Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


(PNA1102)

ACARA 1
PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA TANAMAN
(GOLONGAN SERANGGA)

Oleh:
Dwita Saputri
NIM A1D021087
Kelas A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pertanian, OPT menjadi masalah penting dalam
peningkatan produksi pertanian. Dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2010
tentang Hortikultura, OPT adalah semua organisme yang dapat merusak,
mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Sedangkan
menurut Ditlin (1992), Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah hama,
penyakit, dan gulma yang menjadi faktor dalam menghambat usaha untuk
peningkatan produksi pertanian. OPT memiliki tiga komponen yaitu gulma,
hama, dan Patogen.
Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan
kerugian secara ekonomi. Hama merupakan bagian dari OPT yang paling
merugikan petani. Akibat dari serangan hama, produktivitas tanaman menjadi
menurun baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Serangan dari hama
juga kerap membuat petani gagal panen dan menyebabkan kerugian ekonomi
yang besar. Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga
yaitu kelompok hewan menyusui (mamalia), kelompok serangga (insecta),
dan kelompok burung (aves). Golongan serangga (insekta) merupakan
binatang palnig dominan dari hama tanaman.
Dalam penentuan serangan pada tanaman yang di lakukan oleh hama, di
perlukan adanya identifikasi yang dapat di lakukan dengan melihat gejala
serangan. Menurut Sutarman (2017) gejala adalah kelainan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukkan oleh tumbuhan atau
tanaman. Pengetahuan mengenai gejala serangan hama pada tanaman sangat
penting untuk diketahui, sehingga dapat di lakukan tindakan pencegahan dan
pengendalian dengan tepat. Umumnya, serangan yang disebabkan oleh hama
golongan serangga akan memiliki gejala yang dapat dilihat secara langsung
(gejala makroskopis atau gejala morfologis). Gejala ini dapat dilihat dengan
mata tanpa perlu bantuan alat. Gejala ini juga dapat dirasa, dibaui, dan diraba.
Berbicara tentang gejala serangan hama golongan serangga tentu tak lepas
dari pembahasan tentang alat mulutnya.
Mulut merupakan salah satu alat tubuh yang mendukung kemampuan
serangga untuk bertahan di alam. Serangga memiliki tipe alat mulut yang
beragam. Dengan tipe alat mulut tertentu hama golongan serangga yang
menyerang tanaman akan mengakibatkan gejala kerusakan yang dapat dilihat
langsung tanpa harus menggunakan alat bantu. Dari gejala kerusakan yang
terlihat di tanaman, kita dapat mengetahui jenis hama golongan serangga apa
yang sedang menyerang tanaman. Selain tipe alat mulut, pengetahuan tentang
stadia hama atau ilmu morfologi juga dibutuhkan untuk mengetahui dalam
fase apa hama tersebut menyerang dan dalam fase apa kerusakan terparah
ditimbulkan oleh hama tersebut. Oleh karena itu, sangat penting mengetahui
dan mempelajari berbagai tipe alat mulut serangga supaya dapat mengetahui
serangga jenis apa yang merusak tanaman.
Dengan demikian, pada praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan
terhadap beberapa hal diatas terkait dengan jenis hama, tipe alat mulut, gejala,
kerusakan yang ditimbulkan, dan stadia hama.

B. Tujuan
1. Mengenali gejala yang diakibatkan oleh serangan hama pada tanaman.
2. Mengetahui jenis hama, stadia hama, dan tipe alat mulut hama golongan
serangga yang menyerang tanaman.
3. Mengetahui perbedaan tanaman yang terserang hama dengan yang sehat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hama

Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga


mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Hama dalam bahasa jawa sering
disebut dengan “omo”, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan
“pest”. Dalam arti luas hama adalah organisme pengganggu tanaman, yang
mana meliputi binatang perusak, penyakit dan gulma. Secara garis besar
hewan yang menjadi hama dapat dari jenis serangga, moluska, tungau,
tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin disuatu daerah hewan tersebut
menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu hewan-hewan tersebut
menjadi hama (Dadang, 2006).

