Anda di halaman 1dari 14

Nama : Luh Ayu Anisa Dewi

TUGAS PENGANTAR PRAKTIKUM FORMULASI TABLET

1. Apa yang dimaksud dengan formula tablet, bagaimana cara mempersiapkannya?


Jawab :
Formula tablet adalah kegiatan merancang komposisi bahan baik bahan aktif dari
tablet maupun bahan tambahan yang diperlukan untuk pembuatan sediaan tablet
meliputi nama dan takaran bahan yang dimana penentuan bahan harus melewati
proses studi praformulasi.
Cara mempersiapkan formula tablet:
a. Dilakukan studi praformulasi terlebih dahulu yang merupakan tahap awal dalam
rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika
kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan
suatu bentuk sediaan farmasi.
b. Selanjutnya dilakukan kegiatan merancang komposisi bahan aktif dan bahan
tambahan yang diperlukan untuk membuat sediaan tablet.
2. Sebutkan dan jelaskan penggolongan tablet?
Jawab :
Penggolongan tablet dibagi menjadi empat jenis, antara lain: tablet kempa, tablet
kunyah, tablet salut dan tablet effervescent.
a. Tablet kempa
Merupakan tablet kompresi dibuat dengan sekali tekan menjadi berbagai bentuk
tablet dan ukuran, umumnya di dalam bahan obatnya ditambahkan sejumlah
bahan eksipien lainnya.
b. Tablet kunyah
Merupakan tablet yang segera hancur Ketika dikunyah atau dibiarkan melarut di
dalam mulut, menghasilkan dasar seperti krim dari mannitol yang berasa dan
berwarna khusus.
c. Tablet salut
Tablet salut dibagi dalam beberapa jenis, diantaranya adalah tablet salut gula,
tablet salut kompres ganda, tablet salut selaput, dan tablet salut enterik.
1. Tablet salut gula merupakan tablet kompresi yang dilapisi gula baik berwarna
ataupun tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan.
Tujuan penyalutan adalah untuk memberi rasa atau untuk menghindari
gangguan dalam penggunaan akibat rasa dan bau bahan obat, melindungi dari
udara dan kelembaban.
2. Tablet salut kompres ganda merupakan tablet kompresi yang dilakukan
penekanan lebih dari satu kali. Hasilnya berupa tablet dengan beberapa lapisan
atau tablet di dalam tablet, lapisan luar disebut dengan kulit dan bagian
dalamnya menjadi inti tablet.
3. Tablet salut selaput merupakan tablet kompresi yang dilapisi dengan selaput
tipis dari polimer yang larut maupun tidak larut dalam air maupun membentuk
lapisan yang meliputi tablet. Selaput ini pecah dalam saluran lambung-usus.
4. Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak larut
dalam lambung melainkan di usus. Teknik ini bertujuan untuk mengamankan
atau menjaga bahan obat yang akan rusak Ketika berada di dalam lambung,
mengiritasi mukosa lambung atau bila melewati lambung akan menambah
absorbsi obat di usus halus sampai jumlah yang berarti.
d. Tablet effervescent
Tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang di dalamnya
dicampurkan garam effervescent atau bahan lain yang ketika bercampur dengan
air akan menghasilkan gas.
3. Apa yang dimaksud dengan granulasi, jelaskan ada berapa macam metode granulasi.
Jawab :
Granulasi adalah proses pembesaran ukuran partikel individual atau campuran serbuk
untuk menghasilkan campuran obat dan eksipien dalam bentuk granul yang lebih
besar dan lebih kuat daripada ukuran awal.
Macam-macam metode granulasi :
1. Granulasi basah
Metode granulasi basah sering digunakan apabila zat aktif yang digunakan dalam
formulasi bersifat tahan lembap dan panas, serta memiliki sifat alir dan
kompresibilitas yang relatif buruk. Tujuan dari pembuatan tablet dengan
menggunakan metode granulasi basah yaitu agar dapat meningkatkan sifat alir dan
atau kemampuan kempa yang dilakukan dengan cara mencampur zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan penambahan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehingga didapatkan massa cetak yang lembap yang
dapat digranulasi dan menghasilkan tablet yang tidak rapuh.
2. Granulasi kering
Metode granulasi kering sering digunakan apabila zat aktif yang digunakan dalam
formulasi bersifat termolabil atau sensitif terhadap lembap dan panas, serta
memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang relatif buruk. Pembuatan tablet
dengan metode granulasi kering bertujuan untuk dapat meningkatkan sifat alir dan
atau kemampuan kempa massa cetak tablet. Metode granulasi kering dilakukan
dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet
besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan granulasi
kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembapan dalam proses granulasi
sehingga cocok untuk zat aktif dan eksipien yang sensitif terhadap panas dan
lembap. Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering juga dapat dilakukan
dengan meletakkan massa cetak serbuk diantara mesin rol yang dijalankan secara
hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis, selanjutnya diayak atau
digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan.
3. Kempa langsung
Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi.
Pembuatan tablet dengan metode ini memerlukan eksipien yang memungkinkan
untuk pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini
terdiri dari zat berbentuk fisik khusus seperti laktosa, sukrosa, dekstrosa, atau
selulosa yang mempunyai sifat aliran dan kemampuan kempa yang diinginkan.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah
selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yang dapat
dikempa dan beberapa bentuk pati termodifikasi. Metode kempa langsung
menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah dan granulasi
kering. Walaupun demikian sifat fisik masingmasing bahan pengisi merupakan hal
kritis, perubahan sedikit dapat mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi
tidak sesuai untuk dikempa langsung. Kempa langsung merupakan metode paling
mudah dan murah karena pembuatannya dapat menggunakan peralatan cetak
tablet konvensional, bahan tambahan yang digunakan umumnya mudah didapat,
dan prosedur kerja yang singkat. Namun metode kempa langsung terbatas pada
obat dengan dosis kecil dan massa cetak harus memiliki sifat alir yang baik.
4. Bagaimana cara mengevaluasi granul, jelaskan.
Jawab :
Beberapa uji dilakukan untuk pemeriksaan granul :
1. Penetapan kandungan lembab/Kadar air granul.
Ditimbang seksama lebih kurang 5 gram granul, lalu dimasukkan ke dalam alat
Moisture balance lalu dicatat hasilnya. Syarat kandungan lembab 3-5 %.
2. Penetapan sifat alir (Fluiditas).
Ditimbang 100 gram granul kering, dimasukkan ke dalam corong yg bagian
bawahnya dapat dibuka dan ditutup, kemudian bagian bawah corong dialasi
dengan kertas grafik. Tutup bagian bawah corong lalu dibuka dengan cepat
(siapkan stopwatch), dihidupkan secara bersamaan, dicatat berapa lama waktu
yang dibutuhkan seluruh granul tersebut untuk mengalir dan dihitung sudut
diamnya. Satuan sifat alir = g/detik.
3. Sifat Kompresibilitas (kemampatan).
Nama alat : joulting volumenometer
Sejumlah granul dimaukkan kedalam gelas ukur, dicatat volumenya (Vo), dihitung
kerapatan granul/serbuk mula-mula (Vo), lalu dilakukan pengetukan seperti tidak
tejadi pengurangan volume lagi. Dicatat volume setelah pengetukan (Vt) dan
dihitung % kompresibilitasnya.
Tabel hubungan % kompresibilits dengan waktu alir

