LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATERMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2021
DAFTAR ISI
Daftar Isi............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Kupu-Kupu & Ngengat..................................................... 3
2.2 Kepala (Mata, Antena, Oselus dan proboscis..................................... 3
2.3 Thoraks (Sayap dan Tungkai)............................................................ 5
2.4 Abdomen............................................................................................ 6
BAB III METODE
3.1 Alat dan Bahan..................................................................................8
3.2 Cara Kerja..........................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil....................................................................................................9
4.5 Pembahasan........................................................................................10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................14
5.2 Saran...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
LAMPIRAN......................................................................................................16
i
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum mengenai pengamatan kupu-kupu dan
ngengat ini adalah adalah kotak tempat penyimpanan specimen, styarofoam, dan Jarum Pin.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum mengenai pengamatan kupu-kupu dan
ngengat ini adalah Spesimen serangga kupu-kupu dan ngengat.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pertama alat dan bahan disiapkan, kupu-kupu dan ngengat yang telah ditangkap dan
disimpan ditempat yang aman disiapkan
2. Selanjutnya spesimen kupu-kupu dan ngengat diletakkan diatas kotak dan styrofoaam
direntangkan sayapnya dan diberi pin agar dapat diamati bagian-bagian morfologinya.
3. Lalu diamati morfologi kupu-kupu dan ngengat pada bagian kepala, thoraks, dan
abdomen), mendeskripsikan perbedaan morfologi antara kupu-kupu dan ngengat dan
membuat identifikasi juga karakter kunci dari kupu-kupu dan ngengat.
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan ini didapatkan jenis kupu-kupu dan ngengat yang termasuk kedalam
famili Nymphalidae, Papilionidae, Lycaenidae, Pieridae dan Ngengat Famili Sphingidae. Pada
Famili Nymphalidae didapatkan species Acraea terpsicore, famili Papilionidae didapatkan
species Papilio demoleus, Pada famili Lycaenidae didapatkan species Cupido comyntas, pada
famili, famili Pieridae didapatkan species Appias libythea dan Pada ngengat Famili
Sphingidae didapatkan species Macroglossum stellatarum.
a. Appias libythea
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Appias
Species : Appias libythea
Appias libythea memiliki nama lokal Kupu Rumput Liar. Persebaran Indo-Cina,
Peninsular Malaysia, Filipina, Sumatra dan Jawa dan sebaran lokal di Sembilang Dangku ., dan
TN Sembilang Dangku. Habitat Appias libythea Jenis kupu-kupu ini sering dijumpai di hutan
dataran rendah, di tepi hutan, Bunga-Bunga, Rerumputan,semak dan jalan setapak/ koridor
hutan. Lokasi ditemukan Kupu-kupu ini di Taman Unri Depan Rektorat Kampus UR 19
November 2021. Menurut Dahelmi et al., (2012) Ciri khasnya yang paling membedakan dari
family yang lain yaitu warna tubuhnya (sayap) kebanyakan berwarna putih, kuning atau
oranye. Famili ini biasanya menarik perhatian karena terbang berkelompok dalam jumlah
yang banyak. Namun setiap jenis kupu-kupu dari famili ini memiliki perilaku yang berbeda-
beda. Appias libythea jantan bercirikan warna putih dengan urat hitam menonjol di bagian
bawah. Memiliki bentangan sayap 6 cm dengan ujung sayap depan berbentuk oval dan bagian
atas sayap berwarna putih dengan perbatasan garis hitam becampur dengan beberapa garis
putih. Sayap bagian belakang berwarna putih. Appias libythea betina berwarna gelap dengan
warna dasar sayap berwarna hitam kekuningan. Ujung sayap depan membulat, pada bagian
atas sayap depan dan belakang terdapat serangkaian garis putih-putih.
Menurut Destiyanaa et al., (2019) Appias libythea memiliki karakter Warna kepala
hitam panjang kepala 1,7 mm. Warna antena hitam, panjang antena 11,3 mm, bentuk
antena ujung membulat. Warna proboscis hitam, Warna labial pulp putih, panjang labial
pulp 1,7. Warna dada atas hitam, warna dada bawah putih, panjang dada 6,0 mm.
