Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN

PARASITOLOGI
KELOMPOK 3
PENANGKAPAN MIKROORGANISME

Dosen pengampu:
Ayu ina S. M. Pharm, Sci
Apt. Atalia tamo ina bulu. M.farm.

Anggota kelompok:
1. Rahayu febrina listiani (B1222034)
2. Shafera maharani (B1222038)
3.Thomas candra tri (B1222040)
4 Rina yunitasari (B1222036)
5.Laili nuril hidayah (B1222025)

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGII ILMU FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. mahasiswa dapat melakukan penangkapan mikroorganisme pada udara,
air, dan kulit menggunakan media NA.
2. mahasiswa dapat menumbuhkan fungi endofit menggunakan media PDA.

B. DASAR TEORI
Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran
beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah
bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik
masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus
yang hanya nampak dengan mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1990). Pada
praktikum ini kita akan mnumbuhkan bakteri dan fungi endofit.
Bakteri merupakan salah satu golongan mikroorganisme prokariotik
(bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti
namun mampu hidup dimana saja (Jawetzet al., 2004) Bakteri adalah
kelompok organisme mikroskopis yang pada umumnya bersel tunggal, dan
tidak memiliki membran intisel. Pada umumnya organisme ini memiliki
dinding sel namun tidak berklorofil. walaupun berukuran kecil bakteri
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, beberapa kelompok bakteri
dikenal bermanfaat untuk kehidupan, antara lain bakteri telah digunakan
dalam sektor industri pangan. namun ada juga bakteri yang merugikan,
seperti bakteri yang membusukkan bahan-bahan makanan dan bahkan
menyebabkan infeksi dan penyakit bagi manusia (Irnaningtyas (2016)
Identifikasi bakteri dilakukan dengan cara mengamati morfologi
koloni meliputi bentuk koloni bakteri, warna koloni, tepi koloni, dan elevasi
(kenaikan permukaan) koloni bakteri (Nurhari 2009). Berikut morfologi
koloni:

1. Bentuk koloni: titik, bulat, berbenang, tak teratur, menyerupai akar.


2. Kenaikan permukaan koloni: rata, timbu, datar, melengkung, cembung.
3. Tepi koloni: utuh, berombak, berbelah, bergerigi, berbenang-benang.
4. Ukuran koloni: diukur diameternya jika bentuknya tidak bulat maka
diukur bagian terpendek dan terpanjangnya.
5. Tekstur koloni: halus atau kasarnya permukaan, basah atau kering,
transparan.
6. Warna koloni: putih, kuning, hijau, merah.

Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri Gram


positif dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif merupakan flora normal pada tubuh manusia. Flora normal
adalah mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa menimbulkan
penyakit pada inang yang ditempati. Pada kulit normal biasanya ditempati
sekitar 102-106CFU/cm2bakteri (Trampuz dan Widmer, 2004).

Berbagai macam bentuk dan ukuran bakteri mulai dari yang berbentuk
sferis sangat kecil, silindris, batang spiral, batang berflagel hingga rantai yang
berfilamen dapat ditemukan dihampir semua bagian bumi ini
(Soedarto,2015). Berikut bentuk-bentuk bakteri :

1. Bakteri berbentuk bulat (bola)


Bakteri dengan bentuk bulat disebut juga kokus (coccus) dapat dibagi
menjadi 5 yaitu sebagai berikut:
a. Monokokus, merupakan bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya
adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kencing nanah
yaitu Neisseria gonorrhoeae.
b. Diplokokus, merupakan bakteri berbentuk bola yang bergandengan
dua-dua misalnya adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
pneumonia yaitu Streptococcus pneumoniae.
c. Sarkina, merupakan bakteri berbentuk bola yang tersusun empat-
empat sehingga menyerupai kubus.
d. Streptokokus, merupakan bakteri berbentuk bola yang tersusun
memanjang seperti rantai misalnya adalah bakteri Streptococcus
pyogenes.
e. Stafilokokus, merupakan bakteri berbentuk bola yang berkoloni
membentuk gerombolan sehingga menyerupai buah anggur misalnya
adalah bakteri Streptococcus aureus. (Irianto,2014)
2. Bakteri berbentuk batang
Bakteri dengan bentuk batang dengan nama lainnya adalah basilus dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Basil Tunggal, merupakan bakteri yang hanya terdiri dari satu batang
saja, misalnya adalah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tifus
yaitu Salmonella typhi.
b. Diplobasil, merupakan bakteri yang berbentuk batang dan
bergandengan dua-dua.
c. Streptobasil, mpakan bakteri berbentuk batang yang tersusun
bergandengan memanjang menyerupai rantai, misalnya adalah
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit antraks yaitu Bacillus
antracis (Irianto,2014).
3. Bakteri berbentuk melilit
Bakteri berbentuk melilit dapat disebut juga spiral atau spirillum yang
dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Spiral, merupakan bakteri yang berbentuk menyerupai spiral,
misalnya adalah bakteri Helicobacter pylori.
b. Vibrio, merupakan bakteri yang berbentuk koma, misalnya adalah
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kolera yaitu Vibrio
cholerae.
c. Spirochaeta, merupakan bakteri yang berbentuk spiral tetapi
mempunyai kelenturan yang pada saat bergerak dapat
memanjangkan dan mengerutkan tubuhnya, misalnya adalah bakteri
Treponema pallidum penyebab penyakit sifilis.

Fungi adalah salah satu jenis mikroba yang banyak ditemukan di alam
yang hidupnya memerlukan zat-zat organik dari organisme lain (Mulyawati
dkk., 2019) Fungi merupakan organisme Protista eukariotik yang sangat
sederhana, berspora, berupa sel atau benang bercabang dengan dinding yang
berasal dari seulosa dan kitin yang umumnya berkembang biak baik secara
seksual maupun aseksual (Harti, 2014). Fungi juga merupakan salah satu
organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian
tanaman, seperti akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya.
Permukaan daun yang terserang fungi akan menyebabkan bercak–bercak
kecokelatan, muncul miselium berwarna putih atau jingga yang dapat meluas
ke seluruh permukaan, sehingga daun menjadi kering dan rontok atau busuk
(Robinson, 2001) Definisi pertumbuhan dalam mikrobiologi adalah
pertambahan volume sel, karena adanya pertambahan protoplasma dan
senyawa asam nukleat yang melibatkan sistesis DNA dan pembelahan
mitosis. Fungi hidup sebagai saprofit, parasit dan simbiont. Sebagai saprofit
aktivitas fungi berperan dalam siklus nutrien di tanah, sebagai parasit fungi
tumbuh pada organisme hidup yang lain dan sebagai simbion fungi dapat
mempengaruhi kehidupan tanaman tertentu (Gandjaret al., 2006).Usuman
dan Fitriyaningsih (2011),

Pada umumnya pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh faktor substrat,


kelembapan, suhu, derajat keasaman (pH) dan senyawa-senyawa kimia di
lingkungannya (Usuman dan Fitriyaningsih 2011):

1. Subtract
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi kehidupn fungi. Nutrien
baru dapat dimanfaatkan oleh fungi setelah fungi mengekskresikan
enzim-enzim ekstraselular yang dapat mengurai senyawa-senyawa
kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana (Gandjar dkk., 2018).
2. Kelembapan
Kelembaban merupakan faktor yang sangat penting untuk
pertumbuhan fungi. Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti
Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan dengan kelembaban 90%,
sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium, Fusarium dan banyak
hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan yang lebih rendah,
yaitu 80%. Fungi yang tergolong xerofilik tahan
hidup pada kelembapan 70%, misalnya Wallamia sebi, Aspergillus
glaucus, banyak strain Aspergillus tamarii dan Aspergillus flavus
(Gandjar dkk., 2018)
3. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan,
fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil dan termofil.
Kisaran suhu pertumbuhan suatu fungi merupakan hal yang sangat
penting diketahui, terutama ketika isolat-isolat tertentu akan digunakan
untuk kepentingan industri
(Gandjar dkk., 2018).
4. Derajat keasaman lingkugan
pH substrat merupakan hal penting untuk pertumbuhan fungi, karena
enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan
aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyukai pH di bawah
7.0. Jenis-jenis khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH cukup rendah,
yaitu pH 4,5-5,5 (Gandjar dkk.,2018).
5. Bahan kimia
Bahan kimia sering digunakan untuk mencegah pertumbuhan fungi.
Misalnya natrium benzoat dimasukkan ke dalam bahan pangan sebagai
pengawet karena senyawa tersbut tidak bersifat toksik untuk manusia.
Senyawa formalin juga disemprotkan pada tekstil yang akan disimpan
untuk waktu tertentu sebelum dijual. Hal tersebut dilakukan untuk
mencegah pertumbuhan kapang yang bersifat selulolitik yang dapat
merapuhkan tekstil, atau meninggalkan noda-noda hitam akibat sporulasi
yang terjadi, sehingga menurunkan kualitas bahan tersebut. Dalam
pertumbuhannya, fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
diperlukan lagi dan mengeluarkannya ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan suatu tameng bagi dirinya sendiri terhadap serangan
oleh organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme (Gandjar
dkk., 2018).
Fungi mempunyai alat reproduksi yang berfungsi untuk berkembang
biak, reproduksi fungi berlangsung melalui dua cara, bergantung pada jenis
dan keadaan lingkungan dimana fungi berada. Dua cara umum yang diketahui
adalah cara aseksual dan cara seksual (Hadiastono, 2006)