Hama memiliki ciri-ciri dapat dilihat oleh mata, umumnya terdiri


dari golongan hewan, Hama umumnya merusak bagian tanaman tertentu
sehingga tanaman menjadi mati atau tetap hidup tetapi tidak membuahkan
hasil, lebih mudah ditangani. Menurut Borror dunia binatang digolongkan
menjadi 14 filum. Dari 14 filum tersebut, yang berperan sebagai hama
adalah filumnemathelminthes, mollusca, Arthropoda dan Chordata. Ketiga
filum pertama dikelompokkan ke dalam kelompok Invertebrata, sedangkan
filum Chordata dikelompokkan ke dalam kelompok Vertebrata
(Nurdiansyah, 2011).

B. Serangga
Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga
yaitu kelompok hewan menyusui (mamalia), kelompok serangga (insekta),
dan kelompok burung (aves). Dari ketiganya, Serangga menjadi golongan
hewan yang menempati urutan terbanyak sebagai hama yang menyerang
tanaman pertanian. Serangga disebut juga Insekta (insect) atau heksapoda.
Insect berasal dari kata insecure. Kata in berarti menjadi, sedangkan
secare artinya memotong dan membagi. Arti kat insect adalah binatang
yang badannya terdiri dari potongan-potongan atau segmen-segmen.
Serangga merupakan hewan yang menempati posisi dominan di mukabumi.
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di bumi.
Serangga memiliki jumlah yang amat banyak bahkan sampai melebihi
hewan melata daratan lainnya. Secara umum serangga dapat
dikelompokkan menjadi serangga berguna (benefical insect) dan serangga
merugikan (harmful or injerious insect). Serangga yang merugikan bisa
disebut juga dengan istilah hama. Hama dalam golongan serangga atau
insekta kerap menjadi masalah besar bagi para petani.
Serangga dan tanaman dalama hubungan timbal balik akan dapat
menguntungka satu sama lain. Serangga mendapat makanan atau sari
bunga dari tumbuhan sedangkan tumbuhan terbantu penyerbukannya oleh
hama. Tetapi pada umumnya serangga selalu mendapatkan makanan dari
tanaman, sehingga serangga dapat merugikan tanaman. Hampir 50%
serangga adalah pemakan tumbuhan (fitofagus), selebihnya pemakan
serangga lain atau sisa-sisa tumbuhan dan binatang.
Serangga selain memakan tumbuhan juga ada yang berperan
sebagai vektor penyakit. Misalnya penyakit virus tungro padi ditularkan
oleh wereng hijau yaitu Nephotetix impictipces dan Nephotetix apicalis.
Serangga dapat menularkan virus melalui makanan, apabila serangga
minimal 30 menit mengambil makan pada tanaman padi yang sakit lalu
kemudian berpindah untuk mengambil makan di tempat lain minimal
selama 15 menit, maka tanaman terakhir yang dimakan bisa tertular virus
yang dibawa oleh serangga. Jenis serangga lainnya yang menjadi
vektorpenyakit seperti Diaphorina citri sebagai vektor penyakit CPVD
tanaman jeruk, serangga Bemicia tabaci (kutu kebul tembakau dan kapas)
dikenal sebagai vektor dari banyak penyakit tanaman (Sodiq 2009).
C. Gejala Serangan Hama dan Tipe Alat Mulut

Menurut Sutarman (2017) gejala adalah kelainan atau


penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukkan oleh tumbuhan
atau tanaman. Setiap penyakit yang disebabkan oleh hama memiliki
gejala yang beragam. Gejala tersebut biasanya timbul dalam suatu
rangkaian selama terjadinya penyakit. Gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit ada yang dapat dilihat secara langsung ada juga yang hanya
dapat dilihat dengan bantuan alat. Gejala yang dapat dilihat secara
langsung dinamakan gejala morfologis sedangkan gejala yang hanya
dapat dilihat dengan bantuan alat disebut gejala histologis.

Gejala morfologis ada tiga macam yaitu nekrosa, hipoplasi,


hyperplapsia. Nekrosa adalah gejala penyakit yg disebabkan oleh
hancurnya protoplasma yang di ikuti oleh kematian sel, jaringan, organ,
kemudian seluruh tanaman. Hipoplasia adalah kegagalan tanaman atau
organ untuk berkembang secara penuh, misal tanaman kerdil (dwarfing),
kegagalan membentuk warna hijau dan hanya menghasilkan warna
kuning (klorosis), daun bercorak warna hijau dan kuning (mosaic).
Hiperplasia merupakan hasil dari perkembangan yang berlebihan baik
ukuran dan wran. Hiperplasia juga dapat disebabkan karena
perkembangan bagian organ yang terlalu dini secara tidak wajar. Misalan
pertumbuhan yang berlebihan (gigiantisme), perkembangan warna yang
berlebihan (hiperkromik), perubahan jaringan dari satu bentuk ke bentuk
lain (metaplastik), perkembangan pucuk yang prematur dan mati pucuk
(proleptik).

Hama khususnya golongan serangga menyerang tanaman dengan


menggunakan alat mulutnya. Dengan tipe alat mulut tertentu, hama
golongan serangga dalam merusak tanaman akan mengakibatkan gejala
kerusakan yang khas pada tanaman yang diserang. Alat mulut serangga
terdiri dari labrum, labium, sepasang maksila, dan sepasang mandibula.
Pada dasarnya alat mulut serangga dapat digolongkan menjadi tiga tipe
utama, yaitu tipe pengunyah (mandibulata) dan tipe pengisap (haustelata).
Menurut Suheriyanto (2008), ada beberapa tipe mulut serangga
berdasarkan jenis makanannya, yaitu :

1. Tipe penggigit-pengunyah (chewing)

Tipe mulut ini sering dijumpai pada serangga muda dan dewasa.
Mandibula serangga tipe ini mengalami sklerotisasi (mengerasnya
lapisan kutikula karena adanya zat sklerotin) dan bergerak secara
transversal sehingga dapat digunakan untuk memotong seperti pisau.

2. Tipe penjilat (sponging)

Biasanya serangga yang memiliki tipe alat mulut seperti ini akan
membasahi makanannya terlebih dahulu baru kemudian di makan.

3. Tipe penghisap (sucking)

Serangga yang memiliki tipe alat mulut ini biasanya memiliki


probosis yang digunakan untuk menghisap makanan.

4. Tipe penusuk-penghisap (Piercing-sucking)

Tipe mulut ini digunaka oleh serangga untuk menetrasi


penghalang luar dari inang dan mengeluarkan cairan dari tubuh inang
untuk mempermudah proses penyerapan makanan.

Dengan adanya tipe alat mulut yang bervariasi ini maka cara
makan setiap serangga pun berbeda-beda sehingga membuat gejala
kerusakan yang ditimbulkan juga bervariasi.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat


1. Kertas gambar
2. Pensil
3. Pensil warna
4. Penggaris
5. penghapus

B. Prosedur Kerja

1. Membaca dan mempelajari buku panduan praktikum Dasar Perlindungan


Tanaman.
2. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
3. Mengamati dan menganalisis gambar tanaman yang terserang hama pada
buku panduan praktikum Dasar Perlindungan Tanaman .
4. Menggambar hasil pengamatan di kertas gambar dengan jelas dan diberi
Warna.
5. Membuat tabel pengamatan.
6. Menulis hasil pengamatan pada tabel yang telah dibuat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Nama inang : Pohon kelapa


1.
Tanaman sehat b. Nama hama : Kumbang tanduk
(Oryctes rhinoceros)
c. Tipe alat mulut : Penggigit-pengunyah
d. Stadia hama : Telur-larva-pupa-imago.
kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros)
menyerang tanaman pada fase imago.
Tidak ada
lubang e. Keterangan :
Daun hijau - Pohon kelapa yang sehat
mengkilap tanpa
bercak kuning
daunnya berwarna hijau mengkilap,
ujung daun tidak terlihat seperti di
Tanaman sakit potong. Daun tidak memiliki bercak
kuning, tidak ada lubang pada
pelepah muda.
- Pohon kelapa sakit memiliki ciridaun
berwarna kuning kecoklatan, terdapat
lubang pada pangkal batang dan pada
pelepah muda akibat dimakan hama,
ujung daun terpotong seperti
digunting dengan bentuk segitiga.

