Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI HAMA PENYAKIT TANAMAN


ACARA II. IDENTIFIKASI SERANGGA HAMA

Oleh
Riadatul Amani
C1M020116

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Permasalahan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan kendala
utama dalam peningkatan produksi dan ketahanan tanaman pangan dan
hortikultura. Hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik berupa
kehilangan hasil, penurunan mutu,terganggunya kontinuitas produksi, serta
penurunan pendapatan petani. Ada beberapa golongan hama yang biasanya
menyerang tanaman budidaya yaitu dari golongan serangga, golongan mamalia,
golongan binatang lunak, dan golongan aves (burung). Kerusakan yang
ditimbulkan akibat serangan hama dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil
tanaman. Setiap spesies hama tanaman memiliki karakteristik morfologi yang
bebeda-beda, sehingga cara menyerang dan merusak tanaman juga berbeda.
Karakteristik morfologi hama dapat diketahui melalui proses identifikasi.
Identifikasi hama-hama yang ada di lapangan adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui jenis spesies hama pengganggu yang merusak
tanaman. Identifikasi ini perlu dilakukan agar dapat diketahui jenis hama, tingkat
serangan serta cara hama merusak tanaman, sehingga dapat dilakukan teknik
pengendalian hama yang tepat dan sesuai dengan sasaran.
Hama tanaman dikelompokkan ke dalam beberapa ordo yang memiliki ciri
khas nya masing-masing. Contoh ordo- ordo hama pada tanaman adalah seperti
ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, Homoptera, Lepidoptera, Coleoptera, Diptera,
Tysanoptera. Spesies dan ciri morfologi dari ordo-ordo tersebut dapat diketahui
melalui proses identifikasi. Berdasarkan pada hal tersebut maka praktikum
identifikasi serangga hama dilakukan.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengamati dan
Memahami morfologi serangga hama secara umum dan karakter khas pada
serangga contoh sebagai ciri pembeda ordo
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Hama dan penyakit tanaman merupakan kendala yang perlu diantisipasi


perkembangannya karena dapat menimbulkan gangguan terhadap pertumbuhan
tanaman. Permasalahan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan
kendala utama dalam peningkatan produksi dan ketahanan tanaman pangan dan
hortikultura. Hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik berupa
kehilangan hasil, penurunan mutu, terganggunya kontinuitas produksi, serta
penurunan pendapatan petani. Serangan hama dapat menyebabkan kerusakan
mulai dari intensitas ringan sampai puso (Rudi cahyono, 2015).
Beberapa golongan hama yang biasanya menyerang tanaman budidaya
yaitu: golongan Serangga, golongan Mamalia, golongan Binatang Lunak, dan
golongan Aves (Burung). Serangga adalah binatang kecil yang memiliki kaki
beruas-ruas, bernafas dengan pembuluh nafas, tubuh, dan kepalanya berkulit
keras. Contoh serangga yang sering menyerang tanaman budidaya adalah
belalang, wereng, kutu, ulat, kumbang, lalat, dan lain-lain. Ada beberapa serangga
yang mempunyai sayap lebih dari dua pasang (empat sayap). Serangga ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan. Pada umumnya serangga adalah
pemakan tumbuhan namun ada pula serangga yang memakan serangga lain
(predator) yang juga membantu menekan intensitas populasi serangga yang
merugikan secara alami. Serangga memiliki jantung dan aorta tetapi darah beredar
bebas di dalam rongga badannya‖. Serangga juga memiliki peranan yang penting
bagi agroekosistem seperti di areal persawahan dalam sistem perputaran nutrisi,
proses penyerbukan dan pengendalian hama. Serangga hidup di dalam tanah,
darat, udara maupun di air tawar, atau sebagai parasit pada tubuh mahluk hidup
lain, akan tetapi mereka jarang yang hidup di air laut. Serangga sering juga
disebut Heksapoda yang bearrarti mempunyai 6 kaki atau 3 pasang. Tingginya
jumlah serangga dikarenakan serangga berhasil dalam mempertahankan
keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi
yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya. ciri-ciri umum
serangga adalah mempunyai appendage atau alat tambahan yang beruas, tubuhnya
bilateral simetris yang terdiri dari sejumlah ruas, tubuh terbungkus oleh zat khitin
sehingga merupakan eksoskeleton. Biasanya ruas-ruas pada tubuh serangga
tersebut dimana terdapat bagian yang tidak berkhitin, sehingga tubuh serangga
mudah untuk digerakkan. Sistem syaraf tangga tali, coelom pada serangga dewasa
bentuknya kecil dan merupakan suatu rongga yang berisi darah. (Sarumaha,
2020).
Faktor yang sampai sekarang menjadi masalah adalah gangguan hama.
Serangan hama tentu dapat menurunkan produktivitas, bahkan menyebabkan
gagal panen yang berpengaruh tidak hanya bagi kelangsungan hidup petani itu
sendri tetapi juga terhadap salah satu sumber devisa negara. Sehingga diperlukan
usaha pengendalian hama secara tepat. Salah satu dasar untuk menentukan cara
pengendalian adalah dengan mengetahui jenis hama melalui proses
identifikasi ditambah dengan tingkat kerusakan yang ditimbulkan dari hama
tersebut. Ukuran hama yang kecil, tempat meyerang hama yang tersembunyi,
gejala-gejala serangan yang sama dan morfologi yang sama dari beberapa jenis
hama yang berbeda sangat mempengaruhi proses identifikasi. Identifikasi
terhadap hama pada tanaman memang harus dilakukan secara cepat
dan seakurat mungkin, dikarenakan hama pada tanaman tersebut dapat dengan
cepat menyebar serta menyerang keseluruh lahan pertanian (Manik, 2018).
Beberapa jenis ordo dari kelas insecta yang menjadi hama penting adalah
sebagai berikut: Ordo Orthoptera; Orthoptera berasal dari kata orthos yang berarti
lurus dan pteron artinya sayap. Golongan serangga ini pada waktu istirahat
berperilaku khas, yaitu sayap belakangnya dilipat lurus di bawah sayap depan.
Alat mulut nimfa dan imagonya penggigit-pengunyah. Perkembangan hidup hama
ini termasuk tipe paurometabola (telur-nimfa-imago). Nimfa dan imago hidup
pada habitat yang sama. Stadium nimfa dan imago bersifat merusak tanaman.
Beberapa jenis serangga hama yang termasuk ke dalam ordo Orthoptera adalah :
Belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.), Belalang kembara (Locusta
migratoria manilensis Mayen), belalang pedang (Sexava spp.), Belalang china
atau belalang berantena pendek (Oxya chinensis) (Yulianti, 2018).
Ordo Hemiptera; hemi berarti setengah dan pteron artinya sayap.
Golongan serangga yang termasuk ordo Hemiptera ini mempunyai sayap depan
yang mengalami modifikasi sebagai hemelitron, yaitu setengah bagian di daerah
pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput, dan sayap
belakangnya mirip selaput tipis (membran). Tipe perkembangan hidup ordo
hemiptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut, baik nimfa
maupun imago pencucuk-pengisap, dan keduanya hidup dalam habitat yang sama.
Stadium serangga yang merusak tanaman adalah nimfa dan imago. Jenis serangga
yang termasuk ordo hemiptera, antara lain : Hama pengisap daun teh, kina, dan
buah kakao (Helopeltis antonii), Kepik buah lada (Dasynus piperis, kepik hijau
(Nezara viridula), walang sangit (Leptocorixa acuta) kepik hijau Rhynchocoris
poseidon.
Ordo Homoptera; Homo artinya sama dan pteron berarti sayap. Serangga
golongan ini mempunyai sayap depan berstruktur sama, yaitu seperti selaput
(membran). Sebagian dari serangga ordo homoptera ini mempunyai dua bentuk,
yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya, kutu daun Aphis sp. sejak
menetas sampai dewasa tidak bersayap. Tetapi bila populasinya tinggi sebagian
serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan pindah dari satu tempat ke
tempat lain. Tipe perkembangan hidup ordo homoptera adalah paurometabola
(telur-nimfa-imago). Kutu daun bersifat partenogenetik, yaitu embrio berkembang
di dalam imago betina tanpa pembuahan terlebih dahulu. Jenis serangga dari ordo
Homoptera ini antara lain : Wereng hijau (Nephotettix apicalis), wereng cokelat
(Nilaparvata lugens), kutu loncat (Heteropsylla sp.), kutu daun penular CVPD
(Diaphorina citri), kutu daun (Aphis sp.), kutu daun persik (hijau) (Myzus
persicae), kutu daun atau white fly (Bemisia tabaci Genn), kutu daun jeruk dan
mawar (Aleurocanthus spiniferus), kutu daun kelapa (Aspidiotus destructor), kutu
putih pada tebu (Oregma lanigera Zehntn), kutu sisik atau kutu perisai hijau pada
kopi dan cengkeh (Coccus viridis Gr.), kutu dompolan (Pseudococcus citri Risso).
Ordo Lepidoptera; lepidos berarti sisik dan pteron artinya sayap. Kedua
pasang sayap ordo Lepidoptera mirip membran yang penuh denagn sisik. Sisik-
sisik ini sebenarnya merupakan modifikasi dari rambut biasa. Bila sisik tersebut
dipegang akan mudah menempel pada tangan. Serangga dewasa dibedakan atas
dua macam, yaitu kupu-kupu dan ngengat. Kupu-kupu aktif pada siang hari,
sedangkan ngengat aktif pada malam hari. Perkembangbiakan serangga ordo
Lepidoptera adalah holometabola (telur-larva/ulat-pupa/kepompong-imago). Alat
mulut larva tipe penggigit-pengunyah, sedangkan alat mulut imagonya bertipe
pengisap. Srtadium serangga yang sering merusak tanaman adalah larva,
sedangkan imagonya hanya mengisap nektar (madu) dari bunga-bungaan. Jenis
serangga hama yang termasuk ordo Lepidoptera, antara lain: Ulat daun kubis
(Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (ulat krop) (Crocidolomia binotalis Zeller),
ulat tanah (Agrotis ipsilon), penggerek batang jagung (Ostrinia
furnacalis Guenee), penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Treitschke)
penggerek buah kakao dan rambutan (Conopomorpha cramerella), Penggerek
batang padi putih (Tryporyza innotata Walker), penggerek batang padi kuning
(Tryporyza incertulas Walker), Penggerek batang padi bergaris (Chilo
supressalis Walker).
Ordo Diptera; Di artinya dua dan pteron berarti sayap.Diptera artinya serangga
yang hanya mempunyai sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya
telah berubah bentuk menjadi bulatan (halter). Sayap ini berfungsi sebagi alat
keseimbangan pada saat terbang, alat untuk mengetahui arah angin, dan juga alat
pendengaran. Stadium larva Diptera disebut tempayak atau belatung atau set.
Larva tidak mempunyai kaki, dan hidupnya menyukai tempat-tempat yang lembab
dan basah. Perkembangan hidup ordo Diptera adalah holometabola (telur-larva-
pupa-imago). Tipe alat mulut larva penggigit-pengunyah, sedang imagonya
memiliki tipe alat mulut penjilat-pengisap. Jenis serangga ordo Diptera yang
sering merusak tanaman antara lain adalah : Lalat bibit kedelai (Agromyza
phaseoli Tryon), lalat buah (Bactrocera spp.), lalat bibit padi (Hydrellia
philippina).
Ordo Coleoptera; Coleoptera berasal dari kata coleos atau seludang
dan pteron atau sayap. Serangga dari ordo coleoptera ini memiliki sayap depan
yang mengalami modifikasi, yaitu mengeras dan tebal seperti seludang. Sayap
depan atau seludang ini berfungsi untuk menutupi sayap belakang dan bagian
tubuhnya. Sayap depan yang bersifat demikian disebut elitron, sedangkan sayap
belakang strukturnya tipis seperti selaput. Pada saat terbang kedua sayap depan
tidak berfungsi, namun pada waktu istirahat sayap belakang dilipat di bawah
sayap depan. Perkembangbiakan hidup serangga ordo coleoptera adalah
holometabola (telur-larva-pupa-iamgo). Tipe alat mulut larva dan imago memiliki
struktur yang sama, yaitu penggigit-pengunyah. Coleoptera adalah ordo serangga
yang paling besar di antara ordo-ordo serangga hama. Oleh karena itu, ordo
serangga ini banyak bentuknya. Sifat hidup serangga ordo coleoptera sebagian ada
yang merusak tanaman, namun adapula yang bersifat predator. Serangga ordo
coleoptera yang berperan sebagai hama/perusak tanaman, antara lain : Kumbang
kelapa atau kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.), penggerek batang albizzia
(Xystrosera festiva), kumbang perusak pucuk kelapa (Brontispa longissima),
penggerek buah kopi (Stephanoderes hampei), kumbang daun kangkung dan
terung (Epilachna sp.), kumbang daun kedelai (Phaedonia inclusa Stal.) (Hidayat,
2015).
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 25 September 2023.


