Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM 1

PENGENALAN SERANGGA ( HAMA )

Dosen Pengampu :

Titik Inayah, S.P.,M.Si

Disusun oleh :
Putri Asri Nivari (11220920000019)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2024
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3
BAB III............................................................................................................................... 9
METODOLOGI PRAKTIKUM.................................................................................. 9
3.1 Tempat dan Waktu ....................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 9
3.3 Cara kerja ...................................................................................................... 9
BAB IV ............................................................................................................................. 10
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 10
BAB V................................................................................................................................. 16
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serangga adalah binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama lain
insekta dan hexapoda. Kata insekta atau insect berasal dari kata insecare. Kata
tersebut mengandung dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti
“memotong” atau “membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai tubuh
terbagi-bagi atau bersegmen-segmen.Sedangkan hexapoda terdiri dari dua kata
hexa dan poda.Hexa mempunyai arti “enam” dan poda mempunyai arti “kaki”
sehingga hexapoda berarti binatang berkaki enam. Golongan binatang secara
berurutan akan terdiri atas beberapa phyila, satu phyila terdiri atas beberapa
klas, demikian seterusnya yang berarti jumlahnya akan terus meningkat dalam
setiap kelompok. Kelompok spesies/ jenis terdiri atas sekitar satu juta nama.
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga termasuk
dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara
lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera
(misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan
ngengat).
Serangan hama tanaman merupakan salah satu kendala yang sangat
meresahkan para petani. Bagaimana tidak, dalam batas tertentu populasi hama
dapat menyebabkan penurunan produksi pertanian yang akhirnya dapat
menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani. Serangan hama tersebut dapat terjadi
pada berbagai komoditas baik itu komoditas pangan, holtikultura maupun
perkebunan.. Keberadaan hama disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sekitarnya seperti cuaca, factor geografis serta tindakan manusia,
sehingga jenis hama, dominansi, intensitas dan luas serangannya berbeda antar
daerah satu dengan yang lain. (Adhi S. P. , 2009). Dampak yang timbul akibat
serangan hama menyebabkan kerugian baik terhadap nilai ekonomi produksi,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta petani sebagai pelaku budiaya
tanaman dengan kegagalan panen serta turunnya kwalitas dan kuantitas hasil panen.

1
Hal ini disebabkan karena hama merusak tanaman budidaya baik secara fisik
maupun fisiologisnya.
Demikian besarnya dampak yang disebabkan oleh serangga hama, akan sangat
penting mengetahui perbedaan dan jenis-jenis ordo serangga hama, mengerti
tentang bentuk dan berbagai jenis serangga yang merugikan, serta cara
pengendalian serangga. sehingga memudahkan pengklasifikasian/identifikasi
serangga hama.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui macam-macam serangga yang menyerang tanaman pertanian
2. Mengetahui ordo-ordo serangga,mengenal bagian tubuh dan mengetahui
daur hidup

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hama dan Serangga

Hama (pest) dalam arti luas adalah organisme pengganggu tanaman, yang
meliputi binatang perusak, penyakit dan gulma. Dalam arti sempit, hama adalah
binatang perusak yang menggangu kepentingan manusia dan merugikan secara
ekonomi. Golongan hama terbesar berasal dari kelas serangga. Serangga adalah
binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama lain insekta dan hexapoda.
Kata insekta atau insect berasal dari kata insecare. Kata tersebut mengandung dua
arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti “memotong” atau “membagi”.
Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai tubuh terbagibagi atau bersegmen-
segmen. Sedangkan hexapoda terdiri dari dua kata hexa dan poda. Hexa mempunyai
arti “enam” dan poda mempunyai arti “kaki” sehingga hexapoda berarti binatang
berkaki enam. Serangga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling
beragam, mencakup lebih dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih dari
setengah organisme hidup yang telah diketahui.

Ciri-ciri umum serangga :

1. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian: kepala (capute), dada (thorax) dan perut
(abdomen).

2. Memiliki sepasang antena

3. Memiliki 3 pasang kaki yang beruas

4. Memiliki 1 - 2 pasang sayap, ada juga yang tidak bersayap

5. Memiliki alat mulut yang digunakan untuk menggigit, mengunyah, menghisap

Struktur Umum Serangga Serangga memiliki tiga segmen tubuh utama, yaitu
kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen); Lihat Gambar 1

1. Bagian kepala (capute) terdiri atas 5-7 segmen yang menyatu dan
mengandung mata, antena, dan alat mulut.

3
2. Bagian dada (thorax) terdiri dari tiga segmen yang disebut prothorax,
mesothorax, dan metathorax. Pelengkap yang digunakan untuk pergerakan
melekat pada thorax. Setiap segmen thorax memiliki sepasang kaki dan
sayap (jika ada), sayap hanya ditemukan di mesothorax dan metathorax.
Bagian atas prothorax disebut pronotum.
3. Bagian perut (abdomen) serangga terdiri dari 11 segmen atau lebih sedikit
yang umumnya tidak mengandung pelengkap apa pun, kecuali pada segmen
terakhir yang mungkin memiliki pelengkap yang terkait dengan reproduksi.

Gambar 1 Bagian-bagian Tubuh Serangga: Kepala, Thorax,


dan Abdomen.

Beberapa serangga termasuk dalam ordo penting sebagai hama tanaman adalah,

- Lepidoptera (Moths, buterflies)

- Hemiptera (bugs, aphids, scale insect)

- Diptera (Flies)

- Isoptera (termites)

- Hymenoptera (Waps, Ants, Bees)

- Dermaptera (earwigs)

- Colleoptera (beetles)

- Orthoptera (locust, crikets)

4
Di bidang pertanian, serangga dapat berperan sebagai fitofag, serangga
predator, parasitoid, vektor penyakit tumbuhan, dan penyerbuk. Sebagai fitofag
serangga menyerang tanaman dengan cara menusuk dan mengisap (tipe alat mulut
haustelata) ataupun menggigit dan mengunyah (tipe alat mulut mandibula)
tumbuhan inangnya. Ordo serangga yang spesies anggotanya banyak berperan
sebagai fitofag, antara lain adalah Lepidoptera, Hemiptera, Orthoptera, Diptera,
Coleoptera (Herlinda, Prabawati, et al., 2020; Karenina et al., 2020). Serangga
fitofag ini dikatakan telah berperan sebagai hama bila kerusakan yang
diakibatkannya telah merugikan secara ekonomis. Contoh beberapa spesies fitofag
yang berperan sebagai hama adalah wereng batang coklat (Nilaparvata lugens)
(Herlinda, Apryanti and Anggraini, 2018) yang menyerang tanaman padi, lalat buah
cabai (Bactrocera dorsalis) (Herlinda et al., 2021), Spodoptera frugiperda, dan
Nezara vidula

Serangga predator berperan penting menekan populasi fitofag yang telah


berfungsi sebagai hama ataupun masih di bawah keseimbangan umum. Serangga
predator memangsa dengan cara menggigit dan mengunyah atau menusuk dan
mengisap mangsanya. Ordo serangga yang spesies anggotanya banyak berperan
sebagai predator, antara lain adalah Coleoptera, Odonata, Hemiptera. Contoh
beberapa spesies yang berperan sebagai predator adalah Paederus fuscipes dan
Andrallus spinindens (Herlinda et al., 2021), Menochilus sexmaculatus, dan
Ophionea nigrofasciata. Parasitoid juga berperan penting dalam menekan populasi
fitofag. Parasitoid merupakan serangga yang memarasit dengan cara mengisap
cairan tubuh serangga atau artropoda inangnya dan mematikan inang tersebut. Ordo
serangga yang spesies anggotanya banyak berperan sebagai parasitoid, antara lain

5
adalah Hymenoptera dan Diptera. Contoh beberapa spesies serangga yang berperan
sebagai parasitoid adalah Hemiptarsenus varicornis yang memarasit larva
pengorok daun Liriomyza sativae (Herlinda et al., 2006) dan Tryoxis sinensis yang
menyerang nimfa Aphis gossypii , Telenomus remus memarasit telur S. frugiperda
(Gambar 1.5) (Sari, Buchori and Nurkomar, 2020).

Serangga yang berperan sebagai vektor penyakit tumbuhan umumnya lebih


membahayakan tumbuhan inang karena perannya ganda sebagai fitofag yang
menyerang langsung tanaman dan juga menularkan patogen penyebab penyakit
pada tumbuhan. Serangga yang banyak berperan sebagai vektor penyakit tumbuhan
adalah serangga yang memilki tipe alat mulut menusuk mengisap, misalnya dari
Ordo Hemiptera. Contoh spesies yang berperan sebagai vektor penyakit tumbuhan
adalah N. lugens yang menularkan penyakit virus kerdil pada padi dan A. gossypii
yang menularkan Cucumber Mosaic Virus (CMV) pada cabai (Shah et al., 2008).

2.2 Macam-Macam Ordo Serangga


Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting,
karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi
yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau
menentukan kelompok serangga tersebut.Sifat morfologi tersebut juga menyangkut
morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut
juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam
identifikasi.(Rioardi, 2009).
Serangga (insekta) dibagi menjadi 2 subkelas:
1. Apterygota ( Tidak bersayap)
2. Pterygota ( Bersayap)
Untuk penggolongan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama ordo-ordo ini
terbagi menjadi enam golongan yaitu:
1. Ordo Orthoptera
Artinya, kata orthos yang berarti”lurus” dan pteron artinya “sayap”.Golongan
serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada
beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator.Alat mulut nimfa dan

6
imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang
mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya.Tipe metamorfosis ordo ini adalah
paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Beberapa contoh
serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.),
belalang pedang (Sexavaspp.), jangkrik (Gryllus mitratusBurn dan Gryllus
bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.) (Sembel, 2012).
2. Ordo Hemiptera
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga
dari ordo ini pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap
tubuh serangga lain. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong
(rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap.Tipe
perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu (telur - nimfa –
imago).Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman. Contoh
serangga ordo Hemiptera ini adalah : kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon
Kirk), hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii), walang
sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus viridula) (Borror,
1992).
3. Ordo Homoptera
Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini
mempunyai sayap depan bertekstur homogen.Tipe perkembangan hidup serangga
ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga iniantara lain::
wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu loncat
(Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae) (Prabowo, 2002).
4. Ordo Lepidoptera
Artinya lepidos berarti “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari
ordolepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut
menghisap.Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-
imago).Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan
imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis
bunga-bungaan yang termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain : ulat daun

7
kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon L), ulat penggulung
daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls), penggerek padi putih
(Tryporyza innotata Walker) (Sembel, 2012).
5. Ordo Coleoptera
Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”, tipe serangga ini memiliki sayap
depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap
belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang
tipis.Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis
sempurna yang perkembangannya melalui stadia : (telur - larva- kepompong(pupa)
- dewasa (imago) ). Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-
mengunyah) dan jenis serangga yang termasuk ke dalam tipe ordo ini adalah antara
lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.) (Prabowo, 2002).
6. Ordo Diptera
Di artinya “dua”dan pteron artinya“sayap”merupakan bangsa lalat, nyamuk
meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong -imago).
Jenis serangga dalam golongan ini, antara lain : lalat buah (Bactrocera sp.), lalat
bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina),
hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason) (Borror, 1992).
7. Ordo Odonata
Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah dikenal,
Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat
tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.Salah satu jenis serangga yang
masuk pada ordo ini adalah Contohnya Capung (Ischnura ceruvula) (Borror, 1992).

8
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Proteksi Tanaman dilaksanakan di Kebun Percobaan Program Studi


Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 07.30 hingga 10.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan sebegai berikut:

1. Alat tulis
2. Kamera / Hp
3. Tanaman terserang serangga/hama
4. Alat penangkap serangga/hama

3.3 Cara kerja


1. Carilah 3 serangga hama yang menyerang tanaman pangan, sayuran ataupun
buah-buahan.
2. Kemudian, mengambil foto atau gambar pada bagian tanaman yang terkena
serangga hama.
3. Melakukan identifikasi pada tanaman yang terkena serangga hama tersebut
baik ordo,klasifikasi,jenis,dan lain sebagainya.
4. Amati dan gambar atau scan hasil foto yang sudah di dapat pada tanaman
yang terkena serangga hama tersebut ke dalam tabel di bawah ini.

9
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil

keterangan
Nama serangga : Belalang (Valanga
nigricornis)
Taksonomi
Domain : Eukariota
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Serangga
Ordo : Caelifera
Famili : Acrididae
Suku : Cyrtacanthacridini
Genus : Valanga
Spesies : V. nigricornis
Tempat/lokasi :
Jatiwangi,Cikarang Barat

Nama serangga : Kumbang Koya/Oteng-Oteng Keterangan


(Aulacophora)

10
Taksonomi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Chrysomelidae
Suku : Cyrtacanthacridini
Genus : Aulacophora
Tempat/lokasi :
Jatiwangi,Cikarang Barat

Nama serangga : Ulat Keket (Agrius Keterangan


convolvuli)
Taksonomi
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lapidoptera
Famili :Sphingidae
Genus : Agrius
Spesies : A. convolvuli

11
4. 2 Pembahasan
a. Belalang
Habitat serangga ini biasanya pada padang rumput, hutan, dan
diantaratumbuh-tumbuhan lain. Dapat juga tinggal di dekat air seperti rawa-
rawa. Spesies ini lebih menyukai iklim hangat Bagian tubuh serangga ini
sama seperti belalang pada umumnya, dapat dikelompokkan menjadi 3
bagian yaitu kepala, toraks dan abdomen. Pada bagian kepala belalang
terdapat dua mata majemuk, sepasang antena dan alat-alat mulut. Alat mulut
terdiri dari bibir atas (labrum), dua buah mandibula dengan sebuah
hypofaring diantara dua buah maksila. Mulut dimasukkan ke dalam tipe
menggigit dan mengunyah. Bagian mandibula pada mulut belalang
fungsinya untuk memotong makanan sedangkan bagian maksilanya
fungsinya untuk mengunyah makanan yang sudah terpotong. Peran antena
dan mata yang ada di bagian tubuh belalang tidak dapat disepelekan,
keduanya berfungsi sebagai organ sensorik untukmendeteksi kondisi yang
ada di lingkungannya. Mata memiliki peran untuk melihat karena dapat
mendeteksi warna, cahaya dan pergerakan sedangkan antena digunakan
untuk mendeteksi sentuhan, suhu, getaran, bau dan pergerakan udara.
Bagian toraks belalang meliputi bagian depan disebut protoraks,
bagiantengah disebut mesotoraks dan bagian belakang disebut metatoraks.
Masing masing segmen tersebut mempunyai sepasang kaki. Pada
mesotoraks dan metatoraksmasing masing terdapat sepasang sayap.
Abdomen (perut) belalang terdiri dari 11 segmen, di bagian depannya
terdapat alat pendengar yang disebut membran timpani, sedangkan di
bagian belakang terdapat organ reproduksi. Belalang betina organ
reproduksi mempunyai spermateka yang berfungsi untuk menerima
spermatozoa yang dikeluarkan pejantan serta ovopositor yang
digunakannya untuk meletakkan telur ke dalam substar. Pada belalang
jantan terdapat alat kopulasi yang digunakan untuk menyuntikkan
spermatozoa ke spermateka yang dimiliki belalang betina.

