Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PENCERNAAN PADA AMFIBIA

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. AGNES RUTH ERNA HUTAHAEAN


2. ARIN TRIA ANGGRELITA
3. ELVINA BR.GINTING
4. EMI KATANA ARUAN
5. HABIBI SYAHPUTRA PANE

Kelas : Pendidikan Biologi Reguler A 2016

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-nyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah ini yang menurut kami dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Tuhan memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Medan, 10 Maret 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua zat yang berasal dari tumbuhan dan hewan terdiri dari komponen kompleks yang
tidak dapat digunakan secara langsung, maka diperlukan pemecahan agar menjadi komponen
yang lebih sederhana. Digesti merupakan proses penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat
makanan yang terjadi dalam saluran pencernaan, yaitu agar dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan
dipengaruhi oleh banyak faktor.
Fungsi utama pencernaan adalah memecah molekul kompleks dan molekul besar dalam
makanan sehingga molekul itu dapat diserap dan digunakan tubuh. Penguraian komponen
kompleks menjadi komponen sederhana disebut hidrolisis.
(Tillman,. et al, 1984)
Menurut Suhanda (1984), fungsi sistem pencernaan antara lain: menerima makanan yang
dimakan. Makanan direduksi secara fisis, reduksi yang lebih lanjut berlangsung secara kimia,
menyerap hasil pencernaan, bahan buangan yang tidak dapat dicerna ditahan dan dibuang keluar
tubuh.
Langkah-langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis.
Sistem mekanis dilakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi serta
redeglutisi. Didalam rumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk mencerna selulose
dan hemisellulose menjadi VFH, CO2, CH4 dan energi panas. Fungsi lain dari organisme rumen
adalah sebagai sumber energi, sumber asam amino, dan sintesis vitamin B.
Sistem digesti juga dibantu oleh glandula saliva, pancreas dan hati merupakan kelenjar
tambahan Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal)
yang berkapasitas kecil. Makanan ditampung di dalam crop kemudian empedal/gizzard terjadi
penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak tercerna akan keluar bersama
ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas berbentuk cair
(Girisenta, 1980)
Zat kimia dari hasil–hasil sekresi kelenjar pencernaan memiliki peranan penting dalam
sistem pencernaan manusia dan hewan monogastrik lainnya. Pencernaan makanan berupa serat
tidak terlalu berarti dalam spesies ini. Unggas tidak memerlukan peranan mikroorganisme secara
maksimal, karena makanan berupa serat sedikit dikonsumsi. Saluran pencernaan unggas sangat
berbeda dengan pencernaan pada mamalia. Perbedaan itu terletak di daerah mulut dan perut,
unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah, namun memiliki lidah yang kaku untuk menelan
makanannya. Perut unggas memiliki keistimewaan yaitu terjadi pencernaan mekanik dengan
batu-batu kecil yang dimakan oleh unggas di gizzard
(Swenson, 1997)
Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring,
kerongkongan,lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan
katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas
(Sumanto, 1994)
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat
digunakan untuk menangkapmakanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai
dari esophagus yang sagatpendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan
sebagai alat cerna yaitusel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-
kelok danselanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka,
yaitutempat lubang pelepasan
(Kastowo, 1984)
Adapun makalah ini kami buat untuk menambah wawasan pembaca dalam memhami
sistem pencernaan pada amfibia dan memenuhi tugas mata kuliah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana anatomi sistem pencernaan pada Amphibi ?


2. Bagaimana proses pencernaan pada Amfibia ?
3. Bagaimana fisiologi pencernaan pada Amfibia ?
4. Apa saja organ yang terlibat dalam pencernaan pada Amfibia ?
5. Bagaimana perbedaan dan persamaan pencernaan pada Amfibia dan hewan vertebrata
lainnya serta hewan invertebrate lainnya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui anatomi sistem pencernaan pada Amphibi


2. Untuk mengetahui proses pencernaan pada Amfibia
3. Untuk mengetahui fisiologi pencernaan pada Amfibia
4. Untuk mengetahui organ yang terlibat dalam pencernaan pada Amfibia
5. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan pencernaan pada Amfibia dan hewan vertebrata
lainnya serta hewan invertebrata lainnya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.
2. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat
digunakan untuk menangkapmakanan atau mangsa seperti serangga. Saluran
pencernaan mulai dari esophagus yang sagatpendek, terdiri dari konstruksi yang
kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitusel-sel secretoris, kemudian ke
usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok danselanjutnya ke usus besar yang
lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitutempat lubang
pelepasan.
3. Katak atau amphibi adalah salah satu hewan yang memiliki kulit dengan tingkat
kelembabapan yang cukup tinggi, tidak ditutupi oleh rambut/bulu dan mampu
bertahan hidup diair atau didarat.
4. Sistem pencernaan katak meliputi rongga mulut, kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus (intestinum), usus besat atau usus tebal, kloaka.
5. Sistem pencernaan amphibi berbeda dengan hewan vertebrata lainnya, mengingat
habitatnya juga berbeda. Hewan amphibi termasuk dalam kelas hewan chordata.
Hewan amphibi ialah hewan yang habitatnya di darat dan di air. Salah satu contoh
hewan amphibia ialah katak.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kita buat yaitu untuk memperdalam lagi
tentang sistem pencernaan pada amfibi. Dalam penulisan dan pembahasan makalah
ini,tentunya belum sempurna dan masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu Kami sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik ataau saran dari pihak dapat memperbaiki atau
menyempurnakan makalah kami.

Anda mungkin juga menyukai