Bertempat di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Mataram.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunkaan pada praktikum yaitu;Alat tulis,
botol, kantong plastik atau kotak plastik penyimpan hama, buku
identifikasi, hp android, penangkap hama, pinset.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum yaitu; Alkohol
70%, golongan serangga yang ditemukan di lokasi pertanaman.

3.3. Prosedur Kerja

1. Koleksi serangga hama dilakukan pada lahan pertanaman


menggunkan perangkap atau alat yang telah disiapkan
2. Dimasukkan serangga-serangga yang tertangkap kedalam botol
plastik atau kantong plastik.
3. Hama yang terkumpul di dokumentasikan menggunakan kamera hp
4. Hama yang terkumpul dimatikan dan di pisahkan kemudian di
kelompokkan berdasarkan ciri morfologinya.
5. Diamati kelompok serangga berdasarkan morfologinya dan dilakukan
idetifikasi dengan mencatat bagian-bagian yaitu;
a. Pembagian tubuh (sefalo/caput, toraks, dan abdomen)
b. Bagian kepala meliputi;
- Bentuk kepala (sefalo/Caput) adakah terlihat lehernya atau
tampak menempel langsung di toraks. Kepala bisa berputar
atau tidak, Diamati dan gambar secara umum
sefalo/caput/kepala). Kepalanya menghadap kemana atau
termasuk tipe apa (hypognatus, prognatus, dan opistognatus)
- Organ yang ada di kepala: 1. Antena (jumlahnya berapa,
bagian-bagiannya apa saja, jumlah ruas, termasuk tipe apa,
warnanya); 2. Mata tunggal (memiliki atau tidak, jumlahnya
berapa, terletak dimana, warnanya apa, membentuk susunan
apa, ukurannya berapa), 3. Mata majemuk (letaknya di
mana, jumlahnya berapa, ukurannya berapa, warnanya apa,
dst); 4. Mulut (arah letaknya mulut kedepan, kebawah,
menuju ke tungkai, tipenya apa, tipe alat mulutnya apa,
sebutkan bagian-bagiannya). 5. Asesori kepala lainnya apa
dicatat dan dikarakterisasi.
c. Bagian toraks
- Ruas bagian toraks (Protoraks, Mesotoraks dan Metatoraks).
Bentuk protorakslebih panjang atau pendek daripada meso
dan metatoraks, warnanya, ukurannya (lebar/sempit atau
panjang pendek).
- Organ yang ada di toraks yaitu; Tungkai (termasuk tipe apa,
letaknya di mana, jumlahnya berapa, posisi antar tungkai
berjarak sama atau menjauh satu sama lainnya,
ada berapa ruas, sebutkan bagian-bagiannya, ukurannya sama
tidak dengan tungkai lainnya, berapa mm, ada tidak alat suara
di tungkai tersebut). Sayap (memiliki atau tidak, bila memiliki
berapa jumlahnya, letaknya dimana, karakter sayap satu
dengan yang lainnya sama tau tidak, amati karakternya,
adakah alat penyatu sayap satu dan lainnya saat terbang,
bagaimana bentuknya). Ditemukan atau tidak organ suara atau
organ lainnya yang khas ditoraks. Bagian-bagian toraks ( ada
berapa ruas, bentuknya dari arah dorsal, ventral dan lateral).
d. Bagian abdomen
- Ada berapa ruas, ditemukan alat suara, spiracle (letaknya
dimana, jumlahnya,bentuknya apa).
- Bagian Abdomen, (bentuknya, organ apa aja yang ada dalam
abdomen (alat kelamin (ovipositor, aedeagus), claudal,
Epyproct, Paraproct, dst).
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum


Tabel 4.1.1. Hasil Identifikasi
No Serangga Ciri-ciri serangga klasifikasi
1. Kepala spesies hama -Kingdom:
ini memiliki caput Animalia
berwarna hitam -.Filum:
kecoklatan dan Arthropoda
sedikit kasar. -Kelas: Insecta
Memiliki antena -Ordo:
yang berwarna Coleoptera
coklat gelap, Family:Chryso
memiliki sayap melidae
berwarna hitam, Spesies:
abdomen berwarna Phyllotreta .
Hama Phyllotreta hitam kebiruan dan
berbentuk sedikit
cekung.
2. Family ini memiliki - Kingdom:
ciri ukuran tubuh 5 Animalia
mm, warna hijau - Filum:
kekuningan,memiliki Arthropoda
sepasang sayap. Dan Kelas: insecta
3 pasang tungkai Ordo:
Hemiptera
Family:
mesovelioidae
Hama mesovelioidae

3. kepala terdiri atas Kingdom:


antena, mata, dan Animalia
spot. Toraks terdapat Filum:
2 bagian penting Arthropoda
yaitu skutm dan Kelas: Insecta
skutelum, sayap Ordo: Diptera
memiliki bentuk dan Family:
pola dan pembuluh Tephritidae
sayap melintang.

