Anda di halaman 1dari 17

TABLET SALUT FILM

Kelompok 6
Ahmad Fadli Robby (K1A015001)
Kartika Permatasari (K1A015018)
L. Mukhlis Maqbul Sani (K1A015019)
PENGERTIAN
• Tablet salut selaput (film coating) adalah tablet yang
disalut dengan selaput tipis polimer yang larut atau
tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan
yang meliputi tablet.
• Bahan penyalut yang biasa digunakan :
Hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa,
Hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan campuran
selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak
mengandung air.
Keuntungan : Kerugian :
• Melindungi zat inti yang • Peningkatan biaya
mudah teroksidasi dan
higroskopis pengemasan dan
• Menjaga kualitas dan pengiriman
kadar zat inti dalam • Tidak menutupi bau
jangka waktu yang lama dan rasa
• Meningkatkan kualitas • Membutuhkan tenaga
penampilan dari segi
warna yang terampil
LATAR BELAKANG
Tanaman gambir tumbuh baik di Sumatera Barat. Khasiat dari gambir antara lain
sebagai antioksidan dan antibakteri. Senyawa utama yang terdapat dalam
ekstrak gambir adalah katekin. Sebagian masyarakat memanfaatkan gambir
sebagai pelengkap makan sirih. Kandungan utama dari ekstrak Gambir tersebut
berupa Katekin memiliki sifat yang mudah teroksidasi dan higroskopis.
Berdasarkan karakteristik tersebut, diperlukan formulasi dengan salut selaput
untuk menjaga kualitas sediaan tablet katekin. Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasi sediaan tablet salut selaput katekin dari gambir dan
mengevaluasi sifat fisiknya.
• METODE
• Mempersiapkan Ekstraksi Gambir, Ekstrak
yang dipakai dalam penelitian ini
merupakan ekstrak kasar dan diketahui
mengandung katekin hanya sekitar 80%.
Ekstrak gambir dengan kadar katekin yang
tinggi (>90%) diperoleh dengan cara
perkolasi terhadap ekstrak gambir
menggunakan etil asetat menghasilkan
ekstrak etil asetat gambir.
• Mempersiapkan formula pembuatan tablet

• Mencetak tablet inti dengan metode kempa langsung


Tablet inti yang akan disalut harus memenuhi persyaratan tertentu. Memiliki bentuk
ideal : sferis, elips, bikonvek bulat atau bikonvek oval. Tablet inti juga harus memiliki
kekerasan yang cukup (Lachman dkk, 1994). Kerapuhan tablet harus sekecil mungkin.
Tablet inti harus cepat hancur di dalam lambung atau usus setelah penyalut terlarut
(Basri, 2009).
• Melakukan proses penyalutan pada tablet inti.
Tablet inti dimasukkan ke panci penyalut, ditiupkan udara hangat ke dalam
panci kemudian disemprotkan dengan cairan penyalut.
Standar cairan penyalut yang digunakan dalam tablet salut film : lapisan
salut umumnya tidak lebih dari 10% bobot tablet.
Dalam penelitan tersebut ,cairan penyalut yang digunakan adalah zat
penyalut dalam air dengan konsentrasi 10% (b/v).
• Melakukan evaluasi bobot tablet (8 % dari bobot tablet inti ) dan sifat fisik tablet
yang sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
• Pengujian Tablet Salut Film
• Uji Keseragaman bobot
• Metode : Melakukan penimbangan pada 20 tablet satu persatu dengan neraca
analitik. Data yang didapatkan kemudian ditentukan bobot rata-rata, persentase
deviasi dari nilai rata-rata, serta bobot minimum dan bobot maksimum tablet.
• Kolom / Tabel Keseragaman Bobot :
Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet
Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
Bobot tablet (mg)
A B
 25 15 30
26 – 150 10 20
151 - 300 7,5 15
> 300 5 10

• Syarat dikatakan tablet memiliki keseragaman bobot yaitu : Bobot rata-rata kolom A
tidak boleh ada > 2 tablet yang menyimpang dari bobot minimum dan bobot
maksimum tablet., dan pada bobot rata-rata kolom B tidak boleh ada satupun tablet
yang menyimpang dari bobot minimum dan bobot maksimum tablet.
• Uji Kekerasan
Metode : Mengambil sebanyak 10 tablet secara acak.Setiap tablet ditekan dengan alat
uji kekerasan tablet (Hardness Tester) , kemudian dibaca berapa besar tekanan yang
menyebabkan tablet hancur.
Syarat : Kekerasan tablet oral 4-10 kg (Lachman dkk, 1994)