1. Reproduksi aseksual
Reproduksi aseksual hampir dilakukan oleh semua klas fungi,
walaupun caranya berbeda-beda bergantung pada klasnya. Pada
Phycomycetes pembiakan seksual terjadi diawali dengan pembentukan
sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk dalam kantong yang disebut
sporangium (kotak spora). Pada ordo tingkat rendah sporangiospora tidak
berdinding. Pada golongan fungi yang tingkatannya lebih tinggi lagi akan
membentuk konidia (Hadiastono,2006)
2. Reproduksi seksual
Reproduksi ini berlangsung dengan bermacam cara bergantung dari
kelasnya, khusus untuk Deuteromycetes (fungi imperfek), pembiakan
seksualbelum diketahui. Pada Phycomycetes yang paling sederhana,
pembiakannya dengan persatuan antara dua gamet yang sama dalam sifat
morfologi dan disebut isogamete. Proses persatuannya disebut isogami.
Pada fungi yang lebih tinggi tingkatannya terjadi persatuan antara dua sel
kelamin yang tidak sama morfologinya dan ini disebut heterogamet.
Proses pertemuannya disebut heterogami atau anisogami. Gamet-gamet
yang berukuran kecil adalah sel jantan disebut antheridium dan yang
betina berukuran lebih besar disebut oogonium.

Berdasarkan kenampakannya fungi dikelompokkan menjadi 3 yaitu,


kapang (molds), khamir (yeast) dan cendawan (mushrooms). Kapang
merupakan kelompok fungi yang memiliki miselium yang terbentuk dari
kumpulan hifa yang umumnya berwarna putih, sedangkan khamir merupakan
kelompok fungi uniseluler dan cendawan adalah kelompok fungi
makroskopis yang memiliki tubuh buah yang mencolok (Vidiana, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
- cawan petri
- lampu spiritus
- pinset
- ose

2. BAHAN
- media nutrient agar
- roti ber fungi
- alkohol 70%
- larutan antiseptik
D. SKEMA KERJA
1. MENANGKAP MIKROORGANISME UDARA

Buka tutup cawan petri lempengan media dan letakkan dasar cawan petri
menumpang pada tutupnya ( tutup cawan petri Dalam posisi menutup )

Biarkan selama 30 menit

Setelah 30 menit tutup kembali cawan petri

2. MENANGKAP MIKROORGANISME AIR

Buka kran sebesar – besarnya selama 2 menit



Kran di tutup rapat dan bagian luarnya di lewati nyala api
spiritus

Buka kembali kran sebesar-besarnya

Atur kran hingga aliran menjadi tetes demi tetes

Tamping 1 tetes air pada cawan petri yang telah berisi lempengan
media

Ratakan tetesan tersebut secara aseptis

3. MENANGKAP MIKROORGANISME KULIT


Dasar cawan petri di bagi menjadi 2 sektor dengan menggunakan spidol beri tanda
1 dan 2

Buka sedikit tutup cawan petri di sekitar nyala api , sektor 1 di sentuh dengan 3 jari tangan ( telunjuk
,jari tengah ,jari manis )

Cuci tangan tersebut dengan bahan yang di tentukan

Sentuh sector 2 dengan 3 jari yang sudah di cuci

4. PENANAMAN FUNGI ENDOFIT


Isolasi fungi endofit
Siapkan bahan alam yang akan di gunakan

Cuci bersih bahan tersebut dan potong – potong

Rendam dengan alkohol 70% selama 1 menit

Potong sampel dikeringkan di atas kertas saring steril selama beberapa
menit

Siapkan media PDA ke dalam cawan petri dan beri suspensi antibiotik

Masing –masing potongan sampel kemudian diletakan di atas media PDA
(potato dextroe agar ) dengan posisi permukaan belahan menempel pada
agar medium

Sampel di letakan di atas medium dengan diberi tekanan , dan bagian


potongan berada di atas medium

Inkubasi selama 2-14 hari pada suhu 27 -29 ◦ c (suhu ruang)
Buat blangko control negatif ,yaitu cawan petri berisis lempengan
media yang tidak ditumbuhi mikroorganisme .inkubasikan semua cawan petri
pada suhu 37 ◦c selama 24 jam (untuk menumbuhkan bakteri ) atau pada suhu
kamar selama 3 x 24 jam ( untuk menumbuhkan jamur ).

E. HASIL PERCOBAAN
1. Tabel pengamatan untuk mikroorganisme udara, air, dan kulit

Mikro Jumla Bentuk Warna Ukuran Tekstur Tepi Kenaikan


organism h (jumlah (jumlah (jumlah (jumlah (jumlah permukaa
e koloni ) ) ) ) ) n (jumlah)
Udara 99 4 2 5 3 3 3
Air 9 2 2 3 1 2 1
Kulit 13 3 1 1 2 2 2
a. Bakteri pada udara, dapat diketahui bahwa :
 Jumlah koloni : 99
 Bentuk : titik, bulat, serupa akar, tak teratur
 Warna : putih, kuning
 Ukuran : 3 cm, 2 cm, 0,9 cm, 0,3 cm, 0,1 cm
 Tekstur : halus, transparan, basah
 Tepi : utuh, berbenang-benang, berbelah
 Kenaikan permukaan : rata, timbul, datar

b. Bakteri pada air, dapat diketahui bahwa :


 Jumlah koloni : 9
 Bentuk : tak teratur, bulat
 Warna : kuning, putih
 Ukuran : terpanjang (15 cm), 0,4 cm, 1 cm
 Tekstur : rata
 Tepi : berombak, utuh
 Kenaikan permukaan : rata

c. Bakteri pada kulit, dapat diketahui bahwa :


 Jumlah koloni : 13
 Bentuk : tak teratur, bulat, titik
 Warna : putih
 Ukuran : terpanjang (15 cm)
 Tekstur : halus, transparan
 Tepi : utuh, berombak
 Kenaikan permukaan : datar, melengkung

2. Pengamatan untuk penanaman fungi endofit


Dari penanaman fungi endofit dari roti yang sudah berjamur,
didapatkan pertumbuhan jamur pada media dengan memiliki sifat
makroskopisnya seperti berwarna merah dan hijau, bertekstur kasar, dan
tumbuh memenuhi media PDA.

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
TUGAS

1. Sebutkan perbedaan ciri fisik antara koloni bakteri dan fungi ?


Jawab : perbedaan utama antara koloni bakteri dan jamur adalah koloni bakteri
berbentuk koloni kecil, halus atau kasar dengan batas tertentu, sedangkan koloni
jamur adalah koloni besar dengan penampilan kabur. Dan juga, koloni bakteri
terlihat basah dan mengkilap sedangkan koloni jamur seperti bubuk.

2. Apa perbedaan yang terjadi pada cara kerja nomor 3 dan mengapa terjadi
demikian ?
Jawab :

3. Apa fungsi blangko pada percobaan diatas ?


Jawab :

4. Media apa yang dapat digunakan untuk menumbuhkan fungi? Mengapa?


Jawab : menumbuhkan fungi dapat menggunakan media PDA (Potato
Dextrose Agar), karena memiliki pH rendah, sehingga baik untuk
pertumbuhan jamur
LAMPIRAN

Pemindahan media NA ke Penangkapan


Penanaman fungi endofit
cawan petri mikroorganisme air

Gambar

Penangkapan Penangkapan Hasil penangkapan


mikroorganisme udara mikroorganisme kulit mikroorganisme kulit
Hasil penanaman fungi Hasil penangkapan Hasil penangkapan
endofit mikroorganisme udara mikroorganisme air

Anda mungkin juga menyukai