Pendahuluan
Berdasarkan bentuk sediaannya, obat dibagi menjadi 4 kelompok
1. Bentuk sediaan padat
Serbuk
Tablet
Kapsul
Kaplet
pil
2. Bentuk sediaan cair
Larutan
Suspensi
Emulsi
3. Bentuk semisolid
Salep
Krim
Jel
Pasta
4. Bentuk sediaan khusus
Injeksi
Ovula
Supositoria
Aerosol
Sediaan transdermal
Formulasi dapat diartikan sebagai rancangan bahan – bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
sediaan obat. Rancangan suatu bentuk sediaan yang tepat memerlukan pertimbangan karakteristik fisika,
kimia dan bilogis dari semua bahan – bahan yang akan digunakan. Bahan aktif dan bahan tambahan
harus tercampur satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan produk obat yang stabil, manjur,
menarik, mudah dibuat dan aman. Produk harus dibuat di bawah kontrol kwalitas yang baik sehingga
memberikan efek terapi optimal.
Definisi Tablet
Menurut FI ed III, tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, ke dua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pelican, zat pembasah, atau zat lain yang cocok
Sedangkan menurut FI ed IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi.
Namun jika mengikuti perkembang zaman, bentuk tablet sudah semakin beragam sehingga
definisi tablet yang berbentuk tabung sudah tidak dapat dipakai lagi.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh sediaan tablet adalah sebagai berikut
1. Tablet harus cukup kuat, tahan terhadap abrasi dan tahan benturan ( uji kekerasan dan uji
keregasan )
2. Tablet harus seragam dalam bobot maupun kandungan zat aktif dari masing – masing tablet ( Uji
keseragaman bobot dan kandungan )
3. Bahan – bahan aktif yang terdapat dalam tablet harus memiliki biovaibilitas yang baik ( Uji waktu
hancur dan uji disolusi
4. Tablet memiliki tampilan yang menarik dan mempunyai bentuk, warna atau penanda lainnya yang
diperlukan untuk identifikasi produk
5. Tablet harus dapat mempertahankan sifat – sifat fungsionalmya termasuk stabilitas dan efek obat.
Klasifikasi Tablet
Tablet dapat berbeda -beda baik dalam bentuk, ukuran, berat, ketebalan, kekerasan, waktu hancur dan
lain – lain tergantung cara pemakaian dan metode pembuatannya, tetapi tablet pada umumnya dibuat
untuk pemakain oral.
Berdasarka bentuknya tablet dapat dibedakan atas :
1. Tablet berbentuk bulat
2. Tablet berbentuk oval
3. Tablet berbentuk segitiga
4. Tablet berbentuk silinder
5. Kaplet dan lain-lain
Granulasi dilakukan sebelum proses pencetakan terhadap sebagian bahan – bahan yang
digunakan untuk membuat tablet, kecuali cetak pada cetak langsung dengan menggunakan bahan –
bahan khusus yang telah diolah atau diberi perlakuan khusus sehingga mudah memenuhi persyaratan
granul tablet.
Granulasi melibatkan gaya tekan, gaya bentur, gaya gesek dan gaya geser. Pada proses
granulasi, luas permukaan total seluruh partikel serbuk berkurang, yang dikuti dengan penurunan daya
adhesi. Pada saat pencetakan berlangsung akan terjadi peningkatan gaya lekat masing – masing partikel
melalui gerigi yang terdapat pada permukaan butiran granul, dengan intersepsi tersebut catakan kecil
akan memperoleh kekompakannya.
Granulasi Kering
Metode granulasi kering memiliki keunggulan, yaitu dapat digunakan untuk pembuatan tablet
dengan bahan aktif yang tidak tahan pemanasan, tidak tahan lembab dan rusak jika berinteraksi dengan
air, seta bahan yang kompresibilitasnya kurang baik. Selain itu, tahap yang dilakukan lebih sedikit
dibanding dengan granulasi basah karena tidak terdapat tahap pengeringan granul dan pengukuran
kadar lembab. Sedangkan keterbatasan metode granulasi kering adalah zat aktif dan zat tambahan harus
memiliki sifat kohesi yang baik
Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi hingga
menjadi tablet basar ( slug ). Slug ini kemudian digiling dan diayak menjadi granul yang mempunyai laju
alir yang lebih baik serta ukuran partikel yang lebih seragam.
Tahapan – tahapan pembuatan tablet dengan metode granulasi kering terdiri atas :
1. Penghalusan masing – masing zat aktif dan zat tambahan
2. Penyampuran semua bahan sampai homogen ( kecuali glidan, lubrikan & penghancur luar )
3. Pencetakan massa no.2 menjadi tablet besar dan keras ( slugging )
4. Pengayakan dan pengadukan slug untuk mendapatkan bentuk granul yang daya alirnya lebih
seragam dari campuran awal
5. Penambahan lubrikan glidan dan penghancur luar, aduk homogen
6. pencetakan tablet
Granulasi Basah
Metode granulasi basah biasanya digunakan untuk zat aktif yang jumlahnya banyak dengan laju
alir yang buruk, tahan terhadap adanya air dan pemanasan. Keuntungan granulasi basah adalah
penanganan mekanis massa tablet lebih mudah untuk menghasilkan campuran yang baik, sifat aliran
meningkat, karena ukuran dan sperisitas meningkat, keseragaman densitas meningkat, mengurangi
kemungkinan udara terperangkap saat pencetakan tablet karena jumlah fines berkurang. Sedangkan
kekurangan granulasi basah adalah melibatkan banyak tahap pengerjaan, sehingga membutuhkan ruang
kerja, waktu dan peralatan yang lebih banyak, kemungkinan kehilangan bahan lebih besar karena
melekat pada alat, kemungkinan laju pelepasan obat lebih lama karena obat berada di dalam granul.
Mekanisme granulasi basah yaitu menciptakan ikatan antara partikel – partikel padat melalui
proses penggumpalan dengan penambahan pengikat basah yang diikuti pengeringan setelah massa
basah digranulasi terlebih dahulu.
Penambahan bahan pengikat pada metode granulasi basah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk
Bahan – bahan ( zat aktif, pengisi, penghancur dalam dan pengikat ) dicampurkan dalam keadaan
serbuk kering. Setelah bahan tercampur, bari ditambahkan pelarut yang sesuai sedikit demi sedikit
hingga serbuk memiliki kelembaban yang cukup. Penambahan pelarut tidak boleh berlebihan karena
massa akan dibentuk menjadi lembab ( bukan basah ). Kemudian dilakukan pembagian massa
dengan cara diayak untuk membentuk granul. Keringkan dalam oven pada suhu 40°C – 50 °C
dengan suplai udara. Selanjutnya diayak kembali untuk membebaskan butiran granul yang masih
melekat bersama setelah proses pengeringan. Dilanjutkan dengan pencampuran komponen luar
( penghancur luar, glidan dan lubrikan ), maka granul siap dicetak
2. Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk terlarut
Cairan pengikat dibuat dengan cara melarutkan serbuk pengikat dengan pelarut pengikat yang
sesuai. Bahan – bahan ( zat aktif, pengisi dan penghancur dalam ) dicampurkan dalam keadaan
serbuk kering. Ke dalam campuran serbuk ditambahkan pengikat yang sudah dalam keadaan terlarut.
Kemudian dilakukan pembagian massa dengan cara diayak untuk membentuk granul. Keringkan
dalam oven dan diayak kembali untuk membebaskan butiran granul yang masih melekat bersama
setelah proses pengeringan. Dilanjutkan dengan pencampuran komponen luar ( penghancur luar,
glidan dan lubrikan ), maka granul siap dicetak
Tahapan – tahapan pembuatan tablet dengan metode kempa langsung terdiri atas :
1. Penghalusan masing – masing zat aktif dan zat tambahan
2. Pencampuran semua bahan
3. Pencetakan tablet
TUGAS
Carilah dan download vidio tentang pembuatan granul, proses pembuatan tablet dengan
metode kempa langsung, metode granulasi basah dan metode granulasi kering.
3. Mottling
Mottling adalah penyebaran zat warna yang tidak merata pada permukaan tablet. Hal ini
mengakibatkan tampak adanya bercak pada permukaan tablet.
5. Binding
Binding yaitu kesulitan mdngeluarkan tablet, bahan yang di tablet melekat pada die ( diening )
sehingga sukar didorong keluar
6. Wiskering
Wiskering yaitu adanya misai yang tipis pada permukaan atas maupun permukaan bawah tablet
7. Variasi berat
Variasi berat yaitu tablet yang dihasilkan tidak memenuhi syarat keseragaman bobot
8. Variasi kekerasan
Variasi kekerasan tergantung dari berat dari materi dan jarak antara permukaan punch bawah dan
permukaan punch atas pada waktu pencetakan. Penyebab dan penyelesaian masalah variasi
kekerasan sama dengan variasi berat
9. Variasi kandungan
Variasi kandungan yaitu tablet yang dihasilkan tidak memenuhi syarat keseragaman kandungan.
Dilakukan jika kadar bahan aktif di bawah 50 mg atau jika perbandingan kadar bahan aktif dengan
bobot tablet lebih kecil dari pada 50%.
TUGAS
Carilah dan download gambar – gambar yang berhubungan dengan permasalahan yang
ditimbulkan dalam proses pembuatan tablet.