Anda di halaman 1dari 4

Setelah membaca materi diatas jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas

1. Apa yang menjadi Latar Belakang perlunya Informasi Obat dan Koseling utk
pasien dan keuarga pasien?
Untuk pasien adalah untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan
mencegah kegagalan terapi obat pasien. Konseling pasien juga memperbaiki kualitas
hidup pasien dan menyediakan pelayanan yang bermutu untuk pasien. Untuk
memberikan informasi tentang obat, apoteker harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang baik, pengetahuan untuk mencari literatur dan jalan untuk
mengakses literatur tersebut.
Untuk keluarga pasien, tujuannya sama untuk meningkatkan kepatuhan penggunaan
obat, jadii harpannya kalau untuk keluarga pasien nanti ada yang mengingatkan
pasien untuk patu meminum obat dan menghindari kejadian-kejadiana yang tidak
diiinginkan.

2. Apa definisi dari Konseling


Konseling adalah suatu hubungan komunikasi interaktif dan timbal balik antara pasien
dengan apoteker untuk tujuan informasi ttt dalam hal ini berupa cara penggunaan obat
yang benar dan membantu penignkatan kepatuhan pasien, pemahaman dan kesadaran
pasien akan obat agar efektivitas terapi tercapai.
3. Apa Tujuan dan Manfaat Konseling
Konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi atau pengobatan pasien,
meminimalkan risiko terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD), dan
meningkatkan cost-effectiveness. Konseling obat berbeda dengan pelayanan informasi
obat (PIO) karena konseling merupakan proses interaktif dan biasanya lebih
mendalam daripada PIO karena output yang diharapkan adalah pasien paham, patuh,
dan sadar terhadap pengobatannya
Manfaatnya, pasien tidak salah menggunaakan obat efek terapi cepat tercapa, lama
pengobatan jadi singkat, biaya lebih murah.

4. Bagaimana Prinsip Dasar Konseling


Prinsip dasar konseling adalah menjalin hubungan atau korelasi antara apoteker
dengan pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela dalam
rangka meningkatkan keberhasilan terapi. Bisa dengan cara yang disebut dengan
empati dan komunikasi yang baik sehingga pasien merasa diperhatikan dan mengikuti
instruksi agar patuh dalam penggunaan obat.

5. Apa Sasaran Konseling Pasien Rawat Jalan maupun Pasien Rawat Inap
 Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, pasien dengan gangguan fungsi
ginjal, ibu hamil dan menyusui).
 Pasien dengan penyakit kronis atau pengobatan jangka panjang (hipertensi,
diabetes melitus, epilepsi, HIV/AIDS, TB, dll).
 Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (Digoksin,
Fenitoin).
 Pasien yang menggunakan banyak obat (polifarmasi)
 Pasien dengan riwayat tidak patuh minum obat
 Mendapat tambahan pengobatan selain di masa rawat inap
 Adanya perubahan rute pemberian obat

6. Masalah dalam Konseling


 Terapi untuk penyakit kronis yang cukup lama sehingga dapat mempengaruhi
kepatuhan pasien.
 Tingkat keparahan penyakit yang mempengaruhi kondisi psikis pasien.
 Regimen pengobatan yang kompleks, baik jumlah maupun jadwal minumnya.
 Efek samping obat yang mengganggu pasien.
 Rutinitas pasien yang kurang mendukung jadwal penggunaan obat.
 Motivasi pasien yang kurang kuat

7. Apa Penyebab ketidakpatuhan - ketidaksepahaman dalam penggunaan obat


Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien pada pengobatan antara lain:
sosial demografi, persepsi pasien terhadap obat apakah pasien percaya dengan obat
yang akan diminumnya), kualitas layanan Kesehatan (apakah selama pelayanan,
pasien mendapatkan layanan yang baik/tidak, biasanya jika pasien sudah lebih dahulu
kesal dengan pelayanannya, pasien engga mematuhi instuksi nakes), modal sosial,
karakteristik obat (obatnya susah digunakan/ tidak), kesepakatan, kepatuhan,
kepatuhan, ketahanan, antibiotik, rawat jalan. Usia pasien (geriatric/pediatri harus ada
yang mengingatkan)
8. Cara Pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan - kesepahaman.
 Memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai penyakit
dan pengobatan.
 Meningkatkan keterlibatan pasien dalam proses pengobatan.
 Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
 Menjalin hubungan yang baik antara pasien dan dokter atau profesional
kesehatan lainnya.
 Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk memudahkan pasien
dalam mengakses informasi dan layanan kesehatan.

