Anda di halaman 1dari 38

Materi Kuliah 1

Patofisiologi
Hipertensi
Fetri Charya Munarsih, M.Farm., Apt.
Hipertensi
• Yaitu apabila tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg, pada pemeriksaan yang berulang

• Tekanan darah sistolik merupakan


pengukuran utama yang menjadi dasar
penentuan diagnosis hipertensi.
Tekanan Darah
• Menunjukan tekanan yang ada di pembuluh
darah arteri ketika jantung memompa darah

Terdiri dari
• Sistolik : tekanan di dalam pembuluh darah
waktu jantung berkontraksi
• Diastolik : tekanan di dalam pembuluh darah
waktu jantung relaksasi
ESH/ESC Guidelines for themanagement of
arterial hypertension 2013
Stratifikasi Resiko Kardiovaskular
Diagnosis
Angiotensin II
• Meningkatkan efek saraf simpati vasokonstriksi
( penyempitan pembuluh darah) tekanan darah
meningkat ( Hipertensi)

• Konstriksi arteriol eferen ginjal  perfusi


meningkat pada glomeruli

• Renovasi ventrikel jantung hipertrofi ventrikel


dan CHF
Angiotensin II
• Rangsangan korteks dari korteks adrenal untuk
melepaskan aldosteron (hormon yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk mempertahankan ion natrium dan
klorida dan mengekskresikan kalium) sehingga jika
natrium di reabsorbsi maka akan diikuti masuknya air
ke dalam pembuluh darah sehingga air juga
dipertahankan  volume darah meningkat  tekanan
darah juga meningkat

• Menstimulasi hipofisis posterior untuk melepaskan


vasopresin (antidiuretik hormon atau ADH) yang juga
bekerja pada ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi air.
Aldosteron
• Hormon steroid golongan mineralkortikoid
yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang
mempunyai fungsi untuk meningkatkan
absorbsi natrium dan meningkatkan sekresi
kalium oleh sel epitel ginjal terutama sel
prinsipal di sel tubulus kolektivus
TATALAKSANA HIPERTENSI
Non farmakologis :
1. Pola hidup sehat
2. Olah raga teratur : 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu,
3. Penurunan berat badan
4. Mengurangi asupan garam
5. Mengurangi konsumsi alcohol
6. Berhenti merokok
AHA - 2014
Life Style Modifications

ESH/ESC - 2013
Life Style Modifications

ESH/ESC - 2013
Terapi Farmakologi
• Secara umum, terapi farmakologi pada
hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi
derajat 1 yang tidak mengalami penurunan
tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani
pola hidup sehat dan pada pasien dengan
hipertensi derajat ≥ 2
Lanjutan...
• Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu
diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi
efek samping yaitu:
a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
b. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat
mengurangi biaya
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun
) seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan
faktor komorbid
d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting
enzyme inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor
blockers (ARBs)
e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien
mengenai terapi farmakologi
f. Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur
Hypertension

ESH/ESC - 2013
Hypertension

ESH/ESC - 2013
ESH/ESC - 2013
ESH/ESC - 2013
ACE Inhibitors
Angiotensin menyebabkan penyempitan arteri pada
seluruh tubuh khususnya ginjal
 ACE singkatan dari Angiotensin-Converting
Enzyme
ACE inhibitors mengurangi jumlah angiotensin,
yang merelaksasi pembuluh darah, yang pada
akhirnya menurunkan tekanan darah
Efek samping utama ACE inhibitors :
• Batuk
• Sakit Kepala
• Dizziness
Angiotensin Receptor Blockers
• Angiotensin receptor blockers (ARBs) juga bekerja untuk
menghambat angiotensin, namun dengan mekanisme yang
berbeda
• Angiotensin memerlukan reseptor untuk menimbulkan
vasokonstriksi
• ARBs menghambat reseptor tesebut sehingga tidak terjadi
vasokonstriksi
• Akibatnya pembuluh darah tetap melebar dan tekanan
darah turun
• Efek samping utama ARBs
 Sakit kepala
 Dizziness
Calcium Channel Blockers
 Obat-obatan ini mencegah calcium masuk ke
dalam sel otot polos jantung dan arteri
 Ketika calcium masuk ke dalam sel, terjadi
kontraksi. Dengan penurunan calcium, kerja
jantung menjadi lebih ringan
 Calcium channel blockers (CCBs)
menyebabkan relaksasi dan vasodilatasi,
menurunkan laju jantung dan menurunkan
tekanan darah
Calcium Channel Blockers cont...
Terdapat 2 tipe Ca Channel Blocker:1
 Dihydropyridines, seperti amlodipine dan nifedipine,
yang menyebabkan vasodilatasi
 Non-dihydropyridines, seperti diltiazem dan verapamil,
yang menyebabkan vasodilatasi yang lebih lemah, tapi
juga menurunkan laju dan kontraktilitas jantung

Efek samping utama calcium channel blockers adalah:1-4


 Peripheral edema
 Sakit kepala
 Dizziness
Beta-Blockers
 Beta-blockers menurunkan detak jantung,
kerja jantung dan cardiac output ,yang
menurunkan tekanan darah
 Efek samping utama adalah:2
 Penurunan fungsi seksual
 fatigue
 Penurunan toleransi exercise
Diuretics
• Diuretics membantu tubuh mengeluarkan garam dan
air melalui ginjal yang akhirnya mengontrol tekanan
darah
• Biasanya sering digunakan bersamaan obat lainya2
• Efek samping utama
 hypokalemia
 hyperglycemia
 hyperuricemia
• Efek samping ini bisa dikurangi dengan penggunaan
dosis yang lebih rendah atau kombinasi dengan ACE
atau ARB
Agen Antihipertensi Lain
• Alpha-blockers agen lain yang bekerja secara
sentral juga efektif sebagai agen anti hipertensi
• Alpha-blockers menurunkan resistensi
arteri,relaksasi tonus otot pembuluh darah, yang
akhirnya menurunkan tekanan darah
• Central agonists menurunkan kemampuan
pembuluh darah untuk kontraksi
• Agen-agen ini biasnya digunakan secara
kombinasi
OBAT HIPERTENSI – JNC 8

Anda mungkin juga menyukai