Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE

ACARA IX

MENGUKUR KUALITAS AIR IRIGASI

Nama : AnisaTurromah

NPM : E1J015057

Shift : A2, Senin (10.00-12.00 WIB)

Dosen : Dr. Ir Sigit Sudjatmiko, M.Sc

Co-Ass : HeriantySiringo-ringo

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Air merupakan regulator yang universal dimana hampir berbagai macam zat
terlarut di dalamnya dan berinteraksi langsung dengan sistem yang terdapat dalam
setiap organisme hidup. Kualitas air merupakan salah satu aspek yang semakin
banyak mendapatkan perhatian dan pengelolaan sumber daya air. Kualitas air
secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan ke kegiatan lain. Sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi
berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air mengacu
pada kandungan polutan yang terkandung dalam air dan kaitannya untuk
menunjang kehidupan ekosistem yang ada di dalamnya.
Air irigasi yang baikadalah air yang dapatmemenuhisegalafungsi air
tanpamenimbulkanefeksamping yang
dapatmengganggupertumbuhantanamandanmerusakstruktursertakesuburantanah.P
eraturanPemerintahNomor 82 tahun 2001 tentangPengelolaanKualitas Air
danPengendalianPencemaranmenyatakanbahwauntukmenjaminkualitas air yang
dinginkansesuaiperuntukannya agar tetapdalamkondisialamiahnya,
makaperludilakukanupayapengelolaankualitas air.
Klasifikasi dan kriteria air indonesia diatur dalam peraturan pemerintah
No. 82 tahun 2001. Berdasarka pengaturan pemerintah tersebut, kualitas air
diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu:
Kelas I : Dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluankonsum
si lainnya
KelasII : Dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidaya
an air tawar, peternakaan dan pengairan tanaman.
Kelas III : Dapat digunakan untuk pembudidayaan ika air tawar, peternakan
dan mengairi tanaman.
Kelas IV : Dapat digunakan untuk mengairi tanaman.
Kualitas air merupakansuatumutu yang ditetapkansesuaistandar yang ada.
Standarmutu yang digunakanberbeda-bedatergantungdaripenggunaan air
itusendiri.kualitas air irigasisalahdapatdilihatdarisegikimia, fisikadanbiologi.
Sedimenmerupakanendapantanah yang ikutterbawadalam
air.Adanyasedimendalampenyaluran di saluranirigasitentunyaharusdiminimalkan.
Hal tersebutdikarenakandapatmenurunkankualitas air irigasi. Air
irigasiapabiladialirkandalamsuatulahandan
airtersebutmengandungsedimenmakadapatmengubahtekstursuatutanahtersebut.
Serta dapatmerugikankarenamempersempitsaluran yang
disebabkanbanyakendapansedimen yang ada.
Secara sederhana, kualitas air dapat diduga dengan melihat kejernihannya
dan mencium baunya. Namun ada bahan-bahan pencemar yang tidak dapat
diketahui hanya dari bau dan warna, melainkan harus dilakukan serangkaian
pengujian. Hingga saat ini, dikenal ada 2 jenis pendugaan kualitas air yaitu fisik-
kimia dan biologi.
Parameter kimiamenyatakankandunganunsur/senyawakimiadalam air,
sepertikandunganoksigen, bahanorganik (dinyatakandengan BOD, COD, TOC),
mineral ataulogam, derajatkeasaman, nutrient/hara, kesadahan,
dansebagainya.Parameter
mikrobiologismenyatakankandunganmikroorganismedalam air, sepertibakteri,
virus, danmikroba pathogen lainnya.Berdasarkanhasilpengukuranataupengujian,
air sungaidapatdinyatakandalamkondisibaikataucemar.