Warna tungkai putih, panjang tungkai depan 3,1 mm, panjang tungkai tengah 4,0 mm,
panjang tungkai belakang 3,8 mm. Warna utama sayap atas putih, warna utama sayap
bawah putih, panjang sayap depan 188 mm, panjang sayap belakang 17,9 mm, lebar
sayap depan 24,5 mm, lebar sayap belakang 1,92 mm, panjang rentang sayap 57,5 mm,
bentuk ujung sayap atas meruncing, bentuk tepian sayap bawah halus. Warna perut atas,
hitam, warna perut bawah putih, panjang perut 11,3 mm.
b. Acraea terpsicore
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Acraea
Species : Acraea terpsicore
Acraea terpsicore memiliki nama lokal Kupu Erbis. Persebaran Sri Lanka dan India ke
Vietnam sampai Thailand, semenanjung Malaysia, Singapura, Sumatra, Jawa, Sulawesi,
Kalimantan, flores, dan sebaran lokal di Sembilang Dangku dan Taman Nasional Sembilang.
Habitat terbuka, dapat berbatasan dengan perkebunan sawit, padang rumput, semak belukar.
Spesies ini tidak terbang tinggi, tetapi tetap berada dalam jarak 3 m dari tanah dan cenderung
bertumpu pada vegetasi di daerah yang berjarak satu meter dari tanah. Acraea terpsicore
dapat dilihat secara melimpah di mana pun. Imago cenderung menghindari semak belukar
yang lebat. Bagian atas sayap pada jantan berwarna orange pekat sedangkan pada betina
berwarna kuning pucat kecoklatan. kedua sayap memiliki tanda hitam pada kedua bagian atas
dan bawah sayap. Antena berawarna hitam,bagian kepala dan toraks memilik spot warna
hitam dengan warna kuning pucat dan putih. Lokasi ditemukan Kupu-kupu ini di Lapangan
Open Space Kampus UR 19 November 2021.
A. terpsicore adalah spesies yang mudah dikenali karena berwarna merah kecokelatan
cerah, sayap depan dan belakangnya berbentuk khas, dan penerbangan lemah. Ini tidak
menyerupai spesies kupu-kupu lain di Kalimantan. Oleh karena itu, kehadirannya jarang
dilewatkan begitu saja. Imago jantan adalah berwarna lebih cerah dibandingkan dengan betina
berwarna kusam. Rentang sayap sekitar 50-65 mm dengan lebar sayap depan, panjang dan
membulat pada puncaknya. Spesies ini relatif mudah diidentifikasi dengan kepala hitam dan
toraks putih tutul, sayap depan panjang dengan ujung membulat, sayap belakang bulat dan
keduanya kedepan dan sayap belakang berwarna oranye di atas dengan bagian luar hitam
sempit perbatasan dan bintik-bintik sayap hitam. Sayap belakang memiliki perbatasan lebar
dengan tanda putih tertutup di dalamnya, dan terdapat bintik hitam pada kedua sayap (Iqbal &
Sriwijaya, 2017)
c. Cupido comyntas
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Lycaenidae
Genus : Cupido
Species : Cupido comyntas
Cupido comyntas memiliki nama lokal Ekor timur-biru. Lokasi ditemukan Species ini
ditemukan dilahan kosong dekat rerumputan semak-semak di Desa Suka Mulya,kec.
Bangkinang, Kab Kampar 22 November 2021. Menurut (Hairstreak et al., 2020) Persebaran
Cupido comyntas dapat ditemukan di Zona Sonora atas hingga kaki bukit Kanada yang lebih
rendah, atau Zona Kanada bawah di timur. Sebagian besar populasi ditemukan di Amerika
Serikat bagian timur dan wilayah Kanada. Ada beberapa koloni terisolasi di Oregon dan
California. Dan diindonesia dapat ditemukan di sumatra, jawa, dan kalimantan. Ukuran kupu-
kupu kecil dengan panjang sayap depan, umumnya berukuran tidak lebih dari 2 cm bahkan
kurang dari 2 cm. Sayapnya berwarna biru metalik, silver atau berwarna tembaga. Pada sayap
belakang dari beberapa spesies terdapat ekor panjang berbentuk benang terdapat satu, dua
atau bahkan tiga yang biasanya ada satu atau dua pasang yang terikat di bawah titik mata pada
cuping sayap. Kebanyakan larva perusak kayu dimana kepala, kaki dan klasper tersembunyi
dibawah karapaks berdaging. Tungkai pada kupu-kupu jantan tidak terlalu mengecil, tetapi
dengan torsi yang pendek, sedangkan tungkai pada kupu-kupu betina normal, dan tidak
mengecil.
Cupido comyntas memiliki habitat biasanya padang rumput yang lembab, kaki bukit
gurun, tepi sungai, pinggir jalan dan jalur hutan atau tempat terbuka. Juga, mereka tertarik
pada ladang dan kebun yang rimbun. Hal ini menyebabkan Cupido comyntas mendapat
untung dari perambahan manusia. Daerah Habitat terestrial Bioma Terestrial gurun atau bukit
pasir; hutan dan Fitur Habitat Lainnya: riparian Beberapa karakter morfologi khusus yang
dimiliki family ini diantaranya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari jenis lainnya,
antenanya memiliki corak garis hitam dan putih, dan memiliki warna sayap yang tidak terlalu
mencolok. Pada kupu-kupu small blue ini, memiliki sayap berwarna ungu muda serta terdapat
bintik-bintik hitam di sepanjang sayapnya terutama pada bagian sayap permukaan bawahnya,
sedangkan tubuhnya berwarna hitam kecoklatan, ditutupi oleh rambut-rambut tipis berwarna
coklat muda. Tungkai berwarna coklat muda sebanyak dua pasang. Memiliki antena serta
probosis berukuran kecil (Hairstreak et al., 2020).
d. Papilio demoleus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Papilionidae
Genus : Papilio
Species : Papilio demoleus
Papilio demoleus memiliki nama lokal kupu-kupu jeruk. Lokasi ditemukan Species Papilio
demoleus ini di Lapangan Open Space Kampus UR 19 November 2021. Menurut (Rohman et
al., 2019) Persebaran Papilio demoleus di India, Indo-Cina, Peninsular Malaysia, Filipina,
Australia, Sumatra, Jawa, Sumba, Alor, Flores dan Sulawesi. Sebaran Lokal Sembilang
Dangku, TN Sembilang, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Habitat dari Species
Papilio demoleus ini adalah sabana, lahan bera atau yang bergulma lebat, kebun, hutan, serta
khususnya menyukai aliran air dan sungai. Imago muncul dengan membelah kepompong
secara dorsal. Sebelum muncul, kupu-kupu merobek penutup kepompong dengan tubuhnya
dan tubuhnya berwarna kuning pucat dan sayapnya juga berhias. Namun, betina sedikit lebih
besar (panjang 1-3 mm dan lebar 0,5-l mm) daripada jantan. Kepala, dada, perut, dan
pelengkap lainnya ditutupi dengan banyak sisik. Sepasang antena hadir di daerah kepala.
Panjang antena dengan rata-rata dari 16 - 16.57 mm dan ujung antena terdapat bulatan hitam.
Thoraks tertutup rapat dengan sisik. Pada laki-laki panjang thorax rata-rata 11.8 mm.
Lebarnya adalah 6,30 hingga 6,55 mm.Abdomen berwarna hitam di sisi punggung tetapi
kuning dengan strip hitam di bagian sisi ventral. Panjangnya untuk jantan mm dan 14, 50 –
15,50 mm sedangkan betina diukur dari 14,40 -15,63 mm (Ahad, 2004).
Sayap Papilio demoleus memiliki Sayap depan berbentuk segitiga, bagian apeks tumpul,
dan bagian termen cekung dan rata. sedangkan sayap belakang berbentuk bulat telur dan
bagian termen berombak. Sayap bagian atas memiliki sayap depan berwarna dasar hitam
dengan bercak kuning pucat tak beraturan pada bagian tengah sayap, dan bercak lunula kecil
berwarna kuning pucat berjajar di area submarginal, sedangkan sayap belakang memiliki
warna dasar hitam, dengan berkas kuning pucat pada area subbasal, serta bercak occeli gelap
pada area costa, sedangkan pada submarginal terdapat lima bercak lunula kuning pucat
berjajar zig-zag dan pada tornal terdapat bercak ocelli merah gelap. Sayap bagian bawah
memiliki motif menyerupai bagian atas, namun memiliki warna dasar hitam, dan garis-garis
putih pada pangkal sayap, sedangkan sayap belakang memiliki warna dasar putih kekuningan,
serta delapan bercak ocellus merah-hitam pada area diskal dan bercak putih pada area
marginal. Tubuh bagian atas berwarna hitam dengan rambut hitam, sedangkan tubuh bagian
bawah berwarna putih kekuningan dengan garisgaris hitam (Rohman et al., 2019).
Pada Sayap depan terdapat lima rangka radius berbentuk seperti garpu, berada diujung
apeks, dan berasal dari diskal. Sel diskal menutup, dengan rangka tebal, terdapat tiga rangka
media yang terpisah dengan rangka lainya, dua rangka kubitus, dan dua rangka anal. Pada
sayap belakang, terdapat satu rangka radius, tiga rangka media, sel diskal yang menutup, dua
rangka kubitus, dan satu rangka Anal (Rohman et al., 2019).
e. Macroglossum stellatarum
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Sphingidae
Genus : Macroglossum
Species : Macroglossum stellatarum
Nama lain dari Macroglossum stellatarum adalah ngengat Sphinxes. Lokasi ditemukan
diperkebunan karet Desa Kerubung Jaya, Kec.Batang Cenaku, Kab. Indragiri Hulu 17
November 2021. Menurut (Rohman et al., 2019) Macroglossum stellatarum tersebar luas di
Palearctic (Eropa dan Afrika Utara), Asia Tengah, India, Indocina, Malaysia, Filipina,
Australia, Sumatra, Jawa, Sumba, Alor, Flores dan Sulawesi. Habitat dari Species
Macroglossum stellatarum adalah area terbuka dengan sumber nektar yang berlimpah
(padang rumput terbuka, padang rumput, kebun, lahan pertanian). Imago sering ditemukan
memakan nektar semak kupu-kupu (Buddleia) dan bunga produktif lainnya. Imago memakan
nektar. Larva memakan terutama anggota Famili Rubiaceae lainya. Keseluruhan berwarna
abu-abu kecoklatan. Sayap depan abu-abu buram kecoklatan dan sayap belakang oranye yang
kuat dengan tepi hitam. Lebar sayapnya adalah 40–45 milimeter (1,6–1,8 inci). Abdomen
cukup lebar dan besar dengan sepertiga distal gelap, dengan tiga tanda putih di sepanjang
setiap margin. "Ekor" kipas setae di ujungnya berumbai, hitam, dan berbentuk kipas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dahelmi, Nofri S.M.S, dan Siti S. 2012. Spesies Kupu-Kupu (Rhopalocera) Di Tanjung Balai
Karimun Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Jurnal Biologi Universitas Andalas, V
1(1) : 35-44.
Destiyanaa A., Chahyadi E., Isdaa M.N, Salbiah D., 2019. Identifikasi Kupu-Kupu
Rhopalocera Dan Vegetasihabitat Berdasarkan Karakter Morfologi Padabeberapa
Kawasan Resort Talang Lakat Tamannasional Bukit Tiga Puluh Provinsi Riau.
Prosiding Sains TeKes Semnas MIPAKes Umri, Agustus.Vol . 105-118.
Ahad, P. D. M. 2004. Morphology of lemon butterfly Papilio demoleus L.(Papilionidae:
Lepidoptera). Journal of Science and Technology. Vol5(4):115–120.
Hairstreak, G., Box, P. O., & Christie, W. H. 2020. Gray hairstreak: Vol 78(2): 5 - 16.
Iqbal, M., & Sriwijaya, U. 2017. Tawny Coster Acraea terpsicore , a new species for Borneo.
November 2015 :47–49.
Purwowidodo. (2015). Studi Keanekaragaman Hayati Kupu-Kupu (Sub Ordo Rhopalocera)
Dan Peranan Ekologisnya Di Area Hutan Lindung Kaki Gunung Prau Kabupaten Kendal
Jawa Tengah.[SKRIPSI]: 1–230.
Rohman, F., Efendi, M. A., & Andrini, L. R. 2019. Bioekologi Kupu-Kupu. Penerbit &
Percekan UM Universitas Malang.
Ruslan, H. 2015. Buku Kupu-kupu Indonesia. LPU – UNAS Jakarta Indonesia.
Sutrisno, 2015..Buku Month of Gunung Halimun Salak National Park Deprainoidea and
Geometroidea. Jakarta. LIPI Press.