Disusun oleh :
VALERIE KEZIA
1843050045
FAKULTAS FARMASI
A. TUJUAN KONSELING
Adapun tujuan dari konseling yaitu :
Mencegah atau mengurangi masalah berkaitan dengan efek samping, reaksi obat
yang merugikan, dan ketidakpatuhan
B. MANFAAT KONSELING
Konseling memberikan banyak manfaat pula,di mana tidak hanya untuk pasien,
tetapi juga untuk farmasis sendiri. Manfaat konseling bagi pasien, yaitu menurunkan
kesalahan penggunaan obat, meningkatkan kepatuhan dalam menjalani pengobatan,
menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan, memastikan keamanan dan efektivitas
pengobatan, mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya (misalnya pasien
asam urat dijelaskan mengenai penyakit asam urat oleh Apoteker), membantu pemecahan
masalah pengobatan dalam situasi tertentu dan dalam melakukan perawatan kesehatan
sendiri (self-care / self-medication), serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya
kesehatan.
Ada pula manfaat konseling yang dapat dirasakan Apoteker seperti menghindarkan
Apoteker dari tuntutan karena kesalahan penggunaan obat (medication error), menjaga
citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, meningkatkan kepuasan kerja
dan mengurangi stress pekerjaan, serta menjadi pelayanan tambahan untuk menarik
pelanggan.
C. KRITERIA PASIEN
Adapun kriteria pasien yang mendapat prioritas untuk diberikan konseling antara
lain :
Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, pasien dengan gangguan fungsi
ginjal, ibu hamil dan menyusui).
Pasien dengan penyakit kronis atau pengobatan jangka panjang (hipertensi,
diabetes melitus, epilepsi, HIV/AIDS, TB, dll).
Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (Digoksin, Fenitoin).
Pasien yang mendapatkan obat dengan bentuk sediaan khusus (inhaler, enema,
insulin pen, suppositoria)
1) Tahap perkenalan
Pada tahap ini apoteker akan memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan
konseling. Tahap ini adalah tahap yang paling penting yang menentukan apakah
pasien akan melanjutkan konseling dan memberikan kepercayaan kepada kita atau
sebaliknya. Untuk itu, penampilan dan cara berkomunikasi adalah hal penting yang
harus kita perhatikan.
Pada tahap ini apoteker harus dapat menggali informasi dan memahami masalah
yang dihadapi pasien. Three prime questions dapat disampaikan kepada pasien untuk
mengetahui sejauh mana pasien memahami penyakit dan pengobatan yang diberikan
kepadanya. Selain itu, pengajuan three prime questions juga bertujuan untuk
menghindari pemberian informasi yang tumpang tindih, mencegah pemberian
informasi yang bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter
(misalnya menyebutkan indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak
akan meragukan kompetensi dokter maupun apoteker.
3) Tahap penjelasan
Tahap ini adalah waktunya apoteker untuk memberikan penjelasan dan saran
kepada pasien terkait pengobatannya. Apabila pasien mengalami masalah, maka pada
tahap ini kita dapat membantu memecahkan masalahnya dan memberikan alternatif
jalan keluar. Hindari kata-kata yang bersifat menyuruh, namun pasien diarahkan dan
diberikan informasi yang cukup, sehingga pasien dapat memutuskan sendiri
masalahnya. Apabila pasien menggunakan obat khusus, berikan penjelasan yang detil
dan runtut dalam penggunaan obat, bila perlu gunakan gambar ilustrasi atau alat
peraga untuk mempermudah penjelasan. Jika kita bertemu dengan orang lain yang
bukan pasien, pastikan bahwa orang tersebut adalah orang terdekat yang bisa
menyampaikan dan menjalankan untuk pasien. Konseling terhadap orang yang tidak
berhubungan dekat dengan pasien hanya akan sia-sia dan kurang bermanfaat.
5) Tahap penutupan
Pada tahap penutupan, kita harus memberi kesempatan seluas-luasnya kepada
pasien untuk bertanya kembali jika ada hal-hal yang belum dimengerti atau ada hal
lain yang masih kurang jelas. Kemudian tutuplah diskusi dengan suasana yang
menyenangkan, kalimat-kalimat yang berisi harapan, doa dan kata-kata positif
lainnya.
6) Tahap follow up
Dokumentasi sangat penting dalam tahap follow up karena memonitor
perkembangan pasien akan lebih sulit apabila kita tidak memiliki dokumentasi yang
lengkap.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. PENELITIAN
B. BUKTI KUISIONER
3. apakah saudara tahu bahwa membeli obat harus di apotik atau toko obat yang
memiliki apoteker penanggung jawab?
4. apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x sehari artinya obat
tersebutdiminum setiap 8 jam?
5. apakah saudara tahu jika diminta 2x sehari artinyaobat tersebut diminum setiap
12 jam?
6. apakah saudara tahu bahwa obat keras harus di tebus dengan resep dokter?
10. apakah anda pernah berkonsultasi dengan apoteker saat menebus obat untuk
mengetahui cara penggunaan obat?
C. JUMLAH RESPONDEN
Jumlah responden ada 65 orang, terdiri dari 66,2% responden perempuan dan
33,8% responden laki-laki . Dimana 46,9% merupakan mahasiswa dan pelajar,
53,1% adalah karyawan dan pekerjaan lainnya.
NAMA *boleh
inisial* Usia alamat pekerjaan jenis kelamin
Kampung mega
mendung , cisarua
no. 157, desa
Juliana Mare >20 tahun megamendung Petani perempuan
Puri Nirwana 1
Florence Callista >20 tahun Blok a No 17 Pelajar perempuan
Jl Cipinang
Tengah Rt 007 / Ibu Rumah
Cindy >20 tahun Rw 002 Tangga perempuan
Jl. Gadang trs no.
TRM Rihi >20 tahun 101 Ibu rumahtangga perempuan
Depok, Jln.
R <20 tahun Pemuda Pelajar laki laki
Madura, Jawa
Syafara <20 tahun Timur Pelajar perempuan
Jalan Kavling
Saiful <20 tahun Peratama no.60 Mahasiswa laki laki
Pemalang, Jawa
Caca <20 tahun Tengah Pelajar perempuan
Ds. Rejosari RT 03
RW 02 kecamatan
Brangsong
kabupaten Kendal
Anggtptralfn <20 tahun Jawa tengah Pelajar perempuan
Fbz <20 tahun Semper Pelajar perempuan
Jl Kebantenan V
gg H No 21a Rt
003/007
Semper Timur
Andhika A >20 tahun Cilincing Jak-Ut Kurir laki laki
Teknisi pesawat
Adhy >20 tahun Kupang terbang laki laki
Kebon Bawang,
Ben >20 tahun Tanjung Priok Mahasiswa laki laki
Duren Tiga,
Yull >20 tahun Jakarta Selatan Mahasiswa perempuan
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan survey melalui kuisioner google form, maka didapat kan hasil
sebagai berikut :
apakah boleh minum antibiotik Yang di resepkan untuk orang lain?
65 tanggapan
ya
Tidak
apakah saudara tahu bahwa membeli obat harus di apotik atau toko obat yang memiliki apoteker
penanggungjawab?
65 tanggapan
@ Ya
Tidak
apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x sehari artinya obat tersebutdiminum setiap 8
jam?
65 tanggapan
@ Ya
@ Tidak
apakah saudara tahu jika diminta 2x sehari artinyaobat tersebut diminum setiap 12 jam?
65 tanggapan
@ Ya
Tidak
apakah saudara tahu bahwa obat keras harus di tebus dengan resep dokter?
65 tanggapan
Ya
Tidak
Ya
@ Tidak
apakah di perbolehkan meminum obat dengan teh atau susu?
65 tanggapan
@ Ya
@ Tidak
fi ya
@ tidak
apakah anda pernah berkonsultasi dengan apoteker saat menebus obat untuk mengetahui cara
penggunaan obat?
65 tanggapan
@ Ya
Tidak
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan nya survey melalu kuisioner di google form, maka di dapatkan
perbandingan tingkat pemahaman masyarakat terkait penggunaan obat dengan baik
dan benar. Pada pertanyaan pertama “Apakah saudara tahu bahwa antibiotik harus di
habiskan?” terdapat 16,9% responden tidak mengetahui bahwa antibiotik harus di
habiskan dan 83,1% responden mengetahui bahwa antibiotik harus di habiskan. Perlu
diketahui bahwa antibiotik harus di habiskan karena dapat memicu terjadinya
resistensi antibiotik. Dimana bakteri yang tersisa dapat bermutasi dan menginfeksi
ulang. Mutasi ini menyebabkan bakteri menjadi lebih kebal terhadap antibiotik
tertentu. Dari data ini perlu kita ketahui bahwa masih ada 11 dari 65 responden yang
memerlukan edukasi tentang pentingnya menghabiskan antibiotik yang telah di
resepkan.
Pada pertanyaan ke 3 “apakah saudara tahu bahwa membeli obat harus di apotik
atau toko obat yang memiliki apoteker penanggung jawab?” terdapat 15,4%
responden tidak mengetahui bahwa membeli obat harus di apotek yang memiliki
apoteker penanggung jawab. Dan 84,6% responden mengetahui nya. Perlu kita
ketahui, bahwa membeli obat di apotek yang memiliki apoteker bertanggung jawab
dapat membantu kita dalam menemukan obat yang tepat kemudian kita juga dapat
melakukan konsultasi tentang cara penggunaan obat yang baik dan benar. Dari data
ini, 10 dari 65 responden membutuhkan edukasi tentang pembelian obat di apotek.
Pada pertanyaan ke 4 “apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x
sehari artinya obat tersebutdiminum setiap 8 jam?” terdapat 55,4% responden
menjawab “tidak” mengetahui aturan pakai obat dan 44,6% responden menjawab
“ya” mengetahui aturan pakai obat. Perlu diketahui, bahwa aturan pakai obat jika
diminta 3x sehari berarti diminum setiap 8 jam dengan tujuan untuk menjaga agar
kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi, yaitu kadar obat yang
memberikan efek menyembuhkan. Dari data ini, ada 36 dari 65 responden yang
membutuhkan edukasi dan koseling tentang waktu meminum obat.
Pada pertanyaan ke 5 “apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x
sehari artinya obat tersebutdiminum setiap 12 jam?” terdapat 47,7% responden
menjawab “tidak” mengetahui aturan pakai obat dan 52,3% responden menjawab
“ya” mengetahui aturan pakai obat. Sama seperti pemakaian obat 3x sehari, perlu kita
ketaui bahwa aturan pakai obat 2x sehari yang berarti di minum setiap 12 jam
bertujuan untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi,
yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan.
Pada pertanyaan ke 6 “Apakah saudara tahu bahwa obat keras harus di tebus
dengan resep dokter?” terdapat 16,9% respon menjawab “tidak” mengetahui dan
83,1% responden menjawab “ya” mengetahui obat keras harus di tebus di apotek.
Perlu kita ketahui, bahwa obat keras harus di tebus di apotek agar tidak terjadi
penyalahgunaan obat keras serta agar dapat berkonsultasi dengan apoteker seputar
penggunaan dan efek samping dari obat keras tersebut.
KESIMPULAN
2. Dari data yang telah di dapat, dapat disimpulkan bahwa masyarakat indoneisa
masih membutuhkan edukasi tentang cara penggunaan obat yang baik dan benar
serta penting nya konsultasi dengan tenaga farmasi untuk menghindari terjadinya
mediation error atu keslalahan dalam pengobatan.