Anda di halaman 1dari 6

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.Penyakit
Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai
akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor lingkungan dan
berkembangnya gejala dan Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup
kuantitas maupun kualitasnya. Konsep penyakit tumbuhan dikenal dengan konsep segitiga
penyakit yang merupakan konsep timbulnya penyakit yang dipengaruhi oleh tanaman inang,
patogen, dan faktor lingkungan. 1) Tanaman inang adalah tanaman yang berpengaruh terhadap
timbulnya suatu penyakit tergantung dari jenis tanaman inang, kerentanan tanaman, bentuk
dan tingkat pertumbuhan, struktur dan kerapatan populasi, kesehatan tanaman dan ketahanan
inang dan tanaman inang terbagi atas tujuh golongan yaitu tanaman inang rentan, tanaman
inang resisten, tanaman inang toleran, tanaman inang sekunder, tanaman inang primer,
tanaman inang alternative, dan tanaman inang perantara; 2)Pathogen adalah organisme hidup
yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit tumbuhan
antara lain yaitu cendawan, virus, bakteri, nematode, spiroplasma dan riketsia; 3) Faktor
lingkungan merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap timbulnya suatu
penyakit dapat berupa suhu udara, intensitas dan lama curah hujan, intensitas dan lama
embun, suhu tanah, kandungan air tanah, kesuburan tanah, kandungan bahan organik, angin,
api dan pencemaran air (Adinugroho, 2008)
Penyebab munculnya penyakit tanaman secara garis besar dibagi menjadi 3 golongan
pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, dan virus. Jamur (cendawan) merupakan
salah satu yang berpotensi menyebabkan tanaman sakit yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Penyakit yang disebabkan
oleh jamur (cendawan) antara lain penyakit rebah kecambah oleh Phythium sp,penyakit embun
tepung oleh Paranospora parasitica, busuk lunak buah dan sayuran oleh Rhizopus sp, busuk
lunak timun suri olehChoanephora cucurbitarum, embun bulu pada jagung
olehPeronosclerospora maydis dan lain-lain (Adinugroho, 2008)
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang
0,6µ - 3,5 µ), yang mempunyai bentuk bulat (kokus), silindris/batang (bacillus), spiral
(spirilia/spirilum), koma (vibrion) dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran
tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain penyakit busuk lunak sayuran oleh
Erwinia carotovora, penyakit hawar api pada apel oleh Erwinia amylovora, penyakit kanker
pada tomat oleh Corynebacterium michiganense, penyakit kudis pada tomat oleh Streptomyces
scabies dan lain-lain (Adinugroho, 2008)
Virus adalah partikel hidup yang ultra mikroskopik, parasit obligat, yang terdiri dari
asam nukleat (RNA) dan selubung protein. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain
penyakit kerdil rumput (Grassy stunt ) pada tanaman padi, penyakit mosaik tembakau oleh
virus TMV (tobacco mosaic virus), penyakit tungro oleh virus Tungro pada tanaman padi dan
lain-lain (Fahmi, 2012).
Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai akibat
adanya serangan suatu penyebab penyakit. Berdasarkan peruubahan yang terjadi pada sel
tumbuhan, gejala penyakit tumbuhan dapat dibagi 3 (tiga) yaitu nekrotik, hipoplastis, dan
hiperplastis. a) Nekrotik merupakan gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel atau
bagian sel bahkan kematian sel. Nekrotik terbagi atas hidrosis, klorosis, nekrosis, perforasi,
busuk, eksudasi, layu, mati ujung (die back), dan terbakar. b) Hipoplastis merupakan gejala yang
disebabkan karena terhambat atau terhentinya pertumbuhan sel. Hipoplastis terbagi atas
etiolasi, kerdil, klorosis, perubahan simetri, dan roset. c) Hiperplastis merupakan gejala yang
disebabkan karena adanya pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment).
Hiperplastis terbagi atas fasiasi, intumesensia, erinose, kudis (Scab), menggulung atau
mengeriting, prolepsis, sapu, erinos, dan sesidium (Fahmi, 2012).
