Anda di halaman 1dari 17

Kerubung Jaya, 13 Mei 2020

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

PERCOBAAN MENGENAI RESPONS TAKSIS PADA HEWAN MOBILE

Nabilatul Firdausin Nada 1903155544


Asisten : Aldo Aldafi

PENDAHULUAN

Organisme yang hidup di alam memiliki tingkat dan jenis kepekaan yang

berbeda-beda terhadap suatu rangsangan yang dilakukan. Setiap spesies yang satu

dengan spesies yang lainnya akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap

suatu rangsangan, hal ini berkaitan erat dengan habitat dan kebiasaan spesies tersebut.

Adanya respon saat terjadinya suatu rangsangan ini merupakan salah satu cara

mahkluk hidup mempertahankan diri terhadap rangsangan itu sendiri [ CITATION

Kan92 \l 1057 ].

Salah satu ciri dari makhluk hidup yaitu peka terhadap rangsang,

respon  makhluk hidup terhadap lingkungannya. Mampu merespon berbagai impuls

atau stimulus-stimulus yang ada disekitar lingkungannya. Lingkungan memberikan

segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup dan saling berinteraksi. Lingkungan

sangat  berperan penting bagi semua makhluk hidup. Lingkungan meliputi

lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Lingkungan abiotik itu sendiri terdiri

dari suhu, cahaya matahari, kelembapan, dan benda-benda mati lainnya yang tidak

digunakan sebagai sumber daya seperti batu, tanah sebagai tempat tinggal sedangkan

lingkungan biotik yaitu manusia, hewan dan tumbuhan [CITATION Bro13 \l 1057 ].
Hewan adalah organisme yang bersifat mobile, artinya dapat berjalan dari satu

tempat ke tempat lain. Gerakannya disebabkan oleh rangsang-rangsang tertentu yang

datang dari lingkungannya.Jenis-jenis hewan pada umumnya dapat tinggal di suatu

lingkungan hidup yang sesuai dengan ciri-ciri kehidupannya. Jika hewan berjalan

atau berpindah ke tempat lain tidak mengalami perubahan bentuk, kecuali perubahan

sifat-sifat fisiologisnya. Faktor-faktor yang merangsang gerakan hewan adalah

makanan, air, cahaya, suhu, kelembaban, dan lain-lain. Beberapa hewan mampu

menempuh jarak tempuh itu dipengaruhi batas toleransinya untuk

merespon  perubahan lingkungannya[CITATION Cam10 \l 1057 ].

Gerak pada makhluk hidup dapat dipengaruhi karena adanya rangsang dari luar

atau rangsang dari dalam. Salah satu contoh gerak pada hewan yang dipengaruhi oleh

rangsang dari luar dalam arti berasal dari stimulus-stimulus makhluk hidup yang ada

di lingkungannya yaitu taksis. Taksis dapat dijumpai pada hewan-hewan invertebrate

atau veterbrata rendah Pada hewan-hewan ivertebrata atau vertebrata memiliki suatu

reseptor yang peka terhadap rangsang disekitarnya. Adapun  rangsangan atau

stimulus-stimulus yang diterima hewan invertebrata dan vertebrata baik itu dalam

satu familii atau ordo bahkan gerak yang diperlihatkan berbeda untuk setiap

hewan  karena ini dapat dipengaruhi lagi dari faktor lingkungan dimana hewan

tersebut berada pada faktor lingkungan abiotik dapat mempengaruhi seperti suhu,

kelembapan dan  cahaya matahari[CITATION Her04 \l 1057 ].

Suatu rangsangan tingkah laku (iritabilitas) suatu organisme disebut juga daya

menanggapi rangsangan. Daya ini memungkinkan organisme menyesuaikan diri

terhadap perubahan lingkungannya. Pada beberapa organisme terdapat sel-sel,


jaringan atau organ-organ yang berdiferensiasi khusus. Pada organisme yang

bergerak, tanggapan terhadap rangsangan disebut refleks. Suatu gerak taksis pada

organisme yang diberikan rangsangan akan bergerak menjauhi atau mendekati

rangsangan. Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau menjauhi suatu

rangsangan yang terjadi. Taksis dibagi menjadi dua berdasarkan arah orientasi dan

pergerakan, yaitu taksis positif dan taksis negatif[CITATION Pha09 \l 1057 ].

Taksis menurut macam rangsangannya juga dibedakan  menjadi fototaksis

(rangsangan cahaya), rheoaksis (rangsangan terhadap arus air), kemotaksis

(rangsangan terhadap bahan kimia) dan geotaksis (rangsangan terhadap kemiringan

tempat), Fototaksis adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan oleh adanya

rangsangan dari sumber cahanya. Rheotaksis adalah gerak taksis yang terjadi

disebabkan oleh adanya arus air pada suatu tempat. Geotaksis adalah gerak taksis

yang terjadi karena adanya kemiringan suatu tempat. Kemotaksis adalah gerak taksis

yang terjadi karena adanya zat kimia Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif jika

respon yang terjadi adalah menuju atau mendekati rangsangan, sedangkan taksis

negatif jika respon yang terjadi adalah menjauhi rangsangan[CITATION Str07 \l 1057 ].

Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan

untuk mendeteksi stimulus itu, syarat diperlukan untuk mengkoordinasikan respon

dan efektor itulah yang sebenarnya melakukan aksi. Perilaku dapat juga terjadi

sebagai akibat stimulus dari dalam. Lebih sering terjadi, perilaku suatu organisme

merupakan akibat gabungan stimulus dari luar dan dalam. Taksis adalah suatu bentuk

sederhana dari respon hewan terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis

langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya atau
dalam proses penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungannya [ CITATION Suk16 \l

1057 ].

Rheotaksis adalah suatu kecenderungan dari mahkluk hidup untuk menerima

rangsangan mekanis dari arus air karena gerakan. Misalnya pada ikan Poecilia

reticulata ini akan mengadakan reaksi terhadap arus air dengan reseptor yang ada

pada seluruh permukaan tubuhnya. Informasi mengenai kedudukan tubuh dan lender

dirasakan oleh propriseptor[ CITATION Har17 \l 1057 ].

Proprioseptor terdapat pada empat otot (otot lurik), pada tendon otot, pada

selaput pembungkus otot berupa ujung saraf Paccini dan pada sendi. Proprioseptor

merupakan suatu mekanoseptor. Proprioseptor penting untuk mengatur koordinasi

aktifitas ototPola kedatanganikan di sekitar sumber cahaya berbeda-beda, tergantung

jenis dan keberadaanikan di perairan. Pengamatan dengan menggunakan side scan

sonar colour tidak dapat mengetahui jenis ikan yang berada di perairan, namun

pergerakankawanan ikan yang ada di sekitar bagan dapat diketahui. Hasil

pengamatandengan menggunakan side scan sonar colour memperlihatkan bahwa

kawananikan berenang mendatangi sumber cahaya dari kedalamanan yang berbeda,

yaituada yang berenang pada kisaran kedalaman 20-30 m dan ada pula yangberenang

pada kisaran kedalam 5- 10 m[ CITATION Sus05 \l 1057 ].

Pertahanan diri suatu jenis mahkluk hidup ini biasanya dilakukan dengan cara

penyesuaian diri terhadap lingkungan yang mengalami rangsangan. Taksis

merupakan salah saru respon sederhana dari tingkah laku hewan dalam proses

penyesuaian diri. Praktikum ekologi kali ini Percobaan Mengenai Respon Taksis
Pada Hewan Mobile, Pada praktikum ini sampel hewan uji yang digunakan

adalah Poecilia reticulata.Pengamatan dilakukan untuk mengetahui bagaimana

respons individu jantan , betina gravid, betina non gravid dan stadium muda terhadap

arus air dengan kecepatan tertentu[CITATION Placeholder1 \l 1057 ].

Poecilia reticulata merupakan salah satu hewan yang tumbuh dan berkembang di

perairan air tawar dan beberapa di antaranya juga ada yang hidup di perairan air

payau. Ikan Poecilia reticulata bersifat omnivora yangmemiliki suhu optimal untuk

pemeliharaan sekitar 25-28° C dengan pH sekitar 7,0 dan kekerasan 20° dH. Pada

perkembangannya, Poecilia reticulataberkembang biak di tempat umum seperti

saluran air, got, sungai, dan kanal. ( Poecilia reticulata )terdiri dari beberapa jenis

yang merupakan hasil dari perkawinan silang yang menyebabkan mutasi

gen[ CITATION Kan92 \l 1057 ].

