Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP HEWAN dan LINGKUNGANNYA”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Hewan
Dosen Pengampu: Muhammad zulhariadi, M.pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Feni Febrianti (200104016)


2. Maya Iza Amelia (200104021)
3. Eka Setiani (200104023)
4. Suhartina (200104024)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa
ilmu dan amal. Oleh karena rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Selain sebagai tugas, makalah yang penulis buat ini bertujuan memberi informasi
kepada para pembaca tentang “Konsep Hewan dan Lingkungannya”
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu,
selesainya makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, tapi banyak
pihak yang mendukung dan membantu. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
butuhkan agar kedepannya kami mampu lebih baik lagi.

Mataram, 23 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Capung 2
B. Morfologi Capung 2
C. Ekologi Capung di lulau Lombok 3
BAB III PENUTUP 5
A. Kesimpulan 5
B. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENGAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai daerah tropis mempunyai keanekaragaman hayati,
baik di darat maupun di laut yang tinggi, khususnya di daerah pesisir.
Tingginya keanekaragaman hayati tersebut tidak lepas dengan kondisi
geografik dan letak geografis perairan Indonesia. Seperti diketahui bahwa
Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan yang terbesar di dunia,
dengan sekitar 17.508 buah pulau yang membentang sepanjang 5.120 km2
dari utara ke selatan.
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu dari 32 propinsi di
Republik Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
Nusa Tenggara Barat terdiri dari pulau Lombok dan pulau Sumbawa dan
pulau-pulau kecil lainnya seperti Gili Air, Menu, Trawangan, Tangkong,
Nanggu, Gede, Lampu
Keberadaan serangga dalam suatu ekosistem mempunyai peranan yang
sangat penting. Capung merupakan salah satu serangga yang memiliki peranan
penting bagi keberlangsungan ekosistem yakni berperan sebagai indikator
pencemaran lingkungan. Keberadaan capung di dalam suatu lingkungan dapat
dijadikan sebagai indikasi untuk melihat kondisi lingkungan. Capung dapat
dijadikan sebagai indikator air bersih yang bermanfaat untuk memonitor
kualitas air di sekitar lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian capung?
2. Apa saja morfolgi capung?
3. Bagaimana ekologi capung di pulau Lombok?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian capung.
2. Untuk mengetahui morfologi capung.
3. Untuk mengetahui ekologi capung di pulau Lombok.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Capung
Serangga dipelajari secara khusus pada cabang biologi yang disebut
entomologi. Serangga termasuk dalam filum arthropoda. Arthropoda berasal
dari bahasa yunani arthro yang artinya ruas dan poda berarti kaki, jadi
arthropoda adalah kelompok hewan yang mempunyai cirri utama kaki beruas-
ruas.
Capung yang juga disebut sebagai sibar-sibar adalah serangga dari
bangsa Odonata. Serangga ini bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa di
lingkungan air, sehingga tidak dapat hidup jauh darinya. Dalam beberapa
bahasa daerah, capung memiliki penamaan seperti pepaptong di Sunda,
kasasiur di Banjarmasin dan kedie di Lombok Tengah
Sama seperti serangga lainnya, struktur tubuh capung terdiri dari tiga
bagian, yaitu kepala dengan mata besar, dada atau thorax dengan empat sayap
dan tiga pasang kaki, serta perut atau abdomen yang terdiri dari sepuluh
segmen. Capung pada umumnya memiliki ukuran tubuh yang relatif besar dan
ketika hinggap maka sayapnya akan terbuka ke samping.
Klasifikasi capung :
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Odonata
Subordo: Epiprocta
Spesies: Anisoptera
B. Morfologi Capung
Capung diklasifikasikan kedalam kingdom animalia, kelasinsekta,
ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoAnisoptera (dragonflies)
dansubordoZygoptera (damselflies) (Triplehorn, 2005). Patty (2006)
menyatakan capung diberi nama Odonata oleh Fabricius pada tahun 1793.
Nama tersebut diambil dari bahasa Yunani: odonta-gnata yang berarti rahang

2
bergigi. Capung termasuk kelompok insekta atau serangga yang memiliki ciri-
ciri terdiri atas tiga bagian.
1. Kepala (Caput)
Kepala capung ukurannyarelatif besar dibanding tubuhnya,
bentuknya membulat/memanjang ke samping dengan bagian belakang
berlekuk ke dalam. Bagian yang sangat menyolok pada kepala adalah
sepasang mata majemuk yang besar yang terdiri dari banyak mata kecil
(ommatidium). Diantara kedua mata majemuk terdapat sepasang antena
pendek, halus seperti benang.
Capung memiliki sepasang mata, tiap matanya memiliki sekitar 30
ribu lensa berbeda. Dua mata nyaris bulat, masing-masing hampir separuh
ukuran kepalanya dengan ukuran mata yang demikian capung memiliki
wilayah pandang yang luas dan dapat mengetahui keadaan yang ada
dibelakangnya.
Mulut capung berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai
pemangsa, bagian depan terdapat labrum (bibir depan), di belakang labrum
terdapat sepasang mandibula (rahang) yang kuat untuk merobek badan
mangsanya. Di belakang mandibula terdapat sepasang maksila yang
berguna untuk membantu pekerjaan mandibula, dan bagian mulut yang
paling belakang adalah labium yang menjadi bibir belakang.
2. Dada (Toraks)
Bagian dada (toraks) terdiri dari tiga ruas adalah protoraks,
mesotoraks, dan metatoraks, masing-masing mendukung satu pasang kaki.
Menurut fungsinya kaki capung termasuk dalam tipe kaki raptorial yaitu
kaki yang dipergunakan untuk berdiri dan menangkap mangsanya. Sayap
capung bentuknya khas yaitu lonjong/memanjang dan tembus pandang,
kadang-kadang berwarna menarik seperti coklat kekuningan, hijau, biru,
atau merah. Lembaran sayap ditopang oleh venasi, para ahli
mengidentifikasi dan membedakan capung dengan melihat susunan venasi
pada sayap.

3
3. Perut (Abdomen)
Abdomen terdiri dari beberapa ruas, ramping dan memanjang
seperti ekor atau agak melebar. Ujungnya dilengkapi tambahan seperti
umbai yang dapat digerakkan dengan variasi bentuk tergantung jenisnya.

C. Ekologi Capung Di Pulau Lombok


Spesies capung (Odonata) yang ditemukan di Kawasan Taman Wisata
Alam Suranadi terdiri dari 19 spesies yang termasuk kedalam 5 famili. Pola
penyebaran capung di kawasan Taman Wisata Alam Suranadi termasuk
kategori mengelompok (15 spesies) dan pola penyebaran teratur (4 spesies).
Capung dari subordo Anisoptera dan Zygoptera sebanyak 19 spesies
yang termasuk dalam 5 famili. Spesies capung (odonata) yang ditemukan
terdiri dari 19 spesies, 12 spesies termasuk dalam subordo Anisoptera dan 7
spesies termasuk dalam subordo Zygoptera. Subordo Anisoptera yang terdiri
dari satu famili, yaitu famili Libellulidae (Orthetrum Sabina, Orthetrum
chrysis, Diplacodes trivialis Neurothemis ramburii, Neurothemis terminata,
Aethriamanta brevipennis, Pantala flavescens, Onycothemis culminicola
Trithemis furva, Tholymis tilliagra, Potamarcha congener, Lathrecista
asiatica).
Subordo Zygoptera yang terdiri dari empat famili, yaitu famili
Coenagrionidae (Pseudagrion pilidorsum, Pseudagrion pruinosum dan
Agriocnemis femina), famili Chlorocyphidae (Libellago rufescens dan
Libellago lineata ), serta famili Euphaeidae (Euphaea ochracea) dan famili