ha
ma Diptera Tephritidae

4. Memiliki kepala -Kingdom:


yang berwarna Animalia
kuning, abdomen -Filum:
berbentuk meruncing Arthrooda
ke belakang dan -Kelas:Insecta
berwarna hitam -Family:
dengan ujung Chrysomelida
berwarna kuning, e
memiliki tungkai -Ordo:
berwarna kuning aulocophora

5. Memiliki tubuh Kingdom:


lonjong berwarna Animalia
hitam, berukuran Filum:
kecil, memiliki Arthropoda
antena, dan 3 pasang Kelas: Insecta
tungkai Ordo:
Coleoptera
Family:
Hydrophilidae

Hama hydrophilidae
6. Memiliki tubuh -Kingdom:
berwarna hijau, pada Animalia
jantan bersayap dan -Filum:
pada betina tidak Arthropoda
bersayap. Hama ini -Kelas:Insecta
biasanya Ordo:
berkelompok pada -Hemiptera
daun -Family:
Aphididae

Hama aphis
7. Bentuk tubuh oval Kingdom:
dengan warna hitam. Animalia
Filum:
Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo:
Coleoptera
Family:
Dermestidae

hama
8. Predator Hama Memiliki abdomen Kingdom:
yang berbentuk khas, Animalia
gaster mempunyai 4 Filum:
segmen, memiliki Arthropoda
sengat yang Kelas: Insecta
berbentuk spatulat. Ordo:
Hymenoptera
Family:
Formicidae

Predator Formicidae
9. Laba-laba yang Kingdom:
berukuran 7-10 Animalia
milimeter ini Filum:
memiliki duri Arthropoda
panjang pada tungkai Kelas:
serta mata yang Arachnida
berbentuk segi enam. Ordo: Araneae
Family:Oxyop
idae

Predator oxyopidae

4.2. Pembahasan
Hama tanaman merupakan organisme pengganggu yang kehadirannya
tidak diinginkan pada tanaman budidaya karena dapat merusak tanaman dan
menimbulkan kerugian yang berarti secara ekonomi. Sedamgkan penyakit
tanaman adalah kondisi dimana sel dan jaringan tanaman tidak berfungsi secara
normal yang ditimbulkan karena gangguan secara terus menerus oleh patogen
penyebab penyakit, sehingga juga dapat menimbulkan kerugian ekonomis dan
menurunkan kualitas tanaman secara kuantitatif dan kualitatif. Permasalahan
hama dan penyakit tanaman merupakan kendala utama dalam peningkatan
produksi dan ketahanan tanaman pangan dan hortikultura. Hal ini mengakibatkan
kerugian yang cukup besar baik berupa kehilangan hasil, penurunan mutu,
terganggunya kontinuitas produksi, serta penurunan pendapatan petani. Serangan
hama dapat menyebabkan kerusakan mulai dari intensitas ringan sampai intensitas
berat.
Beberapa hama yang ditemukan dan diidentifikasi pada praktikum yaitu
hama phyllotreta dari family Chrysomelidae. Keberadaan hama ini dapat
menyebabkan kerusakan hingga mencapai 71% pada bagian tanaman hortikultura
sehingga menyebabkan kerugian ekonimis. Hama ini memiliki ciri morfologi
kepala berwarna hitam kecoklatan dan verterx halus atau sedikit agak kasar.
Karakteristik antenanya adalah antena dekat kepala sampai ujung antena
bersegmen, segmen pertama hingga kelima yang terdekat dari kepala berwarna
coklat terang sedamgkan segmen ke 6 sampai ke 11 berwarna gealap. Abdomen
nya memiliki warna hitam kecoklatan dan bebentuk sedikit cekung, memiliki
sayap yang keras dan berrwarna coklat kehitaman. Hama ini memiliki larva yang
panjang berkisar antara 4 hingga 5 mm. Larva melewati tiga instar, larva berwarna
putih, dan kepala, lempeng punggung pronotal, kaki, dan sklerit perut berwarna
hitam. Pelat punggung segmen perut kesembilan bervariasi dalam bentuk dan
chaetotaxy menurut spesies. Hama memakan daun tanaman dari family
polygonaceae dan amaranthaceae. Sebagian besar kerusakan terjadi pada musim
semi ketika bit dewasa yang melewati musim dingin bermigrasi ke ladang untuk
memakan bit yang sedang berkecambah. Mayoritas kerusakan terjadi pada tahap
awal perkembangan tanamat, mulai dari perkecambahan dan kemunculan hingga
perkembangan dua hingga empat pasang daun permanen. Gejala serangan terdiri
dari lubang-lubang kecil dan membulat, yang membuat daun tampak seperti
lubang tembak. Kerusakan akibat lubang tembak yang parah mengurangi luas
daun hijau pada tanaman, yang dapat menyebabkan tanaman kerdil, layu, dan
bahkan mati.

Hama family Hydrophilidae ordo coleoptera ciri morfologi panjang 1,0


hingga 40 mm (biasanya 1,5-30 mm), oval lebar, bagian punggung sangat
cembung dan pipih atau cekung di bagian perut. Berwarna hitam dan mengkilat,
tetapi terkadang berwarna coklat, kuning atau berpola. Biasanya gundul di bagian
punggung, di bawahnya ditutupi dengan tumpukan anti air padat yang membentuk
plastron untuk menahan gelembung udara untuk respirasi. Kepala tertekuk,
antenanya pendek, beruas 6 sampai 10 dengan gada setosa padat, beruas 3, ruas
sebelum gada membentuk cupula. Palp rahang atas seringkali lebih panjang dari
antena, terutama pada spesies akuatik. Elytra lebih lebar di bagian dasar daripada
pronotum, paling lebar di dekat bagian tengah dan dengan permukaan halus, kasar
atau lurik dengan tusukan. Tarsi hampir selalu 5-5-5 atau 5-4-4. Spesies ini lebih
menyukai genangan air yang dangkal.
Oxyopidae adalah famili laba-laba yang merupakan predator hama
tanaman yang umum ditemukan pada tanaman didatran rendah. Laba- laba ini
merupakan predator yang aktif memburu mangsanya. Jenis mangsa dari hewan ini
antara lain wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng
zigzag, lalat padi, hama putih, dan hama putih palsu. Laba-laba yang berukuran 7-
10 milimeter ini memiliki duri panjang pada tungkai serta mata yang berbentuk
segi enam. Predator ini memiliki rentang hidup sekitar 150 hari dengan jumlah
telur yang dihasilkan 350 per betina.

Hama lalat buah (diptera: Tephritidae), memiliki dada (thorax)


berwarna kelabu, kepala berwarna coklat kemerahan dan perut (abdomen) berpita
melintang dengan warna kuning melintang. Persebaran dan populasi spesies hama
lalat buah pada setiap daerah dipengaruhi oleh faktor iklim seperti suhu, angin,
kelembaban, serta curah hujan.. Lalat buah mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu
kepala, rongga dada, torak, dan perut (abdomen). Lalat buah juga mempunyai tiga
pasang kaki yang muncul pada ruas ruas toraksnya. Sebagai anggota ordo diptera,
lalat buah hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang berkembang adalah
sayap bagian depan Sayap belakang mengecil dan berubah bentuk menjadi alat
keseimbangan yang disebut halter Halter ini berbentuk kepala korek api. Pada
permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera penerima
rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara. Lalat buah mengalami
perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis secara semparna (Holometabola).
Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva, pupa dan
lalat dewasa dalam satu siklus kehidupannya. Lalat buah mengalami
perkembangan sempurna atau dikenal dengan perkembangan holometabola.
Perkembangan holometabola memiliki 4 fase metamorfosis yaitu telur, larva,
pupa dan imago. Telur lalat buah diletakkan berkelompok 2-15 butir. Lalat buah
betina dapat meletakkan telur 1 40 butir hari. Perkembangbiakan telur-larva
terjadi kisaran 9-16 hari Seekor lalat betina dapat meletakkan telur 100-500 butir.
Larva terdiri atas 3 instar. Larva hidup dan berkembang didalam daging buah
selama 6-9 hari. Kisaran perkembangbiakan pupa-imago yaitu 4-13 hari. Gejala
awal yang ditimbulkan pada buah yang terserang hama lalat buah adalah terdapat
tanda titik hitam pada buah yang diakibatkan oleh tusukan ovipositor lalat buah
betina saat meletakkan telurnya di dalam buah. Oleh sebab itu, bekas tusuknnya
itu akan menyebar ke permukaan kulit buah akibat aktivitas larva lalat buah
tersebut, jika dibelah akan terdapat belatung-belatung yang kecil dengan ukuran
antara 4-10 mm. Akibat aktivitas larva lalat buah, yang memanfaatkan daging dan
cairan sumber energinya pada buah mengakibatkan terjadinya pembusukan,
sehingga buah menjadi gugur atau berjatuhan ke tanah.
Hama kutu daun pada umumnya adalah Aphis mempunyai ciri-ciri : jantan
bersayap, berwarna hijau kekuningan dan betina tidak bersayap berwarna coklat
merah kira-kira sama dengan panjang badannya. Aphis sp. biasanya berkelompok
atau menggerombol pada bagian yang diserang sehingga permukaan daun
tanaman tertutup oleh Aphis sp. Kutu ini bersifat phartogenesis, yaitu sel telur
dapat menjadi individu baru tanpa dibuahi. Betina menjadi dewasa setelah
berumur 4 – 20 hari. Panjang tubuh yang bersayap rata-rata 1,4 mm dan yang
tidak bersayap rata-rata 1,5 mm. Mulai menghasilkan keturunan pada umur 5 – 6
hari dan berakhir sepanjang hidupnya. Siklus hidup Aphis sp. terdiri atas empat
fase, yaitu telur, fase larva dan nimfa, fase pra-pupa dan pupa, dan imago dewasa.
Satu siklus bisa memakan waktu satu bulan, namun bervariasi tergantung pada
temperatur dan spesiesnya. Telur dari hama ini berbentuk oval atau bahkan mirip
seperti ginjal manusia. Ukuran telurnya sangat kecil maka sering tak terlihat
dengan mata telanjang. Telur ini diletakkannya dalam jumlah yang banyak,
dengan rata-rata 80 butir tiap induk. Letak telur akan mudah diketahui dengan
memperhatikan bekas tusukan pada bagian tanaman tersebut dan biasanya
disekitar jaringan tersebut terdapat pembengkakan. Telurtelur ini akan menetas
sekitar 3 atau 7 hari setelah peletakan oleh imago betina. Larva yang baru menetas
segera memakan jaringan tanaman. Nimfa sering berpindah ke bagian lain dari
tanaman. Nimfa Aphids instar pertama berbentuk seperti kumparan, berwarna
putih jernih dan mempunyai 2 mata yang sangat jelas berwarna merah, aktif
bergerak memakan jaringan tanaman. Sebelum memasuki instar kedua warnanya
berubah menjadi kuning kehijauan, berukuran 0,4 mm, kemudian berganti kulit.
Fase Larva dan Nimfa pada instar kedua ini Aphids aktif bergerak mencari tempat
yang terlindung, biasanya dekat urat daun atau pada lekukan-lekukan di
permukaan bawah daun. Aphids instar ke dua berwarna lebih kuning, panjang 0,9
mm dan aktifitas makannya meningkat. Pada akhir instar, Aphis sp. turun ke tanah
dan menjadi pupa pada atau di bawah permukaan tanah. Dalam beberapa spesies
tahap pra-pupa dan pupa tetap berada pada tanaman. Tahap pupa tahan terhadap
insektisida. Pada stadium prapupa maupun pupa, ukuran trips lebih pendek dan
muncul 2 pasang sayap dan antena, aktifitas makan berangsur berhenti. Gejala
serangan Aphis sp. yaitu tanaman menjadi tumbuh agak kerdil, warna daun
berubah menjadi kekuningan, dan tidak normal.
Predator semut formicidae memiliki ciri pada bagian setelah pospetiol
yaitu gaster yang mempunyai 4 segmen. Susunan ini membuat abdomen semut
menjadi fleksibel, sehingga dapat menggerakan abdomen tinggi ke atas mesosoma
dan petiol menghadap propodeum. Selain itu semut ini juga mempunyai ciri lain
yaitu memiliki sengat yang berbentuk spatulat untuk mengeluarkan racun dari
sentuhan bukan suntikan. Semut termasuk sebagai serangga yang memiliki
metamorphosis sempurna atau dikenal dengan istilah holometabola bersama lebah
dan rayap. Siklus hidup semut pada umumnya terdiri dari empat tahapan
perkembangan. Tahapan tahapan perkembangan siklus hidup semut yang pertama
adalah telur, larva, pupa dan imago. Pada berbagai spesies semut memiliki ciri
khas tersendiri pada setiap tahapannya. Tahapan pupa pada semut hitam berwana
putih dan tidak terbungkus kokon. Stadia dari tahapan pupa semut pada umumnya
adalah 14 hari untuk menuju tahapan imago semut.
Hama mesovelioidae ordo hemiptera memiliki sayap depan yang
mengalami modifikasi sebagai hemelitron, yaitu setengah bagian di daerah
pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput, dan sayap
belakang mirip selaput tipis (membran). Tipe perkembangan hidup ordo
hemiptera adalah paurometabola (telur - nimfa - imago). Tipe alat mulut, baik
nimfa rnaupun imago, bersifat menusuk-mengisap, dan keduanya hidup dalam
habitat yang sama. Stadium serangga yang merusak tanaman adalah nimfa dan
imago. Bagian tanaman yang diserang akan mengalami kehilangan cairan sel.
Bekas tusukan bisa menimbulkan nekrosa (kematian jaringan tanaman).
Hama odro aulocophora merupakan jenis serangga yang memiliki sayap
depan yang mengalami modifikasi, yaitu mengeras dan tebal seperti seludang.
Sayap depan atau seludang ini berfungsi untuk menutupi sayap belakang dan
bagian tubuhnya. Hama ini dapat menyerang tanaman dengan menghasilkan
lubang yang besar pada jaringan tanaman yang mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman dan akhirnya mati.
Hama dari family Dermestidae memiliki ciri berwarna coklat atau hitam,
meskipun ada juga yang berwarna cerah atau berpola. Bentuknya bervariasi dari
memanjang hingga oval , dan ukurannya berkisar dari 1 hingga 12 mm (hingga
1/2 inci).
BAB V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan dapat dsimpulkan
bahawa setiap ordo memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hama-hama yang
ditemukan pada saat praktikum dilapangan yaitu;
1. Coleoptera Family Chrysomelidae, ciri-ciri: Kepala spesies hama ini
memiliki caput berwarna hitam kecoklatan dan sedikit kasar. Memiliki
antena yang berwarna coklat gelap, memiliki sayap berwarna hitam,
abdomen berwarna hitam kebiruan dan berbentuk sedikit cekung.
2. Ordo: Hemiptera, family mesovelioidae, ciri-ciri: Family ini memiliki
ciri ukuran tubuh 5 mm, warna hijau kekuningan,memiliki sepasang
sayap. Dan 3 pasang tungkai.
3. Ordo: Diptera, family Tephritidae, ciri-ciri: kepala terdiri atas antena,
mata, dan spot. Toraks terdapat 2 bagian penting yaitu skutm dan
skutelum, sayap memiliki bentuk dan pola dan pembuluh sayap
melintang.
4. Family: Chrysomelidae, Ordo aulocophora, ciri-ciri Memiliki kepala yang
berwarna kuning, abdomen berbentuk meruncing ke belakang dan
berwarna hitam dengan ujung berwarna kuning, memiliki tungkai
berwarna kuning
5. Ordo: Coleoptera, family Hydrophilidae, ciri-ciri kecil, memiliki antena,
dan 3 pasang tungkai
6. Hemiptera Family: Aphididae, ciri-ciri Memiliki tubuh berwarna hijau,
pada jantan bersayap dan pada betina tidak bersayap. Hama ini biasanya
berkelompok pada daun
7. Family Dermestidae orthoptera, ciri-ciri Bentuk tubuh oval dengan warna
hitam
8. Predator semut Ordo: Hymenoptera Family: Formicidae ciri- ciri
Memiliki abdomen yang berbentuk khas, gaster mempunyai 4 segmen,
memiliki sengat yang berbentuk spatulat. Laba-laba; Ordo araneane
family Oxyopidae Laba-laba yang berukuran 7-10 milimeter ini memiliki
duri panjang pada tungkai serta mata yang berbentuk segi enam.
DAFTAR PUSTAKA

Dinarwika, P., Himawan, T., & Tarno, H. (2014). Identifikasi Morfologi


Phyllotreta spp.(Coleoptera: Chrysomelidae) pada Tanaman Sayuran di
Trawas, Mojokerto. Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan), 2(2), 47-57.

Hidayat, P., & Sosromarsono, S. (2015). Filogeni Ordo Serangga dan Hexapoda
Bukan Serangga.

Manik, F. Y., & Bangun, M. B. (2018). Identifikasi Hama Pada Tanaman Kedelai
Dengan Menggunakan Metode Fuzzy. Jurnal Sistem Informasi Kaputama
(JSIK), 1(1), 30-37.

Rudi Cahyono, G., & Nurmahaludin, N. (2015). Rancang Bangun Alat Perangkap
Hama Tanaman Padi Menggunakan Arduino Mega 2560. Poros Teknik,
7(2), 54-60.

Sarumaha, M. (2020). Identifikasi serangga hama pada tanaman padi di desa


bawolowalani. Jurnal Education And Development, 8(3), 86-86.

Yulianti, E. (2018). Atlas Ordo Serangga Sebagai Sumber Lajar Keanekaragaman


Insekta (Doctoral dissertation, UIN Sunan Kalijaga).

Anda mungkin juga menyukai