2. Tanaman sehat a. Nama inang : Batang tebu


b. Nama hama : Penggerek batang tebu
(Chilo sacchariphagus)
c. Tipe alat mulut : penggigit
d. Stadia hama : Telur-larva-pupa-imago
Menyerang batang tebu pada fase larva.
e. Keterangan :
Tanaman sakit - Tanaman tebu yang sehat
Memiliki warna hijau kekuningan
(dari gambar yang penyusun amati,
karena warna tebu beragam sesuai
dengan jenisnya). batangnya tidak
berlubang.
- Pada tanaman tebu sakit terdapat
lubang gerekan pada batang
biasanya disertai kotoran bekas
gerakan larva hama penggerek di
sekitar lubang. Jika batang tebu
dibelah akan terlihat lorong gerek
dan bercak coklat kotoran larva.

3.
Tanaman sehat Nama inang : Daun pisang
a. Nama hama : Ulat penggulung daun
(Erionata thrax)
b. Tipe alat mulut : penggigit- pengunyah
c. Stadia hama : Telur-larva-pupa-imago
Menyerang daun pisang pada fase
larva.
d. Keterangan :
- Pada tanaman sehat, daun akan
terlihat berwarna hijau mengkilap
dan tidak terdapat banyak daun sobek
dan menggulung.
Tanaman sakit - Pada tanaman sakit warna daun
akan sedikit menguning dan
perlahan layu akibat serangan dari
hama ulat penggulung daun, daun
pisang menggulung dan beberapa
daun terlihat sobek.

4.
Tanaman sehat a. Nama inang : Tanaman padi
b. Nama hama : hama penggerek batang
padi (Scirpophaga incertulas)
c. Tipe alat mulut : Penggigit-pengunnyah
d. Stadia hama : telur-larva-pupa-imago
hama penggerak batang padi
menyerang pada fase larva.
e. Keterangan :
Tanaman sakit -Tanaman padi sehat daun nya berwarna
hijau mulus dan malai nya berisi dan
berwarna kuning (jika sudah masak).
-Tanaman padi yang terserang hama
Penggerek batang daun nya berwarna
hijau sedikit kekuningan, malai pada
tanaman padi yang terserang hama
penggerek berwarna keputihan dan juga
hampa atau kosong.
A. Pembahasan
Pada praktikum pengenalan gejala serangan hama tanaman golongan
serangga matakuliah Dasar perlindungan tanaman, terdapat empat jenis hama
yang telah diamati. Pengamatan yang dilakukan dalam praktikum kali ini
adalah mengamati jenis hama yang menyerang tanaman, gejala serangan
yang timbul pada tanaman, stadia hama, dan tipe alat mulut hama. Keempat
jenis hama tersebut antara lain adalah hama kumbang tanduk (Oryctes
rhinoceros) yang menyerang tanaman kelapa, penggerek batang tebu (chilo
sacchariphagus) yang menyerang tanaman tebu, ulat penggulung daun
(Erionata thrax) yang menyerang tanaman pisang, penggerek batang padi
(Scirpophaga incertulas) yang menyerang tanaman padi.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kerusakan pada tanaman dapat terjadi karena adanya serangan hama. Pada
pohon kelapa, lubang yang terdapat pada pangkal batang serta terpotongnya
daun terjadi karena serangan kumbang tanduk atau kumbang kelapa (Oryctes
rhinoceros). Lubang pada pangkal batang pohon kelapa yang disebabkan oleh
kumbang tanduk dapat mengakibatkan kematian titik tumbuh atau
terpuntirnya pelepah daun yang dirusak. Selain menyebabkan pangkal pohon
berlubang, kumbang kelapa juga menyerang pelepah termuda yang masih
belum membuka.Hal ini menyebabkan rusaknya bakal calon daun baru dari
pohon kelapa.
Dari tabel nomor dua, hama yang menyerang tanaman tebu adalah
penggerek batang tebu (chilo sacchariphagus). Serangan dari hama
penggerek batang tebu ini menyebabkan lubang gerekan pada batang tebu
dan juga menyebabkan bercak coklat bekas kotoran dari gerakan larva
disekitar lubang gerekan. Terkadang lubang gerekan menembus pelepah daun
sehingga lubangnya dapat terlihat jelas dari luar batang. Kerusakan yang
disebabkan oleh hama penggerek batang tebu menyebabkan turunnya bobot,
kualitas, dan kuantitas nira tebu. Batang tebu yang terserang hama penggerek
menjadi lebih mudah patah dan luka bekas gerekan dapat menjadi tempat
infeksi berbagai macam patogen yang dapat memperparah kerusakan pada
tanaman. Serangan berat dari hama penggerek batang tebu dapat mencapai
titik tumbuh yang dapat menyebabkan kerugian fatal karena hama penggerek
dapat menyebabkan tanaman tebu mati. Kerusakan dari tanaman tebu yang
terserang hama penggerek batang dapat mencapai 5-40% .
Pada tabel nomor tiga terdapat pohon pisang yang diserang oleh hama
ulat penggulung daun (Erionata thrax). Hama ini menyerang pohon pisang
khususnya dibagian daun. Ulat penggulung akan merobek sedikit bagian tepi
daun pisang kemudian digulung hingga membentuk tabung, apabila gulungan
dibuka maka akan terlihat larva ulat di dalamnya. Di dalam gulungan tersebut
ulat akan memakan daun, apabila daun nya sudah habis, ulat akan pindah
mencari tempat lain untuk membuat gulungan yang lebih besar. Apabila ulat
penggulung daun ini menyerang tanaman dengan besar-besaran, daun dari
tanaman yang diserang terancam habis dan hanya menyisakan pelepahnya
saja.
Pada tabel keempat, terdapat tanaman padi yang diserang oleh hama
penggerek batang padi . Hama penggerek batang padi umumnya dapat
menyerang pada semua fase stadium padi. Apabila hama menyerang pada
stadium vegetatif, akan terjadi kematian anakan (tiller) tanaman padi yang
bisa disebut dengan istilah sundep (dead hearts). Akan tetapi, kerusakan yang
diakibatkan serangan hama pada fase vegetatif ini masih dapat di selamatkan
dengan kompensasi pembentukan anakan baru. Kompensasi hasil ini dapat
mencapai angka 30 %. Sedangkan serangan pada vase generatif akan
menyebabkan bulir padi terlihat putih dan kosong yang bisa disebut dengan
beluk (whiteheads). Kerugian hasil yang di sebabkan oleh penyerangan hama
pada fase ini dapat mencapai rata-rata 1,2% .
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Serangga menjadi hewan terbanyak yang menjadi hama.

