Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

Pada praktikum pembuatan sediaan tablet dengan metode kempa langsung. Dalam
formulasi nya praktikan mencoba membuat formula sendiri. Setelah di pertimbangngkan
praktikan memformulasikan tablet kempa langsung yatu dengan zat aktif Vitamin C. Penggunaan
Vitamin C sebagai zat aktif Vitamin C pada praktikum kempa langsung karena Vitamin C tidak
tahan pemanasan, stabil diudara kering, kurang cocok dalam bentuk larutan karena cepat
teroksidasi sehingga tidak digunakan dengan metode granulasi basah, dan karena dosisnya kecil
ditambah dengan eksipien yang kompresibel dan mudah mengalir maka dapat dibuat dengan
metode kempa langsung. Vitamin C dengan metode kempa langsung digunakan formula sebagai
berikut:
R/ Vitamin C 50mg
Amylum manihot 7%
Avicel 7%
Talk 2%
Mg. stearat 2%
Lactosa spray dried ad 200 mg
untuk kemudian dibuat tablet sebanyak 50 tablet dengan komposisi tiap tablet
sebesar50mg/tablet. Kempa langsung merupakan suatu metode pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah mengalir
sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam
mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Pada formula diatas, zat aktif yang digunakan adalah Vitamin C. Vitamin Cmempunyai
rumus molekul C₆H₈O₆ dengan pemerian serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak bebauu;
rasa asam.Oleh cahaya laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering mantap diudara dalam larutan
cepat teroksidasi. Vitamin C memiliki dosis yang kecil sehingga cocok dibuat tablet dengan
metode kempa langsung. Walaupun Vitamin C memiliki sifat alir yang kurang baik, tetapi sifat
alir tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan pelicin dalam formula .
Amylum manihot merupakan zat tambahan atau eksipien yang dapat digunakan
sebagai disintegran. Dalam formula ini konsentrasi Amylum manihot yang digunakan yaitu 7
% . Amylum manihot dapat digunakan sebagai disintregan dengan konsentrasi .
Eksipien berikutnya adalalah avicel. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi sifat
alirnya kurang baik. Dalam formula diatas Avicel digunakan sebagai bahan pengikat .
Konsentrasi yang digunakan yaitu sebesar 7%.
Talkum merupakan zat tambahan yang digunakan sebagai glidant, pembawa dalam
sediaan tablet, dan sebagai pelincir tablet. Talkum merupakan senyawa dengan rumus molekul
Mg6(Si2O5)4(OH)4 dengan pemerian serbuk sangat halus, serbuk keputihan dan agak abu. Talkum
digunakan pada konsentrasi sebesar 2%.
Mg.Stearat digunakan sebagai pelincir tablet. Dalam formulasi ini digunakan Mg.stearat
sebanyak 2% .
Prosedur awal pembuatan tablet dengan metode kempa langsung yaitu dengan
mencampur Vitamin C, Avicel, amylum manihot dan Lactosa spray dried menjadi satu,
mengaduknya sampai homogeny selama 15 menit. Hal ini bertujuan agar zat aktif dan bahan
tambahan tercampur secara sempurna. Selanjutnya menambahkan talcum dan mg.stearat sebagai
glidant dan lubrikan . Mengaduk serbuk sampai homogeny selama 5 menit , bertujuan karena
sifat lubrikan yang hanya melumuri, jika diaduk terlalu lama maka berpotensi menempel pada
serbuk sehingga pemberian lubrikan malah akan mempersulit aliran campuran serbuk.
Sebelum serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap serbuk terlebih dahulu. Evaluasi
serbuk yang dilakukan yaitu
a. Uji kemampuan alir dan sudut diam .
Apabila serbuk mudah mengalir tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman
bobot yang baik . Dari hasil evaluasi dihasilkan waktu alir 19 detik , tinggi (h) 2.3 cm ,
diameter(d) 10.75 cm, jari-jari 5.375cm, Tan α 0.428, α 23,16º.

b. Kompresibilitas
Indeks pengetapan merupakan volume sejumlah granul karena kemampuan granul
mengisi ruang antar granul dan memadat lebih rapat. Menurut Voight , 1995:160, %
Kompresibilitas yang baik jika kurang dari sama dengan 20% . Dari hasil evaluasi %
kompresibilitas yang dihasilkan yaitu 18%. Hal ini menunjukan %kompresibilitas sudah
memenuhi syarat .
Setelah evaluasi serbuk dilakukan, serbuk di persiapkan untuk dicetak. Serbuk yangtelah
dicampurkan dengan pelicncir diaduk hingga homogen supaya terdistribusi homogen dan hasil
tiap tablet yang dicetak memiliki kualitas yang sama.
Setelah itu, tablet dicetak dengan menggunakan mesin kempa single punch. Dilakukan
beberapa kali pencetakan awal, dimana setiap 1 tablet yang dibuat kemudian diuji bobot dan
kekerasannya. Hal ini dilakukan supaya tablet yang dicetak memenuhi rentang bobot tablet
teoritis yang diizinkan, yaitu sekitar 200 mg.
Pada pencetakan pertama, didapat total tablet yang setara dengan seluruh serbuk. Dengan
kata lain, hanya setengah dari serbuk yang dapat dicetak. Serbuk yang tidak tercetak pada
pencetakan sebenarnya terbentuk, namun kekerasannya sangat buruk dan menyebabkan tablet
menjadi serbuk kembali saat diambil. Hal ini dikarenakan laju alir yang buruk dari serbuk. Bobot
dan kekerasan tablet nya pun sama dengan pencetakan awal pertama. Maka dari itu, sisa serbuk
yang gagal tercetak dicetak kembali.
Pada pencetakan kedua ini, seluruh tablet dapat dicetak. Pada penetakan kedua ini didapat
tablet-tablet dengan bobot dan kekerasan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan serbuk yang gagal
dicetak pada pencetakan pertama, laju alirnya diperbaiki dengan tekanan akibat pengempaan
oleh mesin kempa.
Setelah seleruh tablet dicetak, dilakukan evaluasi tablet. Evaluasi yang dilakukan yaitu
1. Evaluasi keseragaman bobot
Pengujian keseragaman bobot dan ukuran dilakukan untuk melihat keseragaman dosis
pada masing-masing tablet. Pada evaluasi keseragaman bobot, didapatkan bobot rata-rata sebesar
183.6 g. Berdasarkan FI III, untuk uji keseragaman bobot pada tablet yang telah dibuat dengan
bobot rata-rata tersebut (bobot rata-rata dinyatakan bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 tablet
yang bobotnya menyimpang dari 5% bobot rata-rata dan tidak boleh ada 1 tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata . Dari data yang diapatkan, terdapat 11 tablet
yang menyimpang dari 5% bobot rata-rata. Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan uji
keseragaman bobot untuk tabel A (tidak boleh ada lebih dari 2 kaplet yang bobotnya
menyimpang dari,5% bobot rata-rata). Kemudian, dari data yang didapat juga terdapat 1 tablet
yang menyimpang dari 10% bobot rata-rata Hal ini tidak sesuai dengan persyaratan yang tertulis
di farmakope tentang uji keseragaman bobot untuk tabel B (tidak boleh ada 1 tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata). Penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi
akibat laju alir serbuk yang buruk sehingga volume yang tercetak tidak seragam karena
penyumbatan serbuk.
2. keseragaman ukuran
Pada pengujian keseragaman ukuran, didapatkan diameter rata-rata sebesar 0.8 cm dan
tebal rata-rata sebesar 0.494 cm. pada farmakope disebutkan bahwa kecuali dinyatakan lain,
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Dari
data yang didapatkan, tablet yang dicetak memenuhi persyaratan keseragaman ukuran.
3. Pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat tablet sehingga
mempengaruhi pengemasan dan penyimpanannya. Pada pengujian kekerasan, tablet diletakan
dengan posisi vertikal dimana permukaan tablet bagian tebal tablet menyentuh permukaan alat
uji hardness tester, karena pada posisi ini tekanan maksimalnya dapat terukur. Dari hasil yang
didapatkan, kekerasan tablet yang dihasilkan cukup baik yaitu dengan rata-rata 4.88. Hal ini
sudah sesuai dengan literature bahwa kekerasan yang baik yaitu berkisar antara 4- 8 kg.
4. Kerapuhan Tablet
Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan
yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada pengujian frialbilitas, digunakan
tablet dengan bobot total 9.75g. %friabilitas tidak boleh lebih dari0.8%. Setelah diuji, didapatkan
%friabilitas sebesar 0.30%. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tablet sudah memenuhi syarat
friabilitas yang baik.
5. Waktu hancur
Pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama tablet akan hancur pada
kondisi yang menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan FI III, waktu hancur yang baik tidak lebih
dari 15 menit. Pada pengujian ini, didapatkan waktu hancur tidak lebih dari 15 menit. Hal ini
sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada FI III.

Penandaan pada sediaan tablet yang dibuat digunakan dengan media kemasan sediaan.
Kemasan sediaan meliputi box sediaan, brosur dan etiket sediaan. Penandaan digunakan untuk
memberikan informasi mengenai sediaan yang dibuat.
Dalam kemasan didapati nomer registrasi, nomer bach, Mfg date, dan exp date, yaitu
dengan penjelasan sebagai berikut :
 No. Reg : DBL 1412700110A1
Keterangan :
D : Menandakan obat dagang.
B : Menandakan Golongan Obat Bebas.
L : Obat Jadi lokal / Dalam negri.
14 : Disetujui Tahun 2014.
127 : Nomor urut pabrik 127.
001 : Nomor urut obat jadi 001.
10 : Kode bentuk sediaan ( 10 ) Tablet.
A : Kekuatan Sediaan obat jadi pertama disetujui.
1 : Menunjukan kemasan utama.

 No. Batch : 14061001


14 : Tahun 2014
06 : Bulan ( 6 ) Juni.
10 : Kode ( 10 ) Sediaan Tablet.
01 : Nomor urut pembuatan ke 01.

 Mfg. Date : Juni 2014


Dibuat pada bulan juni tahun 2014.

 Exp. Date : Juni 2014


Kadaluarsa pada bulan juni tahun 2014.

XIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Formulasi pada praktikum digunakan zat aktif Vitamin C karena Vitamin C memiliki dosis yang
kecil sehingga cocok dibuat tablet dengan metode kempa langsung.
2. Walaupun Vitamin C memiliki sifat alir yang kurang baik, tetapi sifat alir tersebut dapat diatasi
dengan penambahan bahan pelicin dalam formula .
3. Berikut adalah zat excipient yang digunakan
a. Zat penghancur : Amylum manihot
b. Zat Pengikat : Avicel
c. Zat anti lengket : Talk
d. Zat pelincir : Mg. stearate
e. Zat Pengisi : Lactosa spray dried

4. Pembuatan tablet metode kempa langsung dilakukan dengan cara mencampurkan semua bahan
baku obat (zat aktif dan eksipien) secara homogen, lalu dicetak dengan menggunakan alat
pencetak tablet single punch dan diperoleh 43 tablet dengan berat rata-rata 183.6 gram
5. Tablet yang dibuat yaitu digunakan sebagai antiscorbut.
6. Uji quality control yang dilakukan selama pembuatan tablet metode kempa langsung, yaitu
pengujian kemampuan alir, kerapatan dan kemampatan dan susut pengeringan pada serbuk serta
pengujian keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, waktu hancur dan friabilitas
pada tablet.

Anda mungkin juga menyukai