9. Bagaimana infrastuktur konseling Sumber Daya Manusia Sarana, Ruang atau


tempat konseling dan Alat bantu konseling?
Untuk memfasilitasi kegiatan konseling, dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai. Sarana dan prasarana tersebut meliputi ruang kerja konselor, ruang
konseling, ruang konsultasi, dan fasilitas fisik lainnya.
Alat bantu seperti, obat-obat yang memerlukan cara penggunaan khusus seperti pen
insulin, inhaler, seretide, suppositoria, sehingga apoteker dapat langsung
memperagakan agar pasien lebih mudah mengerti, dan ruangan konseling yang
nyaman dan tidak menganggu konsentrasi pasien dalam memahami cara penggunaan
obat
10. Jelaskan Proses Konseling mulai dari Penentuan Prioritas Konseling, Persiapan
dalam melakukan konseling Pernyataan Dalam Konseling Tahapan konseling
Aspek konseling yang harus disampaikan kepada pasien
Penentuan Prioritas Konseling: Apoteker menilai pasien mana yang membutuhkan
konseling lebih mendalam, seperti pasien dengan kondisi khusus atau terapi jangka
panjang.
Persiapan dalam Melakukan Konseling: Apoteker menyiapkan obat yang akan
dijelaskan dan menyiapkan informasi yang relevan dari referensi kefarmasian
terpercaya.
Pernyataan Dalam Konseling: Apoteker membuka komunikasi yang ramah dengan
pasien/keluarga pasien dan menggunakan three prime questions untuk menggali
pemahaman pasien tentang penggunaan obat.
Tahapan Konseling: Apoteker menggali informasi yang dibutuhkan, menyampaikan
informasi obat secara detail, dan menanyakan pertanyaan terbuka tentang tujuan
masing-masing obat dan hasil yang diharapkan.
Aspek Konseling yang Harus Disampaikan kepada Pasien: Apoteker harus
membahas aspek-aspek penting dalam penggunaan obat, seperti dosis, cara
penggunaan, efek samping, interaksi obat, dan tanda-tanda peringatan.
11. Evaluasi Kegiatan Pelayanan
Bertujuan untuk melihat kapasitas pelayanan dan meningkatkan kinerja petugas yang
memberikan konseling (konselor). Evaluasi kegiatan ini dapat dilakukan dengan
menganalisis data yang ada dari kegiatan konseling yang sudah dilakukan maupun
dengan melakukan wawancara kepada pasien. Dalam melakukan wawancara dapat
dibuat kuesioner sebagai alat pengumpul data.
Hal-hal yang didapatkan dalam evaluasi adalah :
a. Kapasitas kegiatan ( jumlah pasien, jumlah kasus, dll )
b. Macam kegiatan konseling ( rujukan dokter, pasien aktif bertanya, kelompok pasien
tertentu, dll )
c. Untuk pengobatan penyakit kronis, perlu dihitung jumlah pasien yang rutin berobat
dan jumlah pasien drop out pengobatan
d. Proses perubahan perilaku pasien sebagai hasil dari konseling
e. Pendapat pasien tentang kegiatan konseling (dlm bentuk kuisioner)
f. Pendapat pasien tentang petugas konseling ( konselor ) / kuisioner
g. Waktu tunggu / lamanya pelayanan konseling
h. Infrastruktur dalam kegiatan konseling (kebijakan, protap, SDM dll)

12. Evaluasi Kepatuhan Pasien dalam Pengobatan


Untuk mengevaluasi kepatuhan pasien dalam pengobatan, terdapat beberapa cara
yang dapat dilakukan, antara lain:

 Menanyakan langsung kepada pasien.


 Memeriksa aktifitas, kegiatan, umur, keluarga dan faktor sosial yang
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam meminum obat
 Menanyakan pada petugas medis.
 Menanyakan pada orang terdekat pasien.
 Menghitung jumlah obat.
 Memeriksa bukti-bukti biokimia.
Semua cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena
itu, diperlukan komitmen dan partisipasi semua stakeholders di sistem pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan

Anda mungkin juga menyukai