Kompresibilitas % Waktu alir


5-15 Baik sekali
12-16 Baik
18-21 Agak baik
25-32 Buruk
33-38 Buruk sekali
>40 Amat buruk

4. Distribusi ukuran partikel/granul.


Penetapan distribusi partikel ditentukan dengan metode ayakan bertingkat
(Sieving).
Ditimbang 25-100 gram granul dimasukkan pada ayakan bertingkat dengan nomor
ayakan tertentu yang mempunyai penampung dan tutup yang sesuai.
Pengayak digetarkan dengan arah putaran horizontal dan ketukan secara vertikal
pada permukaan selama 20 menit. Ditetapkan jumlah presentase sisa yang
tertinggal pada setiap ayakan dengan ditimbang.
Granul sebaiknya memiliki distribusi ukuran partikel yang sempit dan tidak lebih
dari 10% mengandung komponen berbentuk serbuk. Cari di FI ed V tentang No
ayakan dan diameter ayakan.
5. Bagaimana cara mengevaluasi tablet, jelaskan.
Jawab :
Evaluasi tablet
1. Uji Keseragaman ukuran.
Diambil secara acak sebanyak 10 tablet, diukur ketebalan dan diameternya dengan
jangka sorong. Kecuali dinyatakan lain , diameter tidak lebih 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
2. Keseragaman bobot.
Timbang 30 tablet, kemudian hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu persatu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan
dikolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.
Lihat pada tabel penyimpangan bobot rata-rata tablet pada FI ed V tahun 2014.
3. Uji Kekerasan tablet.
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan mengambil 10 tablet dan tentukan
kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet Hardness tester.
Kekerasan yang baik antara 10-20 kg/cm2
4. Uji Kerapuhan tablet.
Tablet yang diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibersihkan dari debunya dan
ditimbang seksama. Tablet tsb dimasukkan ke dalam alat friabilator, diputar
sebanyak 25 putaran selama 4 menit. Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat,
bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama. Hitung prersentase kehilangan
bobot sebelum dan sesudah perlakuan. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak
boleh lebih dari 1%. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin
besar massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi mempengaruhi
konsentrasi/kdar zat aktif yang masih terdapat pada tablet.
5. Uji Waktu hancur tablet.
Tablet yang akan diuji sebanyak 6 tablet dimasukkan dalam tiap tube/tabung dari
keranjang ditutup dengan penutup/cakram. Kemudian alat disintegrator
dijalankan, Dinaik turunkan keranjang tersebut dalam medium air dengan suhu
370 C.
Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling akhir hancur.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit,
untuk tablet salut gula dan salut non enterik kurang dari 30 menit, sementara
untuk tablet salut enterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit dalam medium
asam dan harus segera hancur dalam medium basa.
6. Uji Disolusi
Disolusi adalah proses suatu zat solid memasuki pelarut untuk menghasilkan suatu
larutan. Pentingnya laju disolusi zat aktif dari sediaannya pada manfaat klinis.
Sifat bentuk sediaan sangat penting adalah konstribusinya pada laju dan besarnya
ketersediaan zat aktif (obat) dalam tubuh.
Kegunaan uji disolusi:
a. Untuk mengakomodasi kebutuhan nyata guna memenuhi persyaratan resmi
untuk sediaan yang tertera dalam Farmakope.
b. Merupakan suatu prosedure pengendalian mutu tetap dalam praktik
manufaktur obat yang baik (CPOB).
c. Berguna dalam tahap awal pengembangan zat aktif dan formulasi. Dan untuk
mengoptimasi karakteristik zat aktif.
d. Bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa kecepatan suatu zat aktif