1. Seluruh hama dalam praktikum kali ini memiliki tiipe mulut


mandibulata.
2. Hama kumbang tanduk yang menyerang pohon kelapa dapat
mematikan titik tumbuh kelapa dan menyebabkan adanya lubang di
batang kelapa.
3. Serangan penggerek batang tebu menyebabkan menurunnya kuantitas
nira tebu dan menyebabkan batang tebu berlobang
4. Hama penggulung daun dapat menyebabkan tanaman pisang yang di
serangnya gundul karena ulat penggulung daun pisang memakan daun
dari inangnya.
5. Serangan hama penggerek batang padi menyebabkan kegagalan panen
dan kerugian besar karena menyebabkan tanaman padi tidak
menghasilkan buah.
6. Meskipun tipe mulut dari hama yang menyerang tumbuhan pada
praktikum kali ini sama, tetapi gejala yang di berikan berbeda beda.
7. Tipe mulut serangga menjadi vaktor penting dalam terjadinya gejala
pada tanaman yang terserang hama.

B. Saran

Untuk mengetahui gejala dari serangan hama lebih dalam, dibutuhkan


penelitian lebih lanjut terkait gejala dan kerusakan tanaman yang
disebabkan oleh serangan hama khususnya golongsn serangga.
DAFTAR PUSTAKA

Kuswardani & Astuti, R. 2013. Hama Tanaman Pertanian.


UniversitasMedan Area.(On-line). diakses pada 28 agustus
2021
http://repository.uma.ac.id/handle/123456789/14438

Laman resmi kementrian pertanian. 2019. Hama Penyakit Tanaman. (On-


line) http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81260/HAMA-
PENYAKIT-
TANAMAN/ diakses pada 28 agustus 2021

Sutarman. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tanaman. Umsida Pres.