Tingkah laku ikan diartikan sebagai perubahan-perubahan ikan dalam

kedudukan, tempat, arah, maupun sifat lahiriah suatu makhluk hidup. Makhluk hidup

ini yang mengakibatkan suatu perubahan dalam hubungan antaramakhluk tersebut

dan lingkungannya yang pada gilirannya juga berpengaruhkembali pada makhluk itu

sendiri. Prinsip tingkah laku ikan harus didukungoleh pemahaman terhadap indera

utama dari ikan[ CITATION Pha09 \l 1057 ].

TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana respon ikan terhadap faktor arus (=reo), melalui

berbagai gerakan yang terorientasi terhadap arus itu, maka yang pertama
kali harus dilakukan ialah menentukan kriterianya dulu, yang akan dipakai

sebagai acuan. Kriteria yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagi

berikut :

1) Reotaksis positif, apabila ikan bergerak menyongsong arus, atau

bertahan ditempat dengan kepala menghadap kearah datangnya arus.

2) Reotaksis negatif, apabila ikan bergerak sejalan (secara aktif maupun

pasif) dengan arah arus.

3) Indeferen, apabila posisi tubuh ikan tidak sejajar arus melainkan

terarah melintang.

METODE

 Waktu dan Tempat

Pada praktikum ekologi acara 5 Percobaan Mengenai Respons Taksis pada

Hewan Mobile mengenai bagaimana respons individu jantan , betina gravid,

betina non gravid dan stadium muda terhadap arus air dengan kecepatan tertentu

pada Ikan Poecilia reticulata, yang dilaksanakan Secara Daring Online (Dalam

Jaringan) pada Hari Rabu Tanggal 6 Mei 2020, pukul 14.00pm WIB.

 Desain Pengumpulan Data

1. Tabel Respon Rheotaksis Ikan pada Parit Eksperimen

Rata- Rata Respon


Kriteria
Positif Indifferent Negatif
Jantan Dewasa 3,6 3,2 2,2
Betina Gravid 0,3 0,2 9,7
Betina Dewasa 3,8 5,2 0
Jantan Remaja 0 1 0
Betina Remaja 0 1 0
Anakan 3,6 4,2 2,2
2. Tabel Respon Rheotaksis Ikan pada Parit Kontrol

Rata-Rata Respon
Kriteria
Positif Indefferent Negatif
Jantan Dewasa 3,1 3,3 3,6
Betina Gravid 5,9 0,6 3,5
Betina Dewasa 5,2 0 3,8
Jantan Remaja 43,6 1,6 3,5
Betina Remaja 6 9,3 4,8
Anakan 4,9 1,9 3,2

 Teknik Pengumpulan Data

1. Kecepatan arus air (5x) dan suhu air (1x) diukur dari parit ekperimen

2. Sejumlah 10 individu ikan dimasukkan dari suatu kategori kelomok ikan

dengan menggunakan saringan kecil

3. Selama 5 menit ikan dibiarkan dulu untuk menyesuaikan diri dengan

kondisi lingkungan barunya

4. Sementara itu posisi ini sebagai pengamat maupun pencatat, mulai dari

awal hingga akhir pengamatan harus tetap, jangan berubah-ubah apalagi

bergerak-gerak hingga mempengaruhi respon ikan yang diamati

5. Dengan interval waktu pengamatan 1 menit,hitunglah berapa jumlah

individu ikan yang memenuhi masing-masing kategori positif,negative,

maupun indeferent, sebanyak 10x

6. Pada akhir pengamatan arus (5x) dan suhu (1x) diukur kembali lalu semua

ikan dari parit ekperimen dipindahkan secara hati-hati kedalam salah satu
parit kontrol (yang tidak bocor!). seandainya ada individu-individu yang

tidak lagi gesit, cedera ataupun lepas, gantilah dengan yang baru sehingga

jumlahnya tetap 10.

7. Individu-individu ikan dibiarkan selama 5 menit untuk menyesuaikan diri

pada kondisi parit kontrol yang tidak berarus. Sementara itu suhu air

diukur

8. Perhatikan bahwa kriteria yang digunakan adalah tetap seperti pada

ekperimen, relative terhadap arah arus diparit eksperimen. Karena dalam

parit kontrol sebenarnya tidak ada arus maka digunakan tanda

“positif”,”negative”,dan “indeferent”. Dengan interval waktu 1 menit

hitunglah jumlah individu ikan yang memenuhi kriteria tersebut, sebanyak

10x dalam hal ini pun, pengamat dan pencatat tidak boleh banyak

bergerak agar tidak mempengaruhi respons normal ikan

9. Pada akhir pengamatan suhu air diukur kembali

10. Semua spesimen ikan dari parit kontrol dikeluarkan dan dilepaskan ke

perairan

11. Lakukan percobaan dengan tata laksana yang yang sama untuk kategori-

kategori kelompok ikan lainya.