terlarut dari bentuk sediaan yang utuh berada dalam sirkulasi sistemik.
e. Memberikan sarana untuk mengevaluasi parameter ketersediaan hayati yang
memadai dan memberi informasi untuk formulator dalam pengembangan
bentuk sediaan yang mempunyai daya terapi yang optimal.
Kriteria sediaan tablet yang diuji dan tidak diuji disolusi.
Menurut FI ed.4 suatu sediaan tablet diuji disolusinys jika dinyatakan dalam
monografinya. Berarti prosedur dan persyaratan uji disolusi hanya berlaku
untuk sediaan tablet yang tertera dalam monografi tersebut.
Sediaan tablet yang tidak tertera dalam FI ed 4 tentu saja dapat diuji disolusi
dengan prosedure dan persyaratan yang ditetapkan sendiri oleh pabriknya.
Tablet kunyah tidak diuji disolusinya sebab harus dikunyah sebelum ditelan.
Metode uji disolusi.
Banyak metode untuk menetapkan laju disolusi zat aktif dari sediaannya.
Berdasarkan FI ed IV , ada 2 metode yaitu metode basket dan metoda dayung,
sedangkan berdasarkan FI ed V, ada 4 metode yaitu metode basket, dayung,
silinder kaca bolak balik dan sel yang dapat dialiri.
Alat utama yang digunakan untuk penetapan laju disolusi zat aktif dari
sediaannya terdiri atas 2 jenis Yaitu:
1. Alat pendisolusi zat aktif, adalah alat untuk melepaskan dan melarutkan
zat aktif dalam media. Alat ini disebut alat uji disolusi.
2. Alat untuk menganalisa konsentrasi zat aktif dalam sampel media disolusi
yang diambil sampelnya pada beberapa titik waktu yang telah ditetapkan
atau pada satu titik waktu seperti uji disolusi. Alat analisis yang digunakan
adalah spektrofotometer, spektroflluorometer atau HPLC.
6. Apa yang dimaksud dengan bahan tambahan/eksipien, sebutkan dan jelaskan dengan
lengkap.
Jawab :
Bahan tambahan/eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam
formulasi suatu sediaan untu berbagai tujuan dan fungsi. Eksipien mempunyai
peranan yang penting dalam formulasi tablet karena tidak ada satupun zat aktif yang
dapat langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien.
1. Bahan Pengisi (Filler)
Bahan pengisi diperlukan pada sediaan padat khususnya tablet, yang berfungsi
untuk meningkatkan atau memperoleh massa agar mencukupi jumlah massa
campuran sehingga dapat dikompresi/dicetak. Selain itu, bahan pengisi pada
kapsul berfungsi untuk mengisi kapsul yang digunakan. Bahan pengisi juga
berfungsi untuk menetapkan berat sediaan yang akan diproduksi, dan
memperbaiki laju alir massa sehingga mudah dikempa.
Pemilihan bahan pengisi harus mempertimbangkan syarat-syarat eksipien yang
meliputi inert, stabil secara fisik dan kimia, bebas dari mikroba perusak dan
pathogen, mendukng bioavailabilitas, tersedia dalam perdagangan dan harga
relatif murah.
2. Bahan Pengikat (Binder)
Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan
tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel
eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah
pencetakan. Bahan pengikat tidak boleh menghalangi disintegrasi tablet maupun
pelepasan zat aktif untuk diabsorbsi. Bahan ini dapat ditambahkan dalam bentuk
kering, pasta (mucilago), cairan atau larutan.
Penggunaan binder dalam jumlah yang tidak sesuai akan mengakibatkan berbagai
permasalahan, jika jumlahnya kurang dalam tablet akan menyebabkan capping,
lamination, sticking, picking dan filming. Namun bila penggunaannya berlebihan
dapat meningkatkan kekerasan tablet yang mengakibatkan tablet sukar hancur.
3. Bahan Penghancur (Disintegrant)
Disintegran merupakan eksipien yang berfungsi untuk memfasilitasi hancurnya
tablet ketika terjadi kontak dalam saluran cerna. Disintegran bekerja dengan
menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi
bagian-bagian kecil.
Ada beberapa mekanisme aksi disintegran, yaitu:

a. Swelling: Masuknya air ke dalam tablet menyebabkan disintegrant


mengembang dan tekanan diseluruh bagian tablet mengakibatkan ikatan
partikel dalam tablet akan pecah. Sejumlah disintegrant akan mengembang
hingga derajat tertentu, tetapi swelling atau mengembang bukanlah
menkanisme tunggal dari sebuah disintegrant.
b. Heat of Wetting: disintegran bila terbasahi air atau kelembaban menimbulkan
panas akibat reaksi. Panas menyebabkan udara yang terperangkap dalam tablet
bergerak memperbesar volume yang menimbulkan desakan berupa tekanan
pada granul sehingga tablet menjadi pecah/hancur.
c. Deformation Recovery: Partikel disintegrant akan berubah bentuk saat
dikempa menjadi tablet. Pada saat ada kelembapan, partikel disintegrant akan
kembali ke bentuk semula, sehingga akan merubah bentuk (deformasi) dari
tablet, sehingga tablet pecah.
d. Repulsion Theory: masuknya air secara kapiler ke dalam tablet menyebabkan
rusaknya ikatan hydrogen sehingga ikatan adhesif berkurang diikuti dengan
bertambahnya sifat kohesif intrapartikel. Keadaan ini menyebabkan partikel-
partikel tang berlainan saling tolak menolak dan tablet menjadi hancur.
e. Water Wicking: masuknya air ke dalam tablet diikuti dengan pembentukan
lorong-lorong seperti rajutan atau anyaman di dalam tablet. Air yang terus
bergerak membentuk lorong yang lebih besar sehingga dinding lorong tersebut
terkikis. Keadaan ini menyebabkan tablet menjadi rapuh dan hancur.
4. Bahan Pelicin (Lubrikan)
Suatu pelincir diharapkan dapat mengurnagi gesekan antara dinding tablet dengan
dinding die pada saat tablet akan ditekan ke luar. Mekanisme pelincir ada 2 jenis,
yaitu:

