Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI MORFOLOGI HAMA DAN


KERUSAKAN PADA TANAMAN

SOFIA RAHMADANI AMIN


220170035

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2021
BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlah
nya paling dominan diantara spesies hewan lainnya dalam filum
Arthropoda. Oleh karena itu serangga termasuk dalam kelompok
hewan yang lebih besar dalam filum Arthropoda atau binatang
beruas. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai
struktur serangga perlu ditinjau secara singkat dengan sistem
pengelompokan atau yang sering disebut sistem klasifikasi (Hadi
dkk, 2009).
Berdasarkan sistem klasifikasinya, insekta terdapat Sub
filum Mandibulata yang terbagi menjadi 6 kelas dan sub filum
Chelicerata yang terbagi menjadi 3 kelas. Selain itu, kelas insekta
terbagi menjadi dua subkelas yaitu sub kelas Apterygota dan
Pterygota. Sub kelas Apterygota memiliki 4 ordo, sedangkan sub
kelas Pterygota terbagi menjadi menjadi 2 golongan yaitu
Endopterygota yang terdiri dari 3 ordo dan Exopterygota yang terdiri
dari 15 ordo, salah satunya adalah ordo Orthoptera (Hadi dkk, 2009).
Perbandingan pembeda antara masing-masing serangga tidak dapat
dijelaskan secara sederhana karena dalam satu kelompok serangga
saja memiliki beberapa spesies dengan ciri masing-masing yang
berbeda-beda (Busnia, 2006).
Selama ini terdapat berbagai kesulitan untuk menghasilkan
klasifikasi serangga yang sempurna dan dapat diterima secara logis.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh ketidak jelasan filogeni karena
diversifikasi oleh evolusioner yang sangat rumit. Faktor penyebab
lain diantaranya adalah akibat adanya radiasi serangga, perbedaan
morfologi pada fase serangga (pradewasa dan dewasa) dan
perbedaan pada masing-masing kelompok sangat kecil faktor
pembedanya. Sehingga para ahli taksonomi masih sangat sedikit
sekali yang mempelajari serangga dari segi biologisnya dengan baik
(Busnia, 2006).
Keberadaan teknologi yang semakin canggih dapat berperan
dalam perkembangan taksonomi. Salah satu contonhnya adalah
komputer, dengan menggunakan bantuan komputer maka
berkembang suatu aliran yang 3 dikenal sebagai taksimetri atau
taksonometri yang digunakan untuk menentukan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antara dua takson makhluk hidup melalui
sistem pemberian nilai untuk kemiripan yang terdapat pada organ
yang sama pada dua kelompok organisme yang berbeda dan
kemudian dengan penerapan analisis kelompok (cluster analisis),
dibentuk kelompok-kelompok untuk menggambarkan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan diantara anggota kelompok. Jauh dekatnya
hubungan antar kesatuan taksonomi dapat ditinjau dari dua sudut,
yaitu fenetik dan filogenetik. Kekerabatan fenetik ditentukan oleh
banyaknya persamaan sifat-sifat yang tampak, sedangkan
kekerabatan filogenetik ditentukan berdasarkan asal usul nenek
moyang sesuai perkembangan atau proses evolusi (Davis dan
Heywood,dalam Arrijani 2003).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dalam menegnali hama pada
tumbuhan dari gejala yang Nampak pada tumbuhan yang
terserang serta keberadaan hamanya.
2. Mengenal ciri-ciri serangga
3. Mengenal beberapa ordo serangga yang yang berperan sebagai
hama tanaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hama


Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu
tanaman,merusak tanaman dan menimbulkan kerugian secara
ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan dapat
juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama
mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan
thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan
dan kerugian ekonomi.  Hama dari jenis serangga dan penyakit
merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang
selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil
produksi pertanian.  Hama dan penyakit tersebut merusak bagian
suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan
mati(Harianto,2009).
Hama merupakan semua serangga maupun binatang yang
aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi
terganggu dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.
Serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas
masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut yang terbagi
atas tipe mulut menggigit, mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap,
menggerek (rioardi, 2009).
Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung.Kerusakan
langsung terdiri dari konsumsi bahan yang disimpan oleh serangga,
kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur, dan
bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan.
Kerusakan tidak langsung antara lain adalah timbulnya panas akibat
metabolisme serta berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba
lainnya).
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu
tanaman,merusak tanaman dan menimbulkan kerugian secara
ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan dapat
juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama
mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan
thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan
dan kerugian ekonomi.  Hama dari jenis serangga dan penyakit
merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang
selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil
produksi pertanian.  Hama dan penyakit tersebut merusak bagian
suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati
(Harianto,2009).
Pengendalian hama berdasarkan manipulasi musuh alami
menghemat panggunaan bahan kimia penghilang hama seperti
rodentisida dan insektisida sekitar 33-75%. Pengendalian hama
berdasarkan manipulasi alami dimaksudkan untuk memberikan
panen yang lebih besar kepada musuh alami, sebelum memakai
rodentisida atau pestisida pengendali hama lainnya (Effendi,2009).

2.2. Ciri-Ciri Serangga


Ciri-ciri umum serangga adalah mempunyai appendage atau
alat tambahan beruas, tubuhnya bilateral simetri yang terdiri dari
sejumlah ruas,tubuh terbungkus oleh zat khitin sehingga merupakan
eksoskeleton. Biasanya ruas-ruas tersebut ada bagian yang tidak
berkhitin,sehingga mudah untuk digerakkan. System syaraf tangga
tali, coelom pada serangga dewasa bentuknya kecil dan merupakan
suatu rongga yang berisi darah. (Hadi,2009).
2.3. Ordo-Ordo Serangga
1. Ordo Isoptera
Ciri-ciri ordo Isoptera adalah serangga ini berukuran kecil,
bertubuh lunak dan biasanya berwarna coklat pucat. Antena pendek
dan berbentuk seperti benang atau seperti rangkaian manik.
Serangga dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap.
Jika bersayap, maka jumlahnya dua pasang, bentuk memanjang,
ukuran serta bentuk sayap depan dan belakang sama. Pada saat
istirahat sayap diletakkan mendatar di atas tubuh. Alat mulut mengigi
mengunyah, mata majemuk ada atau tidak ada. Serangga ini
merugikan karena dapat merusak kayu, misalnya kayu bangunan.
Serangga ini juga menguntungkan, karena konversi yang dilakukan
mereka terhadap tanaman mati menjadi zat-zat berguna bagi
tanaman. Contohnya Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai).
(Jumar,2000).
2. Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera sebagian anggotanya dikenal sebagai
pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang
bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo
ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit
dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras
dan disebut tegmina.
Ordo Orthoptera mengandung satu kumpulan serangga
serangga yang agak bervariasi, banyak dari serangga tersebut
sangat umum dan sangat terkenal. Kebanyakan dari mereka adalah
pemakan-pemakan tumbuh-tumbuhan, dan beberapa dari serangga
ini adalah hama-hama penting pada tanaman budidaya. Beberapa
adalah pemangsa, sedikit sebagai pemakan bahan organik yang
membusuk, dan beberapa lagi sebagai ominvora.
3. Ordo Odonata
Ordo Odonata adalah serangga dengan tubuh panjang dan
ramping, sayap memanjang an bervena banyak serta
memberaneus. Sayap depan dan belakang hampir sama dalam
bentuk dan ukuran. Antena pendek seperti bulu yang keras. Saat
istirahat sayap dikatupkan di atas tubuh atau dibentangkan
bersamasama di atas tubuh.Nimfa dinamakan naiad dan hidup di
air (aquatic), sedangkan yang dewasa hidup di sekitar nimfa atau
udara bebas di sekitar pertanaman. Contoh dari kelompok
serangga ini adalah, capung (Aeshna sp) dan capung besar
(Epiophlebia).(Jumar,2000).
4. Ordo Hemiptera
Serangga dari ordo Hemiptera bertubuh pipih, ukuran dari
sangat kecil sampai besar. Jika bersayap, maka pangkal sayap
depan menebal dan bagian ujungnya membraneus dan dinamakan
Hemielitra. Pada saat istirahat sayap terletak mendatar di atas tubuh
dengan sayap depan umumnya tumpang tindih. Ordo Hemiptera
mempunyai banyak spesies dan beragam dalam perilaku. Sebagaian
besar serangga ini hidup di darat dan sebagian hidup di air.
Beberapa sepesies mengeluarkan bau yang khas bila digangu.
Serangga ini dikenal dengan kepik (bug). Sebagian besar serangga
dari ordo ini bertindak sebagai hama tanaman, beberapa sebagai
predator dan vektor penyakit. Contoh dari kelompok serangga ini
adalah, walang sangit (Leptocorixa acuta), kumbang coklat (Podops
vermiculata), kutu busuk (Eimex lectularius), kepinding air
(Lethoverus sp).
5. Ordo Homoptera
Serangga ini ada yang bersayap dan ada yang ditidak
bersayap. Jika bersayap jumlahnya dua pasang. Sayap depan lebih
besar dan panjang dari pada sayap belakang. Sayap ada yang
membraneus dan ada yang ditutupi oleh bahan seperti tepung.
Pada saat istirahat, sayap tersusun seperti atap (genteng) di atas
tubuh. Alat mulut mirip dengan alat mulut ordo Hemiptera, tetapi
rostum biasanya pendek dan berpangkal pada bagian belakang
dari bagian bawah kepala.
Pada banyak spesies rostum tampak seolah-olah
berpangkal di antara koksa tungkai depan. Antena serangga
golongan ini bervariasi, kadang-kadang seperti benang atau
pendek kaku seperti rambut. Alat mulut menusuk-menghisap.
Serangga pradewasa mirip dengan serangga dewasa, tetapi
biasanya tidak bersayap atau sayap teredukasi. Ordo Homoptera
umumnya bertindak sebagai hamatanaman karena ordo Homoptera
memakan bagian-bagian tanaman, sehingga banyak ditemukan
pada areal yang banyak terdapat tumbuhan. Semua spesies dari
ordo Homoptera ini hidup di darat dan makan dengan cara
menghisap tanaman.(Jumar,2000). Contoh serangga dalam
kelompok ini adalah tonggeret (Dundubia manifera), wereng hijau
(Nephotetix apicalis), wereng coklat (Nilapervata lugens), kutu
kepala (Pediculushumanus capitis), kutu daun (Aphid sp).
6. Ordo Neuroptera
Ordo Neuroptera adalah serangga yang memiliki ukuran
tubuh sangat kecil sampai besar. Antena umumnya panjang, alat
mulut pada larva penghisap dan pada dewasa mengigit. Sayap dua
pasang, seperti selaput, sayap depan dan belakang hampir sama
dalam bentuk dan susunan venanya. Pada saat istirahat sayap
diletakkan di atas tubuh. Metamorfosis sempurna. Larva serangga
ini mempunyai rahang yang berkembang baik, digunakan untuk
menangkap mangsa. Sebagai besar Neuroptera merupakan
serangga yang daya terbangnya buruk. Serangga dewasa tertarik
pada cahaya dan hidup di sekitar tanaman.
7. Ordo Lepidoptera
Ordo Lepidoptera ialah serangga yang memiliki dua pasang
sayap, sayap belakang biasanya sedikit kecil dari pada sayap depan.
Sayap di tutupi oleh bulu-bulu atau sisik. Imago dari ordo ini di sebut
kupu-kupu (jika aktif pada siang hari) atau ngengat (jika aktif malam
hari). Kupukupu memiliki sayap yang relatif indah dengan warna
yang menarik, sedangkan ngengat bersayap kusam dan kurang
menarik, biasa tertarik pada cahaya lampu. Hampir semua larva
(ulat) sebagai pemakan tanaman, baik daun, batang, bunga maupun
pucuk. Bebrapa spesies sebagai penggerak batang, buah dan
membuat puru. Serangga dewasa dapat membantu proses
penyerbukan.contoh serangga kelompok ini adalah ulat tanah
(Agrotis ipsilon), ulat jengkal (Plusia signata) dan kupu ulat sutra
(Bombyx mori).(Jumar,2000).
8. Ordo Diptera
Serangga ini memiliki ukuran tubuh dari kecil sampai sedang.
Sayap satu pasang dan membraneus. Sayap belakang tereduksi
menjadi halter yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada
saat terbang. Tubuh relatif lebih lunak, antena pendek, mata
majemuk besar dan metamorfosis sempurna. Serangga dewasa
hidup diberbagai habitat, biasanya ditemukan dekat dengan larva,
dan sering dijumpai pada bungabungaan. Umumnya larva Diptera ini
tanpa kaki, kepala kecil, tubuh halus dan dinamakan belatung dan
jika hidup di dalam jaringan tanaman maka akan mambuat liang-
liang gerekan. Serangga ini membuat pupa di dalam tanah, jaringan
tanaman, di dalam air atau dekat air, serta dalam lubang inang.
Beberapa spesies dari ordo ini ada yang menjadi hama tanaman,
sebagai penghisap darah manusia atau binatang, vektor penyakit
bagi manusia, penyerbuk bunga, predator atau parasit dari tanaman
9. Ordo Coleoptera
Ordo Coleoptera ialah serangga yang memiliki sayap depan
yang keras, tebal dan tanpa vena. Sayap depan ini berfungsi sebagai
pelindung sayap belakang dan dinamakan elitra. Sayap belakang
membraneus dan terlipat di bawah sayap depan pada serangga ini
istirahat. Sayap belakang ini umunya lebih panjang dari sayap depan
dan digunakan untuk terbang. Coleoptera merupakan ordo yang
terbesar dalam jumlah spesiesnya. Serangga ini terdapat di berbagai
tempat dan banyak spesiesnya merupakan pemakan tanaman serta
bahan simpan (hama gudang). Contoh serangga dalam kelompok ini
adalah kumbang kelapa (Orytec rhinoceros) menyerang pucuk
kepala, pakis,sagu,kelapa sawit,dll, kumbang buas air(Dystisticus
marginalis),serta kumbang beras(Calandra oryzae)
10. Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah ukuran tubuh serangga ini
sangat kecil sampai besar. Sayap dua pasang, seperti selaput dan
umumnya banyak vena,sayap depan lebih besar daripada sayap
belakang, bertipe mulut menggigit. Beberapa spesies sebagai
predator, parasite serangga, membantu penyerbukan dan penghasil
madu atau lilin lebah. Contoh dari serangga ordo hymenoptera
diantaranya adalah lebah madu(Apis mellifera), dan kumbang
penghisap madu(Xylocopa) biasanya melubangi kayu pada
bangunan rumah.
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Perlindungan Tanaman “IDENTIFIKASI
MORFOLOGI HAMA DAN KERUSAKAN PADA TANAMAN”
dilaksanakan pada hari Sabtu,tanggal 24 April 2021 pukul 08.00
WITA sampai Selesai,di Laboratorium Fakultas
Pertanian,Peternakan,dan Perikanan, Universitas Muhammadiyah
ParePare.

3.2 Alat dan Bahan


1. Jaring penangkap serangga
2. Kamera
3. Toples/wadah untuk serangga
4. Mikroskop
5. Jarum preparat
6. Degglass dan cover glass
7. Pisau scalpel/cutter
8. Jarum pentul
9. Cawan petri
10. Pinset
11. Alcohol
12. Aquades
13. Kertas tisu atau kapas

3.3 Prosedur kerja


1. Tetapkan wilayah pengamatan, boleh secara sampling ataupun
pengamatan secara keseluruhan.
2.Carilah serangga yang terdapat pada wilayah
tersebut,identifikasi(duga) jenis serangga tersebut.
3. Buatlah gambar/foto serangga tersebut dan tanaman pada saat
ditemukan.
4. Apabila anda temukan pada fase telur,larva,pupa coba temukan
imago dari serangga tersebut.
5. Amati dan gambarkan (atau ambil fotonya) jenis-jenis gejala
serangan hama dengan gambar berwarna baik dari observasi
langsung dilapangan atau dari sumber-sumber pustaka, seperti buku-
buku,jurnal,atau internet.
6. Hasil pengamatan mencakup keterangan singkat yang dilampirkan
bersama gambar atau foto yang dibuat.
7. Sampel hama diambil untuk pengamatan laboratorium.
4.2 Pembahasan

Belalang kayu (Valanga nigricornis)


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Klass : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
Morfologi dari belalang kayu (Valanga nigricornis) termasuk
ordo Orthoptera yang mempunyai badan berwama cokelat
kekuningan, mempunyai kaki depan yang pendek dan kaki belakang
yang panjang digunakan untuk melompat, bentuk sayap lurus, dan
perut bergaris. Valanga nigricornis termasuk serangga dengan tipe
perkembangan paurometabola yang mempunyai tipe alat mulut
menggigit-mengunyah menyerang daun pada tanaman.
Siklus hidup dari belalang kayu (Valanga nigricomis) dimulai
dari telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang
dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang
yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun setelah
terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul.
Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti
kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa
dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai
nimfa adalah 25-40 hari. Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan
14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah
itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu
digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total
masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1
bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika
mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka
hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang
(Lugito, 2013).
a. Status serangan
Hama ini menyerang tanaman muda dan tua dengan merusak
tanaman pada bagian daun dan pucuk. Kadang-kadang pada
musim kering dapat menyebabkan kerusakan parah.
b. Gejala serangan
Terkadang sulit membedakan antara gejala lubang-lubang oleh
serangan ulat daun dan lubang akibat serangan belalang, tetapi
ketika kita meperhatikan secara jelas maka kita dapat melihat
perbedaan antara serangan belalang dan ulat bulu yaitu dengan
melihat tepinya pada belalang bergerigi kasar tidak beraturan,
sedangkan ulat daun lebih halus. Tanaman inang lainnya, antara
lain adalah kapas, jati, kelapa, kopi, cokelat, jarak, wijen, ketela,
waru, kapuk, nangka, karet, jagung, dan pisang.
c. Cara pengendalian
Pengendalian secara mekanis dan fisik dengan mengumpulkan
kelompok-kelompok telur. Penangkapan belalang dewasa serta
nimfa-nimfanya dilakukan setelah musim penghujan pada malam
hari atau pagi hari dengan menggunakan jaring. Pengendalian
secara biologi dengan menggunakan parasit, seperti parasit telur
Scelia javanica, parasit imago dari famili Sarcophagidae.
Pengendalian dengan menggunakan predator seperti burung
pemakan serangga, dapat juga dengan jamur entomopatogen
Metarhizium anisopliae yang dapat mengendalikan nimfa dan
imagonya. Pengendalian dengan penyemprotan pestisida
disesuaikan dengan rekomendasi untuk hama belalang.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bedasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa hama yang di jadikan sampel dalam melakukan
praktikum ini yaitu Valanga nigricomis (serangga), Dimana hama
memiliki tingkat gejala kerusakan pada tanaman yang cukup
merugikan, maka kualitas dan kuantitas hasil produksinya tanaman
akan menurun dan petani akan merugi.

5.2 Saran

Adapun saran yang dianjurkan untuk penelitian berikutnya


adalah melakukan penelitian lebih spesifik tentang Identifikasi
morfologi hama dan kerusakan pada tanaman. Sehingga dapat
dirancang teknik pengendalian apa yang cocok untuk hama
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hatta. 2012. Pengaruh Pembuangan Pucuk dan Tunas Ketiak


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai. Aceh
Tengah. Jurnal Floratek. 7(2):1907-2689.(Diakses Tanggal 28
Mei 2017).
Meilin, A. 2014. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cabai Serta
Pengendaliannya.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP).Jambi.http://jambi.litbang.pertanian.go.id/ind/images/P
DF/14bookcabe.pdf.( DiaksesTanggal 26 September 2016).
Nurfalach, D. R. 2010. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum
annuumL.).https://core.ac.uk/download/pdf/16507279.pdf.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses Tanggal 26
September 2016.
Rocki, P. 2014. Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman
Cabai.http://digilib.unila.ac.id/790/9/BAB%20II.pdf.(Diakses
Tangga 26 September 2016).
Rioardi, 2009. Ordo-ordo serangga.http://Rioardi.blogspot.com/ ordo-
ordo serangga.(Diakses tanggal 25 Juni 2020)
Sarah.R, 2019. Belalang kayu hama penyerang daun tanaman
https://www.greeners.co/flora-fauna/belalang-kayu-hama-
penyerang-daun-tanaman. (Diakses tanggal 26 April 2021)
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN PRATIKUM

Gambar 1.Mencari Hama Gambar 2.Penangkapan Hama

Gambar 3.Hama yang akan di identifikasi Gambar 4.menggambar hama

Anda mungkin juga menyukai