Morfologi penyebab penyakit tumbuhan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu yang
bersifat biotik dan abiotik. penyakit biotik merupakan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh
penyakit infeksius bukan binatang dan dapat menular dari tumbuhan satu ke tumbuhan yang
lain dengan patogen penyakit biotik meliputi jamur, bakteri, virus, nematode, tumbuhan tingkat
tinggi parasitik, dan mikoplasma. Sedangkan penyakit abiotik merupakan penyakit yang
disebabkan oleh penyakit noninfeksi atau penyakit yang tidak dapat ditularkan dari tumbuhan
satu ke tumbuhan yang lain dengan patogen penyakit abiotik meliputi suhu tinggi, suhu rendah,
kadar oksigen yang tak sesuai, kelembaban udara yang tak sesuai, keracunan mineral,
kekurangan mineral, senyawa kimia alamiah beracun, senyawa kimia pestisida, polutan udara
beracun, dan hujan es dan angin (Hasna, 2012).
Gejala dapat setempat (lesional) atau meluas (habital, sistemik). Gejala dapat dibedakan
yaitu gejala primer dan sekunder.Gejala primer terjadi pada bagian yang terserang oleh
penyebab penyakit. Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi di tempat lain dari tanaman
sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer. Berdasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sel, gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok
yaitu: 1) Tipe nekrotis : Gejalanya disebut nekrosis, meliputi gejala-gejala yang terjadinya
karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel. 2) Tipe hipoplastis : Gejalanya disebut
hipoplasia, meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena terhambatnya atau terhentinya
pertumbuhan sel (underdevelopment). 3) Tipe hiperplastis : Gejalanya disebut hiperplasia,
meliputi gejala-gejala yang terjadinya karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa
(overdevelopment) (Sinaga, 2006)
B.Hama
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman dan
menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman berkurang dan dapat
juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama mempunyai bagian tubuh yang
utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi.
Hama dari jenis serangga dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para
petani yang selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian.
Hama dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan
bahkan mati(Harianto, 2009).
Menurut Pranata (1982), akibat dari serangan hama, maka akan terjadi susut kuantitatif,
susut kualitatif dan susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya bobot atau volume
bahan karena sebagian atau seluruhnya dimakan oleh hama. Susut kualitatif adalah turunnya
mutu secara langsung akibat dari adanya serangan hama, misalnya bahan yang tercampur oleh
bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan peningkatan jumlah butir gabah yang rusak.
Susut daya tumbuh adalah susut yang terjadi karena bagian lembaga yang sangat kaya nutrisi
dimakan oleh hama yang menyebabkan biji tidak mampu berkecambah. Secara ekonomi,
kerugian akibat serangan hama adalah turunnya harga jual komoditas bahan pangan (biji-
bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi ekologi atau lingkungan adalah adanya ledakan
populasi serangga yang tidak terkontrol (Syarief dan Halid, 1993).
Hama merupakan semua serangga maupun binatang yang aktifitasnya menimbulkan
kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara ekonomis.Serangga terbagi dalam
beberapa ordo sesuai dengan ciri khas masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut
yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah, menjilat, menusuk, mengisap, menggerek
(rioardi, 2009).
Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kerusakan langsung dan
kerusakan tidak langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi bahan yang disimpan oleh
serangga, kontaminasi oleh serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur, dan bagian
tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang disimpan. Kerusakan tidak langsung antara lain
adalah timbulnya panas akibat metabolisme serta berkembangnya kapang dan mikroba-
mikroba lainnya (Cotton dan Wilbur, 1974).
Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam
ordo yaitu :1.Ordo Orthoptera.Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan
perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama
dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa)
ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat
perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih
tebal dan sempit disebut tegmina.Sayap belakang tipis berupa selaput.Sayap digunakan sebagai
penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat
dan besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung
sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.Hewan betinanya mempunyai
ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit
(Hansamunahito, 2006).
Ordo Hemiptera.Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunanihemi (setengah) dan
pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap
setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian
pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan
ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap
belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain
sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang. Hemiptera tidak mengalami
metamorfosis sempurna.(Nonadita,2008).