Sidoarjo.(, google books). diakses pada 28 agustus 2021
Kuswardani, A. Retna & Maimunah. 2013. Buku Ajar Hama
Tanaman Pertanian. Medan Area University press. Medan.
(google books) diakses pada 28 agustus 2021
Metamorfosis Kumbang . Berpendidikan.com (On-line) .
https://www.berpendidikan.com/2020/03/metamorfosis-
kumbang.html diakses pada 28 agustus 2021

Laman resmi kementrian pertanian. 2019. Hama dan Penyakit Pada Kelapa. (On-line)

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/73097/Hama-
dan-Penyakit-Pada- Kelapa/ diakses pada 28 agustus 2021

Rahmawati, I. 2018. Dinamika populasi hama penggerek batang tebu


Chilo sacchariphagus di Kabupaten Probolinggo. DKKP
Kabupaten Probolinggo. (On-line)
https://dkpp.probolinggokab.go.id/2018/02/23/kumbang-sagu-
rhynchophorus- sp-penyebab-utama-kematian-pohon-
kelapa-2/ diakses pada 28 agustus 2021

Laman Web Direktorat Perlindungan Hortikultura Kementrian Pertanian (On-line)

http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/index.php/page/index/opt-buah-
pisang- ulat-daun/Buah/Pisang
diakses pada 28 agustus 2021
Y.Rahayuningsih, S. Adisoemarto & W.A. Noerdjito. 1984. Morfologi Mulut
DanSaluran Pencernaan Serangga Pemakan Tumbuhan Dan
Pemangsa. Museum Zoologicum Bogoriense, LBN-LIPI, Bogor. (On-
line). diakses pada 28 agustus 2021

https://ejournal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/view/14
19/13 00
Subiyakto. 2016. Hama Penggerek Tebu Dan Perkembangan Teknik
Pengendaliannya (Sugarcane Borers and Development of
Control Techniques). Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
Kementrian Pertanian. Bogor. (On-line) . diakses pada 28 agustus 2021
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5693/5737

Hama Penggerak Batang Padi dan Cara Pengendaliannya. E - Journal


DinasPertanian Provinsi Banten. (On-line).
https://dispertan.bantenprov.go.id/lama/read/artikel/398/Ham
a Penggerek- Batang-Padi-dan-Cara-Pengendaliannya.html.
diakses pada 28 agustus 2021

Hama Penyakit Tanaman. 2019. E - Journal Kementrian Pertanian (On-line)

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/81260/HAMA-
PENYAKIT- TANAMAN/. diakses pada 28 agustus 2021

Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Entomologi Indonesia. 2015.


Metamorfosis: Serangga Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik. (On-line)
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/81650/1/PROS%2020
15
_PHD10.pdf diakses pada 28 agustus 2021

Ririn, K. 2014. Investasi Jenis-jenis Serangga Pada Bunga Kelapa Sawit Di


Perkebunan Kelapa Sawit PT Agri Andalas (Persero) Pasar Ngalam
Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma Dan Implementasinya
Pada Pembelajaran Biologi SMA N 3 Seluma Kelas X.B. Skripsi.
Fakultas akeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu.
Bengkulu.

Buku Petunjuk Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas Jendral Soedirman.


BIODATA PRAKTIKAN

Praktikan dilahirkan di Banyumas pada tanggal 22 Februari 2003 sebagai


anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Achmad Suhamdi dan Ibu
Manisah. Saat ini praktikan bertempat tinggal di Jl. K.H. Nachrowi, Desa Pamijen,
Kecamatan Sokaraja, kode pos 53181, nomor telpon 0895391229307,
dwita.saputri@mhs.unsoed.ac.id praktikan memulai pendidikan tingkat dasar di
SD N 1 Pamijen tahun 2008, kemudian melanjutkan ke jenjang tingkat menengah
pertama di MTs N 1 Banyumas tahun 2012. Jenjang pendidikan menengah lulus
tahun 2021 di MAN 1 Banyumas sebelum melanjutkan ke Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, melalui
SBMPTN di tahun yang sama.

Anda mungkin juga menyukai