NPM : 1805101050084
Asisten : 1. Muyassir
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
2020
BAB I. PENDAHULUAN
Penyakit tanaman sebagian besar disebabkan oleh jamur. Lebih dari 250.000
spesies jamur sebagai pathogen tanaman. Hampir semua jamur dalam hidupnya pada
tanaman inangnya dam sebagian dalam tanah dan sisa-sisa tanaman. Penyakit tanaman
yang disebabkan oleh jamur sering dikenal dari bagian organ tanaman yang terinfeksi dan
dari tipe gejala yang dihasilkan. Tipe umum penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur
adalah damping-off (rebah kecambah), root rots ( busuk akar), vascular wilt(layu
pembuluh), downy dan powdery mildew, leaf spot (bercak daun) dan bligh (hawar), rust
(karat), smuts(gosong), antraknosa, gall, dieback (mati ujung) dan penyakit pasca panen.
Bidang pertanian yang mengembangkan tanaman budidaya pada suatu tahap tentu
ada kalanya menemui beberapa kendala, antara lain timbulnya penyakit yang dapat
disebabkan oleh serangan jamur, virus, bakteri ataupun nematoda. Dalam praktikum
sebelumnya kita telah mempelajari tentang hama serta segala aspek tentang hama, dan
untuk praktikum kali ini yang dipelajari dan dibahas serta dikaji mengenai penyakit
tanaman. Ilmu tentang penyakit tanaman, sangat penting karena suatu tanaman akan
mengalami hambatan dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya jika terjadi
serangan penyakit pada tanaman itu yang akhirnya menjurus pada kerugian secara kualitas,
kuantitas maupun ekonomis.
Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan
abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya menular atau
infeksius, msalnya jamur, bakteri, nematoda, mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik.
Abiotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius. Penyakit-
penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit fisiologis/fisiogenis, sedangkan
patogennya disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak
menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-
zat kimia. Gejala morfologis ada tiga macam yaitu: nekrosa, hipoplasia, hyperplasia.
Nekrosa adalah gejala penyakit yang disebabkan oleh protoplas yang diikuti oleh kematian
sel jaringan, organ dan seluruh tanaman.
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman
yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar
disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan
oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis
seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen. Tanaman yang sakit adalah tanaman yang
tidak dapat melakukan aktifitasfisiologis secara sempurna, yang akan mengakibatkan tidak
sempurnanya produksi baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara umum penyakit
tanamandiakibatkan oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik adalah penyakit
tanamanyang disebabkan oleh mikroorganisme (mahluk hidup) yang antara lain berupa
jamur, bakteri, virus, nematoda, MLO dan lain-lain. Sedangkan faktor abiotik antara lain
pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara atau keracunanunsur hara
(Mynature-faiq, 2010).
2.2. Virus
Virus adalah suatu partikel atau zarah sub-mikroskopis yang terdiri dari protein
kapsid di bagian luar protein kapsomer (coat)yang keduanya membungkus asam nukleat.
Asam nukleat bersifat menular dalam bentuk salah satu yaitu asam ribonukleat (RNA) atau
asam deoksorobonukleat (DNA). Asam nukleat virus memperbanyak diri (replikasi)
dengan bantuan ribosom sel inang, mensintesis protein mantel virus dan menggunakan
kemampuan sintetiknya untuk membuat cetakan dirinya membentuk lebih banyak RNA,
kemudian penggabungan protein virus dengan RNA hasil replikasi membentuk partikel
virus baru (virion). Ada perbedaan yang luas dalam morfologi dan ukuran virus, yang
sangat membantu dalam klasifikasi khususnya dalam mendeteksi virus. Pada dasarnya
virus tumbuhan dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk spherical atau berbentuk bulat
yang sering pula disebut polyhedral atau isometri, memanjang atau batang (elongate) dan
bentuk benang (filament).
2.3. Jamur/Cendawan
Didalam hidupnya, hifa-hifa tersebut dapat membentuk struktur khusus yang berfungsi
tertentu, antara lain : haustorium, sklerotium, apresorium, stroma, dan alat reproduksi
seperti : gametongium, sporangium dan sporangiofor, konidium dan konidiofor,
klamidospora dan bermacam badan buah (apotesium, peritesium, kleistosium, aservulus,
piknidium, sporodokium, koremium) (Semangun, H. 1996).
2.4. Bakteri
2.4. Nematoda
Nematoda atau cacing bulat, berbeda secara keseluruhan dari platyhelminthes dan
nemertines. Nematode dikenal dengan kulit ari tebal kasar di sisi luarnya dan didalamnya
ada tekanan hidrostatik yang tinggi. Mereka terlihat sama dan memberikan tekanan. Sulit
untuk melihat bagaimana bentuk lain dapat dijaga, karena ada sekitar satu juta spesies.
Pilum ini ada dimana-mana : nematoda hidup bebas di laut, air tawar dan habitat darat juga
parasit pada hewan dan tumbuhan. Mereka adalah hewan yang memiliki jumlah banyak
dan memainkan peran penting dalam siklus energi dan materi biosphere (Tjahjadi, Nur.
1989).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
annum L) warna.
4. Jamur Permukaan Nekrotis Jamur Fusarium
(Cendawan) biji pada moniliforme
tongkol
bewarna
4.2. Pembahasan
kedelai salah satunya adalah adanya penyakit hawar daun kedelai yang disebabkan
oleh Pseudomonas syringae. Adapun gejala yang ditunjukkan akibat serangan
Pseudomonas syringae pada tanaman kedelai yaitu adanya bercak pada daun, kadang-
kadang pada batang, tangkai daun dan polong. Bercak dapat berbentuk persegi, kecil,
tembus cahaya, kebasahan, berwarna kuning sampai coklat terang. Pusat coklat cepat
mongering dengan warna coklat kemerahan sampai hitam. Pada lingkungan yang cocok
maka bercak akan membesar lalu beberapa bercak bergabung membentuk bercak yang
lebih besar dan tidak beraturan, diikuti dengan bagian tengah bercak sobek sehingga daun
tampak berlubang dan daun lama kelamaan rontok. Infeksi pada bibit terjadi pada
kotiledon bagian pinggir. Bercak dapat membesar dan berwarna coklat gelap. Hal ini
mengakibatkan tanaman menjadi kerdil. Gejala yang bisa diamati adalah pada daun
terdapat bercak tembus cahaya, berwarna coklat tua, dikelilingi halo klorotik dan kebasah-
basahan. Pengendalian yang tepat untuk gejala ini dengan membakar dan membenam sisa
tanaman sakit pada kegiatan persiapan lahan dapat mengurangi sumber infeksi untuk
mencegah muncul penyakit baru ditanaman berikutnya, kedelai dirotasi dengan jenis bukan
inang bakteri misalnya jagung, padi, dan serelia lain, dan pengendalian kimiawi.
Gejala akan nampak pada tanaman padi yang sudah tuaberupa bercak nekrotik
pada upih daun sebelah luar dekat dengan permukaan air. Bercak meluas ke upih sebelah
dalam dan pangkal batang. Bercak berwarna gelap timbul dan lambat laun melebar
tergantung pada ketahanan daripada varietas. Kemudian cendawan menembus sampai
kebatang. Menjalarnya sampai kebatang padi yang bersamaan dengan membusuknya
seludang daun akan memperlemah batang padi dan rebah. Bila batang rebah sebelum
masak, hasil akan merosot, karena gabahnya tidak berkembang dengan baik dan
menuainya menjadi lebih sukar. Tanaman bisa rebah pada saat malai masak. Kerusakan
pada pangkal batang dapat menyebabkan sebagian biji hampa, buliran padi ringan dan
menjadi beras kapur. Gejala pembusukan pangkal batang tanaman padi ini dimungkinkan
karena serangan cendawan clerotium oryzae Catt. Istilah lain yang populer dari gejala
serangan penyakit ini adalah rebah kecambah, jamur akar merah, busuk pangkal batang
padi.
Cara Pengendalian :
Pengendalian secara fisik bisa dengan cara pengeringan petakan dan biarkan tanah
hingga retak sebelum dialiri lagi. Di samping itu tunggul-tunggul padi sesudah
panen harus dibakar atau didekomposisi.
Pengendalian secara biologis dengan memanfaatkan agen hayati. Agen hayati
adalah agen biokontrol yang beragam – seperti bakteri, jamur, virus – ada di alam.
Diantaranya bakteri antagonis yang memiliki kemampuan untuk melindungi
tanaman padi dari berbagai penyakit. Khusus untuk penyakit busuk batang padi
akibat infeksi jamur Sclerotium sp ini dengan pemanfaatkan agens bio control ;
Pseudomonas fluorescens, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis dan Bacillus
pumilus.
Pada umumnya penyakit yang sering menyerang tanaman cabai merah disebabkan
oleh cendawan, terutama disebabkan oleh lahan yang selalu lembab sehingga
memungkinkan cendawan berkembang dengan baik. Beberapa jenis penyakit penting yang
menyerang tanaman cabai merah, antar lain :
Gejala Serangan :
Daun yang terserang mengalami kelayuan mulai dari bagian bawah, menguning
danmenjalar ke atas ke ranting muda. Bila infeksi berkembang tanaman menjadi
layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup
hifa putih seperti kapas.
Apabila serangan terjadi pada saat pertumbuhan tanaman maksimum, maka
tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada
batang, maka buah kecil akan gugur.
Pengendalian:
Gejala Serangan :
Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang terletak pada
bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun
bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang tiba-
tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu permanen, sedangkan warna daun
tetap hijau, kadang-kadang sedikit kekuningan.
Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Bila
batang atau akar dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air yang jernih, maka
akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang dalam air menyerupai
kepulan asap. Serangan pada buah menyebabkan warna buah menjadi kekuningan
dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada
luka mekanis. Penyakit berkembang dengan cepat pada musim hujan.
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum, bakteri ini ditularkan
melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan, nematoda atau alat-alat
pertanian. Selain itu, bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam
tanah dalam keadaan tidak aktif. Penyakit ini cepat meluas terutama di tanah
dataran rendah.
Pengendalian :
Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi
dengan mencabut dan memusnahkan tanaman sakit.
Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.
yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar.
Penggunaan bakterisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir.
Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan pada varietas rentan
hingga 65%. Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh
daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase
pembungaan. Pangkal batang terserang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan,
bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, serta bagian kulit luarnya tipis.
Pangkal batang teriserang akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan
atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan
spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae,
Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum,
Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium. Di Sulawesi Selatan,
penyebab penyakit busuk batang yang telah berhasil diisolasi adalah Diplodia sp.,
Fusarium sp. dan Macrophomina sp.
Penularan
Pengendalian
Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang seperti BISI-1, BISI-4,
BISI-5, Surya, Exp.9572, Exp. 9702, Exp. 9703, CPI-2, FPC 9923, Pioneer-8,
Pioneer-10, Pioneer-12, Pioneer-13, Pioneer-14, Semar-9, Palakka, atau J1-C3.
Melakukan pergiliran tanaman.
Melakukan pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K rendah.
Drainase baik.
Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan
dengan cendawan antagonis Trichodermasp.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.