Anda di halaman 1dari 48

Pertemuan Ke 14

Sistem informasi obat dan promosi


kesehatan serta konseling farmasi
Materi
• Merancang sistem informasi obat
• Merancang promosi kesehatan dilandasi nilai nilai Islam
• Merancang konseling farmasi
• Merancang (C5) system informasi obat yang tepat di rumah sakit
• Merancang system promosi kesehatan
Tugas dan tanggung jawab instalasi farmasi rumah sakit
berdasarkan Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit , meliputi:
• Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta
memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan
pasien.
• Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi.
• Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta
pengembangan pelayanan kefarmasian.
• Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar
pengobatan dan formularium rumah sakit
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,
rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias,
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker
kepada dokter, apoteker kepada perawat dan profesi
kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar rumah
sakit.

• Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam PIO adalah


sumber daya manusia, tempat dan perlengkapan.
Tujuan PIO :
1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien
dan tenaga kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan
pihak lain di luar RS

2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang


berhubungan dengan obat/Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi
Tim Farmasi dan Terapi
3. Menunjang penggunaan obat yang rasional
Kegiatan PIO meliputi
a. Menjawab pertanyaan;
b. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter; menyediakan
informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan formularium rumah sakit;
c. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap;
d. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya; dan melakukan penelitian. 
Kegiatan Komunikasi Massal
a. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;
menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi
sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit;
b. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat
jalan dan rawat inap;
Pembuatan Media Informasi
Tujuan Penggunaan Media Informasi adalah ;
1) Sebagai alat bantu menyampaikan pesan
2) Dapat membangkitkan perhatian, minat dan
kesungguhan terhadap materi promosi kesehatan yang disampaikan.
3) Sebagai alat mengingat pesan
4) Menjelaskan fakta-fakta, prosedur dan tindakan
5) Membuat penyajian materi ceramah lebih menarik.
Alur Proses Komunikasi
Langkah penetapan media promosi kesehatan yaitu
1. Identifikasi masalah kesehatan dan pertimbangan tentang
tujuan dalam perencanaan Promosi kesehatan
2. Penetapan perilaku yang diharapkan dan analisa faktor aktor yang menpengaruhi
perubahan
3. Perhitungan sumber-sumber baik potensial maupun yang sudah ada
4. Menetapkan tujuan promosi kesehatan
5. Penyusunan rencana operasional pendidikan secara terperinci
6 Penyusunan rencana penilaian promosi kesehatan
Metode brainstorming
a. Kelompok sasaran aktif untuk menyatakan pendapat.
b. Melatih kelompok sasaran berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
c. Merangsang kelompok sasaran untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan
masalah yang diberikan oleh pemateri.
d. Meningkatkan partisipasi kelompok sasaran dalam menerima pelajaran.
e. Kelompok sasaran yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari
pemateri.
f. Terjadi persaingan sehat diantara kelompok sasaran.
g. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan
Media Promosi Kesehatan
• Singkat dan lugas. Jangan mencantumkan materi yang tidak relevan karena
hanya akan mengganggu pesan utama
• Tekankan pada hal-hal penting dengan mengubah besar huruf, style atau
warnanya.
• Letakkan tepat di tengah atas display yang mempunyai dampak visual
maksimum.
• Gunakan bahasa yang dimengerti sasaran
Metode Promkes dengan Ceramah
• Sikap dan menampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap ragu –
ragu dan gelisah.
• Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
• Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
• Berdiri di depan (pertengahan). Tidak boleh duduk.
• Menggunakan alat – alat bantu lihat atau alat bantu visual
semaksimal mungkin.
Konsep Dasar Komunikasi

Visual Verbal Vocal


Apa yang muncul
dan terlihat oleh Keruntutan Teknik
indra logika pengucapan:
penglihatan, (rangkaian kata) intonasi suara,
(tampilan fisik, dan pilihan kata. volume suara dan
busana, body penekanan-
Language penakanan kata.
Interpersonal
and
LOGO
Interprofessional
Communication
Practice
Konseling 
• adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat
dari Apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya.
• Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif apoteker, rujukan dokter,
keinginan pasien atau keluarganya.
• Pemberian konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan resiko ROTD, dan meningkatkan cost-effectiveness yang
pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien
(patientsafety).
Kegiatan dalam konseling obat meliputi:

• Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien


• Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan obat
melalui Three Prime Questions
• Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat
• Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
pengunaan obat
• Melakukan verifikasi akhir untuk mengecek pemahaman pasien
• Dokumentasi. 
or
• Farmasis diharapkan dapat membantu pasien dalam pemilihan obat baik
melalui saran kepada dokter penulis resep maupun melalui swamedikasi,
pemberian informasi tentang cara penggunaan obat (contohnya inhaler), dan
juga dapat mengecek kemungkinan terjadinya interaksi obat dan melakukan
improvisasi untuk mengatasinya. (Rollason dan Vogt (2003))

• WHO menunjukkan pentingnya komunikasi yang baik antara pasien dokter


perawat, dan apoteker untuk pemberian obat. Komunikasi yang efektif
antara mereka dalam hal penggunaan obat rasional akan meningkat kepatuhan
pasien (Kose dkk, 2012).
Hukum Komunikasi Efektif

Sikap hormat dan sikap


Respect menghargai terhadap orang lain

Kemampuan kita untuk menempatkan


Empathy diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi orang lain

Dapat didengarkan atau


Audible dimengerti dengan baik
Kejelasan dari pesan yang kita
Clarity sampaikan

rendah hati dan sederhana


Humble
• Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan
saran, melakukan diskusi dan pertukaran pendapat.

• Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya


seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang
memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian
rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan
kemampuannya dalam pemecahan masalah ( Kemenkes RI.
2016)
Tujuan utama konseling (Kemenkes RI. 2014 dan Rantucci ,2006)

1.Meningkatkan pemahaman terapi kepada penderita/keluarga penderita, (tujuan


pengobatan, penggunaan yang tepat, cara penyimpanan, dan efek samping dari obat)

2.Meningkatkan kepatuhan penderita (Compliance )

3.Memotivasi penderita untuk berperan aktif dalam proses pengobatan.


Compliance dipengaruhi oleh

1. Cara berkomunikasi
2. Jumlah jenis obat
3. Frekuensi pemakaian
4. Lama terapi
5. Simtom tidak ada/tidak terasa
6. Emosi
7. Kerumitan cara atau aturan pakai
8. Harga obat
9. Efek samping
10.Informasi
11.Pendidikan, budaya dll
Tujuan dilakukannya konseling :
1. Membina hubungan dan mengembangkan kepercayaan pasien.
2. Menunjukkan kepedulian farmasis terhadap pasien.
3. Membantu pasien mengatur dan menyesuaikan diri terhadap penyakitnya.
4. Membantu pasien mengatur dan menyesuaikan diri terhadap
pengobatannya.
5. Meminimalkan/mencegah masalah-masalah yang berkaitan dengan efek
samping, efek yang tidak dikehendaki dari obat.
6. Meningkatkan kemampuan pasien bila berhadapan dengan berbagai
permasalahan kesehatannya.
Manfaat Konseling untuk Pasien (Kemenkes 2016)
1.Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
2.Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
3.Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri
4.Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu
5.Menurunkan kesalahan penggunaan obat
6.Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi
7.Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan
Konseling apoteker merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian
(Garjani et al, 2009)

• Langsung dan bertanggung jawab kepada pasien.


• Paling efektif untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
pasien.
• Dapat diukur dengan keberhasilan terapi, kepatuhan pasien,
pemenuhan harapan pasien, dan kinerja terhadap standar.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:

• Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu
hamil dan menyusui).
• Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS,
epilepsi).
• Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down/ off).
• Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).
• Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu
obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
• Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
Tahap kegiatan konseling

Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien


Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three Prime
Questions, yaitu:
• Apa yang disampaikan dokter tentang obat Anda?
• Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat Anda?
• Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan
• setelah Anda menerima terapi obat tersebut?
Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan obat
Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan
obat
Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
Masalah-masalah yang dibicarakan dalam konseling

• Nama obat : pasien harus mengetahui nama obat yang di minum dan memberitahu pasien nama generik dari
obat tersebut.
• Tujuan pengobatan : gunakan istilah umum agar pasien dapat mengerti, misalnya obat penurun panas.
• Jadwal pengobatan : waktu minum obat, sebelum atau sesudah makan.
• Cara penggunaan obat : dengan cara diminum, dilarutkan dahulu sebelum diminum, diletakkan di bawah lidah,
dan lain-lain.
• Lama penggunaan obat : menjelaskan kepada pasien obat harus diminum sampai habis, harus terus minum
obat dan tidak boleh berhenti tanpa seizin dokter, dan lain-lain.
• Efek samping obat.
• Tanda-tanda toksisitas (jika diperlukan).
• Cara penyimpanan obat.
• Penggunaan obat-obat lain termasuk obat bebas.
Keuntungan Konseling untuk Farmasi

1. Perlindungan hukum bagi farmasis


2. Pemeliharaan status profesi sebagai anggota tim kesehatan
3. Meningkatkan kepuasan kerja
4. Tambahan servis pelayanan dapat meningkatkan unggulan kompetisi
5. Meningkatkan ketaatan & mengurangi kerugian ketidaktaatan
6. Mengurangi kesalahan cara pakai obat
7. Lebih yakin bahwa obat aman dan efektif
8. Tambahan penjelasan mengenai penyakitnya
9. Sebagai referensi untuk rencana terapi non oba
Ilmu Pendukung counseling

1. Farmakoterapi
2. Farmakologi : Farmakodinamik, farmakokinetik
3. Patofisiologi dll
4. Ilmu komunikasi
Ketrampilan Komunikasi Interpersonel Dasar

Memperkenalkan diri, membina


Pengenalan dan sambung rasa, mempersilahkan duduk,
pembukaan diri menyebut nama pasien, menunjukkan
empati

Mendengar aktif Refleksi isi, refleksi perasaan,


merangkum
Bertanya Pertanyaan terbuka dan mendalam

Bahasa non verbal dan Cara berbicara dan intonasi sesuai,


etika ekspresi wajah, penampilan menarik,
mengakhiri dengan ucapan terima kasih
Medis/Klinis dan DRP
Mengumpulkan Informasi Kasus Penyakit
Informasi Kasus Penyakit a. Nama, umur dan alamat
b. Keluhan utama saat datang
c. Riwayat penyakit sekarang dan terapinya
d. Riwayat penyakit dahulu dan terapinya
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Kebiasaan hidup sehari-hari
g. Anamnesa system
h. Riwayat alergi obat
i. Kebiasaan minum suplemen/jamu

Penggalian Riwayat Riwayat Pengobatan


Pengobatan
Edukasi saat Proses Dispensing
1. Mampu melakukan skrinning resep
2. Mampu memberikan obat yang sesuai
3. Mampu memberikan dosis obat yang sesuai
4. Menjelaskan cara penggunaan, lama pengobatan dan dosis obat yang sesuai
pendidikan dan pengetahuan pasien
5. Menjelaskan manfaat terapi dan bagaimana cara memanntau efek terapi obat
dengan benar
6. Menjelaskan ketoksikan (efek samping) dan bagaimana cara memantau efek
samping
Edukasi saat Proses Dispensing
7. Bagaimana cara menyimpan obat dan mengetahui obat dalam keadaan
rusak atau ED
8. Mengedukasi perilaku yang harus dilakukan / dihindari selama proses
terapi
9. Menjelaskan kapan pasien harus ke dokter kembali

10. Mampu melakukan komunikasi interpersonal dalam suasana akrab,


setara, santun dan beretika
SBAR Method
SBAR
• S – Situation: What is happening
at the
present time?
• B – Background: What are the
circumstances leading up to this
situation?
• A – Assessment: What do I think
the problem is?
• R – Recommendation: What should
we do to correct the problem?
S Situation:
• Identify yourself the site/unit you are calling from (Perkenalan diri)
• Identify the patient by name and the reason for your report (Identitas
Pasien)
• Describe your concern (Kekhawatiran)

Firstly, describe the specific situation about which you are calling,
including the patient's name, consultant, patient location, code status, and
vital signs.
B Background:
• Give the patient's reason for admission
• Explain significant medical history
• You then inform the consultant of the patient's background:
admitting diagnosis, date of admission, prior procedures, current
medications, allergies, pertinent laboratory results and other
relevant diagnostic results.
•For this, you need to have collected information from the patient's
chart, flow sheets and progress notes
A  Assessment:
• Vital signs
• Contraction pattern
• Clinical impressions, concerns

You need to think critically when informing the doctor of your assessment of the
situation. This means that you have considered what might be the underlying reason for
your patient's condition. Not only have you reviewed your findings from your assessment,
you have also consolidated these with other objective indicators, such as laboratory
results.

If you do not have an assessment, you may say:

"I think she may have had a pulmonary embolus.'"


"I'm not sure what the problem is, but I am worried."
R Recommendation:
• Explain what you need - be specific about
request and time frame
• Make suggestions
• Clarify expectations

Finally, what is your recommendation? That is,


what would you like to happen by the end of
the conversation with the physician? Any
order that is given on the phone needs to be
repeated back to ensure accuracy.

SBAR TOOL
Kasus 1
Ny. AS (27 tahun) datang ke apotek untuk
membeli obat demam, pusing dan pilek yang
dialaminya 2 hari ini. Pasien saat ini hamil 2
bulan.

PH : Gangguan lambung
DH : Antacida tablet
Kasus 2
Ny. NN datang ke apotek ingin membeli
Amoksisilin syr dan loperamid untuk anaknya
usia 2 tahun yang mengalami diare sejak tadi
pagi. Diare 4x sehari dengan feces encer,
tidak berlendir ataupun berdarah

VS : T 39C
DH : -
Kasus 3
TN. DD (60 tahun) mengeluh batuk berdahak
dan susah BAB. Keluhan batuk dan sulit BAB
sudah dialami 4 hari. Batuk dengan lendir
warna kuning kehijauan.

VS : T 39C
DH : PCT 3x sehari 1 tablet
PH : -
Kasus 4 (Komunikasi Interprofesional)

Ny. RM (60 th) periksa ke dokter, mengeluh terasa nyeri di jari-


jari kaki disertai bengkak. TD 170/80 mmHg, asam urat 9 mg/dl

Riwayat : Hipertensi sejak 3 bulan yang lalu


Diagnosa : HT stage II intoleran ACE inh, Hiperuricemia

R/Candesartan 16 mg
S 1x1 malam
R/Furosemid tab
S 1x1 pagi
R/ Allopurinol 100 mg
S 1x1 malam
R/Meloxicam 15 mg
S 1x1 malam
TERIMA KASIH
Tugas ( Nilai 10%) Mahasiswa membuat poster
1. Mengumpulakan masalah
2.Membuat prioritas masalah
3.Menentukan satu topik berdasarkan prioritas masalah
4.Menentukan sasaran
5.Menentukan model penyuluhan atau poster
6.Membuat proposal
7.Pelaksanaan dengan membuat materi atau media informasi
Urutan Tugas
1.

Anda mungkin juga menyukai