DOSEN PEMBIMBING
Dr. Sonja Vera Tinneke Lumowa, M.Kes
UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah kali ini dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan dengan baik sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan, keguruan maupun umum.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Entomologi, dari guru pengampu mata pelajaran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan
bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena ilmu yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lebih sederhana dan kemudian akan dikembalikan ke dalam tanah. Serangga
merupakan hewan yang dominan di muka bumi, banyak serangga yang
bermanfaat bagi manusia tetapi banyak pula yang berbahaya atau bersifat
merugikan bagi manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mechanosensory digunakan dalam mendeteksi kecepatan udara selama
penerbangan, getaran udara dan benda keras melalui sentuhan antenna.
Bagian utama antenna terdiri dari tiga ruas yakni scape, pedicel dan
flagellum. Terdapat 13 tipe modifikasi antenna pada serannga, yaitu :
a. Tipe Antena : Sateceous
b. Tipe Antena : Filiform
c. Tipe Antena : Moniliform
d. Tipe Antena : Serrate
e. Tipe Antena : Pectinate
f. Tipe Antena : Plumose
g. Tipe Antena : Clavate
h. Tipe Antena : Capitate
i. Tipe Antena : Lammelate
j. Tipe Antena : Flabelate
k. Tipe Antena : Geniculate
l. Tipe Antena : Aristate
m. Tipe Antena : Stylate
4
Gambar 1 : Jenis Serangga dan Tipe Antena Serangga (Rudi, dkk.
2021)
2. Mulut
Tipe mulut serangga dibagi ke dalam dua kelompok utama yakni tipe
mengunyah (mandibulata) dan menghisap (haustellate). Pada tipe
mengunyah atau pengunyah serangga pemakan tumbuhan, mandibulata
sederhana, kedua belahan serupa, bergerigi tumpul dan berfungsi sebagai
pemotong. Maksilanya juga tersusun atas bagian-bagian tumpul.
Palmaksila terdiri atas bagian-bagian yang berbentuk gilig dan pendek.
Mandibula pemangsa dilengkapi dengan gerigi tajam yang susunannya
tidak serupa pada mandibula kanan dan kiri. Maksila dan palpus maksula
tersusun atas bagian-bagian berbentuk ramping, panjang bertepu tajam dan
dilengkapi dengan bulu-bulu serta rambut tajam.
Gerigi mandibula yang tumpul pada pemakan tumbuhan sangat
membantu dalam mengunyah makanan dan efisiensi pelumatan bagian
tumbuhan. Sedangkan susunan gerigi yang tidak serupa pada mandibula
pemangsa sangat membantu dalam menyobek jaringan mangsa. enyobekan
jaringan mangsa lebih efisien, karena sela-sela gerigi mandibula yang satu
5
akan terisi oleh gerigi mandibula lainnya. Bagian-bagian maksila
pemangsa yang tajam dapat membantu untuk mengoyak mangsa. Karena
mangsa masih dalam keadaan hidup, maka bulu dan rambut tajam pada
maksila berguna untuk membantu mencengkeram mangsa.
Insekta yang memiliki tipe mulut ini mempunyai mandibula dan
maksilayang memanjang dan berfungsi sebagai stilet untuk menusuk
kulit.Contohnya pada lalat hitam dan lalat kuda
Selain itu juga memiliki tipe spoon. Tipe mulut ini termodifikasi seperti
spon, sehingga Insekta yang memilikitipe mulut ini terlebih dahulu
membasahi makanannya dengan sekresi airliurnya, kemudian menjilat
makanan tersebut. Contohnya pada lalat rumah dewasa
Tidak hanya tipe spoon tapi ada juga tipe sifon, Insekta yang memiliki
tipe mulut ini menghisap makanannya yang berupacairan melalui
probosisnya. Probosis pada Insekta dewasa biasanya panjang dan
melingkar, terbentuk dari dua galea maksila dan saluran makanan
adadiantara kedua galea tersebut. Contohnya pada kupu-kupu dan ngengat.
Pada tipe pengisap atau penusuk memiliki ciri dengan stilet. Setiap
kelompok serangga mempunyai kekhasan organ penyusun stilet,
persamaan kelompok taksonomi tidak selalu menunjukkan persamaan
bagian-bagian penyusun stilet.
3. Sayap
Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan
kepemilikan sayapnya, yaitu kelompok serangga bersayap (Pterygota) dan
kelompok serangga tidak bersayap (Apeterygota). Sayap merupakan
tonjolan integument yang diperkuat oleh satu deretan rangka-rangka sayap
yang bersklerotisasi, mengandung syaraf, trakea dan hemolimf.
Dapat dipahami dengan baik bahwa fungsi utama dari sayap adalah
untuk memungkinkan penerbangan, dan sifat struktural ikatan sayap
membantu pergerakan serangga di udara. Ketika terbang, sayap dapat
mengubah arah dan memutar dari gaya aerodinamis dan gaya inersia untuk
serangga mampu menavigasi lingkungan yang kompleks. Bentuk dan
6
komposisi sayap mempengaruhi fleksibilitasnya, dan bentuk sayap
serangga bervariasi
Sayap serangga merupakan pelebaran atau melipatnya kulit tubuh yang
terdiri dari atas dua lapisan kutikula. Pada bagian-bagian yang
mengandung pembuluh darah terjadi penebalan kutikula sehingga
berfungsi sebagai rangka penunjang sayap. Pembuluh pada sayap
berhubungan dengan pembuluh dalam tubuh, pembuluh utama sayap selain
untuk sirkulasi darah juga berisi trakheolus dan cabang-cabang saraf indera
Variasi sayap dapat berupa membran, haltere, elytra dan hemelytra.
Bentuk sayap depan berupa membran dimiliki oleh serangga ordo odonata,
dan neuptera. Haltere merupakan variasi sayap belakang pada ordo diptera
du mana sayap belakang berubah bentuk dan hanya berfungsi sebagai
penjaga keseimbangan dan petunjuk arah terbang. Elytra merupakan sayap
depan memiliki struktur yang keras seperti pada orfo coleoptera untuk
melindungi sayap belakangnya saat istirahat. Hemyletra merupakan sayap
depan mengeras dua pertiganta sementara bagian bawahnya berupa
membran seoertu pada orfo hemiptera.
7
Penerapan ordo srangga ditetapkan berdasarkan identifikasi sayap
depan. Pada kasus tertentu, dalam menentukan kesamaan spesies dapat
dilakukan melalui perbandingan langsung posisi dan bentuk vena sayap.
Setiap dayap terdiri atas bagian costa (C), subcostal (SC), Radius (R),
Radial Sector (Rs), Median (M), Cubitus (CU), Anal (A), Humeral (h),
Radial (r), Sectorial (s), Radiomedial (r-m), Medial (m), Mediaocubital (m-
Cu), dan Cubita-anal (Cu-a).
8
Gambar 4 : Bagian Abdomen Serangga Belalang (Rudi, dkk. 2021)
Bagian tambahan abdomen meliputi cerci, styli dan eversible vesicle,
prolegs dan gills. Sepasang cerci dimiliki oleh serangga dari ordo Diplura,
Microcoryphia, Zygentoma, Ephemeroptera, Zygoptera, Plecoptera,
orthoptertoid, sandblattoids, dan Mecoptera. Styli dimiliki oleh serangga
ordo Microcoryphia, Zygentoma, dan Diplura, dan pada sternum ke 10
orthoptera jantan. Versible vesicle dimiliki oleh kelompok serangga tidak
bersayap. Proleg dimiliki oleh larva kelompok serangga endopeterygota.
Gills dimiliki oleh kelompok serangga aquatic.
9
Gambar 5 : Bagian Tambahan pada Abdomen Serangga (A = Proglegs,
B = Gills, C = Styli dan D = Cerci) (Rudi, dkk. 2021)
10
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan serangga adalah sistem tertutup, dengan satu
tabung melingkar panjang tertutup yang disebut saluran pencernaan yang
berjalan memanjang melalui tubuh. Saluran pencernaan hanya
memungkinkan makanan masuk ke mulut, dan kemudian diproses saat
bergerak menuju anus. Saluran pencernaan serangga bentuknya seperti
tabung, yang mungkin lurus atau berkelok, memanjang dari mulut sampai
anus.
2. Sistem Pernapasan
Respirasi pada serangga terpisah dengan sirkulasi (peredaran darah).
Struktur pernapasan serangga meliputi: Spirakel, trakhea. trakeola dan air
sac (kantong udara) Pernapasan (pertukaran gas) pada serangga terutama
dengan sistem trakhea. Trakhea berbentuk seperti tabung berwarna putih
keperakan dengan cabang yang banyak. Cabang cabang trakhea yang
terkecil yang langsung berhubungan dengan udara luar melalui lubang
sempit yang disebut apirakel atau stigma yang biasanya terdapat pada
sepanjang bagian sisi toraks dan abdomen. Pada kebanyakan serangga
terdapat dua pasang spirakel padatoraks dan delapan pasang spirakel pada
abdomen
3. Sistem Reproduksi
Siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembangbiaknya cepat
sekali diakarenakan serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan
yang tinggi dalam kemampuan reproduksinya. Pada umumnya serangga
bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan pada beberapa spesies
bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Serangga merupakan binatang diocius yang artinya hanya memiliki
satu jenis kelamin pada setiap individu. Sangat jarang serangga yang
memiliki alat kelamin hermaprodit, yaitu memiliki lebih dari jenis kelamin
dalam satu individu. Serangga betina memiliki sepasang indung telur
(ovari). Setiap ovari memiliki sejumlah ovarial yang berbentuk seperti
tabung yang didalamnya terdapat sejumlah ovum (telur). Bagian ujung
11
ovariol disebut filamen terminal. Ovariol bermuara pada saluran telur
lateral. Sepasang saluran telur lateral menjadi saluran telur utama yang
selanjutnya akan bermuara di vagina. Sistem reproduksi betina biasanya
memiliki satu atau beberapa kelenjar plengkap yang terletak di dekat
pertemuan saluran telur dan vagina.
4. Sistem Otot
Serangga mempunyai sistem otot yang terdiri atas otot serang
lintang (otot bergaris), yang berhubungan dengan saraf yang dapat
menyebabkan terjadinya kontraksi otot. Sehingga menimbulkan adanya
gerakan gerakan pada organ tubuh, seperti: tungkai, sayap, dan tarsus yang
gerakannya berupa lari, terbang atau loncat.
5. Sistem Saraf
Jaringan saraf serangga dibagi menjadi, jaringan saraf pusat
(centralnervous system) dan jaringan saraf dalam (stomatodeal nervous
system). Pada dasarnya jaringan saraf pusat terdiri atas Serangga
merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata) yang
tergolong dalam filum Arthropodadan kingdom Animalia. Berdasarkan
taksonominya perbandingan seranggadengan organisme lainnya memiliki
jumlah yang sangat beragam. Pada ujung saraf dari sistem saraf serangga
akan dihasilkan acetycholine apabila saraf tersebut mendapatkan stimulasi
atau rangsangan. Acetycholine ini berfungsi sebagai mediator atau
perantara, antara saraf dan otot daging sehingga
memungkinkan impuls listrik yang merangsang otot daging untuk
berkontraksi
6. Sistem Sirkulasi Darah
Sistem peredaran darah pada serangga adalah terbuka. Dalam
system peredaran darah terbuka, darah serangga (hemolimf atau
hemolymph) mengalir melalui ruangan-ruangan dalam tubuh,
menggenangi jaringan dan alat-alat tubuh. Ruang-ruang dalam tubuh yang
dilalui darah disebut hemocoel.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa serangga adalah
kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam.
Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Secara
morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama.
Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala(caput), dada (thorax), dan
perut (abdomen).
Pada struktur anatomi luar serangga terdapat antena, mulut, sayap, dan
abdomen. Antena adalah bagian tubuh serangga yang berperan sebagai sensor
dan alat peraba. Mulut adalah bagian tubuh serangga yang berfungsi untuk
mengunyah dan menghisap. Sayap adalah pertumbuhan dewasa dari
eksoskeleton serangga yang berfungsi untuk terbang, dan abdomen adalah
bagian pada perut serangga yang terdiri dari 11 segmen atau lebih.
Pada struktur anatomi dalam tubuh serangga membahas anatomi sistem
organ yaitu sistem pencernaan membahas makanan yang masuk ke dalam
tubuh, sistem respirasi membahas pertukaran udara, sistem reproduksi
membahas tentang cara evolusi serangga, sistem otot membahas bentuk-bentuk
otot dan mekanisme kerjanya, sistem saraf membahas informasi atau pesan-
pesan yang diterima oleh otak, dan sistem sirkulasi darah membahas
pergerakan darah membahas pergerakan darah melalui serangkaian pembuluh
3.2. Saran
Dari makalah ini, dapat disarankan agar bisa menggunakan literatur yang
lebih banyak dan terbaru. Tak lepas dari itu semua, kami sebagai penyusun
juga mengaharapkan saran – saran yang membangun guna hasil yang jauh lebih
baik kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rahayuningsih, Y., dkk. 1984. Morfologi Mulut dan Saluran Pencernaan Serangga
Pemakan Tumbuhan dan Pemangsa. Berita Biologi. 2 (9-10): 201. https://e-
journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/ view/1419.
Diakses pada 11 Februari 2022.
Salcedo, M., K., dan John J., S. 2020. Circulation in Insect Wings. Integrative and
Comparative Biology. 60 (5): 1208. https://academic.oup.com/icb/article/
60/5/1208/5900265. Diakses pada 12 Februari 2022.
Susmara. I. 2017. Kebutuhan Nutrisi dan Substansi dalam Pakan Buatan Serangga.
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 6 (3): 310-318.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT/article/view/32440. Diakses pada 11
Februari 2022
Wati, C., dkk. 2021. Entomologi Pertanian. Medan: Yayasan Kita Menulis
14