1. Pelincir dengan cairan, karena adanya dua permukaan tampak terpisah


menjadi lapisan yang dibatasi oleh cairan yang merupakan fase kontinu (cairan
lubrikan).

2. Pelincir dengan pelapisan, dihasilkan oleh sifat menempel pada gugus polar
molekul dengan karbon rantai panjang pada permukaan logam dinding dies.
Pemberian lubrikan harus sesuai jumlahnya. Kekurangan lubrikan yang relatif
banyak dapat menyebabkan tablet mengalami goresan pada tepinya, sehingga
kurang halus dan dapat menyebabkan fraktur/pecah pada bagian atas. Kelebihan
lubrikan dapat menyebabkan tablet pecah berkeping-keping saat dikeluarkan.
5. Antilekat (Anti-adherent)
Antilekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi bubuk dan granul
pada permukaan punch atau dinding die. Antilekat yang efisien untuk permukaan
punch namun tidak larut air adalah DL-leusin.
6. Bahan Pelicin (Glidant)
Pelicin bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan
mengurangi gesekan di antara partikel-partikel.glidan cenderung mengurangi
adhesivitas, sehingga mengurangi gesekan antar partikulat dari sistem secara
menyeluruh. Seperti lubrikan, glidan diperlukan pada permukaan partikel
sehingga harus dalam keadaan halus dan secara tepat dimasukkan ke dalam
campuran massa tablet.
Penggunaan glidan yang terlalu sedikit akan mengakibatkan sticking, yang
ditunjukkan oleh permukaan tablet menjadi lembab. Tahap awal
dari sticking biasanya adalah filming pada permukaan punch. Kondisi yang lebih
parah dari sticking yaitu picking, terjadi ketika bagian permukaan tablet terangkat
atau keluar dan menempel pada permukaan punch.
7. Apa keuntungan dan kerugian dari granulasi basah, kering dan kempa langsung.
Jawab :
Keuntungan dan kerugian granulasi basah

No Keuntungan Kerugian
1. Dapat digunakan untuk bahan zat Tidak dapat digunakan untuk bahan
aktif dan eksipien yang tahan panas zat aktif yang sensitif terhadap panas
dan lembap dan lembap
2. Mengurangi segregasi komponen Membutuhkan peralatan, area
penyusun tablet yang homogen produksi, personil dan validasi proses
selama proses pencampuran yang lebih banyak
3. Meningkatkan kohesifitas dan Memerlukan waktu lebih lama karena
kompresibilitas serbuk massa cetak tahapan prosesnya yang cukup
tablet panjang
4. Cocok digunakan untuk zat aktif dan Meningkatkan biaya produksi
eksipien dengan sifat aliran dan
kompresibilitas yang buruk
5. Cocok digunakan untuk sediaan Kemungkinan terjadi kontaminasi
dengan kandungan zat aktif yang atau kontaminasi silang lebih besar di
besar (>100mg) bandingkan dengan metode kempa
langsung
6. Meminimalkan variasi yang mungkin Dapat menurunkan kecepatan disolusi
terjadi antar bets jika tidak diformulasikan dengan tepat

Keuntungan dan kerugian granulasi kering

No Keuntungan Kerugian
.
1. Dapat digunakan untuk zat aktif dan Diperlukan mesin khusus untuk
eksipien yang sensitif terhadap panas slugging
dan lembap
2. Peralatan yang dibutuhkan lebih Distribusi zat warna kurang
sedikit dibanding granulasi basah homogeny
3. Tidak perlu pemanasan atau Proses banyak menghasilkan debu
pelarutan terlebih dahulu terhadap sehingga meningkatkan terjadinya
massa cetak kontaminasi atau kontaminasi silang
4. Dapat digunakan untuk bahan aktif Segregasi komponen penyusun tablet
dan eksipien dengan sifat alir dan dapat terjadi setelah proses
kompresibiltas buruk dan dosis pencampuran
tinggi dalam sediaan (>100mg)

Keuntungan dan kerugian metode kempa langsung

No Keuntungan Kerugian
.
1. Dapat digunakan untuk zat aktif Rentan terjadi pemisahan saat
yang sensitif terhadap kelembapan pengempaan, karena perbedaan
dan tidak tahan panas densitas antara zat aktif dengan
eksipien
2. Meminimalkan perubahan profil Hanya terdapat 30-40% zat aktif yang
disolusi dapat dibuat dengan metode kempa
langsung
3. Cocok untuk sediaan dengan Bahan zat aktif dan eksipien dengan
kandungan zat aktif rendah sifat alir buruk sulit untuk dapat
(<100mg) dibuat dengan metode kempa
langsung
4. Proses produksi lebih sederhana, Bahan zat aktif dan eksipien dengan
singkat dan cepat. kompresibilitas buruk sulit untuk
dapat dibuat dengan metode kempa
langsung
5. Meminimalkan kemungkinan Perlu pengendalian dan pengontrolan
terjadinya kontaminasi atau lebih dalam penentuan kriteria
kontaminasi silang penerimaan kualitas bahan baku untuk
memastikan keseragaman bets
8. Apa yang disebut dengan zat warna, sebutkan dan jelaskan jenis-jenis zat warna, beri
contoh masing-masing 2 buah.
Jawab :
Zat pewarna merupakan suatu bahan kimia baik alami maupun sintetik yang
memberikan warna. Berdasarkan sumbernya, zat pewarna untuk makanan dapat
diklasifikasikan menjadi pewarna alami dan sintetik.
1. Pewarna alami yaitu zat warna yang diperoleh dari hewan seperti : warna merah
muda pada flamingo dan ikan salem sedangkan dari tumbuh-tumbuhan seperti:
karamel, coklat dan daun suji.
2. Pewarna buatan sering juga disebut dengan zat warna sintetik. Proses pembuatan
zat warna sintetik ini biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam
nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang
bersifat racun contoh zat warna sintetik warna kuning berasal dari Quineline
Yellow dan warna merah berasal dari Carmoisinse.
9. Ada berapa macam mesin tablet, dan sebutkan bagian-bagian dari mesin tablet berikut
fungsinya.
Jawab :
Ada berbagai macam jenis mesin tablet:
1. Jenis Rotary (jumlah punch puluhan/ratusan) biasanya utk pabrik/ industri
farmasi.
2. Jenis single punch, mesin tablet sederhana yang hanya memiliki satu set matras
pengempa.

Tablet di buat dengan jalan mengempa campuran zat aktiv dan eksipien, baik yang
dibuat menjadi granul terlebih dahulu maupun tidak, pada mesin pencetak tablet.
Secara umum komponen dasar mesin pencetak tablet adalah sebagai berikut :

1. Hopper, tempat untuk menyimpan granul dan yang mengalirkan granul untuk di
kempa
2. Die, tempat granul akan di cetak, menentukan ukuran dan bentuk tablet
3. Punch atas, alat untuk mengempa granul yang telah brada di die
4. Punch bawah, alat untuk mengeluarkan tablet yang tlah di cetak.

Tahapan-tahapan dalam proses pencetakan

Tahap 1. Pengisian die dengan granul


Serbuk atau granul2 dialirkan dri hopper masuk kedalam DIE (aliran sesuai
grafitasi). Volume granul ditentukan oleh posisi punch bawah dan lempeng die.

Tahap 2. Pencetakan Granul

Pada tahap ini, Hopper akan kembali pada tempatnya dan punch atas akan turun
mengempa granul menjadi tablet. Selama tahapan ini ada beberapa tahapan yang
terjadi sehinggqa granul menjadi tablet;

1. Penyusunan ulang dari struktur granul. Ketika Punch atas mengempa granul
maka distribusi granul akan tersusun ulang diantara punch atas dan punch
bawah.
2. Perubahan Bentuk granul dan pembentukan ikatan. Pada tahap ini akan terjadi
perubahan bentuk granul krena penekanan, pada awalnya terjadi deformasi
elastis kemudian plastik.
3. Pembentukan ikatan intergranul. Hasil dari penekanan, granul termampatkan
dan terjadi ikatan antar granul sehingga menjadi tablet.

Tahap 3. Pengeluaran Tablet

Setelah Tablet dikempa, punch atas akan kembali ke aslinya kemudian punch
bawah akan bergerak keatas membawa tablet sejajar dengan die. Setelah itu
hopper akan bergerak untuk mengisi granul kedalam die sehingga tablet akan
tergeser oleh hopper.

Ada dua tipe mesin pencetak tablet yaitu pencetak tunggal dan pencetak ganda
berputar. Proses mesin pencetak tunggal sama persis seperti diatas.
Pencetak ganda berputar, umumnya digunakan untuk produksi besar, kapasitas
produksi bisa sampai 10.000 tablet permenit. Seperti Mesin pencetak tunggal
tablet dimampatkan diantara punch atas dan bawah, akan tetapi prosesnya sedikit
berbeda. Pada Pencetak ganda berputar disusun dalam 1 rangkaian punch atas dan
punch bawah (sampai 60 permesin) yang ditempatkan dalam lingkaran die yang
dapat berputar. Kedua Punch digerakkan (baik diturunkan dan di naikkan) oleh
gerakan Roller atas dan Roller bawah.

10. Masalah apa yang sering terjadi pada proses granulasi dan proses pembuatan tablet.
Jawab :
Masalah dalam proses pembuatan tablet secara umum dapat disebabkan karena
masalah dalam formulasi atau karena masalah dalam pengaturan peralatan dan atau
keduanya. Dengan demikian masalah umum dalam proses pembuatan tablet dapat
diklasifikasi sebagai berikut:
1. Kecacatan tablet terkait dengan proses pengempaan tablet:
Capping : pemisahan sebagian atau seluruh mahkota atas atau bawah tablet dari
badan utama tablet karena adanya udara yang terjebak dalam massa cetak.
Lamination : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih, lapisan terpisah
secara horizontal karena adanya udara yang terjebak dalam massa cetak.
Cracking : Retak kecil dan halus yang diamati pada permukaan tengah atas dan
bawah tablet, atau sangat jarang pada dinding samping tablet.
2. Kecacatan tablet yang dipengaruhi oleh eksipien:
Chipping : rusaknya bagian tepi tablet, karena butiran tepi yang sangat kering.
Sticking : bahan massa cetak tablet menempel pada dinding cetakan die. Karena
massa cetak lengket dan sebagian besar disebabkan oleh kelembapan berlebih
pada tahap granulasi.
Picking : perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaan punch.
Binding : massa cetak yang akan dikempa melekat pada dinding ruang cetak pada
saat proses ejection karena massa cetak yang tidak kering atau kurangnya
pemberian lubrikan.
3. Kecacatan tablet yang dipergaruhi oleh lebih dari satu faktor :
Mottling : keadaan dimana distribusi warna yang tidak merata pada tablet, dengan
terdapatnya bagian bintik-bintik terang atau gelap menonjol pada permukaan yang
seragam.
4. Kecacatan tablet terkait dengan pengaruh mesin :
Double Impression : merupakan suatu kesan ganda pada permukaan tablet yang
dibuat dengan punch yang berlogo, hal ini terjadi karena adanya gerakan punch
yang tidak terkontrol setelah pengempaan.

Anda mungkin juga menyukai