Anda di halaman 1dari 18

PROJEK UAS KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)

KONSELING CARA PENGGUNAAN OBAT YANG BAIK DAN BENAR

Dosen Pengampu : Apt. MAMAN RUSMANA, M.Farm

Disusun oleh :

VALERIE KEZIA

1843050045

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan bagian terpenting dari kesejahteraan Masyarakat.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya dari pembangunan nasional yang
diselenggarakan disemua bidang kehidupan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah
tercapainya hidup sehat bagi setiap Masyarakat, serta untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam dunia
kesehatan dewasa ini, memahami dan mengetahui peng-gunaan obat yang baik dan benar
merupakan bagian penting dari tercapainya kesehatan Masyarakat. Kesehatan juga
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan dan papan.
Maka dianggap perlu Masyarakat mengetahui hal-hal penting apa saja terkait obat yang
diterimanya, dimulai dari bagaimana cara mendapatkannya, menggunakannya,
menyimpannya dan membuangnya.

Pelayanan kefarmasian telah mengalami pergeseran dari orientasi terhadap produk


menjadi orientasi terhadap pasien. Bersamaan dengan hal tersebut, tuntutan masyarakat
akan pelayanan kefarmasian yang bermutu, permasalahan terkait penggunaan obat, dan
permasalahan terkait farmakososio-ekonomi semakin meningkat sehingga apoteker
berperan penting dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Sesuai dengan PerMenKes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di apotek, salah satu upaya apoteker dalam membantu masyarakat dalam
menyelesaikan masalah terkait kesehatan dan pengobatannya serta dalam meningkatkan
mutu kehidupan pasien adalah memberikan konseling terkait penggunaan obat yang
benar.

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga


untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien.

A. TUJUAN KONSELING
Adapun tujuan dari konseling yaitu :

 Membangun hubungan kepercayaan dengan pasien

 Menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada pasien

 Membantu pasien mengatur dan beradaptasi dengan penyakit dan obatnya

 Membantu pasien menggunakan obat dengan benar

 Meningkatkan kemampuan pasien untuk menyelesaikan masalah kesehatannya

 Mencegah atau mengurangi masalah berkaitan dengan efek samping, reaksi obat
yang merugikan, dan ketidakpatuhan

B. MANFAAT KONSELING

Konseling memberikan banyak manfaat pula,di mana tidak hanya untuk pasien,
tetapi juga untuk farmasis sendiri. Manfaat konseling bagi pasien, yaitu menurunkan
kesalahan penggunaan obat, meningkatkan kepatuhan dalam menjalani pengobatan,
menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan, memastikan keamanan dan efektivitas
pengobatan, mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya (misalnya pasien
asam urat dijelaskan mengenai penyakit asam urat oleh Apoteker), membantu pemecahan
masalah pengobatan dalam situasi tertentu dan dalam melakukan perawatan kesehatan
sendiri (self-care / self-medication), serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya
kesehatan.
Ada pula manfaat konseling yang dapat dirasakan Apoteker seperti menghindarkan
Apoteker dari tuntutan karena kesalahan penggunaan obat (medication error), menjaga
citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, meningkatkan kepuasan kerja
dan mengurangi stress pekerjaan, serta menjadi pelayanan tambahan untuk menarik
pelanggan.

C. KRITERIA PASIEN

Adapun kriteria pasien yang mendapat prioritas untuk diberikan konseling antara
lain :

 Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, pasien dengan gangguan fungsi
ginjal, ibu hamil dan menyusui).
 Pasien dengan penyakit kronis atau pengobatan jangka panjang (hipertensi,
diabetes melitus, epilepsi, HIV/AIDS, TB, dll).

 Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (Digoksin, Fenitoin).

 Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi).

 Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (kortikosteroid tappering


off).

 Pasien yang mendapatkan obat dengan bentuk sediaan khusus (inhaler, enema,
insulin pen, suppositoria)

 Pasien dengan riwayat kepatuhan rendah.


D. TAHAPAN KONSELING
tahapan konseling yang dapat kita lakukan adalah :

1) Tahap perkenalan
Pada tahap ini apoteker akan memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan
konseling. Tahap ini adalah tahap yang paling penting yang menentukan apakah
pasien akan melanjutkan konseling dan memberikan kepercayaan kepada kita atau
sebaliknya. Untuk itu, penampilan dan cara berkomunikasi adalah hal penting yang
harus kita perhatikan.

2) Tahap penilaian awal

Pada tahap ini apoteker harus dapat menggali informasi dan memahami masalah
yang dihadapi pasien. Three prime questions dapat disampaikan kepada pasien untuk
mengetahui sejauh mana pasien memahami penyakit dan pengobatan yang diberikan
kepadanya. Selain itu, pengajuan three prime questions juga bertujuan untuk
menghindari pemberian informasi yang tumpang tindih, mencegah pemberian
informasi yang bertentangan dengan informasi yang telah disampaikan oleh dokter
(misalnya menyebutkan indikasi lain dari obat yang diberikan) sehingga pasien tidak
akan meragukan kompetensi dokter maupun apoteker.

3) Tahap penjelasan
Tahap ini adalah waktunya apoteker untuk memberikan penjelasan dan saran
kepada pasien terkait pengobatannya. Apabila pasien mengalami masalah, maka pada
tahap ini kita dapat membantu memecahkan masalahnya dan memberikan alternatif
jalan keluar. Hindari kata-kata yang bersifat menyuruh, namun pasien diarahkan dan
diberikan informasi yang cukup, sehingga pasien dapat memutuskan sendiri
masalahnya. Apabila pasien menggunakan obat khusus, berikan penjelasan yang detil
dan runtut dalam penggunaan obat, bila perlu gunakan gambar ilustrasi atau alat
peraga untuk mempermudah penjelasan. Jika kita bertemu dengan orang lain yang
bukan pasien, pastikan bahwa orang tersebut adalah orang terdekat yang bisa
menyampaikan dan menjalankan untuk pasien. Konseling terhadap orang yang tidak
berhubungan dekat dengan pasien hanya akan sia-sia dan kurang bermanfaat.

4) Tahap penilaian akhir


Pada tahap ini pasien akan diminta mengulang kembali penjelasan yang sudah
diterima. Apoteker dapat menilai apakah pasien sudah cukup memahami dan
menerima informasi yang diberikan dengan baik dan benar. Jika masih ada hal yang
belum jelas, maka apoteker dapat mengulang kembali dengan menitikberatkan pada
poin penting yang harus dipahami. Pada tahap ini, pasien dan apoteker dapat
membuat kesepakatan terkait keberlangsungan terapi misalnya menentukan kapan
pasien akan memulai terapi.

5) Tahap penutupan
Pada tahap penutupan, kita harus memberi kesempatan seluas-luasnya kepada
pasien untuk bertanya kembali jika ada hal-hal yang belum dimengerti atau ada hal
lain yang masih kurang jelas. Kemudian tutuplah diskusi dengan suasana yang
menyenangkan, kalimat-kalimat yang berisi harapan, doa dan kata-kata positif
lainnya.

6) Tahap follow up
Dokumentasi sangat penting dalam tahap follow up karena memonitor
perkembangan pasien akan lebih sulit apabila kita tidak memiliki dokumentasi yang
lengkap.
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pengumpulan responden secara online melalui


kuisioner di google form .

B. BUKTI KUISIONER

Adapun pertanyaan yang diajukan melalui google form sebagai berikut :

1. apakah saudara tahu bahwa antibiotik harus di habiskan?

2. apakah boleh minum antibiotik yang di resepkan untuk orang lain?

3. apakah saudara tahu bahwa membeli obat harus di apotik atau toko obat yang
memiliki apoteker penanggung jawab?

4. apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x sehari artinya obat
tersebutdiminum setiap 8 jam?

5. apakah saudara tahu jika diminta 2x sehari artinyaobat tersebut diminum setiap
12 jam?

6. apakah saudara tahu bahwa obat keras harus di tebus dengan resep dokter?

7. apakah semua obat aman di konsumsi ibu hamil/menyusui?

8. apakah di perbolehkan meminum obat dengan teh atau susu?

9. "paracetamol dapat digunakan sebagai penurun demam dan anti nyeri"?

10. apakah anda pernah berkonsultasi dengan apoteker saat menebus obat untuk
mengetahui cara penggunaan obat?
C. JUMLAH RESPONDEN

Jumlah responden ada 65 orang, terdiri dari 66,2% responden perempuan dan
33,8% responden laki-laki . Dimana 46,9% merupakan mahasiswa dan pelajar,
53,1% adalah karyawan dan pekerjaan lainnya.

NAMA *boleh
inisial* Usia alamat pekerjaan jenis kelamin

Jalan Pasir Putih


MH >20 tahun no 7 Freelancer laki laki

eden >20 tahun jl enim no 133 mahasiswa perempuan

Adele <20 tahun Jl salak koja Sekolah perempuan

hamba tuhan <20 tahun jl warakas gg23 Courier laki laki

Angel cantik <20 tahun Cinta Cinta perempuan

Ferdiansyah <20 tahun Jalan Penerangan Gap year laki laki

Kampung mega
mendung , cisarua
no. 157, desa
Juliana Mare >20 tahun megamendung Petani perempuan

reci <20 tahun Depok, Jawa Barat pelajar perempuan

hani <20 tahun kayangan babu perempuan

aku <20 tahun - perempuan

K <20 tahun Bogor Pelajar perempuan

Atik >20 tahun Bandung Swasta perempuan

Rindu <20 tahun Jawa Barat Pelajar perempuan

Puri Nirwana 1
Florence Callista >20 tahun Blok a No 17 Pelajar perempuan

Jl Cipinang
Tengah Rt 007 / Ibu Rumah
Cindy >20 tahun Rw 002 Tangga perempuan
Jl. Gadang trs no.
TRM Rihi >20 tahun 101 Ibu rumahtangga perempuan

Depok, Jln.
R <20 tahun Pemuda Pelajar laki laki

Palda <20 tahun Bogor Pelajar perempuan

Villa Ciomas blok


Alex <20 tahun N13 no.1 Siswa laki laki

Madura, Jawa
Syafara <20 tahun Timur Pelajar perempuan

Lifah <20 tahun Jabar dong belum kerja niii perempuan

Jalan Kavling
Saiful <20 tahun Peratama no.60 Mahasiswa laki laki

Ana <20 tahun Pinrang Pelajar perempuan

Manuel >20 tahun Jln. Bahari Mahasiswa laki laki

Pemalang, Jawa
Caca <20 tahun Tengah Pelajar perempuan

Ceca <20 tahun Enim street Mahasiswa perempuan

Keca <20 tahun Gmmtv Pelajad perempuan

Anan >20 tahun Gadang Karyawan laki laki

Lita <20 tahun Medan Pelajar perempuan

Gulf >20 tahun Warakas 5 Mahasiswa laki laki

Stella <20 tahun Gresik Pelajar perempuan

El >20 tahun Depok Karyawan swasta perempuan

Rasyidah Azzahra <20 tahun Jalan snakma Pelajar perempuan

Ds. Rejosari RT 03
RW 02 kecamatan
Brangsong
kabupaten Kendal
Anggtptralfn <20 tahun Jawa tengah Pelajar perempuan
Fbz <20 tahun Semper Pelajar perempuan

Jl Kebantenan V
gg H No 21a Rt
003/007
Semper Timur
Andhika A >20 tahun Cilincing Jak-Ut Kurir laki laki

Teknisi pesawat
Adhy >20 tahun Kupang terbang laki laki

Aida >20 tahun Jl adi sucipto Mahasiswa perempuan

B >20 tahun Depok, Jawa barat Mahasiswa laki laki

Rini >20 tahun Enim 149 Ibu rumah tangga perempuan

Onyx >20 tahun Harapan indah Karyawan laki laki

Kebon Bawang,
Ben >20 tahun Tanjung Priok Mahasiswa laki laki

Nisa <20 tahun Depok Pelajar perempuan

Rey >20 tahun Kebon bawang Karyawan laki laki

Duren Tiga,
Yull >20 tahun Jakarta Selatan Mahasiswa perempuan

Matthew <20 tahun Warakas 3 gg 4 Pelajar laki laki

Atp >20 tahun Gadang terusan Freelancer laki laki

New >20 tahun Ganggeng 13 Mahasiswa laki laki

a <20 tahun jl pramuka sari 1 pelajar perempuan

Jl. Kebon baru


GG.2 blok R
RT.003/08 no.35 ,
Nurana Fahrezi <20 tahun Jakarta Utara Pelajar laki laki

