Anda di halaman 1dari 8

9.

Kebutuhan Pendidikan Anak CIBI


“Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 4 yang menyebutkan
bahwa warga negara yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus. Pendidikan khusus mempunyai konotasi layanan dan komponen
pembelajaran yang berbeda (diferensiasi). Perhatian khusus kepada anak kecerdasan dan
bakat istimewa merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik
secara utuh dan optimal. Supriyanto (2012:10) menyatakan bahwa pemberian pendidikan
khusus bukan hanya memberikan kesempatan memperoleh pendidikan tetapi juga
mengondisikan pada peluang pengembangan potensi khusus dan kebutuhan yang anak
miliki”(Mukaromah, 2013).
Anak CIBI mempunyai kebutuhan pendidikan yang dapat ditinjau dari dua
kepentingan sebagai berikut.
Kebutuhan Pendidikan dari Segi Anak CIBI itu sendiri
Oleh karena potensi yang dimiliki anak CIBI sangat unggul jika dibandingkan dengan
anak biasa maka untuk mengembangkan potensinya mereka membutuhkan hal-hal
berikut ini.

1). Anak CIBI membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensinya melalui
penggunaan fungsi otak yang efektif dan efisien. Mereka tetap membutuhkan
pengembangan fungsi otaknya walaupun telah memiliki otak yang hebat. Melalui
pendidikan terjadi interaksi antara potensi bawaan individu dengan lingkungannya.
2). Anak CIBI membutuhkan kesempatan untuk dapat berinteraksi dengan anak-anak
lainnya schingga mereka tidak menjadi manusia yang memiliki superioritas
intelektual saja tetapi merupakan manusia yang mempunyai tingkat penyesuaian yang
tinggi pula.
3). Anak CIBI membutuhkan peluang untuk mengembangkan kreativitas dan motivasi
internal untuk belajar berprestasi karena usaha pengembangan anak berbakat tidak
semata-mata hanya pada aspek kecerdasan saja.
Kebutuhan Pendidikan yang Berkaitan dengan Kepentingan Masyarakat
Adanya kehadiran anak CIBI yang punya potensi unggul sangatlah merugikan jika
potensi yang dimiliki anak tersebut tidak diakomodasi dan didorong untuk berkembang
sehingga dapat berguna dalam pengembungan bangsa dan negara. Oleh karena itu,
pendidikan anak berbakat membutuhkan dukungan dari masyarakat, antara lain sebagai
berikut.

1). Anak CIBI membutuhkan kepedulian dari masyarakat terhadap pengembangan


potensi anak berbakat. Apabila kepedulian ini kurang atau tidak ada maka potensi
anak tersebut menjadi mubazir, maksudnya anak berbakat berada di bawah potensi
kemampuannya. Kepedulian ini digambarkan oleh Moh. Amin (1996) dengan
mengatakan bahwa sejak dahulu Plato telah menyerukan agar anak-anak berbakat
dididik secara khusus karena mereka ini diharapkan akan menjadi pemimpin dalam
segala bidang
2). Anak CIBI membutuhkan pengembangan sumber daya manusia berbakat. Usaha
pengembangan sumber daya manusia berbakat merupakan pengakomodasian serta
pengembangan aset bangsa karena anak-berbakat ini dapat menjadi penopang dan
pendorong kemajuan bangsa karena potensi yang dimilikinya berkembang secara
optimal.
3). Anak CIBI membutuhkan keserasian antara kemampuannya dengan pengalaman
belajar. Olch karena itu, pendidikan perlu mewujudkan lingkungan yang kaya
pengalaman schingga dapat memenuhi perkembangan anak berbakat. Anak-anak
berbakat memiliki perspektif masa depan yang jauh berbeda dengan orang lain.
4). Anak CIBI membutuhkan usaha untuk mewujudkan kemampuan anak berbakat
secara rill (nyata) melalui latihan yang sesuai dengan segi keberbakatan anak
berbakat itu sendiri.

10. Jenis Layanan Untuk Anak CIBI termasuk Layanan Pendidikan


Layanan pendidikan bagi anak cerdas istimewa bakat istimewa:[ CITATION Ish09 \l
1033 ]
a. Abiliy Grouping
Merupakan sebuah pengelompokan kemampuan yang melibatkan siswa Cerdas
Istimewa Bakat Istimewa (CIBI) dalam satu program.
1). XYZ Grouping
“XYZ Grouping adalah sebuah program di mana administrator sekolah menugaskan
siswa di kelas yang sama ke kelas berdasarkan nilai ujian dan catatan sekolah
mereka. Siswa dengan kemampuan serupa ditempatkan dalam kelompok atau kelas
"tinggi", "menengah", atau "rendah"; setiap kelompok mengikuti kurikulum dasar yang
sama”(Efendi & Mariana, 2014).
2). Wthin-Class Grouping
“Pengelompokan prestasi dalam kelas melibatkan pengorganisasian siswa dalam
kelas biasa mereka untuk kegiatan atau topik tertentu, seperti keaksaraan. Siswa
dengan tingkat pencapaian yang sama dikelompokkan bersama, misalnya, pada
tabel tertentu, tetapi semua siswa diajar oleh guru biasa dan staf pendukung, dan
biasanya mereka semua mengikuti kurikulum yang sama” (Efendi & Mariana,
2014).

Pengelompokan jenis ini bertujuan untuk mencocokkan tugas, kegiatan, dan


dukungan dengan kemampuan siswa saat ini, sehingga semua siswa memiliki
tingkat tantangan yang sesuai. 

3). Cluster Grouping


“Pengelompokkan Khusus (Cluster Grouping) adalah program pendidikan yang
diberikan kepada sekelompok anak (5 sampai 10) yang diidentifikasi sebagai anak
berbakat dalam satu kelas bersama dengan anak-anak lain yang kemampuannya di bawah
mereka”(Efendi & Mariana, 2014).
b. Inklusi
1). Modifikasi kurikulum
“Kurikulum berdiferensiasi yang sesuai dengan siswa CIBI adalah kurikulum yang
menstimulasi higher level of thinking, yaitu critical thinking dan creative thinking.
Kurikulum berdiferensiasi bagi siswa gifted didefinisikan sebagai bentuk proses
pembelajaran yang disusun khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa CIBI dengan
karakteristik yang berbeda atau memiliki kebutuhan khusus. Kurikulum berdiferensiasi
ini meliputi:
a). Penyusunan target belajar yang lebih tinggi, dalam konten, proses maupun
pemberian konsep teori yang diberikan (advanced curriccula).
b). Penerapan metode belajar yang mampu menstimulasi higher level of thinking,
seperti inqurydiscovery, probelm based learning dan metode-metode lain yang
sesuai dengan advanced curricula.
c). Pemilihan materi-materi yang menantang dan menarik yang dapat
menstimulasi perkembangan higher level of thinking pada siswa CIBI
d). Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa CIBI, dalam kurikulum
berdifensiasi ini harus bersifat menantang dan menstimulasi pemikiran kreatif
siswa. Bentuk tugas sebaiknya diberikan dalam bentuk group work, bentuk
tugas haruslah merupakan hal-hal yang menantang dan memungkinkan
mereka menemukan suatu hal baru. Hal penting lain yang perlu diperhatikan
dalam memberikan tugas (project) kepada siswa CIBI yaitu memberikan
kebebesan kepada siswa untuk mengekspresikan diri dan memberikan
alternatif-alternatif yang memungkinkan siswa mengembangkan ide-idenya
secara kreatif”[ CITATION Wul11 \l 1033 ].
“Siswa CI/BI memerlukan kurikulum khusus dengan bobot tingkatan materi yang lebih
tinggi dari siswa regular yang dinamakan dengan kurikulum diferensiasi. Tujuan utama
perancangan kurikulum yang berkualitas yaitu memenuhi diferensiasi yang sesuai dengan
karakter siswa CI/BI dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
terhadap materi ajar (Supriyanto, 2012:11). Direktorat Pendidikan Luar Biasa
memberikan suatu panduan umum mengenai isi kurikulum dalam program percepatan
belajar seperti yang dikutip oleh Alfikalia (2010:4), dengan paparan sebagai berikut:
a). Kurikulum nasional dan muatan lokal yang dimodifikasi dengan
penekanan pada materi esensial dan dikembangkan melalui sistem
pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara
pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika, serta dapat
mengembangkan kemampuan berpikir holistik, kreatif, sistemik, dan
konvergen, untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang.
b). Kurikulum nasional dan muatan lokal yang dikembangkan secara
berdiferensiasi untuk memenuhi pendidikan peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa dengan cara memberikan
pengalaman belajar yang berbeda dalam arti kedalaman, keluasan,
percepatan, maupun jenisnya.
c). Pengembangan kurikulum berdiferensiasi untuk program percepatan
belajar dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi kurikulum nasional
dan muatan lokal dengan cara sebagai berikut : (1) modifikasi alokasi
waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar bagi siswa yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa; (2) modifikasi isi/materi,
dipilih yang esensial; (3)modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa yakni senang menemukan sendiri pengetahuan baru; (4)
modifikasi lingkungan belajar yang memungkinkan siswa memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan
pengetahuan; (5) modifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan
siswa dapat bekerja di kelas, baik secara mandiri, berpasangan, maupun
berkelompok.
d). Struktur program (jumlah jam setiap mata pelajaran) sama dengan kelas
reguler, hanya perbedaannya terletak pada waktu penyelesaian kurikulum
tersebut lebih dipercepat dari pada kelas reguler. Untuk itu sekolah dapat
menyusun kalender pendidikan khusus untuk program percepatan
belajar”(Mukaromah, 2013).
2). Enrichment (pengayaan)
Pemberian pelayanan pendidikan kepada anak cerdas istimewadan bakat istimewa yang
dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas tambahan yang bersifat
perluasan/pendalaman setelah yang bersangkutan menyelesaiakan tugas-tugas yang
diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Praktiknya nanti, anak genius yang menjadi
siswa SD dapat diberi tugas perpustakaan, belajar bebas, mempelajari kasus tertentu, dan
sebagainya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe “enriched leaner”.
Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan-
kegiatan penelitian dsb, dan atau mendapat pengayaan dengan pendalaman terutama bila
ia akan mengikuti lomba kejuaraan mata pelajaran tertentu (contoh: mengikuti olimpiade
matematika, biologi, fisika, astronomi dsb). Fokus layanan untuk kelompok ini adalah
pada perluasan atau pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu
belajar di kelas. Artinya, kelompok ini tetap menyelesaikan pendidikan di SD/MI dalam
jangka waktu 6 tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.
3). Akselerasi (percepatan)
Pemberian layanan pendidikan pada anak cerdas istimewa dan bakat istimewa untuk
dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding
temen-temannya yang tidak mengambil program tersebut. Artinya waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan program belajar bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa lebih cepat dibandingkan dengan siswa reguler. Pada satuan pendidikan
Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat menjadi 5 (lima) tahun.
Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2
(dua) tahun.
Dalam program ini peserta didik tidak semata-mata memperoleh percepatan waktu
penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan
materi dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat
perluasan atau pendalaman.
“Melihat dari sudut pandang guru, siswa CIBI mampu menampung materi pelajaran lebih
banyak dengan waktu yang lebih cepat dari siswa lain pada umumnya. Para guru juga
menungkapkan bahwa fasilitas yang diterima oleh siswa CIBI dalam kelas akselerasi
berbeda dari kelas reguler atau kelas umum. Menurut guru hal ini merupakan suatu yang
wajar diberikan kepada siswa, karena siswa CIBI membutuhkan cara belajar yang lebih
bervariasi. Hal ini cukup menunjukkan bahwa, program khusus berupa kelas akselerasi
yang diterapkan kepada siswa CIBI, lebih berfokus pada pemberian bobot materi yang
lebih banyak dan lebih cepat kepada siswa CIBI, sedangkan aspek-aspek lain pada
individu seperti aspek sosial emosional belum terfasilitasi dengan baik. Kemampuan
memahami dan menghayati karakteristik siswa CIBI sangat terkait dengan pemberian
metode belajar yang tepat bagi siswa serta pendekatan yang efektif bagi perkembangan
psikologis siswa CIBI sebagai siswa yang memiliki kebutuhan khusus”[ CITATION
Wul11 \l 1033 ].
11. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak CIBI
“Peran orang tua ideal yang diperlukan dalam pendidikan anak gifted bukan sekedar
mencari informasi dan melakukan deteksi giftedness tetapi harus dapat menindaklanjuti
temuan hasil identifikasi tersebut sehingga dapat membantu mengoptimalkan potensi
yang dimiliki anak gifted. Hal ini penting untuk dilakukan karena anak gifted merupakan
kelompok anak beresiko yang apabila tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan
underachiever (Van Tiel, 2016 : 35). Pemahaman orang tua yang kurang tepat tentang
anak gifted berdampak pada ekspektasi orang tua yang belum tentu sesuai dengan kondisi
anak. Orang tua dan guru di sekolah sering menuntut anak gifted untuk selalu
menunjukkan prestasi akademik di sekolah. Faktanya banyak anak gifted yang memiliki
potensi di bidang yang lain. Ketidakpahaman orangtua dan guru tentang anak gifted
mengakibatkan anak gifted termasuk dalam kelompok anak beresiko”.
12. Persentasi Anak CIBI di Indonesia
“Menurut Sayekti (2013) dari hasil studi pendahuluan di Indonesia masih banyak
permasalahan anak berbakat termasuk dalam hal pembelajaran di sekolah. Data yang
didapatkan melalui Jenjang Pendidikan pada Tahun 2016/2017 Kemendikbud
menyatakan bahwa terdapat 49 juta siswa. Siswa yang mengenyam pendidikan di negeri
sebanyak 35,8 juta sedangkan 14 juta siswa mengenyam pendidikan di swasta. Kurang
lebih 1,1% diprediksi siswa yang mempunyai kemampuan berbakat, sehingga apabila
terkumpul kurang lebih 548 juta anak berbakat akademik di Indonesia. Tidak seluruhnya
menerima pembelajaran yang memadai, kurang lebih 0.9% dari jumlah tersebut (Pertiwi,
2014). Pada tahun 2011, terdapat 1,3 juta siswa yang teridentifikasi sebagai anak Cerdas
Istimewa dan Bakat Istimewa (CIBI). Tetapi, sekitar 0,7% (9500 siswa) yang memiliki
kemampuan tinggi dalam membuat pilihan karier”(Chairiah et al., 2020).

Bibliography
Ishartiwi. (2009). Model Inklusif Layanan Khusus Pembinaan Siswa Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
Berbasis Sumber Daya Daerah. Jurnal Pendidikan Khusus Vol. 5 No. 2, 1-11.

Wulan, D. K. (2011). Peran Pemahaman Karakteristik CIBI dalam Merencanakan Proses Belajar Yang
Efektif dan Sesuai Kebutuhan Siswa. Jurnal Humaniora Vol. 2 No. 1, 269-276.

Anda mungkin juga menyukai