• Uji Keregasan / Kerapuhan


Metode : Hanya dilakukan pada tablet inti yaitu dengan cara mengambil 20 tablet
secara acak. Semua tablet secara bersamaan ditimbang dan dimasukkan kedalam
mesin friabilator. Mesin tersebut diputar sebanyak 100 kali putaran. Setelah itu,
semua tablet tersebut ditimbang kembali. Kerapuhan ditentukan dengan cara
menghitung persentase bobot yang hilang.
Syarat : Kerapuhan yang baik adalah < 1% (Ansel, 2005).
• Uji Waktu Hancur
• Metode : Sebanyak 6 tablet dipilih secara acak, lalu secara bersamasama
dimasukkan ke mesin uji (disintegration tester.). Medium yang digunakan
untuk uji ini adalah air yang dipertahankan suhunya pada 37 ± 2°C. Waktu
hancur ditentukan dengan cara mengamati keenam tablet dalam medium,
dan dicatat saat semua tablet hancur sempurna.
• Syarat : Waktu hancur untuk tablet adalah < 15 menit (DepKes RI, 1995)
• HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Farmakope Herbal, persyaratan kualitas gambir adalah kadar katekin tidak
kurang dari 90%, sehingga dilakukan uji identifikasi senyawa katekin dalam ekstrak gambir
dengan beberapa metode seperti metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dan HPLC / KCKT
(Kromatografi Cair Kecepatan Tinggi ) dan dilakukan pula pengujian sifat fisik setelah
dijadikan tablet.
• Hasil identifikasi katekin dengan metode KLT dan HPLC
• Hasil analisis KCKT menunjukkan keberadaan senyawa katekin pada menit ke 15,550
sehingga tidak berbeda jauh dari waktu retensi standar baku katekin 15,615. Kadar
katekin yang diperoleh dari hasil isolasi yaitu sebesar 92,48±0,28% (b/b). Berdasarkan
persyaratan Farmakope Herbal maka bahan inti tablet dalam penelitian ini memenuhi
persyaratan dikarenakan kadarnya tidak kurang dari 90%. Sedangkan kadar katekin
dalam tablet salut selaput diperoleh sebesar 95,30%. Umumnya persyaratan kadar zat
aktif dalam tablet adalah 90%-110%.Hal ini menunjukkan bahwa kadar zat aktif dalam
tablet katekin yang dibuat dalam penelitian ini sudah baik.
• Hasil pengujian Sifat Fisik tablet

• Organoleptis
• Dapat dilihat pada Gambar 3. Tablet inti terlihat berbintik dan sedangkan tablet
yang telah disalut menggunakan penyalut berwarna putih memiliki penampilan
yang lebih baik.
• Keseragaman Bobot
• Uji keseragaman bobot dimaksudkan untuk memastikan bahwa tablet dibuat
dengan ketepatan ukuran dan keseragaman kandungan dari formulasi yang
dibuat. Pada penelitian tersebut, tablet salut selaput yang dihasilkan memiliki
keseragaman bobot yang memenuhi kriteria dapat dilihat dalam Tabel 2
• Organoleptis
• Dapat dilihat pada Gambar 3. Tablet inti terlihat berbintik dan sedangkan tablet yang telah
disalut menggunakan penyalut berwarna putih memiliki penampilan yang lebih baik.
• Keseragaman Bobot
• Uji keseragaman bobot dimaksudkan untuk memastikan bahwa tablet dibuat dengan ketepatan
ukuran dan keseragaman kandungan dari formulasi yang dibuat. Pada penelitian tersebut, tablet
salut selaput yang dihasilkan memiliki keseragaman bobot yang memenuhi kriteria dapat dilihat
dalam Tabel 2.
• Keregasan /Kerapuhan
• Uji keregasan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi (pengikisan) yang terjadi
pada permukaan tablet. Keregasan hanya diuji pada tablet inti saja karena setelah disalut,
penyalut polimer melindungi tablet inti dari pengikisan. Tablet yang baik memiliki keregasan
tidak lebih dari 1%. Hasil uji menunjukkan tablet inti katekin memiliki keregasan yang baik.
• Kekerasan
• Tablet yang sudah disalut memiliki kekerasan yang lebih besar dibandingkan
sebelum disalut. Kekerasan tablet perlu disesuaikan dengan waktu hancurnya,
kekerasan harus dikurangi jika waktu hancurnya terlalu lama. Pada penelitian
tersebut tablet salut selaput katekin gambir memiliki kekerasan yang cukup
besar.
• Waktu Hancur
• Tablet salut selaput katekin gambir memiliki kekerasan yang cukup besar,
namun waktu hancur tablet yang cepat. Hal ini menunjukkan persentase
disintegran yang digunakan ke dalam formula sudah cukup. Waktu hancur
tablet salut selaput katekin gambir memenuhi syarat yang telah ditentukan.

KESIMPULAN
Tablet katekin dari ekstrak gambir telah diformulasi
menggunakan salut selaput. Formula tablet yang
digunakan menghasilkan sifat fisik dengan kualitas yang
baik yaitu bobot yang seragam, kekerasan 16,60 ± 1,97
Kp, dan waktu hancur 4 menit 15 detik.

Anda mungkin juga menyukai