Jl. Rawa Simprug


Ricky Bii >20 tahun VI Mahasiswa laki laki

Miwwa <20 tahun Jatibening baru Pelajar perempuan


Razez <20 tahun Jl. Lautze Mahasiswa laki laki

Thal >20 tahun Cibinong Mahasiswa perempuan

Silmi kafa <20 tahun Bekasi Mahasiswi perempuan

a <20 tahun jl pramuka sari 1 pelajar perempuan

reci <20 tahun Depok, Jawa Barat pelajar perempuan

LNA <20 tahun Kbm Pelajar perempuan

Persada Depok Ibu Rumah


Siska Martarika >20 tahun Blok C7 No.8 Tangga perempuan

Thal >20 tahun Cibinong Mahasiswa perempuan

Adele <20 tahun Jl salak koja Sekolah perempuan

Kevin <20 tahun Kebantenan 5 Pelajar laki laki

Gladys <20 tahun Depok Pelajar perempuan

Raiya <20 tahun Cisarua, bogor Pelajar perempuan

Siska >20 tahun Warakas Mahasiswa perempuan


BAB III

HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan survey melalui kuisioner google form, maka didapat kan hasil
sebagai berikut :
apakah boleh minum antibiotik Yang di resepkan untuk orang lain?
65 tanggapan

ya
Tidak

apakah saudara tahu bahwa membeli obat harus di apotik atau toko obat yang memiliki apoteker
penanggungjawab?
65 tanggapan

@ Ya
Tidak

apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x sehari artinya obat tersebutdiminum setiap 8
jam?
65 tanggapan

@ Ya
@ Tidak
apakah saudara tahu jika diminta 2x sehari artinyaobat tersebut diminum setiap 12 jam?
65 tanggapan

@ Ya
Tidak

apakah saudara tahu bahwa obat keras harus di tebus dengan resep dokter?
65 tanggapan

Ya
Tidak

apakah semua obat aman di konsumsi ibu


hamil/menyusui?
65 tanggapan

Ya
@ Tidak
apakah di perbolehkan meminum obat dengan teh atau susu?
65 tanggapan

@ Ya
@ Tidak

"paracetamol dapat digunakan sebagai penurun demam dan anti nyeri"


65 tanggapan

fi ya
@ tidak

apakah anda pernah berkonsultasi dengan apoteker saat menebus obat untuk mengetahui cara
penggunaan obat?
65 tanggapan

@ Ya
Tidak
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan nya survey melalu kuisioner di google form, maka di dapatkan
perbandingan tingkat pemahaman masyarakat terkait penggunaan obat dengan baik
dan benar. Pada pertanyaan pertama “Apakah saudara tahu bahwa antibiotik harus di
habiskan?” terdapat 16,9% responden tidak mengetahui bahwa antibiotik harus di
habiskan dan 83,1% responden mengetahui bahwa antibiotik harus di habiskan. Perlu
diketahui bahwa antibiotik harus di habiskan karena dapat memicu terjadinya
resistensi antibiotik. Dimana bakteri yang tersisa dapat bermutasi dan menginfeksi
ulang. Mutasi ini menyebabkan bakteri menjadi lebih kebal terhadap antibiotik
tertentu. Dari data ini perlu kita ketahui bahwa masih ada 11 dari 65 responden yang
memerlukan edukasi tentang pentingnya menghabiskan antibiotik yang telah di
resepkan.

Pada pertanyaan ke 2 “Apakah boleh minum antibiotik yang di resepkan untuk


orang lain?” terdapat 21,5% responden menganggap bahwa mereka boleh meminum
antibiotik yang di resepkan untuk orang lain. Dan 78,5 % responden sudah
mengetahui bahwa mereka tidak boleh mengonsumsi antibiotik yang di resepkan
untuk orang lain. Perlu kita ketahui, bahwa tidak boleh mengonsumsi antibiotik yang
diresepkan untuk orang lain meskipun kita memiliki gejala yang sama namun kita
harus melakukan konsultasi ke dokter untuk menghindari terjadinya resistensi
antibiotik. Dari data ini, masih ada 14 dari 65 responden yang membutuhkan edukasi
tentang bahaya mengonsumsi antibiotik yang diresepkan untuk orang lain.

Pada pertanyaan ke 3 “apakah saudara tahu bahwa membeli obat harus di apotik
atau toko obat yang memiliki apoteker penanggung jawab?” terdapat 15,4%
responden tidak mengetahui bahwa membeli obat harus di apotek yang memiliki
apoteker penanggung jawab. Dan 84,6% responden mengetahui nya. Perlu kita
ketahui, bahwa membeli obat di apotek yang memiliki apoteker bertanggung jawab
dapat membantu kita dalam menemukan obat yang tepat kemudian kita juga dapat
melakukan konsultasi tentang cara penggunaan obat yang baik dan benar. Dari data
ini, 10 dari 65 responden membutuhkan edukasi tentang pembelian obat di apotek.

Pada pertanyaan ke 4 “apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x
sehari artinya obat tersebutdiminum setiap 8 jam?” terdapat 55,4% responden
menjawab “tidak” mengetahui aturan pakai obat dan 44,6% responden menjawab
“ya” mengetahui aturan pakai obat. Perlu diketahui, bahwa aturan pakai obat jika
diminta 3x sehari berarti diminum setiap 8 jam dengan tujuan untuk menjaga agar
kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi, yaitu kadar obat yang
memberikan efek menyembuhkan. Dari data ini, ada 36 dari 65 responden yang
membutuhkan edukasi dan koseling tentang waktu meminum obat.

Pada pertanyaan ke 5 “apakah saudara tahu aturan pakai obat jika diminta 3x
sehari artinya obat tersebutdiminum setiap 12 jam?” terdapat 47,7% responden
menjawab “tidak” mengetahui aturan pakai obat dan 52,3% responden menjawab
“ya” mengetahui aturan pakai obat. Sama seperti pemakaian obat 3x sehari, perlu kita
ketaui bahwa aturan pakai obat 2x sehari yang berarti di minum setiap 12 jam
bertujuan untuk menjaga agar kadar obat dalam tubuh berada dalam kisaran terapi,
yaitu kadar obat yang memberikan efek menyembuhkan.

Pada pertanyaan ke 6 “Apakah saudara tahu bahwa obat keras harus di tebus
dengan resep dokter?” terdapat 16,9% respon menjawab “tidak” mengetahui dan
83,1% responden menjawab “ya” mengetahui obat keras harus di tebus di apotek.
Perlu kita ketahui, bahwa obat keras harus di tebus di apotek agar tidak terjadi
penyalahgunaan obat keras serta agar dapat berkonsultasi dengan apoteker seputar
penggunaan dan efek samping dari obat keras tersebut.

Pada pertanyaan ke 7 “apakah semua obat aman di konsumsi ibu


hamil/menyusui?” terdapat 95,4% responden menjawab “ya” mengetahui bahwa
tidak semua obat aman di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Ini menandakan
masyarakat sudah teredukasi dengan baik perihal masalah ini. Perlu kita ketahui, ada
banyak obat yang memiliki kategori “X” bagi ibu hamil dan menyusui karena dapat
berbahaya bagi janin atau bayi”
Pada pertanyaan ke 8 “apakah di perbolehkan meminum obat dengan teh
atau susu?” terdapat 89,2% responden menjawab “ya” menetahui bahwa ada
obat-obatan yang tidak boleh di minum dengan susu atau teh, obat tidak boleh
diminum dengan susu atau teh karena dapat mengakibatkan terhambat nya
penyerapan obat dalam tubuh sehingga obat tidak bekerja secara efektif. Dari
data ini, menandakan sudah banyak masyarakat yang teredukasi dengan baik
perihal meminum obat yang baik dan benar.

Pada pertanyaan ke 9 “paracetamol dapat digunakan sebagai penurun


demam dan anti nyeri"?” terdapat 87,7% responden menjawab “ya” mengetahui
bahwa paracetamol dapat digunakan sebagai penurun demam dan anti nyeri. dari
data ini, sudah banyak masyarakat yang teredukasi tentang kegunaan
paracetamol.

Pada pertanyaan ke 10 “apakah anda pernah berkonsultasi dengan apoteker


saat menebus obat untuk mengetahui cara penggunaan obat?” terdapat 66,2%
responden menjawab “ya” dan 33,8% responden menjawab “tidak” untuk
pertanyaan ini. Berkonsultasi dengan apoteker saat menebus obat adalah hal
yang harus di lakukan. Meskipun kita sudah mengetahui cara penggunaan obat
nya namun untuk menghindari terjadinya medication error, berkonsultasi juga
membantu untuk memecahkan permasalahan dalam pengobatan tertentu serta
untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat. Dari data ini , 22
dari 65 responden membutuhkan edukasi pentingnya berkonsultasi dengan
apoteker untuk mengetahui cara penggunaan obat yang baik dan benar.
BAB V

KESIMPULAN

1. Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga


untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan
sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.

2. Dari data yang telah di dapat, dapat disimpulkan bahwa masyarakat indoneisa
masih membutuhkan edukasi tentang cara penggunaan obat yang baik dan benar
serta penting nya konsultasi dengan tenaga farmasi untuk menghindari terjadinya
mediation error atu keslalahan dalam pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai