Anda di halaman 1dari 12

1

MINI RISET
LIDAH PADA AVES

OLEH

KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK : IMMANUEL HUTAGALUNG 41835200016

PUTRI FAUZIAHRI 4182220022

OLIANI HALAWA 4182220009

SUCI RAMADHAYANI 4181220018

JOSHUA P N MANULLANG 4181220020

SITI RAUDAH SOLIN 418520004

ULFAH RIANDA WIJAYA 4183520010

MATA KULIAH : STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN

KELAS : PSB A 2018

DOSEN PENGAMPU : Dra. ADRIANA Y D LUMBAN GAOL,


M.Kes.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2

2019

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keanekaragaman Spesies Burung………………………………….. 5
B. Karakteristik dan Morfologi Burung………………………………. 5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………. 8

B. Bahan dan Alat Penelitian………………………………………….. 8


C. Metode Penelitian…………………………………………………… 8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Morfologi……………………………………………………………. 9
B. Anatomi Bagian-Bagian Tubuh Bagian Dalam …………………. 10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 11
B. Saran ………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat
dimana-mana; aktif pada siang hari dan dan unik dalam hal memiliki bulu
sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tumbuh dapat mengetur suhu dan
terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat.
Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga
manusia. Banyak diantaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi,
sebagian merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa diantaranya
diternakkan (Jasin, 1984).
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)
yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan
dikenal sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai
dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi
dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.
Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas aves
(Mayakapu, 2013).
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga
terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis
yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar,
ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa
sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena
adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang
4

tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat


perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan
oleh paruh ringan dari zat tanduk (Campbell dll, 2012).
Anatomi eksternal maupun anatomi internal dari aves lebih maju jika
dibandingkan dengan kelas reptilia. Oleh kearena itu perlu dilakukan
pengamatan secara langsung menggunakan Burung Columba livia sebagai
objek pengamatan supaya praktikan lebih memahami tentang struktur dan
anatomi aves.
5

BAB II

Kajian Pustaka

A. Keanekaragaman Spesies Burung

Burung termasuk kedalam kelas Aves, sub phylum vertebrata dan masuk ke dalam
phylum Chordata, yang diturunkan dari hewan berkaki dua. Indonesia memiliki 1.594 spesies
dari 10.000 spesies burung di dunia, bahkan 122 spesies diantaranya termasuk kedalam spesies
burung yang terancam punah. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga di
dunia yang memiliki keanekaragaman burung paling tinggi setelah Columbia dan Brazil.14

Keanekaragaman hayati meliputi berbagai variasi bentuk, ukuran, warna dan jumlah
spesies pada suatu lingkungan.Setiap lingkungan mempunyai keanekaragaman yang berbeda-
beda, keanekaragaman tersebut berlangsung mulai dari tingkat gen, jenis, sampai ekosistem.15

Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu spesies mahluk hidup,
keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengan adanya variasi dalam satu spesies.
Keanekaragaman spesies menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar
spesies dalam satu famili, keanekaragaman tingkat spesies lebih mudah diamati dari pada
keanekaragaman tingkat gen karena terdapat perbedaan yang mencolok antara satu spesies
dengan spesies lain dalam satu famili. Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang berupa suhu, cahaya, dan
kelembaban yang dapat menentukan tinggi rendahnya suatu keanekaragaman spesies burung.16

B. Karakteristik dan Morfologi Burung

Karakteristik merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu organisme. 20 Karakteristik
yang dimiliki berupa morfologi, anatomi, fisiologi, habitat, dan distribusi. Burung sebagai hewan
yang memiliki bulu,tungkai atau lengan depan termodifikasi untuk terbang, tungkai belakang
teradaptasi untuk berjalan, berenang dan hinggap, paruh tidak bergigi, jantung memiliki empat
ruang, rangka ringan, memiliki kantong udara, homoiterm, tidak memiliki kandung kemih dan
bertelur.21
6