Morfologi Hemipterayaitu Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang
lagi seperti selaput, Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan
occeli.Tipe mulut menusuk dan mengisap, Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera
ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta Thumb.), Kepik hijau (Nezara viridula L) (Nonadita,
2008).
Ordo Homoptera.Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera mengalami tahapan perkembangan yaitu
telur-nimfa-imago. Nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya, dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah
fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat
perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri serangga ordo homoptera yaitu Tipe mulut mengisap,mempunyai dua pasang
sayap, sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan yang digunakan untuk
terbang,(Hansamunahito, 2006).
Ordo Coleoptera.Ordo Coleoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna adalah telur menjadi larva menjadi pupa dan pupa menjadi
imago.Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.Pupa
adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula
terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ.Imago adalah fase dewasa atau fase
perkembangbiakan(Hansamunahito, 2006).
Ciri-ciri ordo coleopteran yaitu mempunyai dua pasang sayap, sayap depan keras, tebal
dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput. Tipe mulut
pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat
lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat
sarang pada dedaunan, Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes
rhinoceros L),Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)(Hansamunahito, 2006).
Ordo Lepidoptera.Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah berukuran
0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya malam hari pada kuncup bunga dan
pada kulit buah muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat yang berwarna hijau muda
dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai
pupa stadium ulat berlangsung selama 3 minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm,
berada dalam bunga, kulit bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium
dewasa berupa kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-puru di
bagian tanaman tempat pupa tinggal.Hama ini diketahui banyak menyerang di Sumatera dan
Jawa. Kupu-kupu puru buah berwarna abu-abukemerahan, panjang 5 mm dan meletakkan telur
secara berserakan di bagian kulit buah muda pada malam hari. Telur menetas 4 hari kemudian
dan ulat yang terbentuk menggerek kulit buah jeruk serta hidup di dalamnya. Kepompong
berwarna merah abu-abu, panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga menjadi kupu-kupu
dewasa berlangsung selama 29 hari(Harianto, 2009).
Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah,
sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisap,mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi
sisik,adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan, Beberapa jenisnya antara lain, Penggerek
batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk), Kupu gajah (Attacus atlas L), Ulat grayak pada
tembakau (Spodoptera litura) (Harianto, 2009).
Ordo Diptera.Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya
melalui stadia : telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu menjadi dewasa.
Larva tidak berkaki apodabiasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada
pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009).
Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet.Tipe alat mulut
bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap,
atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna (holometabola). Larva tidak berkaki,
biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu
lalat buah (Dacus sp) lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah (Musca
domestica Linn.)(Retno, 2009).
Gejala adalah keadaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap aktivitas dari pathogen
atau faktor lain. (sastrohidayat,2011)
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, 2008. Konsep Timbulnya Penyakit.Diakses pada tanggal 18 Desember 2015


Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Kanisius, Jogjakarta.
Fahmi. 2012. Gejala dan Tanda Penyakit Pada Tanaman. (http://kickfahmi.blogspot.com).
Diakses pada tanggal 21Desember 2015
Hasna, qomatul. 2012. Penggolongan Penyakit Tumbuhan http://planthospital.blogspot.com).
Diakses pada tanggal 21 Desember 2015
Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Harianto, 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao.Jember.
Lena, 2009. Pengantar Perlindungan Tanaman
Ma’rufah, D., F. Selamat dan Karintus. 2008. Belalang Kayu. Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Nonadita, 2007.Ordo-Ordo Serangga.PT Bima Aksara, Jakarta.
Pracaya, 2007.Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pracaya. 1995. Hama dan penyakit tanaman. Panebar Swadaya. Jakarta. 417 p.
Sastrohidayat, Ika Rahdjaton. 2011. “Fitopatulia” UB press: Malang.
Sulistyo, 2009.Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta
Sinaga,S M,2006 Dasar-dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan.Penebar Swadaya Jakarta.
Surachman, E. dan W. Agus. 1998. Hama Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan.
Penerbit Kanisius, Jakarta.
Syamsudin. 2007. Intensitas Serangan Hama dan Populasi Predator Pada Berbagai Waktu. Balai
Penelitian Serealia, Maros.

Anda mungkin juga menyukai