PETA KONSEP

Filum Aschelminthes

Pengertian Klasifikasi Struktur Tubuh Cara Hidup Habitat Reproduksi Dampak

Aschelminthes atau Aschelminthes Struktur Untuk Habitat Perkembangbia Banyak cacing


Nemathelminthes dibagi menjadi tubuh menunjang cacing ini kan Aschelminthes
adalah filum yang beberapa kelas Ascheminthe hidupnya berada Aschelminthes yang merugikan,
pernah dipakai yaitu Rotifera s umumnya aschelminthes ditanah yang umumnya karena parasit
pada Kerajaan (Rotatoria), berukuran memakan becek dan di melakukan pada manusia
Hewan (Animalia). Gastrotricha, mikroskopis, bakteri, jamur, dasar reproduksi dan hewan dapat
Anggota- Kinorhyncha meskipun dan organisme perairan air secara seksual. menyebabkan
anggotanya (Echinodera), ada yang kecil tawar atau Sistem ascariasis,
mencakup berbagai Nematomorpha panjangnya laut. reproduksi filariasis,
cacing yang (gordinacea), sampai 1 bersifat trichinosis dan
dikenal sebagai dan Nematoda. meter. gonokoris anemia
cacing gilig
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zoologi merupakan sebagian dari ilmu pengetahuan yang disebut biologi,
ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari jasad-jasad yang hidup, seperti
dapat dibedakan dari benda-benda yang tidak hidup seperti batu dan mineral-
mineral[ CITATION Por91 \l 1033 ]. Zoologi adalah cabang biologi yang
dikhususkan untuk studi kehidupan hewan. Ini mencangkup area mulai dari
struktur organisme hidup hingga kesatuan kehidupan subselular. Beberapa ahli
zoologi tertarik dengan biologi hewan tertentu, sedangkan yang lain tertarik
pada struktur dan fungsi tubuh hewan.
Objek dari Zoologi ialah hewan-hewan yang hidup di dalam laut, di
dalam air tawar, di daratan dan di udara. Zoologi dapat dibagi lagi dalam
mata-mata pengetahuan, masing-masing mempelajari suatu gejala hidup
tertentu. Adalah pandangan bahwa dalam prinsipnya ada dua gejala hidup
ialah bentuk dan fungsi, sehingga ada dua mata pengetahuan ialah morfologi
dan fisiologi. Tetapi sekarang lazimnya diakui adanya gejala-gejala hidup lain
yang sama pentingnya dengan bentuk dan fungsi, sehingga disamping
morfologi dan fisiologi dibedakan genetika, zoogeografi pathologi dan
sebagainya [ CITATION Por91 \l 1033 ].
Pada saat ini para ahli zoologi telah berhasil mendeskripsikan kurang
lebih satu juta spesies hewan yang terdapat di muka bumi dan kurang lebih
5% mempunyai tulang belakang yang dikenal sebagai vertebrata. Sisa hewan
yang ada (95%) merupakan hewan yang tidak bertulang belakang
(invertebrata). Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan
terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan
diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan
ke dalam 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan
pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan
di Bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik.

1
Lautan yang kemungkinan merupakan tempat asal mula jenis-jenis hewan
pertama, masih merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan. Fauna air
tawar sangatlah banyak, tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut
[ CITATION Yus03 \l 1033 ].

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filum Aschelminthes?
2. Bagaimana klasifikasi dari filum Aschelminthes?
3. Bagaimana struktur tubuh dari filum Aschelminthes?
4. Bagaimana cara hidup dari filum Aschelminthes?
5. Bagaimana habitat dari filum Aschelminthes?
6. Bagaimana cara reproduksi dari filum Aschelminthes?
7. Apa dampak filum Aschelminthes dalam kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari filum Aschelminthes.
2. Mengetahui klasifikasi dari filum Aschelminthes.
3. Mengetahui struktur tubuh dari filum Aschelminthes.
4. Mengetahui cara hidup dari filum Aschelminthes.
5. Mengetahui habitat dari filum Aschelminthes.
6. Mengetahui cara reproduksi dari filum Aschelminthes.
7. Mengetahui dampak filum Aschelminthes dalam kehidupan manusia.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah
metode deskriptif dengan teknik studi kepustakaan atau literatur yang
dilakukan dengan mengumpulkan data dari buku referensi, penunjang, dan
media lainnya yang beredar seputar tema yang dibahas, dan juga mengambil
sumber penunjang dari internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filum Aschelminthes


Aschelminthes atau Nemathelminthes adalah filum yang pernah dipakai
pada Kerajaan Hewan (Animalia). Pengelompokkan ini sekarang tidak
digunakan lagi karena polifiletik. Meskipun demikian, pengelompokkannya
kadang-kadang masih dipakai untuk kemudahan. Anggota-anggotanya
mencakup berbagai cacing yang dikenal sebagai cacing gilig yaitu hewan
dengan tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat panjang sehingga
muncullah nama ‘Nemathelminthes’ ,yang berarti “cacing berkas” (dari bahasa
Yunani). Tubuhnya tidak beruas-ruas, Nemathelminthes (dalam bahasa
Yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig
karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang.
Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh
sejati. Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah
ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik,
membantu dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena
memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminhes itu, disebut sebagai hewan
Pseudoselomata. Filum Nemathelminthes terdiri dari beberapa ratus ribu
spesies, kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit
[ CITATION Far15 \l 1033 ].

B. Klasifikasi Filum Aschelminthes


Aschelminthes merupakan filum dalam kingdom Animalia.
Aschelminthes dibagi menjadi beberapa kelas yaitu Rotifera (Rotatoria),
Gastrotricha, Kinorhyncha (Echinodera), Nematomorpha (gordinacea), dan
Nematoda.
1. Kelas Rotifera (Rotatoria)

3
Rotifera pertama kali ditemukan oleh John Harris tahun 1696 yang
waktu itu dikenal dengan nama “bdelloid rotifer” yaitu hewan mirip cacing.
Dari 1700 spesies, kebanyakan hidup di air tawar, hanya 50 spesies di laut,
beberapa di hamparan lumur lumut yang basah. Rotifera termasuk metazoa
yang paling kecil berukuran antara 40 - 2.500 mikron, rata-rata 200 mikron.
Hidup bebas, Soliter, koloni, atau sessile [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Tubuh rotifera dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian anterior
yang pendek, badan yang besar dan kaki. Di bagian anterior terdapat korona
dan mastax yang merupakan ciri khas kelas rotifera. Bentuk badan bulat
atau silindris. Pada bagian badan(trunk) terdapat 3 buah tonjolan kecil yaitu
sebuah atau sepasang antena dorsal dan dua buah antena lateral. Pada Ujung
antena biasanya terdapat bulu-bulu sebagai alat indera. Sebuah kaki yang
kurus terletak di ujung posterior. Tubuh tertutup epidermis yang merupakan
lapisan tipis dan sinsitial, dengan jumlah nuclei yang selalu tetap. Di bawah
epidermis terdapat susunan otot melingkar dan membujur namun tidak
terorganisir sebaik pltyhelminthes [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Selain penjelasan diatas, ciri yang mudah bagi kelas ini yakni Hidup
di air tawar dan laut, berukuran 0,4 mm – 2mm, bagian kepala dikelilingi
oleh silia, disebut corona, memiliki kutikula, umumnya memiliki bintik
mata, alat pencernaan sempurna. Contoh: Asplachna, Philodina, Rotaria
[ CITATION Non17 \l 1033 ].
Tubuh kelas ini juga terbungkus oleh cangkang yang kuat disebut
lorika . Disebelah dalam lorika terdapat epidermis dan otot-otot
longitudinal. Hewan ini memiliki alat pencernaan yang terdapat di bagian
batang tubuhnya. Untuk hewan betina selain terdapat alat pencernaan pada
bagian ini terdapat juga alat reproduksi. Pada daerah posterior (daerah kaki)
terdapat jari kaki yang berjumlah satu atau dua buah. Di sebelah depan kaki
terdapat anus berupa kloaka (Rusyana, 2018).
2. Kelas Gastrotricha
Gastrotricha berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Gaster yang
artinya perut dan thrix yang artinya rambut. Filum gastrotricha merupakan

4
kelompok kecil dengan 450 spesies hidup bebas baik di laut maupun di air
tawar. Terdapat dalam rongga interstisial sediment atau merayap pada
ganggang, tanaman air atau detritus. Meskipun tidak melimpah seperti
rotifera, jenis ordo Chaetonotida biasa ditemukan di danau, kolam dan
sungai. Jenis dari ordo macrodasyda terdapat di air laut dan payau
[ CITATION Far15 \l 1033 ].
Kebanyakan gastrotricha berukuran mikroskopis, antara 40 - 1.000
mikron, namun beberapa spesies mencapai 4 mm. Bentuk tubuh seperti
botol dengan bentuk kepala yang agak jelas, bagian ventral nya datar,
bagian posterior biasanya bercabang dua dan pada beberapa jenis dilengkapi
organ penempel. Organ penempel berbentuk tabung yang dapat berjumlah
banyak dan terletak di dekat kepala, sepanjang sisi tubuh atau pada ujung
posterior. Tabung penempel digunakan untuk menempel sementara pada
substrat. Gastrotricha termasuk hewan microscopic. Tubuhnya berbentuk
simetris bilateral dengan isi perut yang lengkap punya ditutupi silia
khususnya mulut. Pada sebagian spesies mempunyai dua terminal yang
melekat pada saluran. Umumnya pengangkutan utama pada hewan
microscopic dengan menggunakan kekuatan hidrostatik. Disamping itu
biasanya mempunyai pseudocoel yang digunakan untuk metode
pemeliharaannya dan sekarang diketahui bahwa hewan ini memiliki
acoelomate [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Filum gastrotricha pada chaetonotida mereka mendiami laut atau air
payau dan jarang di air jernih. Hidupnya membersihkan detritus dalam area
littoralor sublittoral. Semuanya mempunyai tabung pelekat depan dan
belakang. Kebanyakan mempunyai tabung atau saluran sepanjang sisinya.
Sebagian mempunyai kutikula yang tebal atau kail atau Sisik. Turbanella
dan Tetranchyroderma adalah yang paling umum dan paling mudah dikenali
dari macrodasyids, dengan angka 50-100 per kubik centimeter dari urutan
filum gastrotricha macrodasyidae. Anggotanya memiliki bentuk tubuh Y
pharyngeal lumina. Neodasys adalah hewan laut dan seperti bentuk
macrodasyid yang mencapai 0,8 mm (0,03) dalam panjangnya dan terdapat

5
tabung yang melekat yaitu terletak di belakang, samping dan depan dan
jarang melampaui ukuran 0,3 mm (0,01). Mereka hanya memiliki dua
tabung atau saluran belakang yang berasal dari belakang furca, atau tidak
sama sekali. Famili dari chaetonotidae Hampir setengahnya dari gastrotricha
: Musellifer dan Halichaetononotus di laut ; polymeururs di air jernih ;
aspidiophorus, chaetonotus, heterolepidoderma, ichthydium, dan
lepidodermella dalam habitat yang sama. Musellifer hidup dalam lumpur
[ CITATION Far15 \l 1033 ].
Untuk memahami mengenai kelas ini, penjelasan yang singkatnya
ialah kelas ini hidup di air tawar dan laut, ukurannya hampir sama dengan
Rotifera, tidak memiliki corona, cilia hanya terdapat pada daerah tertentu,
memiliki kutikula, umumnya dilenkapi dengan spikula dan sisik. Bagian
posterior memiliki tabung pelekat, alat pencernaan sempurna. Bentuk tubuh
memanjang, transparan, tak berwarna. Contoh: Chaetonotus, Dasydytes,
Cephalodasys [ CITATION Non17 \l 1033 ].
3. Kelas Kinorhyncha (Echinodera)
Kelas kinorhyncha definisi adalah filum kecil (1 mm atau kurang)
invertebrata laut pseudocoelomate luas di lumpur atau pasir di semua
kedalaman sebagai bagian dari meiobenthos. Mereka juga disebut naga
Lumpur (mud dragons). Kinorhyncha bukan merupakan filum yang hanya
sekitar 150 spesies yang dikenal ilmu pengetahuan. Mereka hidup dalam
sedimen laut mulai dari pantai sampai kedalaman hingga 5000 meter dan
telah ditemukan di semua lautan dibelahan dunia. Mereka tidak bisa
berenang, dan bergerak dengan mendorong kepala mereka maju ke lumpur
memperpanjang scalids mereka kemudian mencabut kepala ke dalam tubuh,
karena kepala terdapat durti yang memiliki efek menyeret tubuh ke depan.
Duri kemudian dapat ditutup dan kepala mendorong maju sekali lagi,
mereka memakan diatom dan bahan organik lain yang mereka temukan di
lumpur [ CITATION Far15 \l 1033 ].

6
Kelas Kinorhyncha tubuh simetri bilateral, 13-14 ruas, tubuh tertutup
kutikula yang terbagi menjadi ruas-ruas yang jelas dan lateral, saluran
pencernaan lengkap, reproduksi seksual, dioecious.
- ruas 1 : kepala, pada ujungnya terdapat mulut.
- ruas 2 : leher.
- sisanya : badan, biasanya 11 ruas
Ukurannya sekitar 1 Milimeter, berbeda dengan aschelminthes yang
lain. Kinorhyncha tidak mempunyai silia sama sekali. Kutikula terbagi
menjadi ruas-ruas yang jelas, ruas pertama adalah kepala, ruas kedua ialah
leher, dan badan biasanya terdiri atas 11 ruas. Pada ujung anterior terdapat
semacam kerucut dan di ujung kerucut terdapat mulut, ujung dan pangkal
kerucut [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Lebih singkatnya, kelas ini mempunyai ciri dengan Panjang tubuh
kurang dari 1 cm, memiliki ruas tubuh 13-14 yang bersatu disebut zonite.
Permukaan tubuh tanpa silia, memiliki kutikula cukup tebal dengan spikula
yang bervariasi. Contoh: Echinoderella, Echinoderes [ CITATION Non17 \l
1033 ].
4. Kelas Nematomorpha (gordinacea)
Cacing ini memiliki tubuh yang panjang dan ramping, kelas ini sangat
parasit terhadap insecta dan crustacea ukuran hewan ini bervariasi antara 10-
700 mm, dengan diameter 1,3-2,5 , betina lebih panjang daripada yang
jantan. Tubuh dilapisi kutikula yang polos, hidup bebas di air tawar, air laut
atau parasit. Semua hewan ini hidup di air tawar kecuali nectonema yang
hidup di air laut.
Secara umum ciri-ciri nematomorpha adalah sebagai berikut :
1. Tubuhnya berbentuk silindris,
2. Salah ujungnya tumpul dan membulat,
3. Tidak bersegmen,
4. Simetri tubuhnya bilateral,
5. Permukaan tubuh yang dilapisi kutikula terdiri dari lempeng-lempeng
atau papilla,

7
6. Tubuhnya dilapisi dengan lapisan otot longitudinal tapi tidak penuh
sampai ke ujung tubuhnya,
7. Seluruh pencernaan makanannya mengalami degenerasi, karena cacing
muda mengabsorbsi makanan dari Inang, sedangkan yang dewasa tidak
maka.
8. Organ sirkulasi respirasi dan ekskresi tidak ada,
9. Sistem sarafnya terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus,
cincin tersebut berhubungan dengan tali saraf midfentral. Pada
nectonema, cincin saraf itu juga berhubungan dengan tali saraf
dorsaldorsal, dan
10. Mempunyai alat kelamin yang terpisah.
Nematomorpha (kadang-kadang disebut Gordiacea, dan umumnya
dikenal sebagai cacing bulu kuda atau cacing Goardian) adalah sebuah filum
dari parasit hewan yang dangkal morfologis mirip dengan cacing nematoda.
Ukurannya berkisar pada sebagian besar spesies antara 5 sampai 100 cm (20
hingga 39 di) dan dapat mencapai dalam kasus yang ekstrim hingga 2 meter,
dan 1 sampai 3 MM(0,039-0,12 in)cacing bulu kuda dapat ditemukan di
tempat yang lembab seperti Sungai, genangan air, dan tangki air. Cacing
dewasa ini hidup bebas tetapi Larva adalah parasit pada kumbang, kecoa,
orthoptera, dan krustasea. Sekitar 326 spesies yang diketahui dan perkiraan
konservatif menunjukkan bahwa mungkin ada sekitar 2000 spesies di
seluruh dunia nama "Gordian" asal dari legendaris simpul gordian. Hal ini
berkaitan dengan fakta yang sering dibicarakan bahwa nematomorpha
mengikat diri dalam knot [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Lebih singkatnya, kelas ini memiliki ciri : Tubuh bulat panjang tidak
bersegmen, sering disebut cacing rambut. Ukuran tubuh bervariasi dari
beberapa mm sampai satu meter, memiliki warna kekuning-kuningan.
Hewan jantan umumnya berukuran lebih kecil. Ujung ekor hewan jantan
melengkung. Cacing ini mirip Nematoda. Contoh: Gordius, Gordionus,
Nectonema [ CITATION Non17 \l 1033 ].
5. Kelas Nematoda

8
Nematoda atau cacing gelang(filum nematoda) merupakan filum yang
paling beragam dari pseudocoelomates, dan salah satu yang paling beragam
dari semua binatang. Nematoda merupakan spesies yang sulit untuk
membedakannya ; lebih dari 28.000 telah diuraikan, yang lebih dari 16.000
adalah parasit. Telah diperkirakan bahwa jumlah spesies nematoda mungkin
sekitar 1 juta. Tidak seperti cnidaria atau cacing pipih, cacing gelang
memiliki sistem pencernaan yang seperti tabung dengan bukaan di kedua
ujungnya [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Nematoda telah berhasil beradaptasi dengan hampir setiap ekosistem
dari laut sampai ke air tawar, Daerah Kutub sampai ke daerah tropis, serta
yang tertinggi sampai yang terendah. Mereka hidup diberbagai air tawar,
laut, dan lingkungan darat, dan ditemukan di lokasi yang beragam seperti
gunung, padang pasir dan Palung Samudera. Adapun berbagai bentuk
parasit dari jenis ini yakni termasuk patogen pada tumbuhan dan hewan.
Beberapa nematoda dapat menjalani cryptobiosis (keadaan metabolisme
kehidupan yang dimasuki oleh organisme sebagai respons terhadap kondisi)
[ CITATION Far15 \l 1033 ].

C. Struktur Tubuh Filum Aschelmintes


Struktur tubuh Ascheminthes umumnya berukuran mikroskopis,
meskipun ada yang panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran
lebih besar daripada individu jantan [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Ciri-ciri Aschelminthes yaitu:
1. Tubuh dilindungi lapisan cuticula scleroprotein, pada beberapa hewan
berupa cangkang.
2. Memiliki sistem pencernaan yang sempurna,dimulai dari mulut,faring,usus
dan anus.
3. Ukuran tubuh umumnya mikroskopis.
4. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung
yang meruncing.
5. Tidak memiliki pembuluh darah dan system respirasi.

9
6. Pernapasan berlangsung secara difusi melalui permukaan tubuh.

D. Cara Hidup Filum Aschelminthes


Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Untuk menunjang hidupnya aschelminthes memakan bakteri, jamur,
dan organisme kecil [ CITATION Far15 \l 1033 ].

E. Habitat Filum Aschelminthes


Habitat cacing ini berada ditanah yang becek dan di dasar perairan air
tawar atau laut. Beberapa spesies parasit dan hidup di darah dan cairan tubuh
dari inangnya [ CITATION Far15 \l 1033 ].
F. Cara Reproduksi Filum Aschelminthes
Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya melakukan reproduksi
secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin
jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara
internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan
hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan [ CITATION Far15 \l 1033 ].
Alat reproduksi jantan dan betina terpisah (berumah dua), jantan lebih
kecil dibandingkan dengan betina, fertilisasi internal, telur memiliki
pembungkus kitin, mengalami beberapa kali pergantian kulit (Molt) (Masnur ,
2018).

G. Dampak Filum Aschelmintes dalam Kehidupan Manusia


Banyak cacing Aschelminthes yang merugikan, karena parasit pada
manusia dan hewan dapat menyebabkan ascariasis, filariasis, trichinosis dan
anemia, diantaranya sebagai berikut :
1. Globodera rostochiensis, yang menjadi parasit pada tanaman kentang,
tomat dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman pertanian.
2. Ascaris lumbricoides (cacing usus) yang hidup pada usus manusia.
Dinding tubuhnya yang tersusun dari kutikula, epidermis, dan lapisan otot
yang memanjang dimana terdapat saluran ekskresi lateral, tali-tali syaraf

10
dorsal dan ventral yang dihubungkan oleh cincin syaraf anterior
(Rusyana, 2018). dan Enterobius vermicularis (cacing kremi), menjadi
parasit pada manusia dan menyebabkan penyakit. Cacing kremi ini
menyebabkan gatal-gatal di daerah dubur tertuama pada malam hari
sehingga penderita akan sangat terganggu [ CITATION Soe08 \l 1033 ].

3. Anyclyostoma duodenale (cacing tambang), hidup parasit pada usus


manusia, panjang tubuh cacing dewasa 1-1,5 cm. mulut terdapat pada
ujung anterior, padanya terdapat kait-kait yang dipergunakan untuk
mengaitkan diri pada usus hospesnya, supaya tidak terbawa oleh arus
makanan. Keadaan tersebut menyebabkan usus menderita luka-luka
(Rusyana, 2018). Cacing ini juga dapat menghisap darah dan juga
menghasilkan zat anti koagulasi (zat yang bisa mencegah pembekuan
darah) sehingga penderita mengalami anemi (kurang darah).
4. Wuchereria bancrofti, cacing ini dapat menyebabkan penyakit filaria, yang
disebut filariasis (elephantiasis). Infeksi cacing filaria kepada tubuh
manusia terjadi bila nyamuk culex yang mengandung mikrofilaria
menusuk manusia, mikrofilaria dapat masuk melalui bekas tusukan
nyamuk. Cacing dewasa dalam tubuh manusia dapat menyumbat saluran
limfa yang menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian tubuh
(Rusyana, 2018).
5. Trichinella, Trichinosis disebabkan karena memakan daging babi yang
kurang masak yang mengandung kista dari daging cacing Trichinella.
Cacing dewasa berkembang biak di dalam usus, ribuan cacing muda
dihasilkan oleh cacing betina yang kemudian akan menembus dinding usus
berpindah ke seluruh tubuh mengkista di dalam otot (Rusyana, 2018).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aschelminthes atau Nemathelminthes adalah filum yang pernah
dipakai pada Kerajaan Hewan (Animalia). Anggota-anggotanya mencakup
berbagai cacing yang dikenal sebagai cacing gilig yaitu hewan dengan
tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat panjang sehingga
muncullah nama ‘Nemathelminthes’ ,yang berarti “cacing berkas”. Struktur
tubuh Ascheminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada
individu jantan. Aschelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia,
hewan, dan tumbuhan. Perkembangbiakan Aschelminthes umumnya
melakukan reproduksi secara seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris,
yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang
berbeda.
Aschelminthes dibagi menjadi beberapa kelas yaitu:
1. Kelas Rotifera (Rotatoria)
2. Kelas Gastrotricha
3. Kelas Kinorhyncha (Echinodera)
4. Kelas Nematomorpha (gordinacea)
5. Kelas Nematoda
B. Saran

12
Dampak hewan dari filum Aschelminthes merugikan karena bersifat
parasit pada tubuh. Untuk menghindari infeksinya, kita dianjurkan untuk
senantiasa menjaga kebersihan serta mengkonsumsi makanan dan
minuman yang sehat untuk menjaga daya tahan tubuh agar selalu terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Julian, F. (2015). Filum Aschelmintes. Diakses melalui


https://id.scribd.com/doc/306638605/Filum-Aschelminthes pada 16
Oktober 2020.
Masnur, Moh. dkk. (2018). Gejala Serangan Hama Filum Aschelminthes,
Mollusca dan Chordata pada Tanaman Budidaya Pertanian. Diakses
Melalui https://www.academia.edu/37545686/. Pada tanggal 16 oktober
2020.
Radiopoetro, P. D. (1991). Zoologi. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.
Rusyana, Adun. (2018). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung :
ALFABETA
Soedarto. (2008). Parasitologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press.
Sutarno, N. (2017). Nemathelminthes. Diakses melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1948081
81974121-NONO_SUTARNO/HAND_OUT_ZOOIN_2.pdf pada 16
Oktober 2020.
Yusuf Kastawi, I. E. (2003). Zoologi Avertebrata. Malang: JICA Experts.

13

Anda mungkin juga menyukai