PENDAHULUAN
Suatu suspensi dari mulai diolah sampai menjadi suatu bentuk produk
yang pada akhirnya sampai ke pasien membutuhkan waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu, sediaan tersebut harus tetap stabil, baik dalam
penyimpanan maupun dalam penggunaan. Hal ini dimaksudkan agar obat
dalam bentuk, bau, dan rasanya dapat diterima pasien dalam keadaan yang
baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas fisik suspensi adalah
volume sedimentasi, sifat alir, dan ukuran partikel (Ansel, 1989).
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.2 Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu
suspensi yang siap digunakan atau suspensi yang direkonstitusikan dengan
sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Jenis produk ini
umumnya campuran serbuk yang mengandung obat dan bahan pensuspensi yang
dengan melarutkan dan pengocokan dalam sejumlah cairan pembawa (biasanya air
murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.
1. Macam-macam Bentuk Sediaan Suspensi :
Suspensi dalam dunia farmasi terdapat dalam berbagai macam bentuk, hal
ini terkait dengan cara dan tujuan penggunaan sediaaan suspensi tersebut.
Beberapa bentuk sediaan suspensi antara lain:
a. Suspensi injeksi intramuskuler (mis: suspensi penisilin)
c. Per oral
d. Rektal
f. Patch transdermal
2. Stabilitas suspensi
W = γ . ∆A
18η
HH OR HH
OR HH H H
H OR CH,OR n
R = ‐H‐CH2‐CH2‐CHOH‐CH3
Gambar 1. Struktur HPMC
a. Pengisi
Laktosa
CH,OH
CH,OH
HH OH
HO
OH HH
HOH HH
H OH
H OH
Hasil
Evaluasi antasida dilakukan untuk berbagai parameter seperti konfirmasi pembentukan
kompleks, pH, bau, rasa, viskositas, volume sedimentasi dan redispersibilitas.
Pembahasan
a. Kandungan Aluminium Hidroksida, dan Magnesium Hidroksida
Rata-rata setara kandungan aluminium oksida dan magnesium hidroksida dari
berbagai produk antasida ditentukan. Dalam banyak kasus, metode yang digunakan
untuk memberi label pada isi suspensi antasida membuatnya tidak mungkin untuk
membandingkan hasil pengujian dengan klaim label. Variasi yang luas dalam basis
dan unit yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi menyebabkan kebingungan
tentang konten sebenarnya dari beberapa produk. Survei produk antasida cair
menunjukkan bahwa luas kisaran ada dalam rasio persentase aluminium oksida
setara dengan persentase magnesium hidroksida. Ketersediaan produk antasida
dengan berbagai rasio aluminuin hidroksida terhadap magnesium hidroksida
memungkinkan seleksi individual dalam hal efek sembelit-pencahar.
b. Kandungan Natrium
Faktor penting lain yang terkait dengan komposisi suspensi antasida adalah
kandungan natrium. Kandungan natrium rata-rata berkisar antara 0,68 hingga 11,3
mg/5 ml. Namun, kapasitas penetral asam rata-rata berkisar antara 28,3 hingga 9,6
meq/5 ml dan, oleh karena itu, volume suspensi antasida yang diperlukan untuk
menetralkan 40 meq asam berkisar antara 7,1 hingga 20,9 ml, tergantung pada
produknya. Dengan demikian, variabel yang lebih baik untuk mengevaluasi
kandungan natrium suspensi antasida adalah jumlah natrium yang terkandung
dalam volume suspensi antasida yang diperlukan untuk menetralkan 40 meq asam,
berdasarkan kapasitas penetral asam yang sebenarnya.
c. Sifat Antasida
Sifat antasida dari suspensi antasida agak lebih sulit, untuk dinilai, sebagian besar
karena banyaknya tes in vitro dan terbatasnya data tentang korelasi in vitro dan in
vivo. Sampai saat ini, kapasitas konsumsi asam adalah tes resmi untuk antasida. Tes
antasida awal pada dasarnya adalah tes skrining untuk produk antasida dan
menjamin kapasitas penetralan minimal. Tes kedua adalah uji kapasitas penetral
asam. Tes ini juga menunjukkan korelasi yang relatif tinggi dengan jumlah teoritis
asam yang harus dinetralkan berdasarkan pengujian. Karena kondisi pengujian, uji
kapasitas pengasaman, seperti uji kapasitas konsumsi asam, tampaknya berfungsi
sebagai uji tidak langsung daripada sebagai uji sifat antasida.
d. Kualitas Produk
Variabel kualitas suspensi antasida meliputi keseragaman konten, tingkat netralisasi
asam yang konsisten, dan kandungan mikrobiologis yang dapat diterima. Sebagian
besar suspensi antasida memiliki koefisien variasi untuk kandungan aluminium
hidroksida atau magnesium hidroksida setara kurang dari 10%. Namun, hanya
setengah dari suspensi antasida yang memiliki koefisien variasi gabungan (untuk
kedua komponen) kurang dari 10% (kisaran 2, 6 hingga 65, 3%). Koefisien variasi
yang tinggi untuk beberapa suspensi antasida mungkin disebabkan oleh perubahan
yang dilakukan dalam komposisi produk oleh pabrikan tanpa pernyataan yang
sesuai pada label.
e. Pemilihan Produk
Volume antasida yang diperlukan untuk menetralkan 40 meq asam harus kurang
dari 15 ml. Antasida harus berkontribusi kurang dari 10% (50 mg) dari
Natrium harian diizinkan dalam diet ketat yang dibatasi natrium bila digunakan
dalam rejimen tujuh dosis per hari masing-masing mampu menetralkan 40 meq
asam. Setidaknya 90% antasida harus bereaksi dalam 15 menit pada pH 3 dan 37
°C. Keseragaman kandungan, diukur sebagai koefisien gabungan variasi untuk
aluminium oksida dan magnesium hidroksida yang setara, harus kurang dari 10%.
BAB IV
KESIMPULAN
Antasida yang telah disiapkan dengan Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida
menunjukkan hasil yang memuaskan dalam setiap aspek parameter evaluasi dan kriteria
stabilitas dibandingkan dengan formulasi lain.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA