Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan tablet paracetamol dengan metode granulasi basah.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, serta evaluasi granul dan pengkapsulan granul paracetamol. Granulasi basah adalah metode pembuatan tablet dengan pencampuran fase dalam tablet terlebih dahulu dengan pengikat yang basah, digranulasi lalu dicampurkan dengan fase luar tablet, kemudian dicetak menjadi tablet. Granulasi basah digunakan karena zat aktif dan beberapa zat tambahan pada formula diatas memiliki laju alir yang buruk sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan metode kempa langsung. Pembagian fase luar dan fase dalam berdasarkan fungsi dan karakteristik setiap zat. Fase dalam biasanya terdiri dari zat aktif, zat pengisi, dan zat pengikat yang tahan terhadap suhu tinggi dalam waktu lama karena peada proses pembuatan granulasi basah, pemanasan dalam oven untuk menghilangkan air dilakukan setelah terbentuk granul. Fase luar adalah zat eksipien yang berfungsi untuk membantu proses pengempaan tablet, yaitu zat pelincir dan zat eksipien lain yang tidak tahan pemanasan dalam waktu lama. Pada formula diatas, PCT atau parasetamol sebagai zat aktif dengan efek farmakologis sebagai zat antipiretik dan analgesic. PCT dimasukkan ke fase dalam karena stabil dalam pemanasan yang lama. Amilum merupakan zat tambahan fase dalam yang dignakan pada proses penabletan dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, dan sebagai bahan pelicin. (Banker dan Anderson, 1976). Amprotab merupakan zat tambahan fase luar yang digunakan sebagai pengisi dan pengikat karena harga ekonomis sehingga mengurangi biaya produksi. Fungsi sebagai pengisi untuk menambah massa tablet yang akan dicetak dan fungsinya sebagai pengikat untuk mengikat zat aktif dan zat pengisi sehingga dapat tercampur dengan homogen. Amprotab dapat digunakan sebagai zat pengikat dengan pencampuran amprotab dan aquadest hangat dengan konsentrasi 3-20 % b/b untuk mendapatkan amprotab pro pasta segar (HOPE, 2009). Pada praktikum ini dibuat amprotab dengan konsentrasi 2% yang ditambahkan secukupnya.

Talkum dan magnesium stearat adalah zat tambahan fase luar yang berfungsi sebagai pelicin yang meningkatkan aliran granul sehingga tersebar ke seluruh tempat cetakan pada saat pengempaan dan agar tidak meyumbat di cetakan. Selain itu pelicin dapat memperpanjang waktu penghancuran obat, sehingga pada saat dilakukan uji friabilitas, massa tablet tidak berkurang banyak. Kedua zat ini ditambahkan sebagai fase luar untuk memberikan hasil yang lebih baik pada kekerasan tablet dibandingkan ditambahkan sebagai fase dalam. Pada formulasi tablet, talcum ditambahkan sebanyak 1- 10% dan magnesium stearat ditambahkan sebanyak 0.25- 5% (HOPE, 2009). Pada praktikum ini digunakan talcum 6% dan magnesium stearat 2%, penambahan hanya sedikit karena pelicin yang banyak dapat menyebabkan tablet terlalu keras sehingga sulit hancur dan sulit terlarut serta sulit dimetabolisme didalam tubuh. Pada praktikum kali ini Formula yang digunakan untuk pembuatan tablet paracetamol untuk fase dalamnya (90%) yaitu paracetamol 500mg, amilum 5%, musilago amili 10%, laktosa qs dan sebagai fase luar (10%) yaitu Mg Stearat 2%, talkum 6%, amprotab 2%. Jumlah tamblet yang akan dibuat sebanyak 100 tablet. Setelah itu, granul yang diperoleh kemudian ditimbang, dan dievaluasi. bobot granul kering yang diperoleh adalah 46.8 gram dan jumlah tablet yang diperoleh sebanyak 74 tablet dan bobot tablet yang diperoleh untuk 703 mg/tablet. Evaluasi terhadap granul ini dilakukan dengan menentukan laju alir, kompresibilitas, dan sudut istirahat . Nilai kompreilitas dipeoleh dari kerapatan mampat dikurang dengan kerapatan curah diagi kerapatan mampat dan dikali 100%, sehingga diperoleh nilai komprebilitas 25,63% dan termasuk kategori buruk. Selanjutnya dihitung nilai rasio hausner yang diperoleh dari b maksimal dibagi b minimum dan diperoleh hasil 11,34 dipeoleh kategori sedang. Kemudian laju alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Laju alir ini dapat ditentukan dengan menentukan sudut istirahat dari granul dengan menggunakan metode corong, sudut istirahat ini merupakan sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk atau granul tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit dalam hal ini adalah corong. Jadi, sudut istirahat diperoleh dengan memasukan sekitar 50 gr serbuk ke dalam corong yang ditutup, kemudian tutup tersebut dibuka, dan dihitung waktu alir serta tinggi dan diameter dari tumpukan granul yang dihasilkan. Dari hasil uji terhadap granul yang dihasilkan, diperoleh sudut istirahat granul sebesar 32,4 0C dengan waktu alir selama 38 detik. Nilai ini menunjukkan bahwa granul yang dihasilkan memiliki sifat laju alir yang cukup. Setelah itu dilakukan pengkapsulan granul. Sebelum dilakukan pengkapsulan

dilakukan terlebih dahulu uji fisik kapsul. Bentuk kapsul adalah lonjong ukuran 00 dan warna kuning bening. Setelah itu tentukan keseragaman bobot. Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Rata-rata bobot isi kapsul adalah 0,594 rata- rata cangkang kapsul adalah 0,27 dan rata-rata bobot isi adalah 0,467. Setelah mendapatkan nilai rata-rata, dicari penyimpangan A yaitu 7,5 % karena bobot rata-rata kapsul lebih dari 120 mg dan untuk penyimpangan B 15%. Maka dihasilkan penyimpangan A adalah 0,0350, penyimpangan A bawah adalah 0,432, peyimpangan A atas adalah 0,502. Untuk nilai penyimpangan B adalah 0,0701, penyimpangan B atas adalah 0,537 dan penyimpangan B bawah adalah 0,397. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh penyimpangan A dan tidak satu kapsul pun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh penyimpangan B. Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B. Dari data yang didapat, terdapat 4 kapsul yang menyimpang dari 5% bobot rata-rata dengan penyimpangan bobot sebesar 0,052 ( kapsul no. 8 ); 0,053 ( no. 9 ); 0,051 g (no. 10) dan 0,39 g serta tidak ada satupun kapsul yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata. Dengan demikian, kapsul yang dibuat hampir memenuhi syarat. Dilihat dari bobot yang didapatkan dibandingkan dengan bobot teoritis, terdapat beberapa kapsul yang bobotnya tidak masuk rentang toleransi yang diizinkan. Hal ini akan mempengaruhi sedikit kadar zat aktif pada masing-masing kapsul. Hal ini dikarenakan bentuk granul yang kurang seragam. Setelah itu dilakukan pengujian waktu hancur. Menurut FI, waktu hancur tidak boleh lebih dari 15 menit dan waktu hancur sediaan kapsul darikelompok kami adalah 4 menit 8 detik dan memenuhi syarat FI.

Kesimpulan dan saran diperoleh nilai komprebilitas granul 25,63% dan termasuk dalam kategori buruk. nilai rasio hausner yang diperoleh dari b maksimal dibagi b minimum dan diperoleh hasil 11,34 diperoleh masuk dalam kategori sedang. sudut istirahat granul sebesar 32,4 0C dengan waktu alir selama 38 detik. Nilai ini menunjukkan bahwa granul yang dihasilkan memiliki sifat laju alir yang cukup.
Dari data yang didapat, terdapat 4 kapsul yang menyimpang dari 5% bobot rata-rata

dengan penyimpangan bobot sebesar 0,052 ( kapsul no. 8 ); 0,053 ( no. 9 ); 0,051 g (no. 10) dan 0,39 g serta tidak ada satupun kapsul yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata. Menurut FI, waktu hancur tidak boleh lebih dari 15 menit dan waktu hancur kapsul kelompok kami adalah 4 menit 8 detik dan memenuhi syarat FI.

Anda mungkin juga menyukai