1. Morfologi Kepala

Kepala terdapat paruh yang terbentuk oleh maxilla dan mandibula. Bagian dalam rostum
dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk, pada paruh bagian atas terdapat lubang hidung
(nares internal pada sebelah dalam dan nares external sebelah luar). Organum visus memiliki
ukuran relatif lebih besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak mata yang
berbulu, pada sudut medial terdapat membrane nictitan yang dapat ditarik menutup mata,
dibelakang dan dibawah tiap-tiap mata terdapat lubang telingga yang tersembunyi dibawah bulu
khusus.23

2. Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan terdiri atas paruh, rogga mulut, esopagus, tembolok, lambung
kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar dan kloaka. 27 Sistem pencernaan terbagi
menjadi 2 yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Lidah burung memiliki ukuran
yang kecil dan meruncing. Permukaan lidah ditutupi oleh zat tanduk. Penutup tersebut terdapat
pada paruh bagian bawah dan sebelum faring yang pendek. Esopagus berukuran panjang
berbentuk seperti pipa membesar dibagian dasar disebut tembolok yang berdinding lembut
tempat makanan disimpan dan dilembabkan. Lambung terdiri atas proventrikulus anterior yang
lembut yang mengekresikan getah lambung dan empedal dan ventrikulus yang berbentuk cakram
yang memiliki dinding maskular padat yang dilapisi oleh epitelium tebal yang mengandung zat
tanduk. Makanan digiling melalui aksi dinding maskular, dibantu dengan batu kerikil yang
ditelan untuk tujuan tersebut secara fungsional kerikil ini adalah gigi. Usus burung berbentuk
ramping dan bergulung-gulung serta bergabung dengan rektum yang berukuran lebih besar.
Sekum terdapat pada antara usus besar dengan rektum, kloaka terdapat pada bagian bawah
rektum yang merupakan tempat limbahfekal dan produk urogenital dikumpulkan sebelum
dikeluarkan melalui anus. Hati yang berlobus dua memiliki kandung empedu dan dua saluran
empedu serta pangkreas biasanya memiliki tiga saluran ke anus.29
7

Organ Sensoris

Indra perasa terdapat kuncup-kuncup perasa pada lidah dan atap ronggamulut. Indra ini
memungkinkan aves memilih makanannya. Kemampuan memilihmakanan ini dibantu oleh
reseptor tekanan pada paruh dan lidah. Organon visus relatif besar dan tajam dalam kemampuan
observasi. Indra pendengar berupatelinga yang terbagi atas tiga rongga yakni rongga luar, tengah,
dan dalam dariluar akan menresonansi membrana tympani yang selanjutnya akan di teruskan
oleh columella auris yang terletak dalam rongga telinga tengah. Rongga inidihubungkan oleh
ductus eustachius ke pharynx. Dari columella auris getaran diteruskan ke

cochlea (rumah siput) melalui jendela jorong. Dari rumah siput inigetaran diteruskan ke otak
untuk diartikan (Jasin, 1992).
8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2019 , dan bertempat di Laboratorium
Struktur Perkembangan Hewan, Kota Medan, Sumatera Utara.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Objek penelitian ini adalah burung Merpati ( Columba livia ). Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: Pisau Bedah, Pinset bedah, paraffin, jarum pentul,dan wadah kaca .

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan 1 ekor Merpati atau Columba livia. Dilakukan pembiusan
pada hewan uji. Dilakukan pembedahan pada bagian caput. Kemudian Menyayat bagian
pinggiran Preparat yang akan di awetkan. Lalu Meletakkannya pada objek kaca yang tersedia.
9

BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aves adalah burung vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal).
Aves adalah hewan vertebrata yang dapat terbang karena mempunyai sayap yang merupakan
modifikasi anggota gerak anterior. Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau
berenang.

Selain bulu, ciri-ciri lain pada burung adalah:

a. Mulut burung tidak bergerigi. Paruh burung diselubungi zat tanduk yang dibentuk oleh
maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah)

b. Struktur tulang menyerupai sarang lebah sehingga kerangkanya kuat namun ringan.

c. Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik.

d. Aves (burung) memiliki alat suara (siring) pada percabangan trakea.

e. Aves (burung) termasuk homoiterm (hewan berdarah panas)

f. Hanitata aves (burung) didaratan sampai ketinggian +_6.000 m. Aves ada yang menetap,
adapula yang berimigrisi.

