Anda di halaman 1dari 13

KONSELING

DEFINISI KONSELING
Konseling merupakan suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya
seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan
(konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien
memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan
masalah
TUJUAN KONSELING
 Tujuan Umum
 Meningkatkan keberhasilan terapi
memaksimalkan efek terapi
meminimalkan resiko efek samping
Meningkatkan cost effectiveness
Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi
 Tujuan Khusus :
 Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien
Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien Membantu pasien untuk mengatur dan
terbiasa dengan obatnya Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya
 Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Mencegah atau meminimalkan Drug
Related Problem Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam
hal terapi
 Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan Membimbing dan mendidik pasien dalam
menggunakan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu
pengobatan pasien
MANFAAT KONSELING
Bagi pasien
 Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
 Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
 Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri
 Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu
 Menurunkan kesalahan penggunaan obat
 Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi
 Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan
 Meningkatkan efektivitas & efisiensi biaya kesehatan
Bagi Apoteker
 Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan.
 Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung
jawab profesi apoteker.
 Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena kesalahan penggunaan obat
( Medication error )
 Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi
upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.
SYARAT AGAR KONSELING
EFEKTIF DAN EFISIEN
 Memiliki pengetahuan dan kompetensi terkait konseling
 Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
 Memiliki rasa empati dan sopan santun terhadap pasien
METODE KONSELING
a. Desensitisasi sistematis :Teknik spesifik yang digunakan untuk menghilangkan kecemasan dengan kondisi rileks saat berhadapan dengan situasi yang menimbulkan kecemasan yang bertam
bertahap.
b. Teknik relaksasi
Teknik yang digunakan untuk membantu konseli mengurangi ketegangan fisik dan
mental dengan latihan pelemasan otot-ototnya dan pembayangan situasi yang menyenangkan saat pelemasan otot-ototnya sehingga tercapai kondisi rileks baik fisik maupun mentalnya.
c. TeknikFlooding
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mengatasi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu hal dengan cara menghadapkan konseli tersebut dengan situasi/objek yang
kecemasan tersebut secara berulang-ulang sehingga berkurang kecemasannya terhadap situasi/objek tersebut.
d. Reinforcement technique
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu meningkatkan perilaku yang dikehendaki dengan cara memberikan penguatan terhadap perilaku tersebut.
e. Modeling
Teknik untuk memfasilitasi perubahan tingkah laku konseli dengan menggunakan model.
f. Assertive training
Teknik membantu konseli mengekspresikan perasaan dan pikiran yang ditekan terhadap orang lain secara lugas tanpa agresif

g. Self-management

13
                                           
Teknik yang dirancang untuk membantu konseli mengendalikan dan mengubah perilakunya sendiri melalui pantau diri, kendali diri, dan ganjar diri.
h. Behavioral rehearsal
Teknik penggunaan pengulangan atau latihan dengan tujuan agar konseli belajar keterampilan antarpribadi yang efektif atau perilaku yang layak.
i. Kontrak
Suatu kesepakatan tertulis atau lisan antara konselor dan konseli sebagai teknik untuk memfasilitasi pencapaian tujuan konseling. Teknik ini memberikan batasan, motivasi, insentif bagi pela
kontrak, dan tugas-tugas yang ditetapkan bagi konseli untuk dilaksanakan antarpertemuan konseling.
j. Pekerjaan Rumah
APA
 APA perbedaan medical model dan helping model?
 Siapakah yang menjadi sasaran konseling hal 8
 Sebutkan dan jelaskan masalah di dalam konseling? Hal 9
 Sebutkan alat bantu konseling (medication chart) hal 14
 Jelaskan kegiatan konseling? (mulai dari proses konseling dan tahapan
konseling)
 Sebutkan tahap-tahapan di dalam melakukan konseling?
 Jelaskan aspek-aspke apa saja yang harus disampaikan kepada pasien di
dalma konseling?
 Bagaimana evaluasi kepatuhan pasien dalam pengobatan?
MASALAH DALAM
KONSELING
Penyebab ketidakpatuban dalam penggunaan obat
Beberapa penyebab dari ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat dapatdisebabkan
karena factor pasien sendiri maupun faktor- faktor yang lain.
 1.Faktor Penyakit
a. Keparahan atau stadium penyakit,kadang orang yang merasa sudah lebih baik
kondisinya tidak mau meneruskan pengobatan.
b. Lamanya terapi berlangsung,semakin lama waktu yang diberikan untuk terapi, tingkat
kepatuhan semakin rendah.
 FaktorTerapi

a. Regimen pengobatan yang konmleks baik jumlah obat maupun jadwal penggunaan obat.
b. Kesulitan dalam penggunaan obat,misalnya kesulitan menelan obat karena ukuran tablet
yang besar.
c. Efek samping yang ditimbulkan, misalnya: mual dan konstipasi
d. Rutinitas sehari-hari yang tidak sesuai dengan jadwal penggunaan obat
 3. FaktorPasien

a. Merasakurangpemahamanmengenaikeseriusandaripenyakit
danhasilyangdidapatjikatidakdiobati.
b. Menganggappengobatanyangdilakukantidakbegituefektif
c. Motivasiinginsembuh
d. Kepribadian/perilaku,misalnyaorangyangterbiasahidup teratur dan disiplin akan
lebih patuh menjalani terapi
e. Dukunganlingkungansekitar/keluarga.
f. Sosio-demografipasien:umur,tingkatpendidikan,pekeijaan, dll
 4. Faktor Komunikasi

a. Pengetahuan yang kurang tentang obat dan kesehatan


b. Kurangmendapatinstruksiyangjelastentangpengobatannya.
c. Kurangmendapatkancaraatausolusiuntukmengubahgaya hidupnya.
d. Ketidakpuasan dalam berinteraksi dengan tenaga ahli kesehatan.
e. Apoteker tidak melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.
SASARAN KONSELING
Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap. Konseling dapat diberikan kepada pasien langsung atau
melalui perantara. Perantara yang dimaksud disini adalah keluarga pasien,
pendamping pasien, perawat pasien, atau siapa saja yang bertanggung
jawab dalam perawatan pasien. Pemberian konseling melalui perantara
diterikan jika pasien tidak mampu mengenali obat-obatan dan terapinya,
pasien pediatrik, dan pasien geriatrik.
ALAT BANTU KONSELING
 Alat bantu yang digunakan terdiri dari perlengkapan yang diperlukan oleh apoteker
sebagai konselor dalam melakukan konseling maupun alatbantu yang diberikan
kepada pasien.
Perlengkapan Apoteker dalam melaksanakan konseling :
1. Panduan konseling (berisi daftar(checklist) untuk mengingatkan Apoteker point-
point konseling yang penting).
2. Kartu Pasien (berisi identitas pasien dan catatan kunjungan pasien
3. Literatur pendukung
4. Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan kesempatan kepada pasien untuk
membaca lagi jika lupa.
5. Alat peraga,dapat menggunakan audio visual,gambar-gambar, poster,maupun
sediaan yang berisi placebo.
6. Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk mendapatkan lanjutan
pengobatan.
Alat bantu yang diberikan kepada pasien:
1. Kartu pengingat pengobatan, kartu ini diberikan apoteker kepada pasien
untuk memantau penggunaan obat pasien. Pasien dapat memberikan
tanda pada kartu tersebut setiap harinya sesuai dosis yang diterimanya.
kartu teserbut memuat nama pasien, nama obat, jam minum obat,
tanggal pasien harus mengambil (refill) obat kembali.
2. Pemberian label untuk membantu pasien membaca label instruksi
pengobatan yang terdapat pada obatnya
3. Medication chart, berupa bagan waktu minum obat. Biasanya digunakan
untuk pasien dengan regimen pengobatan yang kompleks atau pasien
yang sulit memahami regimen pengobatan.
4. Pil dispenser akan membantu pasien untuk mengingat jadwal minum
obat dan menghindari kelupaan jika pasien melakukan perjalanan jauh.
Wadah pil ini bisa untuk persediaan harian maupun mingguan
5. Kemasan penggunaan obat per dosis unit, pengemasan obat per unit
dosis membutuhkan peralatan yang mahal. Dapat dilaksankan jika
regimen pengobatan terstandar dan merupakan progrsm pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai