ACARA II
PATOGEN TANAMAN
Disusun Oleh :
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
PENDAHULUAN
Jamur adalah organisme heterotrof, tidak berklorofil, berinti sel, struktur somatiknya
terdiri dari filament yang bercabang-cabang, dinding sel mengandung selulosa atau kitin atau
keduanya bersama molekul organic lainnya. Umumnya berkembang biak dengan spora
Bagian vegetative jamur umumnya berupa benang-benang halus, memanjang, bersekat atau
tidak bersekat yang disebut hifa, dan kumpulan benang-benang hifa tersebut disebut miselium.
Didalam hidupnya, hifa-hifa tersebut dapat membentuk struktur khusus yang berfungsi tertentu,
antara lain : haustorium, sklerotium, apresorium, stroma, dan alat reproduksi seperti :
sporodokium, koremium).
b. Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu (unisellular) yang tidak mempunyai klorofil
dan berkembang biak dengan cara pembelahan (budding), hidup secara saprofitik atau parasitic
dan memperoleh makanan dari bahan organic yang mati atau masik hidup.
Sel bakteri ada yang berbentuk bola (coccus), tongkat (bacilli) dan spiral (spirillus). Bakteri ada
yang mempunyai organ untuk bergerak yang disebut flagella, dan ada pula yang tidak
mempunyai flagella (atricus). Golongan yang mempunyai flagella ada yang mempunyai satu
flagella pada bagian ujung sel bakteri dan disebut monotrichus (contoh : xanthomonas sp.), ada
yang mempunyai seberkas flagella yang merata diseluruh permukaan tubuh disebut
amfitrichus.
c. Virus
Virus adalah suatu partikel atau zarah sub-mikroskopis yang terdiri dari protein kapsid
di bagian luar protein kapsomer (coat)yang keduanya membungkus asam nukleat. Asam
nukleat bersifat menular dalam bentuk salah satu yaitu asam ribonukleat (RNA) atau asam
deoksorobonukleat (DNA). Asam nukleat virus memperbanyak diri (replikasi) dengan bantuan
ribosom sel inang, mensintesis protein mantel virus dan menggunakan kemampuan sintetiknya
untuk membuat cetakan dirinya membentuk lebih banyak RNA, kemudian penggabungan
protein virus dengan RNA hasil replikasi membentuk partikel virus baru (virion).
Ada perbedaan yang luas dalam morfologi dan ukuran virus, yang sangat membantu dalam
klasifikasi khususnya dalam mendeteksi virus. Pada dasarnya virus tumbuhan dapat
digolongkan ke dalam tiga bentuk spherical atau berbentuk bulat yang sering pula disebut
polyhedral atau isometri, memanjang atau batang (elongate) dan bentuk benang (filament).
lainya dari pengamatan koloni pada biakan dan pada tanda kerusakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit bisa muncul karena disuatu tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan.
Ini yang disebut segitiga penyakit dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah
satu faktor tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat
yang harus dipenuhi oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman harus peka,
penyebab penyakit harus virulen (fitdan ganas), dan lingkungan mendukung (Nasution,
2008).
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari tanaman
yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman sebagian besar
disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit tanaman lebih sering diklasifikasikan
oleh gejala mereka daripada oleh agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti
bakteri tanggal hanya dari 19 persen ( Jackson, 2009).
Tanaman yang sakit adalah tanaman yang tidak dapat melakukan aktifitasfisiologis
secara sempurna, yang akan mengakibatkan tidak sempurnanya produksi baik secara
kualitas maupun kuantitas. Secara umum penyakit tanamandiakibatkan oleh faktor biotik
dan abiotik. Faktor biotik adalah penyakit tanamanyang disebabkan oleh mikroorganisme
(mahluk hidup) yang antara lain berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, MLO dan lain-lain.
Sedangkan faktor abiotik antara lain pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara
atau keracunanunsur hara (Mynature-faiq, 2010).
Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain
dari patogen adalah mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen
yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiseluler (Warren, 2009)
Sebagian besar penyebab penyakit pada tumbuhan disebabkan oleh cendawan.
Golongan cendawan patogen tumbuhan memiliki anggota yang sangat beragam. Oleh
karena itu, kehadiran cendawan patogen tumbuhan perlu selalu diwaspadai (Sinaga, 2013).
Patogen tumbuhan adalah organisme yang dapat menyebabkan tumbuhan "sakit dan
menderita". Sakit dan menderita diartikan sebagai adanya perubahan fisiologis dan
struktural dari suatu tumbuhan. Pemberian penyakit pada tumbuhan dapat dilakukan dengan
melihat tiga hal, yaitu : Nama patogen Penyakit layu bakteri (Penyakit yang menyebabkan
tumbuhan layu dan disebabkan oleh sejens bakteri) Nama gejala Penyakit Busuk kaki hitam
(Penyakt yang menyebabkan tumbuhan membusuk pada bagian di antara batang dan
akar/kaki) Nama bagian tumbuhan yang terkena gejala Penyakit bercak daun (penyakit
yang menimbulkan gejala berupa bercak-bercak pada daun) (Hasna ,2012)
Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang
menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya
(Irzayanti, 2009).
Penyakit akan terjadi apabila ada patogen yang ganas menyerang tanaman yang rentan,
di dukung lingkungan yang mendukung patogen untuk menyerang tanaman yang rentan
(Roma, 2009).
Penyebab penyakit puru akar yaitu Meloidogyne spp. merupakan nematoda yang
berkembang sangat cepat dan mempunyai daya tekan tinggi terhadap pertumbuhan tanaman
dengan gejala khas terlihat pada akar, yaitu berupa bintil-bintil yang disebut dengan puru
akar (Pracaya, 2012)
Selain terbentuknya gall atau puru pada sistem perakarannya, tanaman yang terserang
Meloidogyne spp daunnya mengalami klorosis, tanaman kerdil, daunnya layu dan banyak
yang gugur, akar lebih sedikit, dan bila tanaman yang terserang hebat atau parah maka
tanaman yang terserang akan mati (Tjahjadi,2010).
BAB III
METODEOLOGI
3.1Alat dan bahan
1.Gambar dan beri keterangan biakan / kloni dan sediaan bagian tanaman abnormal.
2.Perhatikan dan catat ciri-ciri penting yang membedakan dari yang lainnya.
3.Sebutkan taksonominya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kingdom : Fungi
Devisi : Eumycota
Sub devisi : Ascomycotina
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Erysiphales
Famili : Capnodiaceae
Genus : Capnodium
Spesies : Capnodium sp
b.Jamur cercospora psidil pada daun jambu
Kingdom :Myceteae
Divisi :Amastigomycotae
Kelas :Deuteromycetes
Ordo :Moniliales
Famili :Dematiaceae
Genus :Cercospora
Spesies :Cercospora sp
4.2 Pembahasaan
a. Jelaga
Gejala seranganEmbun jelaga ia dengan menutupi permukaan atas daun .Apabila patogen
tersebut membentuk lapisan merata adalah Capnodium sp., sedang yang membentuk kelompok-
kelompok hitam berbulu adalah Meliola sp. Miselium cendawan ini hanya terdapat di
permukaan daun dan tidak masuk ke dalam jaringan. Untuk pertumbuhannya cendawan hanya
memakan embun madu yang melekat pada daun. Selaput hitam tipis pada permukaan daun
tersebut terbentuk dari hifa yang menjalin dan menenun. Apabila udara kering selaput dapat
lepas dari daun dan pecah menjadi bagian-bagian kecil yang terhembus angin dan beterbangan
kemana-mana. Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau, sedang pada musim hujan
berkurang, karena embun madunya tidak banyak. Tanaman di bawah naungan intensitas
serangannya cenderung lebih besar.
BAB V
KESIMPULAN
Penyakit pada tanaman biasanya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
a. Jamur adalah organisme heterotrof, tidak berklorofil, berinti sel, struktur somatiknya terdiri
dari filament yang bercabang-cabang, dinding sel mengandung selulosa atau kitin atau
keduanya bersama molekul organic lainnya. Umumnya berkembang biak dengan spora
b. Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu (unisellular) yang tidak mempunyai klorofil dan
berkembang biak dengan cara pembelahan (budding), hidup secara saprofitik atau parasitic dan
memperoleh makanan dari bahan organic yang mati atau masik hidup.
c. Virus adalah suatu partikel atau zarah sub-mikroskopis yang terdiri dari protein kapsid di
bagian luar protein kapsomer (coat)yang keduanya membungkus asam nukleat. Asam nukleat
bersifat menular dalam bentuk salah satu yaitu asam ribonukleat (RNA) atau asam
deoksorobonukleat (DNA). Asam nukleat virus memperbanyak diri (replikasi) dengan bantuan
ribosom sel inang, mensintesis protein mantel virus dan menggunakan kemampuan sintetiknya
untuk membuat cetakan dirinya membentuk lebih banyak RNA, kemudian penggabungan
protein virus dengan RNA hasil replikasi membentuk partikel virus baru (virion).
DAFTAR PUSTAKA