4
Platycnemididae (Copera marginipes). Jumlah capung yang diperoleh dalam
penelitian ini banyak ditemukan dari famili Libellulidae terutama Orthetrum
sabina dan Diplacodes trivialis. Jumlah capung yang paling sedikit ditemukan
adalah Onycothemis culminicola, Trithemis furva, Potamarcha congener, dan
Libellago lineate.
Orthetrum sabina dan Diplacodes trivialis merupakan spesies capung
yang mudah ditemukan pada setiap lokasi penelitian. Hal ini erat kaitannya
dengan kemampuannya beradaptasi pada musim kemarau dan musim hujan
serta kemampuannya yang dapat hidup di semua habitat.
Kebanyakan jenis capung yang ditemukan di lokasi jalur 4 yaitu jalur
air. Hal ini terjadi karena jalur air ini ada aliran sungai yang mengalirkan air
dari mata air sehingga capung berkumpul dan hidup di tempat tersebut. pola
penyebaran capung secara keseluruhan adalah berkelompok, kecuali spesies
Onycothemis culminicola, Trithemis furva dan Libellago lineata yang
memiliki pola disribusi teratur. Berbedanya pola pola penyebaran capung
berkaitan dengan kemampuan capung untuk beradaptasi terhadap habitat yang
ditempati.
Umumnya spesies yang memiliki pola penyebaran secara
mengelompok disebabkan karena adanya faktor pembatas terhadap
keberadaan populasi tersebut, seperti kecepatan arus perairan karena ada
beberapa spesies yang hanya dapat hidup pada arus yang lambat dan tenang
serta adapula yang hidup di perairan yang memiliki arus cepat Pola
penyebaran mengelompok berarti bahwa populasi sebaran individu capung
dalam populasi itu mengelompok Sifat penyebaran mengelompok umumnya
dimiliki oleh serangga karena kecenderungan untuk mengelompok, berkumpul
dari berbagai derajat mewakili sifat yang paling umum. Berbeda halnya
dengan spesies yang memiliki pola penyebaran teratur. Spesies yang memiliki
pola penyebaran teratur disebabkan karena sumber daya yang dibutuhkan
untuk keberlangsungan hidup capung tersedia di seluruh Kawasan Taman
Wisata Alam suranadi.

5
Beberapa jenis spesies capung yang ditemukan di taman wisata alam
suranadi yakni sebagai berikut :
No Nama Gambar
1 Orthetrum Sabina

2 Orthetrum Chrysis

3 Diplacodes Trivialis

4 NeuroThemis Ramburii

5 Neurothemis terminate

6 Aetriamanta brevipennis

7 Pantala flavescens

6
8 Onycothemis culminicola

9 Trithemis furva

10 Tholymis tilliagra

11 Potamarcha congener

12 Lathrecista asiatica

13 Pseudagrion pilidorsum

14 Libellago rufescens

7
15 Agriocnemis femina

16 Pseudagrion pruinosum

17 Euphaea Ochracea,

18 Libellago lincate

19 Copera marginipes

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Capung merupakan salah satu spesies serangga yang termasuk ke dalam
filum arthrhopoda. Capung yang juga disebut sebagai sibar-sibar adalah
serangga dari bangsa Odonata. Serangga ini bertelur dan menghabiskan masa
pra-dewasa di lingkungan air, sehingga tidak dapat hidup jauh darinya. Dalam
beberapa bahasa daerah, capung memiliki penamaan seperti pepaptong di
Sunda, kasasiur di Banjarmasin dan kedie di Lombok Tengah.
Sama seperti spesies serangga pada umumnya, struktur tubuh capung terdiri
dari tiga bagian, yaitu kepala dengan mata besar, dada atau thorax dengan
empat sayap dan tiga pasang kaki, serta perut atau abdomen yang terdiri dari
sepuluh segmen. Capung pada umumnya memiliki ukuran tubuh yang relatif
besar dan ketika hinggap maka sayapnya akan terbuka ke samping.
Spesies capung (Odonata) yang ditemukan di Kawasan Taman Wisata
Alam Suranadi terdiri dari 19 spesies yang termasuk kedalam 5 famili. Pola
penyebaran capung di kawasan Taman Wisata Alam Suranadi termasuk
kategori mengelompok (15 spesies) dan pola penyebaran teratur (4 spesies).
Spesies capung (odonata) yang ditemukan terdiri dari 19 spesies, 12 spesies
termasuk dalam subordo Anisoptera dan 7 spesies termasuk dalam subordo
Zygoptera.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ekologi Hewan. Saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ansori P. (2004). Ekologi Capung Jarum Calopterygidae Neurobasis chinesis dan

Vestalis luctosa di Sungai Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun.

Berita Biologi, 7(1), 57-63.

Feriwibisono. (2011). Mari Mengenal Capung. Malang: Indonesia Dragonfly

Society.

Ilhamdi, M. L. (2018). Pola Penyebaran Capung (Ordonata) Di Kawasan Taman

Wisata Alam Suranadi Lombok Barat. JURNAL bIOLOGI tROPIS, 29-32.

Odum E. P . (1993). Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Susanti. (1998). Mengenal Capung. Bogor: Puslibang Biologi-LIPI.

10

Anda mungkin juga menyukai