 Analisi Data

1. Setelah hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel hasil

pengamatan, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis

data.Data hasil praktikum yang didapat diolah dengan Setelah hasil


pengamatan dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan, maka

langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis data.Data hasil praktikum

yang didapat diolah dengan asumsi dasar bahwa respons ikan yang diamati

hanyalah terhadap arus, maka apabila faktor stimulus itu tidak ada maka

ikan akan berpeluang sama untuk bergerak atau menghadap kearah arus,

melintang ataupun membelakangi. Sehubungan dengan itu maka kontrol

yang baik, sebagai dasar pembanding, rata-rata respon

“positif”,”negative”, dan “indeferent” akan 33.3 % : 33.3 % : 33.% atau 1 :

1 : 1, atau harga-harga yang mendekati itu

2. Dari angka-angka yang didapat, dengan memperhitungkan pula berapa

arus airnya, apa yang dapat disimpulkan mengenai respons Poecilia

reticulata jantan dewasa, betina gravid, betina non gravid, dan individu

pra dewasa terhadap arus? Adakah individu yang memberikan respons

rheotaksis negative? kategori mana yang memberikan respon rheotaksis

posistif yang paling kuat? Mana pula yang paling lemah?

3. Setelah itu data yang diolah merupakan data kelas (dari seluruh kelompok

kerja)

4. Informasi mengenai Poecilia reticulata dapat diketahui pada keterangan

yang diuraikan pada latihan II

5. Bedasarkan asal macam perairan (lotik dan lentik) tempat ditangkapnya

Poecilia reticulata.Bagaimanakah bunyi hipotesis kerjanya?

6. Apakah percobaan yang didapat sesuai dengan hipotesis tersebut? (bagi

semua kategori kelompok).


7. Mengapa arus dan suhu air perlu untuk diukur?

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

1) Grafik Respon Rheotaksis Ikan pada Parit Eksperimen

Respon Rheotaksis Parit Eksperinen


12

10

8 Positif
Indifferent
Negatif
6

0
Jantan Betina Gravid Betina Jantan Betina Anakan
Dewasa Dewasa Remaja Remaja

Bedasarkan grafik diatas dan pengamatan ataupun olah data yang telah dilakukan

mengenai respons rheotaksis Ikan Poecilia retikulata pada parit eksperimen diperoleh

hasil bahwa  pergerakan pada  Poecilia reticulata baik jantan, betina, maupun gravit

yang menjadi eksperimen, dominan dipengaruhi atau dirangsang oleh arus air.

Hal ini dapat dilihat dari arah pergerakannya dimana  Poecilia reticulata  yang

diamati bergerak tidak melawan arus air. Respon yang terjadi  pada  Poecilia

reticulata  yang menjadi eksperimen adalah menuju atau mendekati rangsangan,

sehingga dikatakan Rheotaksis negative. Respon yang diberikan hewan bertujuan


untuk membawa hewan pada situasi yang sesuai dengan yang diperlukan. Respon

negatif bertujuan untuk membawa hewan  pada situasi yang menguntungkan.

Sedangkan, respon positif bertujuan untuk menjauhkan hewan dari situasi yang

merugikan. Ketika ikan  berhadapan dengan arus yang deras, ikan akan menerima

informasi perubahan mekanis dalam lingkungan seperti gerakan, tegangan atau

tekanan melalui gurat sisi. Kemudian ikan tersebut akan menentukan respon apakah

yang harus diambilnya.[ CITATION Tji15 \l 1057 ]

2) Grafik Respon Rheotaksis Ikan pada Parit Kontrol

Respon Rheotaksis Parit Kontrol


10
8
6 Positif
4 Indefferent
2 Negatif
0
sa id as
a aja aja an
wa r av w em em ak
De G e R R A n
an tina naD tan na
nt Be Be
ti
Ja
n Be
ti
Ja

Bedasarkan Bedasarkan grafik diatas dan pengamatan ataupun olah data yang

telah dilakukan mengenai respons rheotaksis Ikan Poecilia retikulata pada parit

Kontrol diperoleh hasil bahwa  pergerakan pada  Poecilia reticulata baik jantan,

betina, maupun gravit yang menjadi eksperimen, dominan tidak dipengaruhi atau

dirangsang oleh arus airdan kebalikan dari parit eksperimen . Hal ini dapat dilihat dari

arah pergerakannya dimana  Poecilia reticulata  yang diamati bergerak melawan arus

air. Respon yang terjadi  pada  Poecilia reticulata  yang menjadi eksperimen adalah

menjauhi rangsangan, sehingga dikatakan Rheotaksis positif. Hal ini dapat dilihat
pada grafik nilai yang paling tinggi/dominan adalah respon rheotaksis positif pada

ikan jantan remaja.

2. Pembahasan

Praktikum rheotaksis bertujuan untuk mengetahui respons suatu jenis hewan

akuatik mobil terhadap salah satu factor penting dalam lingkungan  perairan

lotik (berarus). Rheotaksis adalah gerak taksis yang terjadi disebabkan oleh

adanya arus air pada suatu tempat. Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif

jika respon yang terjadi adalah menuju atau mendekati rangsangan, sedangkan

taksis negatif jika respon yang terjadi adalah menjauhi rangsangan. Organisme

di perairan terbagi ke dalam tiga jenis yaitu nekton,  perifiton, dan plankton.

Nekton merupakan organisme yang bisa bergerak melawan arus air,  Poecilia

reticulata merupakan salah satu hewan yang termasuk ke dalam tipe

nekton[CITATION Sya15 \l 1057 ].

Perbedaan stadium pada ikan memberikan perbedaan pada respon rheotaksis

yaitu bedasarkan hasil dari data pengamatan ikan yang lebih dominan adalah

jantan remaja dan betina gravid hal ini disebabkan karena betina gravid dan

jantan remaja merupakan Ikan hermaprodit mempunyai baik jaringan ovarium

maupun jaringan testis yang sering dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua

jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad

yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya

satu sex saja yang berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies

yang bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan


atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis

hermaproditismenya[ CITATION Pha09 \l 1057 ].

Alasan diperlukanya perlakuan pada parit kontrol adalah dikarenakan Prinsip

kerja alat kontrol tinggi muka air ini adalah mengukur tinggi muka di dalam

tanah. Kontrol tinggi muka air dibentuk berdasarkan kendali.Bedasarkan hasil

dari data pengamatan dilihat bahwa respon rheotaksis yang paling banyak

terjadi adalah respon rheotaksis positif dan negatif pada parit kontrol respon

positif lebih dominan dan parit ekperimen lebih dominan respon negatif.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui bahwa persentase ikan yang

memberikan respon rheotaksis positif baik pada Parit Kontrol sedangkan parit

eksperimen memberikan respon rheotaksis negative dan rheotaksis intermediet

berada ditengah. Hal ini menunjukkan bahwa ikan cenderung bergerak

melawan arus air karena respon positif memiliki skala lebih tinggi. Ikan

bergerak melawan arus air untuk mencari dan memperoleh makanan,

menghindari pemangsa, mengejar pejantan atau betina, dan keperluan

perkembangbiakan.

Ikan yang sedang beristirahat cenderung memberikan respon rheotaksis

intermediet. Sedangkan, respon rheotaksis negative hanya diberikan oleh ikan

yang telah mati. Apabila ikan yang hidup  bergerak mengikuti arus air (respon

rheotaksis negatif), maka lambat laun ikan tersebut akan mati karena tidak

memperoleh makanan. Ikan yang sedang hamil memiliki respon pada arus yang

berbeda. Hanya beberapa persen saja yang melakukan respon positif maupun
negative, namun ketika dijadikan kontrol dengan diberikan arus, ikan dengan

keadaan gravid merespon positif.

Hal ini membuktikan bahwa ikan gravid cenderung ketika diberi perlakuan

merespon positif, hal ini diduga untuk memenuhi kebutuhannya dalam hal

nutrisi. Nutrisi ini didapatkan dengan cara melawan arus tersebut, karena arus

merupakan faktor penyebaran nutrisi.  Poecilia reticulata  yang digunakan

sebagai control maupun eksperimen pada saat pengamatan lebih cendrung

bergerak ke arah dasar air dikarenakan arus pada dasar air lebih tenang

dibandingkan dengan arus pada  permukaan air. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa kecepatan arus mempengaruhi keberadaan ikan. Habitat yang paling

disukai  Poecilia reticulata  adalah perairan tawar yang arusnya tidak terlalu

deras. Sehingga dapat dikatakan bahwa tempat dilakukannya percobaan dan

pengamatan dapat dikatakan sesuai dengan teori tersebut.[CITATION Wir17 \l

1057 ].
KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan yang didapat dari praktikum Menentukan Pola Aktifitas dan

Jarak Edar Harian Hewan adalah sebagi berikut :

1. Rheotaksis merupakan respon perilaku hewan yang berupa gerakan

terorientasi langsung pada sumber stimulus berupa arus air dan meliputi

gerakan berpindah tempat.  

2. Poecilia reticulata merupakan salah satu hewan yang tumbuh dan

berkembang di perairan air tawar dan beberapa di antaranya juga ada yang

hidup di perairan air payau.

3.  Poecilia reticulata merupakan hewan yang termasuk ke dalam tipe nekton.

Poecilia reticulata  lebih cendrung bergerak kearah dasar air dikarenakan arus

pada dasar air lebih tenang dibandingkan dengan arus  pada permukaan air.

Respon positif bertujuan untuk membawa hewan pada situasi yang

menguntungkan. Sedangkan, respon negative bertujuan untuk menjauhkan

hewan dari situasi yang merugikan.

4. Kecepatan arus merupakan salah satu yang mempengaruhi keberadaan

ikan Poecilia reticulata.Ikan  Poecilia reticulata  yang digunakan sebagai

control maupun eksperimen baik jantan, betina maupun gravit, lebih

cenderung melawan arus atau merupakan taksis positif.


DAFTAR PUSTAKA

Browidjojo,2017. Uji Coba Penggunaan Lampu Lacuba TenagaSurya pada Bagan


Apung Terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Pelabuhan ratu Jabar. Junal
Biodiversitas 19(2): 57-76.

Campbell,2010. Dasar- dasar Ekologi Edisi ketiga. Jakarta, Erlangga.

Hartono,2017. Dasar-Dasar Ekologi.Yogyakarta, UGM Press.

Herliani,2014. Ecology Concepts and Applications. Third edition. Mc Graw Hill,


New Mexico

Kanaan,1992. Keterampilan Biologi,Jakarta. Erlangga.

Phachenik,2009. Metode Penelitian untuk Ekologi Penelitian Ladang dan


Laboratorium.Jakarta,UI Press.

Pramudiyanti, 2016. Biologi Umum.Jakarta,Erlangga.

Simbolon, 2009. Efektivitas Pemanfaatan Rumpon Dalam Operasi Penangkapan Ikan


di Perairan Maluku Tenggara. Jurnal Amanisal 11(6):32-41

Sukarsono, 2016. Ekologi Hewan.Malang,UMM Press.

Susanto, 2010. Respon dan Adaptasi IkanTeri (Stolephorus sp.) terhadap Lampu
Light Emitting Diode (LED). Jurnal Marine Fisheries 10(2):26-54

Syahreza, 2015. Sistem Kontrol Tinggi Muka Air Untuk Budidaya Padi.Jurnal
Pertanian 8(1):32-41

Tjitrosoepmo, 2015.Biologi II.Jakarta, Dedikbud

Wiryono, 2015,Adaptasi Fisiologis Retina Mata dan Tingkah Laku Ikan ter-hadap
Cahaya Jurnal Bawal 2(5) :215-224.
LAMPIRAN

1. Tabel Respon Rheotaksis Ikan pada Parit Eksperimen

Rata- Rata Respon


Kriteria
Positif Indifferent Negatif
Jantan Dewasa 3,6 3,2 2,2
Betina Gravid 0,3 0,2 9,7
Betina Dewasa 3,8 5,2 0
Jantan Remaja 0 1 0
Betina Remaja 0 1 0
Anakan 3,6 4,2 2,2
2. Tabel Respon Rheotaksis Ikan pada Parit Kontrol

Rata-Rata Respon
Kriteria
Positif Indefferent Negatif
Jantan Dewasa 3,1 3,3 3,6
Betina Gravid 5,9 0,6 3,5
Betina Dewasa 5,2 0 3,8
Jantan Remaja 43,6 1,6 3,5
Betina Remaja 6 9,3 4,8
Anakan 4,9 1,9 3,2

Anda mungkin juga menyukai