Pada penelitian ini didapatkan bawa:

A. Morfologi

Ciri morfologi yang diamati yaitutubuh dibedakan menjadi tiga bagian: caput, truncus, dan
cauda, adapun bagian-bagiannya sebagai berikut:

1. Caput Pada bagian ini organ-organ yang terlihat yaitu:

a. Rostrum(paruh), dibentuk oleh maxilla (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah)
b. Nares (lubang hidung)
c. Cera, suatu tonjolan kulit yang lemah pada basis rostrum bagian atas.
d. Organon visus(alat penglihat)
e. Porus acusticus externus (lubang telinga luar)
10

2. Truncus Ditutupi oleh bulu, pada bagian uropygium terdapat bulu-bulu ekor. Bulu berfungsi
melindungi kulit terhadap cuaca yang kurang sesuai, berguna untuk terbang. Dilihat dari segi
anatomi bulu burung yang dapat kami amati yaitu:
a. Plumae Terdiri dari bagian-bagian :
 Calamus (quill), tangkai bulu
 Rachis (saft), lanjutan calamus
 Umbilicus inferior, lubang pada pangkal calamus
 Umbilicus superior, lubang pada bagian caudal calamus
 Vexillum(vane), terbentuk oleh barbae;ialah suatu cabang kearah lateral dari
rachis.tiap barbae mempercabangkan banyak barbulae, menurut arahnya dapat
dibedakan menjadi dua yaitu: barbae distal dan barbae proximal.

b. Plumulae Terdapat pada burung yang masih mudah, kadang-kadang juga terdapat pada
burung yang sedang mengerami telurnya. Plumulae terdiri atas: calamus(pendek),
rachis(agak mereduksi), barbae panjang(flexible), dan barbae pendek.

B. Anatomi Bagian-bagian tubuh bagian dalam yang diamati yaitu :

1. Musculus pectoralis Adapun susunan otot yang dapat dilihat yaitu:


a. Tendo musculus pectoralis major
b. Musculus pectoralis major
c. Tendo musculus pectoralis minor
d. Musculus pectoralis minor
e. Crania sterni
f. Scapula
g. Furcula
h. Musculus belum dibuka.
11

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat
dimana-mana; aktif pada siang hari dan dan unik dalam hal memiliki bulu
sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tumbuh dapat mengetur suhu dan
terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat.
Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga
manusia. Banyak diantaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi,
sebagian merupakan bahan makanan sumber protein.

Keanekaragaman hayati meliputi berbagai variasi bentuk, ukuran, warna dan jumlah
spesies pada suatu lingkungan.Setiap lingkungan mempunyai keanekaragaman yang berbeda-
beda, keanekaragaman tersebut berlangsung mulai dari tingkat gen, jenis, sampai ekosistemnya.

Keanekaragaman hayati meliputi berbagai variasi bentuk, ukuran, warna dan jumlah
spesies pada suatu lingkungan.Setiap lingkungan mempunyai keanekaragaman yang berbeda-
beda, keanekaragaman tersebut berlangsung mulai dari tingkat gen, jenis, sampai ekosistem.15

Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu spesies mahluk hidup,
keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengan adanya variasi dalam satu spesies.
Keanekaragaman spesies menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar
spesies dalam satu famili, keanekaragaman tingkat spesies lebih mudah diamati dari pada
keanekaragaman tingkat gen karena terdapat perbedaan yang mencolok antara satu spesies
dengan spesies lain dalam satu famili. Keanekaragaman tingkat ekosistem terjadi akibat adanya
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang berupa suhu, cahaya, dan
kelembaban yang dapat menentukan tinggi rendahnya suatu keanekaragaman spesies burung.

B. Saran

Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai referensi mata kuliah ekologi
hewan baik dalma materi maupun dalam penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan dengan
12

spesies burung.

DAFTAR PUSTAKA

Zulkarnaini.2016. Keanekaragaman Spesies Burung Di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh


Sebagai Referensi Mata Kuliah Ekologi Hewan. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Ar-Ranry Darussalam: Banda Aceh.

Al-Jumaily,Iman.,dkk.1789. Morphologcal and Histological Study of The Tongue in Rock


Columba livia gaddi Gemlin. Iraq: Departement of Biology,College of Education.

Anda mungkin juga menyukai