1.2 Tujuan
Tujuanpraktikuminiyaitumengukurdanmembandingkankualitas air
irigasidariberbagaitempat di Bengkulu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Endrah (2010),air merupakanbahan yang sangatpentingbagikehidupan.
Fungsi air tidakpernahdapatdigantikanolehsenyawa lain. Air
jugamerupakansalahsatukomponenutamadalambahandanprodukpangan.Air
memilikimanfaat yang sangatbanyak yang bergunabagimahlukhidup di bumi,
sehingga air mempunyaiperanan yang
pentingdalammelangsungkankehidupan.Rumus kimia air dalam lingkungan
laboratorium adalah H2O. Tetapi kenyataannya di alam, rumus tersebut menjadi
H2O + X, dimana X berbentuk karakteristika bilogik (bersifat hidup) ataupun
berbentuk karakteristika non biologi (bersifat mati).
SelanjutnyaSusila(2013)mengemukakanbahwa air irigasi yang cukup
dengan kualitas air yang sesuai dengan peruntukan tanaman dapat mendukung
pertanian sehat. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air
adalah baku mutu air, yaitu batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan
pencemar dalam air tetapi masih sesuai dengan peruntukannya. Sesuai keputusan
Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup Negara tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkungan, air irigasi termasuk golongan D yang
diperuntukkan bagi pertanian dan dapat pula digunakan untuk usaha perkotaan,
industri, dan listrik tenaga air. Persyaratan kualitas air golongan D ini lebih rendah
disbanding golongan A, B, dan C yang berturut-turut diperuntukkan bagi air
minum, mandi, serta peternakan dan perikanan. Berbagai persyaratan tersebut
meliputi sifat fisik, kimia dan biologi.
Wirawan (1991) menyatakan saluran irigasi teknis dibangun ditunjukkan
dengan adanya sekat sebagai saluran tempat mengalirnta air. Untuk mengatur
volume dan kecepatan air, saluran harus dibagi-bagi. Adanya kotoran dan sampah
yang tertimbun juga dapat mengganggu aliran air. Saluran air juga dapat
membendung jika terjadi banjir sewaktu-waktu.
MenurutSudjarwadi (1990), analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah
satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern
irigasi. Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan
oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal.
Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET),
sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti
penyiapan lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian.
MenurutMarwah Sitti (2011), kualitas air yang meliputi karakteristik fisik
airdiantaranya :
a. Kekeruhan: Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan
bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
b. Temperatur: Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar
oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag
mungkin saja terjadi.
c. Warna: Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-
bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa
organik serta tumbuh-tumbuhan.
d. Solid (Zat padat): Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga
dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat
menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
e. Bau dan rasa: Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam
air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam
kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Nawawi (2011), menyatakan kriteria air yang bagus digunakan dalam sektor
pertanian, antara lain air tersebut tidak memiliki konsentrasi garam yang tinggi
karena dengan tingginya tingkat konsentrasi garam maka akan meningkatkan
tekanan osmotic yang berpengaruh dalam penghambatan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Selain itu, air yang bagus digunakan untuk pertanian juga
harus memiliki kandungan sodium yang rendahsebab air yang baik bagi
pertumbuhan tanaman adalah yang bersodium rendah. Kriteria lain adalah nilai
pH berkisar antara 6,5 – 8,4 atau pH netral, selain itu, air yang baik untuk
pertanian juga harus memilih nutrisi yang tidak berlebih karena apabila nutrisinya
berlebih maka akan mengurangi kualitas hasil pertanian.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktudantempatpraktikum
Melaksanakan pratikum tentang kualitas air irigasi inidengan mengambil
sampel air irigasi di Curup, Kemumu,dan TanjungAgung.Menganalisis sedimen
dan kualitas airdi laboratorium Agronomi.
3.2Bahandanalat
Bahan:water sample ( air saluran irigasi Curup, air saluran irigasi Tanjun

gAgung,dan air saluran irigasi kemumu).

Alat : pH stick, conductivity meter, thermometer, ember kapasitas 10 lit

er, botol 1,5 liter, pengaduk, oven, cawan aluminium, timbangan


analitik.

3.3 Metodepraktikum
1 Mengambil sampel air pada saluran irigasi primer, sekunder dan saluran
drainase. Pada saluran primer mengambil sampel air di 3 titik yaitu pada
bagian tengah dan dua pada bagian tepi saluran, masing-masing tepi kanan
dan kiri.
2 Mengambil contoh air di masing-masing titik dengan menggunakan water
sampler. Mencatat ketinggian air di saluran dan menurunkan water sampler
sampai ½ ketinggian air. Khusus untuk saluran drainase, pengambilan sampel
air menggunakan gayung karena dangkal.
3 Saat mengambil sampel air dilakukan pengukuran pH dengan pH stick dan
pengukuran suhu.
4 Mengkomposit air yang diambil dari ketiga titik didalam ember dan setelah itu
mengaduk kemudian dimasukkan ke dalam botol berkapastas 1,5 liter
5 Membawa ke laboratorium untuk menganalisis diantaranya:
a. Menguji bau dan warna sampel air
b. Mengukur kadar garam dengan cara mengukur daya hantar listrik
sampel air
c. Mengukur sedimen atau kekeruhan sampel air dengan cara:
 Mengaduk air selama 5 menit
 Menimbang berat cawan alumunium sebelum digunakan (a)
 Mengambil air yang telah homogen ± 100 ml memasukkan ke
dalam cawan alumunium kemudian mengoven pada suhu 1050 C
sampai mengering (sekitar 48 jam)
 Menimbang berat keseluruhan setelah di oven (b)
 Menghitung berat sedimen (b-a) gram. Menghitung kosentrasi
dengan persamaan : kosentrasi (gram/L) = berat sedimen
(gr)/volume air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1.1hasipengamatankualitas air tigalokasi.

Berat Berat
Asal Kadar
Jumlah DHL Suhu kertas kertas
No saluran pH garam Warna Bau B-A
(ml) (µs) (ᵒC) awal akhir
air (mg/l)
A (gr) B (gr)

Tak
1 Kemumu 100 69,1 7,47 25,3 41,4 Bening 0,940 1,01 0,07
berbau

Tanjung Bau
2 100 155,8 7,26 14,1 93,2 Keruh 0,950 1,08 0,13
Agung lumpur

Bening Bau
3 Curup 100 206 7,36 25,3 123,1 0,923 1,523 1,6
kekeruhan lumpur

Tabel 4.1.2hasilpengamatankadargaram (salinitas) DHL dengankonduktiviti


meter.

No DHL (µs) pH Suhu(ᵒC) Kadar garam(mg/l) Kandungan


1 7,6 7,6 14,1 69,7 Sedikitgaram
2 6,8 6,8 14,1 4,14 Air biasa
3 28,9 6,8 14,1 17,4 Banyakgaram

4.2 Pembahasan

Padapraktikumkualitas air irigasi yang


bertujuanuntukmengukurdanmembandingkankualitas air
irigasidariberbagaitempat di Bengkulu. Kami menggunakansampel air
irigasidaritigatempatataulokasi di Bengkulu yaitu air irigasiKemumu,
TanjungAgungdanCurup.
Dari hasilpengamatan air dariKemumudenganjumlah 100 ml yang
sebelumnyadisaringdengankertassaring yang memilikiberat 0,940 gr
danberatsetelahdisaringmenjadi 1,01 gr sehinggaberatsedimen air
irigasikemumusebesar 0,07 gr. Untukdayahantarlistriknyasebesar 69,1µs, pH nya
7,47 dansuhusebesar 25,3ᵒCdankadargaram yang dimilikisebesar 41,4 mg/l. Air
irigasidariKemumumemilikiwarna yang beningdantidakberbau.

Untukberatkertassebelummenyaring air TanjungAgungberatnyayaitu 0,950


gr danberatsetelahmenyaring 100 ml air menjadi 1,08 grjadiberatsedimen yang
diperolehyaitu 0,13 gr. Dayahantarlistrik yang dimiliki air TanjungAgungyaitu
155,8µsdengan pH 7,26 dansuhu 14,1ᵒCsertakadargaramnyasebesar 93,2 mg/l. Air
inimemilikiwarna yang keruhdanmemilikibaulumpur.

Beratkertassebelummenyaring air dariCurupberatnya 0,923 gr


danberatsetelahmenyaring 100 ml air menjadi 1,523 gr jadiberatsedimen yang
diperolehyaitu 0,6 gr. Dayahantarlistrik yang dimiliki air
dariCurupyaitu206µsdengan pH 7,36
dansuhu25,3ᵒCsertakadargaramnyasebesar123,1 mg/l. Air inimemilikiwarna yang
beningkekeruhandanmemilikibaulumpurseperti air dariTanjungAgung

.Pada data tabel 4.1.2


untukhasilpengamatandayahantarlistrikkadargaramdengganmenggunakankondukti
viti meter yang memilikikandungansedikitgaramyaitu yang
memilikidayahantarlistrik 7,6µs , pH 7,6 , suhu 14,1ᵒCsertakadargaramsebesar
69,7 mg/l. Dayahantarlistrik 6,8µsdan pH 6,8 suhu 14,1ᵒCsertakadargaram 4,14
mg/l merupakan air biasatanpaadanyakandungangaramsedikit pun. Dan untuk
yang terakhirmemiliki DHL sebesar28,9µs , pH 6,8 dansuhu
14,1ᵒCsertakadargaram 17,4 mg/l itumerupakan air yang
memilikibanyakkandungangaramkarnasemakintinggidayahantarlistrikmakasemaki
nbanyak pula kadargaram yang terdapatpada air tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang


telahdilakukandapatdisimpulkanbahwasetelahmelakukanpenggukuran air
irigasidaritigalokasiyaitu di Kemumu, TanjungAgungdanCurup, air
dariKemumuadalah air yang
baguskarnatidakberwarnadanberaromasertamemilikikadargaram yang
sedikitkarenasalahsatukriteriakualitas air yang bagusyaitu yang
memilikikadargaram/sodium yang rendah.

5.2 Saran
Saran yang dapatsayaberikanyaitu agar co-ass
dapatmengkoordinirpraktikan-praktikandalammelakukankegiatanpraktikum agar
seriusdantidakbermain-main ataubanyakbicarasaatpraktikum agar
kegiatanpraktikumdapatberjalanaman, cepatdantepatwaktu.
DAFTAR PUSTAKA

Endrah 2010.Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi. Yogyakarta.

Marwah, Sitti 2011. Daerah Aliran Sungai (Das) sebagai Satuan Unit Perencana
an Pembangunan Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan. Program Pasca
Sarjana / S3, Institut Pertanian Bogor.
Nawawi. 2011. Kualitas Air dan Kegunaannya di Bidang Pertanian. Departemen
Pendidikan. Jakarta.
Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi. Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik,
UGM, Yogyakarta.
Susila, A. D. dan R. Poerwanto. 2013. Irigasi dan Fertigasi. Modul IX – Bahan

Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Hortikultura. Bogor : Institut Pertanian


Bogor.

Wirawan. 1991. Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi, hal 141-
167. dalam E. Pasandaran (edt). Irigasi di Indonesia Strategi dan
Pengembangan. LP3ES. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai