Aspirin Almira Amini (K1A015002) Erviana Vernanda Margaretha (K1A015010) Etik Komalasisari (K1A015011) Herlambang Hadi P. Kartika Permatasari Hidayatul Ihsan PENDAHULUAN Aspirin merupakan salah satu obat yang efektif digunakan sebagai antiplatelet untuk profilaksis serangan stroke. Aspirin ini bekerja melalui penghambatan siklo-oksigenase yang bertanggungjawab terhadap pembentukan tromboksan A2 yang merupakan aktivator agregasi platelet. Aspirin mempunyai bioavailabilitas yang rendah akibat first pass effect metabolism dan hidrolisis menjadi salisilat di dinding usus. Berbagai pendekatan telah dilakukan untuk dapat meningkatkan bioavailabilitas dan memperpanjang efek terapi aspirin ini, salah satunya adalah dengan formulasi dalam sistem floating (mengapung dalam cairan lambung). Untuk mengetahui karakterisitik pelepasan tablet floating aspirin secara in vivo maka perlu dilakukan uji bioavailabilitas. Uji ini penting untuk dilakukan mengingat bioavailabilitas ini merupakan salah satu parameter penting dalam control kualitas suatu produk obat dan juga bermanfaat untuk memeperkirakan efektifitas terapi. METODE PENELITIAN Racangan percobaan Uji bioavailabilitas relatif tablet floating aspirin (A) dilakukan dengan metode cross over design sebagaimana tampak pada Tabel 1 menggunakan tablet aspirin salut enterik (B) sebagai pembanding. Preparasi kelinci & Pemberian sediaan Hewan yang digunakan adalah 3 kelinci jantan dengan berat 3-3,5 kg. Kelinci diaklimatisasikan dengan lingkungan selama 2 minggu dan dipuasakan 12 jam sebelum dipakai dalam percobaan. Tablet diberikan secara oral dengan masa istirahat (wash out period) selama 2 minggu sebelum mendapatkan perlakuan berikutnya (Tabel 1). Pemberiaan darah Sampel darah sejumlah 1 mL diambil dari vena marginalis telinga kelinci pada menit ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, dan 600. Darah ditampung dalam mikrotube yang mengandung 100 μL larutan campuran NaF 25 μg/mL & kalium oksalat 20 μg/mL. Selama uji berlangsung, kelinci dipuasakan dan hanya diberi minum aquades sebanyak 2 mL setiap 1 jam.12 The Power of PowerPoint - thepopp.com Cont SLIDE 4 Penetapan kadar analit dalam plasma Kadar aspirin dan asam salisilat Sampel darah yang diperoleh Plasma diekstraksi (dalam waktu kurang ditetapkan menggunakan HPLC dan segera divortex selama 10 detik dari 60 menit) dengan prosedur sebagai detektor UV pada panjang dan disentrifugasi selama 10 berikut: gelombang 230 nm. menit diperoleh plasma
Proses ekstraksi: Cont Con’t
250 μL plasma • Larutan sampel disentrifugasi selama Sampel disimpan dalam freezer +ditambah 20 μL larutan asam 3 menit dan fase organik diambil pada suhu -40ºC (12 jam) setelah benzoat (sebagai standar internal) seluruhnya penyimpanan, sampel beku • diuapkan di bawah aliran N2 cair dicairkan dalam wadah penangas + 20 μL asam perklorat 17,5% es, kemudian diinjeksikan ke • divortex 10 detik • Residu yang diperoleh direkonstitusi sistem HPLC dengan volume 20 +ditambah 1,0 mL dietil eter dengan 500 μL pelarut μL. asetonitril:dapar fosfat • divortex 3 menit. The Power of PowerPoint - thepopp.com Con’t Analisis Data Bioavailabilitas relatif (Frelatif) ditentukan berdasarkan parameter AUC tablet floating aspirin dibandingkan dengan tablet salut enterik. Harga parameter AUC dibandingkan secara statistik dengan uji t pada taraf kepercayaan 95% menggunakan SPSS.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
PEMBAHASAN SLIDE 6
• Parameter yang digunakan dalam penetapan bioavailabilitas pada penelitian ini adalah nilai AUC, Cp max, dan T max.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
PEMBAHASAN
Waktu Retensi Analit
Analit Waktu Retensi Aspirin 6.017 Asam Salisilat 8.767
The Power of PowerPoint - thepopp.com
PEMBAHASAN Interpretasi Bioavaibilitas tablet floating aspirin tidak berberda bermakna dengan tablet salut aspirin apabila ditinjau dari parameter AUC dan Cp max. sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk sediaan tersebut tidk mempengaruhi nilai AUC maupun Cp max.
Namun,
Bentuk Sediaan TFA ini memberikan nilai bioavaibilitas
yang berbeda bermakna dengan bentuk sediaan TSA apabila ditinjau dari nilai T max dimana TFA memiliki nilai T max yang lebih pende jika dibandingkan dengan TSA.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
PEMBAHASAN Tablet salut enterik aspirin (80mg) Tablet salut floating aspirin (80 mg) Profil As. Salisilat dalam Darah Kelinci Pada Gambar tesebut, menunjukkan bahwa TSA hanya dapat mempertahankan kadar aspirin hingga menit ke 20. Setelah menit ke 20, Asam salisilat mulai terbentuk dan terdeteksi di dalam darah. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa konsentrasi asam salisilat yang terdeteksi di darah lebih tinggi jika dibandingkan dengan TFA. Sementara itu, TFA dapat mempertahankan kadar asmpirin hingga menit ke 240, dan setelah menit ke 240 tersebut, asam salisilat mulai terbentut dan terdeteksi di dalam darah.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Profil Aspirin dalam Darah Kelinci Pada Gambar tersebut terlihat kadar aspirin yang dibuat dalam bentuk sediaan TSA hingga mendekati menit ke 200 belum mencapai darah, dan setelah menit ke 200 kadar aspirin di dalam darah mengalami fluktuai.
Sementara itu,
Kadar aspirin yang dibuat dalam bentuk sediaan TFA mengalami
absorbsi ske saluran sistemik secara kontinyu dan tidak mengalami fluktuasi seperti sediaan TSA. Selain itu, gambar tersebut juga menunjukkan bahwa TFA memiliki T max yang lebih pendek yang menunjukkan proses absorbsi aspirin dalam bentuk sediaan TFA labih cepat jika dibandingkan dengan sediaan TSA.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
KESIMPULAN KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet floating aspirin mempunyai bioavailabilitas lebih baik dengan Tmaks yang lebih pendek dan kadar aspirin yang lebih seragam dibandingkan tablet salut enterik, meskipun parameter AUC dan Cpmaks keduanya tidak berbeda bermakna (p>0,05).
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Thank You! Any Questions?
Jun Akizaki – The Power of PowerPoint
Title Font: Dence Regular Text Font: Encode Sans Narrow Light (& Medium)