12
Sumber :
mahasiswa.ung.ac.id (2014)
Siklus hidup/daur hidup belalang yaitu mengalami morfologi tidak
sempurna,hanya mengalami proses bertelur lalu menjadi nimfa dan menjadi
imago. Proses hidup belalang diawali dengan tahap bertelur. Di mana
belalang betina yang telah dibuahi nantinya akan menghasilkan 10 hingga
300 butir telur. Mengutip Detik, belalang betina umumnya akan bertelur saat
musim panas dan meletakkan telur- telur tersebut pada dedaunan atau batang
tanaman, hingga di dalam tanah.
Setelah beberapa waktu, telur kemudian menetas dan berubah menjadi
nimfaatau belalang muda yang berwarna putih. Memiliki bentuk yang tak
berbeda jauh dari belalang dewasa. Yang membedakan hanyalah warna,
bentuk yang lebih kecil,serta belum adanya sayap pada punggung mereka.
Nantinya nimfa akan berubah warna menjadi hijau atau cokelat saat terkena
sinar matahari.
Setelah mengalami pergantian kulit sebanyak empat kali, serta
melewati fasepenyempurnaan organ tubuh, selanjutnya belalang yang sudah
beranjak dewasa pun akan bersayap atau biasa disebut imago (belalang
dewasa). Hal ini lantaran adanyapergantian kulit dari belalang kecil dalam
membentuk sel-sel baru untuk dan sayap yang sempurna. Jika sudah seperti
ini, nantinya belalang betina pun akan kembali siap untuk dibuahi dan
bertelur.

13
b. Kumbang koya / oteng-oteng

Hama Aulacophora similis Oliver dikenal juga dengan nama oteng-oteng. Serangga
dewasa memiliki tubuh yang relative kecil, pendek, dan gemuk. Panjang serangga
dewasa sekitar 0,7 cm, punggung berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai
mesothorax serta metathorax yang kehitam-hitaman. Secara keseluruhan serangga
dewasa tampak memiliki warna yang cerah dan mengkilap polos, kepala tidak
memanjang menjadi suatu moncong, ujung abdomen tertutup elitra dan memiliki
antena pendek, kurang dari setengah panjang tubuhnya. Hama ini selain menyerang
blewah juga menyerang labu (Jana, Tamili, & Chakraborty, 2021). Aulacophora
similis terbang disekitar tanaman mentimun secara berkelompok baik pada daun
muda maupun daun tua. Serangga ini lebih aktif pada siang hari. Imago jantan
berukuran lebih kecil dengan warna jingga cerah. Imago betina berukuran lebih
besar dan memiliki warna kuning kecoklatan. Kumbang dalam genus ini memakan
anggota famili Cucurbitaceae termasuk mentimun, labu
kuning, melon, semangka, labu kuning, dan labu siam .
Lingkaran kehidupan
Telurnya yang berwarna kuning diletakkan berkelompok hingga lima buah di dalam
tanah di pangkal tanaman waluh-waluhan. Mereka menetas setelah delapan hingga
lima belas hari dan larva memakan akar atau terowongan ke dalamnya, makan
selama delapan belas hingga tiga puluh lima hari dan melewati empat tahap instar .
Awalnya mereka berwarna putih krem tetapi berubah menjadi oranye kekuningan
saat mereka menjadi kepompong di dalam ruangan di dalam tanah. Kumbang
dewasa muncul setelah empat hingga empat belas hari. Mereka adalah penerbang
yang kuat dan menyebar ke tanaman lain. Kumbang dewasa dapat hidup hingga
sepuluh bulan dan setiap kumbang betina dapat bertelur sebanyak lima ratus telur,
sehingga mungkin terdapat beberapa generasi kumbang yang tumpang
tindih. Kerusakan : Oteng-oteng dewasa memakan dedaunan dan bunga tanaman
inangnya; bibit dapat hancur karena serangan hebat dan tanaman muda mungkin
akan terkena dampak yang parah. Beberapa kumbang mungkin berkumpul pada
satu daun, sehingga daun lainnya tidak tersentuh. Kumbang memakan sela-sela
pembuluh darah, sering kali memotong dan mengeluarkan cakram melingkar yang

14
kemudian mereka makan. Larva masuk ke dalam akar, yang menjadi bengkak,
berubah warna dan berubah bentuk, dan tanaman bisa mati.
c. Ulat keket

Ulat Keket atau Ulat Jedung (Attacus atlas) Ulat keket juga disebut ulat jedung
merupakan fase larva dari kupu-kupu gajah, ciri-ciri fisik ulat ini adalah berwarna
hijau, terdapat semacam tepung putih pada tubuhnya dan memiliki tonjolan seperti
tanduk di sepanjang tubuhnya karena tonjolan ini hewan ini juga disebut ulat
tanduk, terdapat pula jenis lain dengan corak garis kuning hitam di sepanjang
tubuhnya, berukuran sekitar ibu jari orang dewasa. Ulat ini menyerang dengan
memakan daun tanaman, ulat ini dapat memakan seluruh daun tanaman tetapi
biasanya lebih menyukai daun muda atau pucuk tanaman. Pengendalian ulat ini
secara terpadu adalah dengan menjada kebersihan lahan dari gulma atau rumput-
rumput liar yang dapat menjaddi inang sementara. Pengendalian biologis
menggunakan beberapa organisme seperti parasit telur Telenomus sp., dan jamur
entomopatogen Beauveria sp., Bacillus Thuringiensis, Metarhizium sp.
Pengendalian mekanis dengan cara pengutipan langsung jika hama ini terlihat, jika
serangan terlalu besar dapat menggunakan insektisida sesuai dosis anjuran.

15
BAB V

KESIMPULAN
Hama (pest) dalam arti luas adalah organisme pengganggu tanaman,
yang meliputi binatang perusak, penyakit dan gulma. Dalam arti sempit,
hama adalah binatang perusak yang menggangu kepentingan manusia dan
merugikan secara ekonomi. Golongan hama terbesar berasal dari kelas
serangga.

Serangga mempuyai nama lain insekta dan hexapoda. Kata insekta atau
insectberasal dari kata insecare. Kata tersebut mengandung dua arti, yaitu in
berarti “menjadi” dan secare berarti “memotong” atau “membagi”. Jadi,
insekta berarti binatang yang mempunyai tubuh terbagi-bagi atau
bersegmen-segmen. Sedangkan hexapoda terdiri dari dua kata hexa dan
poda. Hexa mempunyai arti “enam” dan poda mempunyai arti “kaki”
sehingga hexapoda berarti binatang berkaki enam.

Serangga hama merupakan herbivora/fitofagus yang menyerang


tanaman budidaya. Serangannya bervariasi, mulai dari memakan langsung,
bertelur pada bagian tanaman tersebut, dan menjadi agen/vektor penyebar
penyakit tumbuhan. Kerusakan yang ditimbulkan juga bervariasi, hingga
menyebabkan kerugian sepertigagal panen.

16
DAFTAR PUSTAKA
Rifai, Ahmad. Hama
Belalang.
https://mahasiswa.ung.ac.id/613413023/home/2014/5/12/hama-
belalang.html . Diakses pada 10/04/2023, Jam 15.21.
Sarumaha, M. (2020). Identifikasi Serangga Hama Pada Tanaman Padi
Di DesaBawolowalani. Jurnal Education And Development, 8(3), 86-
86.
Siregar, A. S., Bakti, D., & Zahara, F. (2014). Keanekaragaman jenis
serangga di berbagai tipe lahan sawah. AGROEKOTEKNOLOGI,
2(4).
Amrullah, S. H. (2019). Pengendalian Hayati (Biocontrol): Pemanfaatan
Serangga Predator sebagai Musuh Alami untuk Serangga Hama
(Sebuah Review). In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 5, No.
1).
Arifan, Sadra. (2020). SPESIES SERANGGA PENGUNJUNG PADA
TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L) DI KAMPUNG
BLANG KUCAK SEBAGAI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
DI SMA NEGERI
UNGGUL BINAAN BENER MERIAH. Universitas Islam Negeri
Ar- Raniry, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan,Banda Aceh.
Bagian Tubuh Belalang dan Fungsinya. https://jenis.net/bagian-tubuh-
belalang/ .
Diakses pada 9/10/2023, Jam 14.20.

17

Anda mungkin juga menyukai